BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Suatu penelitian tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya dapat dikaji melalui 2 cara yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang tidak didesain atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik (Edi Subroto, 2007:5). Penelitian kali ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang deskriptif. Penulis mencatat dengan teliti dan cermat data yang terwujud kata-kata, kalimatkalimat, wacana, gambar-gambar atau foto, catatan harian, memorandum, videotipe. Dari data yang bersifat deskriptif itu peneliti melakukan analisis data untuk membuat generalisasi atau kesimpulan umum yang merupakan sistem atau kaidah yang bersifat mengatur atau gambar dari orang-orang yang dijadikan subjek penelitian. (Edi Subroto, 2007:8). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik yaitu pendekatan yang mendasarkan diri pada reaksi atau tanggapan menurut mitra bicara (Edi Subroto, 2007:65). Penulis menggunakan pendekatan pragmatik untuk menjawab permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dan juga untuk menginterpretasikan maksud tuturan yang diujarkan sehingga jelas maksudnya.
44
45
B. Data dan Sumber Data Sumber data adalah asal data diperoleh dan data sebagai obyek penelitian umum adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas) yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Edi Subroto, 2007:38). Sumber data dalam penelitian ini adalah papan-papan pengumuman dan papan informasi yang berada di tempat-tempat umum di wilayah Kodya Surakarta. Data sebagai objek penelitian umum adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas) yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Edi Subroto, 2007:38). Penelitian pragmatik kali ini, data yang digunakan adalah data tertulis pada papan pengumuman dan informasi berupa tuturan tertulis yang mengandung tindak tutur direktif dan kesantunan imperatif.
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian dari tahap penyediaan data. Data yang akan dianalisis harus diadakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan analisis. Dalam pengumpulan data peneliti melakukan dengan metode simak, serta menggunakan teknik catat, dan pustaka. Metode simak dilakukan dengan penyimakan tuturan pada papan pengumuman dan informasi yang berada di wilayah Surakarta. Ketika menyimak, penulis juga menggunakan teknik simak libat cakap, yakni penulis berpartisipasi dalam aktivitas tuturan pada papan pengumuman dan informasi yang berada di wilayah Surakarta.
46
Ada berbagai teknik untuk mengumpulkan data penelitian.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak yaitu, metode Sudaryanto (1993: 133) menyebutkan ada lima teknik pengumpulan data, yaitu teknik sadap, teknik simak, teknik simak bebas, teknik rekam, dan teknik catat. Pemerolehan data pada penelitian ini menggunakan sumberpustaka atau menggunakan sumbersumber tertulis. Penelitian demikian sering disebut penelitian pustaka, dan teknik pengumpulan datanya adalah teknik pustaka. ”Teknik pustaka pada dasarnya merupakan teknik pemerolehan data bersumber pada bahan tertulis yang dibatasi oleh maksud dan tujuan penelitian” (Edi Subroto, 2007:48). Teknik pustaka adalah mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber tertulis papan pengumuman dan informasi. Jenis penelitian kepustakaan akan lebih lengkap apabila menggunakan teknik simak dan catat sebagai teknik pengumpul datanya. ”Teknik simak dan catat adalah meangadakan penyimakan dan pencatatan terhadap data relevan yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian” (Edi Subroto, 2007:47). Data relevan yang digunakan untuk melengkapi teknik pustaka adalah konteks atau latar belakang yang digunakan ketika data itu dimunculkan sebagai tuturan lisan atau tertulis.
D. Teknik Klasifikasi Data Tahap
selanjutnya
setelah
proses
pengumpulan
data
adalah
pengklasifikasian data yang telah terkumpul. Pengklasifikasian data adalah pemberian arah atau tuntunan juga sekaligus memberikan isyarat-isyarat tahapan
47
yang akan dikerjakan berikutnya dan bagaimana tahapan berikutnya dikerjakan (Edi Subroto, 2007: 51). Klasifikasi data dilakukan untuk mengelompokan data sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari penelitian, dan berfungsi untuk mencocokan data dengan analisisnya.
Selanjutnya
sesuai
dengan
definisi
dari
klasifikasi
data,
pengklasifikasian data dapat mempermudah penulis untuk melakukan tahapan selanjutnya sesuai dengan pengklasifikasian data yang diperoleh. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dieri kote yang terdiri atas bentuknya yaitu nomor data, tindak tutur direktif (TTD) atau kesantunan imperatif (KSI), jenis tindak tutur direktif, tempat (konteks), tanggal,bulan, dan tahun data diperoleh. Berikut contoh pemberian nomor kode data: Contoh pemberian nomor kode data:
(1) Konteks Tuturan
:
Tuturan ini ditancapkan pada salah satu taman di area rumah sakit di wilayah Surakarta agar tidak menginjak tanaman yang ada di area rumah sakit Bentuk Tuturan
:
Dilarang duduk/ menginjak taman (TTD/ Melarang/ RS/ 23 Apr 2015/ 1) Keterangan : TTD
: tindak tutur direktif
Melarang
: jenis tindak tutur direktif
RS
: rumah sakit, tempat memperoleh data
48
23 Apr 2015 : waktu memperoleh data (tanggal, bulan, tahun) 1
: nomor urut data berdasarkan lokasi tuturan Data di atas termasuk dalam data tindak tutur direktif melarang. Oleh
karena itu pada kode diberi singkatan TTD yang berarti tindak tutur direktif. Tuturan tersebut juga diberikan kata ‘melarang’, karena masuk dalam jenis tindak tutur direktif larangan. Larangan yang dimaksudkan juga ditunjukan pada tuturan ‘dilarang duduk/ menginjak taman’.
(2) Konteks Tuturan
:
tuturan ini terdapat di pinggir jalan depan rumah Bentuk Tuturan
:
Mohon maaf. Awas. Dilarang parkir di depan pintu masuk
(MSS/ MKh/ jl/ 12 Juni 2015/ 20)
Keterangan
:
MSS
: Maksim Sopan Santun
MKh
: Maksim Kerendahan Hati
Jl
: Jalan, konteks data
12 Juni 2015
: Waktu memperoleh data (tanggal, bulan, tahun)
20
: Nomor urut data
49
E. Metode dan Teknik Analisis Data Penelitian ini diawali dengan penyediaan data berupa penggunaan bahasa dalam papan pengumuman dan informasi di wilayah Surakarta. Setelah data terkumpul agar lebih terfokus sesuai dengan permasalahan yang diteliti idlakukan pencatatan pada kartu data dan klasifikasi. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode padan. Metode padan menggunakan alat penentu di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13). Dalam penelitian ini alat penentunya adalah referen bahasa. Referen yang digunakan adalah konteks tuturan yang terdapat pada sekitar tuturan pada papan pengumuman dan informasi di wilayah Surakarta. Teknik analisis data dilakukan setelah data terkumpul dan diklasifikasikan. Menganalisis berarti “mengurai atau memilah-bedakan unsur-unsur yang membentuk satu satuan lingual, atau mengurai suatu satuan lingual ke dalam komponen-komponennya” (Edi Subroto, 2007: 59). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis caratujuan (means-end). Analisis cara-tujuan adalah penutur bertugas untuk menggunakan cara yang paling tepat agar tujuan tuturannya dapat tercapai dengan baik. Analisis cara-tujuan pada umumnya diterapkan pada penggunaan tuturan secara komunikatif. Menurut konteks ini istilah ‟tujuan‟ (goal) dan ‟maksud‟ (intention) menyiratkan makna ‟sadar‟ dan ‟sengaja‟ (Leech, edisi terjemahan oleh M. D. D. Oka, 1993: 55). Menurut analisis cara tujuan, konsep ‟tujuan‟ harus dapat diterapkan pada penggunaan tuturan secara phatic seperti pada basabasi bahasa, pada penghindaran kata-kata tabu dan sebagainya, maupun pada
50
penggunaan-penggunaan tuturan lainnya yang tujuan-tujuan penggunaannya tidak disadari oleh penuturnya, walaupun pola perilaku bahasanya jelas (Leech edisi terjemahan oleh M. D. D. Oka, 1993: 61). Kunjana Rahardi (2005) mengatakan bahwa analisis kontekstual adalah cara analisis data dengan mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan identitas konteks-konteks yang ada, Penutur mungkin mempunyai tujuan-tujuan lain yang bersaing atau berlawanan dengan tujuan-tujuan negatif. Agar tidak terjadi konflik, tujuan yang bersaing harus dipertemukan. Artinya tujuan yang mengandung perintah harus dapat dicapai dengan sopan/ santun. Dalam menganalisis data dengan menggunakan teknik
cara-tujuan, penulis telebih
dahulu menunjukan konteks tuturan. Konteks dalam pragmatik pada hakikatnya adalah segala latar belakang pengetahuan yang dapat dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur (I Dewa Putu Wijana, 1996: 16). Untuk menganalisis, tuturan akan dikaitkan dengan konteks yang ada. Tuturan kemudian akan diidentifikasi dengan menunjukan penanda lingualnya dan disebutkan siapa yang menuturkan,
kepada
siapa,
dan
apa
tujuannya.
Setelah
itu
penulis
mendeskripsikan tuturan yang telah diidentifikasi dengan diperkuat penanda lingual. F. Teknik Penyajian Analisis Data Sebagai tahap akhir dari penelitian ini adalah penyajian hasil analisis data. Teknik penyajian hasil analisis data disajikan dengan metode penyajian data secara formal dan informal. Penyajian hasil analisis data secara formal adalah penyajian
hasil
analisis
data
berupa
lambanglambang (Sudaryanto, 1993:145).
perumusan
dengan
tanda
dan
51
Adapun tanda yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya tanda kutip („…‟), (“…”), tanda tanya ( ? ), tanda seru ( ! ), tanda titik dua ( : ), tanda titik koma ( ; ), tanda hubung ( - ), tanda garis miring tunggal ( / ), tanda kurung biasa ((….)). Adapun lambang yang dimaksud di antaranya lambang huruf sebagai singkatan nama lambang sigma, dan berbagai diagram. Penyajian hasil analisis data secara informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:145). Dalam penyajian ini rumus-rumus atau kaidah-kaidah disampaikan dengan menggunakan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung dipahami.