30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada semester 2 tahun pelajaran 2015/ 2016. 2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan. No 1.
Urutan Kegiatan Menyusun
Februari
Bulan Maret April
Mei
proposal PTK 2.
Pengumpulan data
dengan
melakukan tindakan: a. Siklus I b. Siklus II 3.
Analisis Data
4.
Menyusun Laporan Hasil Penelitian
3. Obyek Penelitian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Semester 2, dengan materi mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang.
30
31
4. Karakteristik Siswa Subyek penelitiannya yaitu siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 12 siswa perempuan dan 14 siswa laki- laki. Siswa kebanyakan berasal dari lingkungan sekitar sekolah yaitu Desa Regunung. Kondisi sosial ekonomi orang tua/ wali siswa sangat beragam. Pekerjaan orang tua/ wali siswa mayoritas menjadi buruh pabrik dan petani. Tetapi ada juga yang orang tuanya menjadi PNS, tukang ojek, dan pedagang. Rata- rata siswa kelas V SD Negeri Regunung 01 masih banyak yang mempunyai kendala dalam belajar khususnya mata pelajaran IPS. Kenyataanya hasil belajar mata pelajaran IPS banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri regunung 01.
3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan terikat (Y). Variabel bebas merupakan variabel yang diduga menjadi penyebab timbulnya variabel lain (Slameto, 2015:198). Variabel bebas ini erat kaitannya dengan guru saat mengajar, kondisi siswa dalam kelas, metode pembelajaran yang digunakan dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut nantinya akan mempengaruhi muncul atau tidaknya hasil belajar. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode pembelajaran mind mapping berbantuan media kertas lipat dan variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS. Metode pembelajaran mind mapping adalah suatu metode yang bisa meningkatkan pemahaman siswa melalui teknik mencatatnya yang menarik, tidak membosankan, sehingga diharapkan siswa memahami konsep- konsep materi IPS yang diberikan oleh guru. Dengan harapan siswa setelah paham, bisa mengerjakan tes yang diberikan dan hasil belajarnya meningkat.
32
Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas (Slameto, 2015:198). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Regunung 01.
3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan tipe individual, yaitu peneliti yang merancang rencana pembelajaran dan yang mempraktikkannya. PTK ini menggunakan model spiral yang dikemukakan oleh C. Kemmis dan Mc. Taggart dalam Sukardi (2013: 7). Rencana tindakan dilakukan dengan 2 siklus. Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan observasi, serta tahap refleksi. Penjelasan lebih rinci disajikan dalam gambar 3 berikut ini:
Gambar 3 Model spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart
33
Sumber: gambar model penelitian spiral Berikut adalah rincian penjelasan dari gambar tersebut: 1. Siklus 1 a. Tahap Perencanaan - Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang. - Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. - Menyusun lembar observasi. - Menyusun tes formatif. b. Tahap pelaksanaan dan observasi Tahap
pelaksanaan
atau
tindakan
penelitian
ini
adalah
mengimplementasikan RPP yang telah disusun. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Tahap pelaksanaan, meliputi: Kegiatan Awal Apersepsi dan Motivasi 1. Guru mengucapkan salam. 2. Guru mengajak
siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing. 3. Guru menyanyikan lagu wajib nasional “Indonesia Pusaka”. 4. Guru melakukan presensi kelas. 5. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk semangat belajar pada hari ini.
34
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu perjuangan melawan penjajah di Indonesia pada masa pendudukan Belanda.
Kegiatan Inti Eksplorasi 1.
Siswa mengamati tayangan video pendudukan Belanda di Indonesia.
2.
Siswa mengajukan pertanyaaan tentang tayangan video pendudukan Belanda di Indonesia.
3.
Siswa bersama guru bertanya jawab tentang pendudukan Belanda di Indonesia.
4.
Guru memberikan topik pembelajaran yaitu pendudukan Jepang di Indonesia.
5.
Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok.
Elaborasi 6.
Kelompok bersama guru menentukan kata kunci dari topik pembelajaran.
7.
Kelompok bersama guru menambahkan informasi dari setiap kata kunci.
8.
Kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
Konfirmasi 9.
Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
10.
Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan pendudukan Belanda dan akibatnya di Indonesia.
Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan soal evaluasi dan merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk belajar pada kegiatan berikutnya.
35
2. Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.
3. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan permainan kertas lipat (cumi- cumian). Tahap observasi, meliputi: 1. Observer mengamati aktivitas guru dalam mengimplementasikan pembelajaran metode mind mapping pada mata pelajaran IPS. 2. Observer mencatat kegiatan atau perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran pada lembar observasi
yang telah
disediakan. c. Tahap refleksi Tahap refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada siklus 1 dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana pembelajaran pada siklus 2. 2. Siklus 2 Apabila pada siklus 1 belum berhasil mencapai indikator yang ditentukan, maka pada siklus 2 ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan yang terdapat dalam siklus 1. a. Tahap perencanaan Pada dasarnya perencanaannya sama dengan siklus 1, namun di dalam siklus 2 ini ditambahkan kegiatan yang bisa mengatasi masalah pada siklus 1 supaya hasil belajar siswa dapat meningkat. b. Tahap pelaksanaan dan observasi Tahap
pelaksanaan
atau
tindakan
penelitian
ini
adalah
mengimplementasikan RPP yang telah disusun. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan
36
inti dilakukan oleh guru kelas dan peneliti sebagai observer yang waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Pada dasarnya tetap masih sama, hanya ditambahkan tindakan atau kegiatan yang tepat atau alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran. Secara garis besar, pelaksanaan sebagai berikut : Kegiatan awal Apersepsi dan Motivasi 1. Guru mengucapkan salam. 2. Guru mengajak
siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing. 3. Guru menyanyikan lagu wajib nasional “Indonesia Pusaka”. 4. Guru melakukan presensi kelas. 5. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk semangat belajar pada hari ini. 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu perjuangan melawan penjajah di Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Siswa mengamati tayangan video pendudukan Jepang di Indonesia. 2. Siswa mengajukan pertanyaaan tentang tayangan video pendudukan Jepang di Indonesia. 3. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang pendudukan Jepang di Indonesia. 4. Guru memberikan topik pembelajaran yaitu pendudukan Jepang di Indonesia. 5. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok. Elaborasi
37
6. Kelompok bersama guru menentukan kata kunci dari topik pembelajaran. 7. Kelompok bersama guru menambahkan informasi dari setiap kata kunci. 8. Kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Konfirmasi 9. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. 10. Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan pendudukan Jepang dan akibatnya di Indonesia. Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan soal evaluasi dan merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk belajar pada kegiatan berikutnya. 2. Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang halhal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.
3. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan permainan kertas lipat (cumi- cumian). Perbaikan dari siklus 1 adalah lebih kepada kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran seperti kesiapan alat tulis, kemudian alokasi waktu lebih dipanjangkan pada kegiatan yang dilakukan berkelompok. c. Tahap refleksi Refleksi dalam siklus 2 ini dilakukan sama seperti pada siklus 1. Tahap refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam siklus 2 ini.
38
3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari skor tes formatif, dan data kualitatif yaitu, data yang diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas siswa dan implementasi RPP. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes, lembar observasi, dan dokumentasi. 1) Tes yaitu dengan mengerjakan soal tes formatif yang dilaksanakann setiap akhir siklus, yang kemudian dikoreksi dan dianalis untuk mengetahui hasil belajar terutama ranah kognitif yang dicapai oleh siswa. 2) Lembar observasi untuk mencatat kegiatan atau aktivitas siswa yang berlangsung selama proses pembelajaran. Selain itu, lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keefektifan metode pembelajaran mind mapping dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Dokumentasi
digunakan
untuk
memperkuat
data
observasi
dengan
mengabadikan kegiatan berupa foto yang menggambar situasi pembelajaran. Selain itu juga dokumen yang berupa catatan- catatan (arsip). Arsip- arsip itu seperti perencanaan pembelajaran dan hasil pekerjaan siswa dalam penelitian. Dokumentasi ini dilakukan sebelum tindakan yang berupa hasil pengamatan sebelum siklus dan selama proses belajar mengajar.
3.5 Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa sesuai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70,00. Dan dicapai minimal 70% dari seluruh siswa.
39
3.6 Analisis Data Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif atau data yang berupa angka pada pelaksanaan penelitian ini adalah nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus 1, dan nilai tes siklus 2. Sedangkan data kualitatifnya adalah hasil observasi aktivitas siswa dan implementasi RPP. Analisis data menggunakan teknik deskripstif komparatif yaitu mengolah data yang terkumpul
mulai
membandingkannya
dari
sehingga
prasiklus, tampak
siklus
1,
siklus
peningkatan
atau
2,
kemudian
keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakan.
3.7 Uji Prasyarat Dalam menganalisis butir soal tes, peneliti menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Menurut Darmidi Hamid (2011: 84), validitas tes yaitu ketepatan mengukur apa yang seharusnya, sedangkan reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Sedangkan reliabilitas menurut Darmidi Hamid (2011: 87) adalah ketetapan atau keajegan alat penilaian tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Cara pengolahan data uji validitas dan reliabilitas dengan SPSS 16.0 for windows yaitu: Analyze
Scale
Reliability Analysis
Penelitian ini menggunakan teori Arikunto untuk menentukan batas harga korelasi. Menurut Soegiyono (2013:179) “bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”. Sedangkan reliabilitas menurut Azwar (2013:98) “jika suatu koefisien reliabilitas yang tingginya hanya 0,600 cuma menampakkan variasi eror semata”. Azwar juga menambahkan “sedangkan untuk tes yang digunakan di kelas oleh para guru hendaknya paling tidak memiliki koefisien reliabilitas 0,70 atau lebih”. Jadi dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen tes menggunakan teori Azwar, yaitu jika harga koefisien
40
reliabilitas (rxx) atau chronchobas alphas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Adapun hasil perhitungan validitas tes pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Soal Tes Pada Siklus 1 dan Siklus 2 Siklus
Soal yang Valid
Soal yang tidak
ke1
2
Indeks reliabel
Valid Pilihan Ganda
Pilihan Ganda
1, 5, 8, 9, 11, 14, 15, 16,
2, 3, 4, 6, 7, 10,
17, 18.
12, 13, 19, 20
Isian
Isian
1, 3, 4, 5
2
Uraian
Uraian
1, 2, 4, 5
3
Pilihan Ganda
Pilihan Ganda
5, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16,
1, 2, 3, 4, 6, 7,
17, 18, 19.
10, 13, 20.
Isian
Isian
1, 3, 4, 5
2,
Uraian
Uraian
1, 2, 4, 5
3
0.750
0,790
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam siklus 1 peneliti mengujikan 30 soal yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda, 5 soal isian, dan 5 soal uraian. Dari siklus 1 dan 2 indeks reliabelnya menunjukkan angka 0,750 dan 0,790. Ini menandakan
41
bahwa soal- soal yang diujikan sudah reliabel atau bisa diterima. Namun untuk kevalidannya ternyata tidak semua valid. Untuk soal pilihan ganda yang valid hanya 10 butir, soal isian yang valid hanya 4 butir, dan soal uraian yang valid hanya 4 butir. Sedangkan siklus 2 peneliti juga mengujikan 30 soal yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda, 5 soal isian, dan 5 soal uraian. Untuk soal bentuk pilihan ganda yang valid ada 11 butir, soal isian yang valid ada 4 butir, dan soal uraian yang valid ada 4 butir. Soal- soal lain yang tidak valid, ada yang peneliti buang dan ada juga yang peneliti ganti atau perbaiki dengan soal yang lain. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas lagi untuk soal yang berbentuk isian dan uraian. Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas soal tes bentuk isian dan uraian yang ke-2 : Tabel 3.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ke-2 Soal Tes Bentuk Isian dan Uraian Pada Siklus 1 dan Siklus 2 Siklus
Soal yang Valid
Soal yang tidak
ke1
2
Indeks reliabel
Valid Isian
Isian
1, 2, 3, 5, 6, 8
4, 7, 9, 10
Uraian
Uraian
1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10
2, 5
Isian
Isian
1, 2, 3, 5, 7, 9
4, 6, 8, 10
Uraian
Uraian
0,752
0,879
1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10 Dari tabel di atas dapat dilihat pada siklus 1 soal bentuk isian yang dinyatakan valid ada 7 butir dan soal bentuk uraian yang valid 9 butir. Pada siklus 2 dapat dilihat
42
soal berbentuk isian ada 6 butir sedangkan soal uraian valid semua. Indeks reliabel menunjukkan 0,752 dan 0,879 yang berarti bisa diterima karena sudah reliabel. Butir- butir soal yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di atas pada siklus 1 dan siklus 2 peneliti mengambil 10 butir soal pilihan ganda, 5 butir soal isian, dan 5 butir soal uraian. 3.8 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Untuk memperoleh soal yang baik selain dengan uji validitas dan reabilitas yaitu dengan penentuan proporsi dan kriteria soal yang masuk ke dalam kategori soal mudah, soal sedang atau soal sukar. Menurut Naniek Wardani, dkk (2012:338) bahwa “tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam indeks”. Uji taraf kesukaran dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows version 16.0. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Wardani Naniek dkk (2012:338): Tabel 3.3 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Rentang
Kriteria
0,00 – 0,25
Sukar
0,26 – 0,75
Sedang
0,76 – 1,00
Mudah
Tabel uji taraf kesukaran soal dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Dari uji kesukaran yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada uji kesukaran butir soal siklus I yang disesuaikan dengan data validitas soal dan mengacu dengan interprestasi tingkat kesukaran butir soal menurut Wardani Naniek dkk di atas bahwa untuk soal pilihan gandanya terdapat 10 soal yang valid, menunjukkan rentang angka > 0,75 yang artinya soal berkriteria mudah. Soal berbentuk isian yang terdapat 7 butir dinyatakan valid, menunjukkan kriteria mudah semua. Soal uraian yang 9 butir valid
43
menunjukkan I butir kategori mudah dan 8 kategori sukar. Dalam penelitian ini pada siklus 1 peneliti akan mengambil 10 soal pilihan ganda kategori mudah semua, 5 soal isian kategori mudah semua, dan 5 soal uraian kategori mudah 1 soal dan 4 soal lainnya kategori sukar. Sedangkan dari uji tingkat kesukaran pada butir soal siklus II dapat dilihat bahwa dari 12 soal yang valid bentuk pilihan ganda terdapat 1 soal berkategori sedang, dan lainnya kategori mudah, 6 soal yang valid bentuk isian dinyatakan kategori mudah semua, 10 soal valid bentuk uraian dinyatakan sukar semua.
2
Seperti halnya siklus I pengambilan soal untuk siklus II terdiri dari 10 soal pilihan ganda kategori sedang 1 soal dan lainnya kategori mudah, 5 soal isian yang berkategori mudah semua dan 5 soal uraian kategori sukar semua.