BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Model Pengembangan Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian initermasuk
model penelitian pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2010:407) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan
produk
tertentu
dan
menguji
keefektifan
produk
tersebut.Penelitian ini dikatakan penelitian pengembangan karena menghasilkan sebuah media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial menggunakan macromedia director MX pada pokok bahasan prisma dan limas kelas VIII SMP di kemas dalam bentuk compact disc (CD) yang kemudian akan di uji validitas dan keefektifannya. Model pengembangan
yang digunakan oleh peneliti adalah
model
pengembangan ADDIE. Menurut Pribadi (2009:125) salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan – tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation.Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemtik.
40
41
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan media berdasarkan konsep ADDIE dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut.
Analyze Revisi
Implement
Revisi
Revisi
Evaluation
Developmen t
Design
Revisi
Gambar 3.1Tahap Pengembangan Model ADDIE (R.M. Barch, 2009:2) 3.2
Prosedur Pengembangan Berdasarkan model pengembangan yang diadopsi dari model ADDIE, adapun
prosedur dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 3.2.1
Analisis (Analysis) Untuk mengetahui kebutuhan yang mendasar, analisis ini dilakukan melalui
survei lapangan, khususnya pada mata pelajaran matematika, guna untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya penelitian pengembangan ini, terutama hal-hal mendasar yang erat hubungannya dengan pengembangan media pembelajaran ini.
42
Menurut Robert Maribe Branch (2009:24) langkah – langkah analisis: 1.
Validasi kesenjangan kinerja;
2.
Merumuskan tujuan instruksional;
3.
Mengidentifikasi karaktristik siswa;
4.
Mengidentifikasi sumber – sumber yang dibutuhkan;
5.
Menentukan strategi pembelajaran yang tepat;
6.
Menyusun rencana pengelolaan program/proyek.
3.2.1.1 Memvalidasi Kesenjangan Kerja Pribadi, (2011: 128) mengemukakan bahawa analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program atau perbaikan menejemen. Analisis kinerja yang dilakukan dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui dan mengklarifikasi masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran matematika materi pokok bangun ruang prisma dan limas. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran prisma dan limas adalah tidak adanya penggunaan media pembelajaran sebagai pendukung dalam proses pembelajaran matematika di kelas VIII SMP N 11 Kota Jambi. Selain itu tidak dimanfaatkannya laboratorium komputer secara maksimal di SMP N 11 Kota Jambi. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu disediakannya fasilitas media pembelajaran yang memadai, misalnya tersedianya media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial menggunakan macromedia director MX yang mengutamakan aktifitas belajar siswa secara mandiri dan tuntas.
43
3.2.1.2 Merumuskan Tujuan Instruksional Menurut Branch (2009: 33) menetapkan tujuan adalah untuk menghasilkan tujuan sesuatu yang merespon kesenjangan pelaksanaan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan. Merumuskan tujuan instruksional berdasarkan kesenjangan kinerja secara nyata dan tujuan yang diharapkan sehingga diambil suatu prioritas tindakan. Dalam hal ini penulis mengambil prioritas tindakan dengan mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis komputer dengan menggunakan model pembelajaran tutorial pada materi prisma dan limas dikelas VIII SMP 3.2.1.3 Analisis Karakteristik Siswa Analisis
karakteristik
siswa
meliputi
aktivitas
atau
prosedur
untuk
mengidentifikasi dan menentukan karakteristik siswa yang akan menempuh program pembelajaran yang didesain. Dalam hal ini penting sekali untuk mengetahui karakteristik siswa, terutama dalam hal kemampuan spasial yang mereka miliki.Selain itu, analisis karakteristik siswa bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal dari siswa. Analisis dapat dilakukan dengan proses mencari informasi kepada guru pengampu pembelajaran matematika dan wali kelas untuk mengetahui karakter siswa dan hasil belajar siswa. 3.2.1.4 Mengidentifikasikan Sumber Yang Dibutuhkan Branch (2009:43) tujuan dalam tahap ini adalah mengidentifikasi semua jenis sumber daya yang akan dibutuhkan. Ada empat jenis sumber daya yang harus diaudit:
44
1.
Sumber daya isi Sumber daya isi dalam penelitian ini meliputi buku guru dan buku siswa
matematika kelas VIII SMP 2.
Sumber daya teknologi Sumber daya teknologi yang tersedia di SMPN 11 Kota Jambi sudah terbilang
lengkap, karena di sekolah tersebut sudah tersedianya laboratorium komputer dengan jumlah komputer kurang lebih 40 buah. Namun penggunaan sumber daya teknologi dalam pelajaran matematika kurang maksimal karena tidak
adanya media
pembelajaran matematika yang di buat di sekolahan tersebut. Oleh karena itu harus terdapat alternatif tersedianya media pembelajaran berbantuan komputer. 3.
Fasilitas Intruksional Fasilitas instruksional pembelajaran meliputi kelas yang diperlukan dalam
proses penelitian dengan model ADDIE, siswa dan jadwal mata pelajaran matematika kelas VIII SMP N 11 Kota Jambi. 4.
Sumber daya Manusia Sumber daya manusia yang mempengaruhi desain, pengembangan, dan
penerapan pada lingkungan belajar perlu diidentifikasi, sumber daya manusia tersebut adalah peneliti, guru matematika, ahli media, ahli desain, dan ahli materi pada pengembangan media pembelajaran menggunakan model tutorial.
matematika berbasis komputer dengan
45
3.2.1.5Rencana Kerja Menurut Branch (2009:52) pada tahap ini dibuat sebuah rencana kerja, dimana sebuah rencana kerja tentang pembuatan produk yang akan dihasilkan oleh peneliti pada tahap akhir pengembangan. Adapun rencana kerja pada penelititan ini adalah sebagai berikut : a)
Membuat desain media pembelajaran matematika berbasis komputer dengan menggunakan model tutorial
b)
Menyusun tujuan pelaksanaan atau pengembangan
c)
Menghasilkan strategi pengujian
d)
Memvalidasi media pembelajaran. Media pembelajaran ini divalidasi oleh ahli materi, ahli desain dan ahli media.
e)
Evaluasi formatif (uji coba perorarangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan).
f)
Implementasi
g)
Evaluasi.
3.2.1.6 Analisis Kurikulum Pada tahap analisis kurikulum berguna untuk mengetahui kurikulum yang digunakan disekolah, mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta mengetahui materi–materi apa saja yang ada pada pelajaran matematika yang dapat dijadikan sebagai bahan materi untuk pembuatan media pembelajaran berupa media pembelajaran interaktif matematika berbasis komputer model tutorial menggunakan macromedia director mx pada materi prisma dan limas. Sehingga pada tahap
46
perancangan desain produk, struktur ataupun komponen pada media sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Adapun hal yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan informasi tentang kurikulum yang dipakai, dan materi yang sesuai pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung kemudian seterusnya bisa sebagai penuntun untuk mendesain media
pembelajaran
interaktif
matematika
yang
akan
di
kembangakan
nantinya.Selain itu juga dibutuhkan informasi dengan menggunakan silabus
dan
kompetensi dasar yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas VIII SMP N 11 Kota Jambi.Untuk kompetensi inti dan kompetensi dasar materi prisma dan limas kelas VIII SMP dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar materi Prisma dan Limas Kelas VII SMP Kompetensi Dasar Kompetensi Inti Memahami
dan
menerapkan 3.9 Menentukan luas permukaan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dan volume kubus, balok, prisma, prosedural) berdasarkan rasa ingin dan limas tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni,
budaya
terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
3.2.2
Desain (Design) Pembuatan desain didasarkan pada hasil observasi awal dalam kegiatan
analisis kebutuhan dimana kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar,
47
merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar mata pelajaran matematika. Tahap desain mencakup desain pembelajaran dan desain produk media. Tahap desain pembelajaran meliputi komponen: identitas, standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, strategi pembelajaran, rancangan evaluasi, dan sumber bahan. Pada tahap ini akan dijabarkan melalui RRP yang digunakan. Sedangkan desain produk media mencakup elemen: struktur diagram alir, storyboard, dan elemen gambar atau animasi. Rancangan ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya. Menurut R.M Branch (2009:60) The purpose of Design phase is to verify the performance and appropriate testing methods (tujuan dari desain adalah untuk menverifikasi kinerja dan pemilihan metode tes yang sesuai). Langkah – langkah umum yang ditempuh dalam mendesain pembelajaran adalah: a. Menyusun daftar tugas – tugas b. Menyusun tujuan kinerja c. Menyusun strategi tes d. Menghitung investasi/biaya yang dikeluarkan (R.M Branch, 2009:60) Menurut Branch (2009:62) persediaan tugas logis mengatur konten sehingga siswa dapat membangun pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional. Hasil dari inventarisasi tugas adalah diagram atau flowchart yang menentukan bagian bagian penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional. Pada tahap ini dibuat rancangan isi media PBK model tutorial
48
dengan menggunakan macromedia director MX pada materi prisma dan limas. Rancangan
penelitian
pengembangan
media
PBK
model
tutorial
dengan
menggunakan macromedia director MX pada materi prisma dan limas dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut: 3.2.2.1 Rancangan Isi Media PBK model Tutorial 1.
Menyiapkan buku – buku sumber dan buku referensi lainnya. Pengumpulan materi pokok dilakukan dengan menggunakan sumber – sumber atau buku – buku mata pelajaran matematika yang sudah ada, memanfaatkan download dari internet dan referensi lainnya.
2.
Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, serta merancang bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan media pembelajaran. Identifikasi terhadap kompetensi dasar dilakukan dengan cara memilih kompetensi dasar tentang bangun ruang prisma dan limas, yaitu kompetensi dasar 3.9
3.
Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang bentuk dan jenis penilaian yang disajikan. Setelah mengidentifikasi kompetensi dasar, langkah selanjutnya yaitu menentukan indikator pencapaian kompetensi yang akan dikembangkan dalam bentuk media pembelajaran berbasis komputer.
4.
Merancang media pembelajaran berbasis komputer model tutorial, media yang dibuat adalah media interaktif yang dibuat menggunakan macromedia director MX untuk 5 kali pertemuan. Media pembelajaran dirancang
49
berdasarkan langkah – langkah dalam pembuatan pembelajaran berbasis komputer model tutorial dengan mengikuti kurikulum yang berlaku. 3.2.2.2 Validasi Oleh Tim Ahli Media
pembelajaran
berbasis
komputer
model
tutorial
yang
telah
dikembangkan kemudian diujikan kepada ahli desain media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran matematika supaya mendapat masukan untuk pengembangan dan perbaikan sebelum diujicobakan.Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar akan dimintai untuk menilai desain yang telah dibuat oleh peneliti sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekurangannya. Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah didiskusikan dengan para ahli. Ditemukan keunggulan serta kelemahannya. Dalam hal ini validasi yang dilakukan adalah validasi oleh tim ahli materi, ahli media, dan ahli desain. Validasi desain dilakukan dengan cara meminta beberapa orang pakar atau tim ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain yang dirancang tersebut sehingga dari hasil validasi tersebut peneliti dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dari media pembelajaran pembelajaran matematika berbasis komputer tersebut. Validasi media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial dapat dilihat pada tabel 3.2 dan tabel 3.3 dibawah ini:
50
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Validasi Dari Ahli Materi Variabel Media Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa Pada Pokok Bahasan Prisma Dan Limas Kelas VIII SMP
Indikator
Aspek ketepatan cakupan isi
Aspek ketercernaan
Aspek penggunaan bahasa
Aspek konstruks
Deskriptor
No. Item
1. Keluasan materi media sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. kedalaman sesuai dengan tujuan instruksional. 3. Keutuhan konsep pada media
1 2
1. Media dipaparkan secara logis 2. Media disajikan secara runtut sesuai
4 5
3
sistematika media 3. Format yang konsisten dalam penyajian 4. Penjelasana yang relevan 1. Penggunaan bahasa pada media
6 7 8
komunikatif 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5.
Penggunaan kata yang singkat dan lugas
Penggunaan kalimat pada media efektif Fase pembelajaran model tutorial Fase penyajian materi pembelajaran Fase penilaian respon Fase pertanyaan dan respon Fase pemberian balikkan respon
6. Materi kemampuan spasial
9 10 11 12 13 14 15 16
Sumber: Ika Lestari (2013:109) Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Dari Ahli Media Variabel
Media Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa Pada Pokok Bahasan Prisma Dan Limas Kelas VIII SMP
Indikator
Aspek kesederhanaan
Aspek keterpaduan Aspek penekanan Aspek keseimbangan Aspek Bentuk Aspek Warna
Sumber: Arsyad (2010:106)
Deskriptor
No. Item
1. Membantu siswa menangkap pesan yang terkandung
1
2. Teks mudah dibaca dan dipahami 3. Huruf sederhana dan gaya bahasa
2 3
4. Kalimat ringkas dan mudah dimengerti 1. Gambar dan tulisan
4 5
2. Elemen-elemen visual 1. Penekanan salah satu unsur
6 7
1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2.
8 9 10 11 12 13 12 13
Keseimbangan gambar dan tulisan Dinamis Tata letak Membangkitkan minta Menarik Warna tulisan Ketebalan dan ketipisan warna Intensitas warna
51
Instrumen tersebut memiliki jawaban berupa data kuantitatif dengan jawaban sebagai berikut: 5 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap media sangat setuju 3 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap media setuju 3 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap media netral 2 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap media tidak setuju 1 = jika tingkat pencapaian deskriptor tidak tampak sangat tidak setuju Tabel 3.2 adalah instrumen yang dinilai oleh pakar materi dan memiliki 16 pertanyaan, sedangkan tabel 3.3 adalah instrumen yang dinilai oleh pakar mediapembelajaran dan memiliki 13 pertanyaan yang dinilai oleh pakar media pembelajaran. 3.2.2.3 Revisi Produk Revisi produk dilakukan apabila pada saat uji coba produk ditemukan kelemahan dari media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial pada materi prisma dan limas. Selanjutnya kelemahan tersebut dikurangi dengan cara memperbaiki desain media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial pada materi prisma dan limas. Dalam penelitian ini media PBK dikatakan valid jika berada pada kualitas sangat baik, baik atau sedang. Sedangkan untuk butir penilaian yang mendapat skor 2 (tidak baik) atau 1 (sangat tidak baik) akan dipandang sebagai kelemahan media PBK sehingga perlu direvisi. Selain itu, komentar atau saran dari guru dan siswa akan menjadi pertimbangan untuk merevisi media PBK tersebut.
52
3.2.3
Pengembangan(Development) Pribadi, (2011:132) pengembangan merupakan langkah ketiga dalam
mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar atau learning materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Menurut Branch (2009:83) development atau pengembangan dalam model ADDIE adalah tahap dimana media dikembangkan berdasarkan saran yang diberikan oleh ahli media dan ahli materi. Setelah media direvisi sesuai saran, maka dilakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif merupakan proses mengumpulkan data yang digunakan untuk merevisi sebelum implementasi. Tujuan dari evaluasi formatif juga untuk melihat efektifitasan dari sebuah media (Branch, 2009:122). 3.2.3.1 Langkah-Langkah Membuat Media Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial Dalam kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari informasi dari berbagai sumber guna mendapatkan rancangan dalam pembuatan media PBK Model Tutorial. Rusman, (2013: 276-282) Rancangan penelitian pengembangan media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial pada materi prisma dan limas dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut: 1.
Pendahuluan (Introduction), meliputi: a.
Judul Program (Title Page) Suatu program model tutorial diawali dengan tampilnya halaman judul
yang dapat menarik perhatian siswa. Judul program merupakan bagian penting
53
untuk memberikan informasi kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari dan di sajikan dalam program tutorial ini. Judul program dapat berupa pokok materi atau pokok bahasan yang akan dipelajari. b.
Tujuan Penyajian (Presentation of Objective) Pada bagian ini menyajikan tujuan, yaitu standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator yang akan dicapai melalui program PBK model tutorial. c.
Petunjuk (Direction) Petunjuk berisi pemberian informasi cara menggunakan program PBK
yang dibuat, hal ini dilakukan agar siswa mampu mengoperasikan program PBK secara efektif dan efisien. d.
Stimulasi Prioritas Pengetahuan (Stimulating Prior Knowledge) Prioritass pengetahuan berguna sebagai apersepsi. Dalam program tutorial
bentuk dari stimualsi prioritas pengetahuan dapat berupa synopsis dari materi yang terdapat dalam program, atau penampilan garis besar konten atau materi yang akan dipelajari siswa. e.
Inisial Kontrol Siswa (Initial Student control) Tampilan inisial kontrol berisi pilihan-pilihan berkondisi yang harus
dilalui oleh siswa untuk memulai dan melaksanakan program pembelajaran berbasis komputer model tutorial.
54
2.
Penyajian Informasi (Presentation of Information), meliputi: a.
Mode Penyajian atau Presentasi Merupakan bentuk penyajian informasi/materi yang dibuat. Model umum
dari penyajian informasi biasanya menggunakan informasi visual seperti: teks, gambar, grafik, foto dan image yang dianimasikan. b.
Panjang Teks Penyajian Panjang teks dalam program yang dibuat harus benar-benar diperhatikan,
karena akan mempengaruhi kualitas program yang dibuat. Setiap presentasi harus sesingkat mungkin untuk memberikan tambahan frekuensi interaksi siswa, selain itu harus memperhatikan keseimbangan antara teks yang disajikan dengan kemampuan monitor untuk penyajiannya. c.
Grafik dan Animasi Pembuatan grafik dan animasi dalam program yang dibuat ditujukan
untuk menambah pemahaman siswa terhadap materi dan fokus informasi pada materi yang disajikan. Grafik digunakan sebagai informasi, analogi atau mnemonik sebagai isyarat. d.
Warna dan Penggunaanya Penggunaan warna sangat berhubungan dengan presentasi grafik, seperti
halnya grafik, warna dapat digunakan secara efektif untuk sistem belajar. Penggunaan warna yang sesuai akan berguna untuk menarik perhatian dan memfokuskan siswa.
55
3.
Pertanyaan dan Jawaban (Questions of Responses) Adanya pertanyaan dalam program tutorial dimaksudkan agar siswa selalu memperhatikan materi yang dipelajarinya, serta untuk menilai sejauhmana kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami pelajaran tersebut.
Pertanyaan
yang
diberikan
dapat
berbentuk
benar-salah,
menjodohkan, pilihan ganda atau dalam bentuk jawaban singkat, sedangkan respon diberikan untuk menganalisa jawaban yang diberikan siswa. 4.
Penilaian Respon (Judging of Responses) Penilaian jawaban merupakan proses mengevaluasi respon agar feedback dapat diberikan siswa. Fungsi penilaian berfungsi untuk mengevaluasi hasil belajar siswa serta membuat keputusan apakah proses belajar dapat dilakukan ke proses selanjutnya atau diulang kembali.
5.
Pemberian Balikan Respon (Providing Feedback about Responses) Umpan balik diberikan sebagai reaksi terhadap respon yang diberikan siswa. Umpan balik dapat berupa pesan-pesan dalam bentuk teks atau ilustrasi grafik. Umpan balik berfungsi untuk menginformasikan aapakah respon yang diberikan siswa tepat atau tidak. Jika respon yang diberikan siswa benar, maka program komputer akan memberikan penguatan, namun jika respon yang diberika siswa salah, maka program komputer akan memberikan hukuman bahwa respon yang diberikan salah.
56
6.
Pengulangan (Remediation) Penyajian materi kembali bagi siswa yang belum memahami materi yang dipelajarinya. Prosedur pengulangan yang paling umum adalah mengulang informasi yang pernah dipelajari siswa.
7.
Segmen Pengaturan Pelajaran (Sequencing Lesson Segment) Program
tutorial
pada
dasarnya
mengikuti
pola
pembelajaran
berprograma tipe branching. Pencabangan diatur sebelumnya dan dibuat dengan menu yang banyak pilihan. 8.
Penutup (Closing) Penutupan pada tutorial dilengkapi dengan ringkasan tentang informasi pembelajaran. Ringkasan dapat berupa point-point utama, sebuah paragraf tentang tujuan pembelajaran.
3.2.3.2 Uji Coba Perorangan Uji coba perorangan dilakukan untuk memperoleh masukan atau penilaian awal tentang media pembelajaran. Subjek uji coba perorangan ialah satu orang guru yang berpengalaman dan berkompeten dalam bidangnya.Pada uji coba perorangan digunakan angket tertutup untuk memperoleh masukan awal terhadap media, dimana data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Peneliti merevisi media pembelajaran berdasarkan data yang terkumpul dari uji coba perorangan dan dilanjutkan dengan uji coba kelompok kecil.
57
Angket penilaian uji coba media untuk guru yang diberikan dengan menggunakan rating scale denganjawaban berupa data kuantitatif dengan pilihan jawaban sebagai berikut: 5= Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Netral 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat tidak Setuju Adapun kisi-kisi angket penilaian uji coba produk mediauntuk guru mata pelajaran matematikaterdapat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Penilaian pada Uji Coba Perorangan Oleh Guru Mata Pelajaran Matematika Variabel (1)
Kriteria Penilaian (2)
Kelayakan isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial
Kebahasaan
Pada Pokok Bahasan Prisma Dan Limas Kelas VIII SMP
Sajian
Deskriptor (3) Materi sesuai dengan KD
No. Item (4) 1
Materi sesuai dengan indikator
2
Materi sesuai dengan perkembangan siswa
3
Materi sesuai dengan kebutuhan media
4
Substansi materi pada media
5
Media bermanfaat untuk wawasan pengetahuan Kata pada media efektif dan efisien
6
Ejaan pada media sesuai EYD
8
Informasi pada media berurutan
9
Media sesuai dengan tujuan pembelajaran
10
Urutan penyajian sistematis
11
Media menarik minat siswa
12
Kelengkapan informasi membantu
13
7
pemahaman konsep Kegrafisan
Penggunaan Font (jenis dan ukuran) sesuai
14
58
(1)
(2) Kegrafisan
Kepraktisan
PBK
Tutorial
(3)
(4)
Ilustrasi, animasi, gambar, foto menarik
15
Desain pada media menarik
16
Audio visual sesuai dengan materi Mudah digunakan dalam proses pembelajran
17 18
Petunjuk yang jelas dalam penggunaannya
19
Keterangan tombol atau button yang jelas
20
Pembelajaran Individual oleh siswa
21
Pembelajaran Mandiri dengan bimbingan
22
guru Pembelajaran Tuntas dan menyelurih
23
Pertanyaan dan Respon yang dijawab siswa
24
Pemberian balikan respon terhadap jawaban
25
siswa
Sumber : Ika Lestari (2013:105) 3.2.3.3 Uji Coba Kelompok Kecil Setelah melakukan revisi dari media PBK matematika dengan menggunakan model
pembelajarantutorial,
maka
langkah
selanjutnya
dalam
penelitian
pengembangan adalah melakukan uji coba kelompok kecil.Menurut Branch (2009:124) angka optimum dari uji coba kelompok kecil adalah antara 8 dan 20. Dalam penelitian ini produk yang berupa media PBK matematika dengan menggunakan model pembelajarantutorialyang telah divalidasi diujikan kepada 8 orang siswa Kelas VIIIBSMP N 11 Kota Jambi dengan cara memberikan media tersebut, setelah selesai pembelajaran peneliti memberikan angket yang telah disediakan. Angket yang diberikan merupakan angket penilaian siswa yang berupa angket tertutup
59
Angket penilaian uji coba media untuk siswa yang diberikan dengan menggunakan rating scale denganjawaban berupa data kuantitatif dengan pilihan jawaban sebagai berikut: 5= Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Netral 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat tidak Setuju Adapaun kisi-kisi angket uji coba kelompok kecilmedia PBK matematika dengan menggunakan model pembelajarantutorial dapat dilihat pada tabel 3.5di bawah ini : Tabel 3.5 Kisi-kisi angket uji kelompok kecil Variabel (1)
Kriteria Penilaian (2)
Deskriptor (3) Materi dalam media memiliki urutan yang sistematis
No. Item (4) 1
Materi disajikan secara logis
2
Materi menggunakan kata-kata sederhana
3
Materi disajikan secara jelas
4
Pemilihan kata pada materi mudah dipahami
5
Komputer
Media sesuai perkembangan siswa
6
Model Tutorial
Media membantu belajar mandiri
7
Media Pembelajaran
Penyajian
Berbasis
Pada Pokok
Media menempatkan siswa sebagai subjek
Bahasan Prisma
pembelajaran
Dan Limas Kelas VIII SMP Tampilan
8
Desain media menarik
9
Penggunaan font sudah sesuai
10
Ilustrasi,animasi, gambar, dan foto sudah sesuai Audio visual sesuai dengan kebutuhan materi
11 12
60
(1)
(2)
Kepraktisan
(3) Komposisi dan kombinasi warna sudah tepat
(4) 13
Mudah digunakan oleh siswa
14
Tombol pada media mudah dipahami
15
Petunjuk penggunaan media mudah dipahami
16
Sumber : Ika Lestari (2013:113) 3.2.3.4 Uji Coba Kelompok Besar Menurut Branch (2009:124) uji coba lapangan adalah langkah terakhir pada evaluasi formatif. Uji coba lapangan ini melibatkan satu kelas. Pada uji kelompok besar dilakukan uji coba post-test, ini bertujuan untuk melihat kevalidan, taraf kesukaran, daya beda dan reliabilitas soal post-test yang akan digunakan pada tahap implementasi. Untuk uji coba postest digunakan tes objektif berupa pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Berikut merupakan tabel kisi-kisi soal yang akan digunakan pada materi prisma dan limas Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Ujicoba Post-test Kompetensi Dasar (1)
KD. 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
Indikator (2) • Menemukan sifat-sifat prisma
Nomor Soal (3) 1
• Menemukan sifat-sifat limas
2
• Menemukan jaring-jaring prisma
3
• Menemukan jaring-jaring limas
4
• Menghitung luas permukaan prisma segitiga jika alas dan tingginya diketahui • Menghitung luas permukaan prisma segiempat jika alas dan tingginya diketahui • Mencari tinggi prisma jika diketahui luas permukaan dan luas alas prisma • Menghitung luas permukaan limas segiempat jika diketahui sisi alas dan tinggi limas • Mencari luas alas limas segitiga jika diketahui luas permukaan dan tinggi limas
5 6 7 8 9
61
(1)
(2)
(3) 10
KD. 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
• Menghitung volume prisma tegak segitiga jika diketahui sisi alas dan tinggi prisma • Menghitung tinggi prisma jika diketahui volume dan luas alas • Mencari volume prisma jika diketahui luas permukaan dan luas alas prisma • Menghitung volume limas jika diketahui sisi alas dan tinggi limas • Mencari volume bangun ruang yang terdiri dari prisma dan limas
3.2.4
11 12 13 14
Implementasi (Implementation) Menurut Pribadi (2011:134) tujuan utama dari tahap implementasi yang
merupakan langkah realisasi desain pengembangan adalah sebagai berikut: a.
Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi
b.
Menjamin terjadinya pemecahan masalah/ solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa
c.
Memastikan bahwa akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan.
Pada tahap implementasi, peneliti terlebih dahulu memberikan soal pre-test kepada siswa yaitu berupa soal uraian dengan butir soal 5 buah. Soal ini sebelumnya sudah divalidasi oleh ahli instrumen. Soal pre-test ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal spasial siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal pre-test kemampuan spasial, langkah selanjutnya siswa mulai belajar dengan menggunakan media pembelajaran. Pada saat pembelajaran peneliti mengisi lembar aktivitas siswa yang bertujuan untuk melihat apakah pembelajaran terlaksana dengan baik dan siswa mudah menggunakan media pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti
62
Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal pre-test dan Post-test Kemampuan spasial Kompetensi Dasar
KD. 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
Indikator
Nomor Soal
• Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma dan limas sesuai konsep pembelajaran
1
• Menyebutkan contoh benda nyata yang menyerupai dengan bangun ruang prisma dan limas sesuai konsep pembelajaran
2
• Menvisualisasikan gambar bangun ruang prisma dan limas dari soal kemudian menghitung luas permukaannya menggunakan rumus • Menvisualisasikan gambar bangun ruang prisma limas dari soal kemudian menghitung volumenya menggunakan rumus
4
• Melukis atau menggambar bangun ruang prisma dan limas sesuai konsep pembelajaran
5
3
Langkah – langkah yang dilakukan peneliti pada proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer model tutorial menggunakan macromedia director MX pada materi prisma dan limas adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan Pendahuluan Menurut Daryanto (2014:81) Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk mencipatakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.Adapun langkah-langkah kegiatan pendahuluan yang dilakukan dalam pembelajaran berbasis komputer yaitu:Pertama, mengucapkan salam ketika masuk kedalam kelas. Kemudian meminta salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum dimulainya pembelajaran. Setelah berdoa, mengabsen siswa yang ada di kelas dengan bertanya “ siapa pagi ini yang tidak hadir anak-anak?”. Setelah semua sudah terkondisi dengan baik, lalu menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran. “ Jadi anak-anak, pagi ini kita akan mempelajari operasi bangun ruang prisma dan limas, tujuan dari belajar
63
materi ini salah satunya agar kalian dapat menentukan luas permukaan dan volume dari prisma dan limas”. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkontruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka (Daryanto, 2014:81). Pada kegiatan inti, siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial dalam menemukan konsep dan memahami materi. Pada kegiatan ini, siswa dapat melakukan pembelajaran secara mandiri baik disekolah maupun dirumah karena tujuan awal pengembangan adalah dapat membelajarkan siswa secara mandiri dimanapun dan kapanpun. Selain itu kegiatan inti dapat melakukan evaluasi pembelajaran untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran dicapai. 3) Kegiatan Penutup Ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama validasi, terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikontruksi oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa (Daryanto, 2014:81). Setelah proses pembelajaran dengan program komputer selesai, peneliti meminta semua siswa untuk mematikan komputernya masih-masing. Setelah itu peneliti mengkondisikan siswa untuk tenang terlebih dahulu. Kemudian secara acak
64
peneliti meminta beberapa siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah kegiatan pembelajaran terlaksana, peneliti kemudian memberikan soal post-test kepada siswa yang berupa soal pilihan ganda yang sudah diuji cobakan pada uji kelompok besar. Soal tersebut untuk melihat hasil belajar siswa. Setelah mengerjakan soal post test, peneliti kemudian memberikan soal post-test kemampuan spasial yang berupa soal uraian dengan butir soal 5 soal. Soal post-test ini sama dengan soal pre-test yang dilakukan diawal pembelajaran. Setelah semua selesai dilakukan, peneliti memberikan angket apresiasi siswa dengan tujuan untuk melihat tanggapan siswa terhadap media pembelajaran yang telah digunakan. Angket uji coba produk media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorialuntuk melihat apresiasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.8 Angket apresiasi siswa pada implementasi NO
Pernyataan
Tingkat persetujuan
(1)
(2)
(3)
1
Materi yang ada dalam Media di sampaikan dengan menarik dan mudah saya pelajari
2
Informasi dalam Media membuat saya memahami suatu hal baru
3
Penggunaan
ilustrasi,
animasi,
gambar,
dan
contoh
merupakan salah satu pendukung dalam penguasaan materi 4
Media disajikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
5
Keseluruhan konsep dalam media sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
6
Istilah – istilah yang ada dalam media matematika untuk dipahami
7
Media mudah saya gunakan dalam pembelajaran.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
65
(1) 8 9
10
(2) Keberadaan media penting bagi saya untuk menguasai pembelajaran Media dapat membuat saya mudah memahami materi pelajaran matematika
(3) 1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Media membantu saya dalam membayangkan konsep keruangan, sifat-sifat, contoh, menvisualisasi, menggambar dari bangun ruang prisma dan limas.
Angket penilaian uji coba media untuk melihat apresiasi siswa yang diberikan dengan menggunakan rating scale denganjawaban berupa data kuantitatif dengan pilihan jawaban sebagai berikut: 5 = Sangat setuju 4 = Setuju 3 = Netral 2 = Tidak setuju 1 = Sangat tidak setuju 3.2.5
Evaluasi (Evaluation) Pribadi, (2012:135) evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang
dilakukan untuk memberi nilai terhadap program pembelajaran. Tahap ini merupakan fase untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan dalam hal ini adalah media pembelajaran berbasis komputer model tutorial dengan menggunakan macromedia director MX dapat meningkatkan antusias serta prestasi belajar siswa. Menurut Branch (2009:151) evaluasi dilakukan pada setiap tahap. Evaluasi yang dimaksudkan untuk memperbaiki media di setiap tahapnya, evaluasi ini disebut evaluasi formatif. Sehingga diperoleh sebuah media yang layak untuk digunakan pada
66
proses pembelajaran. Adapun evaluasi yang secara umum dilakukan adalah melihat persepsi, pengetahuan dan sikap, evaluasi ini juga disebut evaluasi sumatif. Dari evaluasi sumatif akan diperoleh hasil berupa media yang dikatakan effektif bila sudah mencapai KKM yang ditentukan sekolah dan media dipersepsikan secara positif oleh siswa. Pada tahap evaluasi juga dilakukan post–test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan menggunakan media pembelajaran interaktif matematika. 3.3 Uji Coba Produk. Setelah pembuatan produk media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial, produk diujicobakan untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan. 3.3.1 Desain Uji Coba Desain uji coba produk yang telah dijelaskan melalui tahap – tahap yang telah dilewati dalam prosedur pengembangan ADDIE. Desain uji coba adalah produk awal yang dibuat oleh peneliti sebelum adanya validasi dan revisi. Desain yang dibuat peneliti akan diperiksa oleh validator untuk mengetahui kelemahan – kelemahan media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial oleh peneliti. Langkah – langkah dalam pembuatan uji coba produk adalah: 1.
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada pembuatan media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial.
2.
Mencari sumber – sumber yang berkaitan dengan materi prisam dan limas serta pembelajaran berbasis komputer model tutorial
67
3.
Mendesain media dengan menggunakan sofware macromedia director MX dan disesuaikan agar terlihat harmonis.
4.
Menentukan bentuk evaluasi pembelajaran berupa tes akhir sebagai penilaian.
3.3.2 Subjek Uji Coba Penelitian Subjek uji coba penelitian pada pengembangan produk media pembelajaran matematika berbasis komputer model tutorial pada materi prisma dan limas terdiri dari populasi dan sampel. Menurut (Arikunto, 2013:108) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian . Menurut Sugiyono (2013:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik populasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 11 Kota Jambi yang terdiri dari kelas VIII B, VIII G, VIII H yang berjumlah 95 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto, 2013:109). Sampel dalam bahasa sehari – hari berarti benda contoh yang diambil dari sejumlah benda atau objek yang diwakili (Punaji, 2013:198). Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII H SMP N 11 Kota jambi untuk kelas eksperimen, Alasan pemilihan kelas VIII H, karena siswa tersebut memiliki tingkat kemampuan siswa yang setara dengan populasi heterogen.
68
3.4 Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian pengembangan terdapat dua macam tahap analisis yaitu analisis instrumen dan analisis data, tekhnik analsis data penting dilakukan karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan suatu penelitian. Sugiyono, (2013:305) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. 3.4.1 Tes Sebelum melakukan post–testuntuk mendapatkan data mengenai hasil belajar matematika siswa kelas VIII, maka dilakukan ujicoba pos-test dengan menggunakan seperangkat soal-soal tes dalam bentuk soal berganda yang memenuhi kriteria validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Setelah didapatkan kevalidan, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas, selanjutnya soal tersebut digunakan untuk uji post-test. 3.4.1.1 Validitas Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. (Arikunto, 2010:211) sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validasi yang dimaksud.Validitas alat ukur menggunakan rumus korelasi product momen yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:213) yaitu
rxy =
{n∑ X
n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) 2
(
− (∑ X ) . n ∑ Y 2 − 2
(∑ Y ) )} 2
69
Dimana:
r
=koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
xy
yang dikorelasikan n = jumlah siswa X = jumlah siswa kelompok atas dan bawah yang menjawab benar Y = skor soal ∑ = jumlah nilai Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut (Sugiyono, 2013:257) : 0,800 ≤r xy≤ 1,000 : sangat tinggi 0,600 ≤r xy< 0,799 : tinggi 0,400 ≤r xy< 0,599 : cukup tinggi 0,200 ≤r xy< 0,399 : rendah 0,000 ≤r xy< 0,199 : sangat rendah (tidak valid) Untuk melihat validitas soal ujicoba post-test, dapat dilihat perhitungan lengkapnya pada lampiran 20, sedangkan untuk hasilnya dapat dilihat pada tabel3.9berikut: Tabel 3.9 Hasil analisis validitas soal ujicoba post-test Harga rxy 0,0 ≤ rxy< 0,199 0,2 ≤ rxy< 0,399 0,4 ≤ rxy< 0,599 0,6 ≤ rxy ≤ 0,799 0,8 ≤ rxy ≤ 0,100
Kriteria Pengukuran Sangat rendah (tidak valid) Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
Nomor Soal 1,5,7 2,6,8,9,10,11,13 3,4,14 12
Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa ada 3 soal yang memiliki validitas sangat rendah (tidak valid), 7 soal yang memiliki validitas rendah, 3 soal yang memiliki
70
validitas cukup, 1 soal yang memiliki validitas tinggi dan tidak ada soal yang memiliki validitas sangat tinggi. Maka ada 3 soal yang tidak digunakan dalam soal post-test. 3.4.1.2 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2013:226) Bagi suatu soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, maka soal itu tidak baik karena mempunyai daya pembed. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah: =
−
=
−
Dimana : D = Indeks diskriminasi atau daya pembeda JA = Banyak peserta kelompok atas JB = Banyak peserta kelompok bawah BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar. Dengan kriteria nilai D adalah : D = Negatif
: Jelek sekali
0,00 ≤ D < 0,20 : jelek
71
0,20 ≤ D < 0,40 : cukup 0,40 ≤ D < 0,70 : baik 0,70 ≤ D ≤ 1,00 : sangat baik. Nilai D negatif berarti semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif dibuang (Arikunto, 2013:228). Soal yang dipakai dalam penelitian pengembangan ini adalah soal dengan kriteria D sangat baik, baik dan cukup.Untuk perhitungan hasil analisis daya beda soal ujicoba post-test, perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22. Untuk hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut: Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba Post-test Harga D
Kriteria Pengukuran
Nomor Soal
D < 0,00 0,00 ≤ D < 0,20 0,20 ≤ D < 0,40 0,40 ≤ D < 0,70 0,70 ≤ D ≤ 1,00
Jelek Sekali Jelek Cukup Baik Sangat Baik
1,5,7,10,11 2,3,4,6,8,9,13,14 12 -
Dari tabel 3.12diatas dapat dilihat bahwa tidak ada soal yang daya bedanya jelek sekali, 5 soal dengan daya beda jelek 8 soal dengan daya beda cukup, 1 soal dengan daya beda baik dan tidak ada soal dengan daya beda sangat baik. Karena soal pada post -test hanya menggunakan soal dengan daya beda cukup, baik, dan sangat baik, maka 5 soal dengan daya beda jelek tersebut tidak digunakan dalam post-test. 3.4.1.3 Taraf Kesukaran Menurut Arikunto (2013:222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tetapi, perlu diketahui bahwa soal – soal yang terlalu mudah atau sukar lalu tidak berarti tidak boleh digunakan.
72
Besarnya indeks kesukaran soal ditentukan dengan rumus P= Dimana : P = indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran, kriteria yang digunakan adalah: 0,00 ≤ P < 0,30 : sukar 0,30 ≤ P < 0,70 : sedang 0,70 ≤ P ≤ 1,00 : mudah Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah, sedang, dan sukar. Untuk melihat taraf kesukaran soal ujicoba post-test, dapat dilihat perhitungan lengkapnyapada lampiran 21, sedangkan untuk hasilnya dapat dilihat pada tabel3.13berikut: Tabel 3.11 Hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba post-test Harga P 0,00 ≤ P < 0,30 0,30 ≤ P < 0,70 0,70 ≤ P ≤ 1,00
Kriteria Pengukuran Sukar Sedang Mudah
Nomor Soal 4,6,9,12,13,14 2,3,8
Dari tabel 3.13, dapat dilihat bahwa tidak ada soal yang memiliki taraf kesukaran sukar, 6 soal yang memiliki taraf kesukaran sedang, dan 3 soal yang memiliki taraf kesukaran mudah. Makasemua soal digunakan dalam soal post-test.
73
3.4.1.4 Uji Reliabilitas Menurut Scarvia B. Anderson dkk (Arikunto, 2013:101) bahwa pertanyaan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini, validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas. Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Menurut Arikunto (2013:115). Untuk menentukan reliabilitas tes, rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20 sebagai berikut: 2 n S − ∑ pi q i n i =1 dengan r11 = 2 n 1 − S
n ∑ Xi m i =1 X i2 − ∑ N S 2 = i =1 N
2
Dimana : r11
= Reabilitas tes secara keseluruhan
pi
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
qi
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
n
∑p q
= Jumlah hasil kali p i dan qi
S2
= Variansi dari tes
n
= Banyak item
Xi
= Skor total butir soal
N
= Jumlah peserta tes
i =1
i i
Sebagai kriteria penghitung reliabilitas soal didasarkan pada ketentuan di bawah ini :
74
0,00 ≤ r11< 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,20 ≤ r11< 0,40 : reliabilitas rendah 0,40 ≤ r11< 0,60 : reliabilitas cukup 0,60 ≤ r11< 0,80 : reliabilitas tinggi 0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi Oleh karena itu, agar diperoleh tes yang baik maka soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memilki reabilitas sangat tinggi, tinggi, dan cukup. Berdasarkan tabel 3.9, tabel 3.10, dan tabel 3.11, maka soal yang digunakan untuk post-test berjumlah 9 soal yaitu soal nomor 2,3,4,6,8,9,13,14 dengan reliabilitas 1,00907yang berarti memiliki reliabilitas sangat tinggi (perhitungan dapat dilihat pada lampiran
23).Dengan demikian pada tingkat kesahihan 95% atau 0,349 maka
rhitung1.081348045≥ rtabel 0,349 sehingga data tersebut reliabel. 3.4.2 Teknik Analisis Data Setelah proses pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang terkumpul dari penelitian yang dilakukan, meliputi: 3.4.2.1 Analisis Kevalidan Lembar penilaian akan menghasilkan data yang akan digunakan untuk menentukan kevalidan produk berupa media matematika pada materi prisma dan limas yang dikembangkan. Data penilaian kevalidan media matematika diperoleh dari satu dosen ahli materi dan satu dosen ahli desain dari Prodi pendidikan matematika UNJA. Data lembar penilaian kevalidan media matematika dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
75
1)
Tabulasi Data Data yang diperoleh dari satu dosen ahli materi dan satu dosen ahli desain dari
Prodi matematika UNJA ditabulasi untuk memudahkan proses selanjutnya. Pedoman penilaian kevalidan pada lembar penilaian media matematika dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut ini. Tabel 3.12 Pedoman Penilaian Lembar Penilaian Kevalidan MediaMatematika Alternatif Pilihan Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2)
Nilai 5 4 3 2 1
Perhitungan rata-rata skor setiap aspek Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan setelah data skor penilaian
kevalidan produk ditabulasi. Pada tahap ini, data skor penilaian kevalidan media pembelajaran berbasis komputer model tutorial yang telah ditabulasi kemudian dihitung rata-ratanya untuk tiap aspek. Rata-rata skor tiap aspek penilaian kevalidan media matematika dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. Me =
∑
Keterangan :
3)
Me
=Mean (rata-rata) tiap komponen
∑
= Jumlah skor komponen
n
= Jumlah butir komponen
Mengubah skor rata-rata menjadi nilai kategori Adapun acuan pengubah skor tersebut menurut Widoyoko (Yumiati, 2014:120)
sebagai berikut:
76
Tabel 3.13 Konversi Skor Rata-Rata Menjadi Nilai Kategori No 1. 2. 3. 4. 5.
Rentang Skor X > Mi + 1,8 Sbi Mi + 0,6 SBi < X ≤ Mi + 1,8 Sbi Mi – 0,6 SBi < X ≤ Mi + 0,6 Sbi Mi – 1,8 Sbi < X ≤ Mi – 0,6 Sbi X ≤ Mi – 1,8 Sbi
Rerata skor > 4,2 >3,4 – 4,2 >2,6 – 3,4 >1,8 – 2,6 ≤1,8
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Keterangan: X = skor aktual (skor yang dicapai) Mi
= rerata skor ideal = (skor tertinggi ideal + skor terendahideal)
SBi = simpangan baku skor ideal = (skor tertinggi ideal – skor terendahideal) Skor tertinggi ideal = Σ butir kriteria x skor tertinggi Skor terendah ideal = Σ butir kriteria x skor terendah. Dalam penelitian ini, skor maksimal ideal adalah 5 dan skor minimal ideal adalah 1. Berdasarkan Tabel 3.13 dapat diperoleh pedoman dalam menyatakan ratarata skor tiap aspek menjadi data kualitatif. Pedoman pengubahan dapat dilihat dalam Tabel 3.14 berikut ini. Tabel 3.14Pedoman Pengubahan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Menjadi Data Kualitatif Interval Rerata skor X > 4,2 >3,4 – 4,2 >2,6 – 3,4 >1,8 – 2,6 ≤1,8
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
3.4.2.2 Analisis Kepraktisan Media Untuk melihat apakah mediapembelajaran berbasis komputer model tutorial matematika mudah digunakan maka digunakan angket penilaian uji coba media
77
terhadap guru matematika dan lembar observasi aktifitas siswa. Pada data hasil angket penilaian uji coba media terhadap guru matematika,diperoleh datarating scale denganjawaban berupa data kuantitatif dengan tingkat persetujuan: 5= Sangat setuju 4 = Setuju 3 = Netral 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju Analisis perhitungannya adalah: Jumlah skor kriterium (N) =
($
!
" "
%"
& '
× $
)
Untuk skor maksimum 5 dan skor minimum 1, maka rentang skor (R) adalah 5 - 1 = 4. Dalam menentukan kategori kevalidasian (sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju), maka panjang kelas intervalnya (i) adalah 4:5 = 0,8. Secara kontinu dapat dibuat kategori interval sebagai berikut: 1,00 ≤ N < 1,80 = Sangat tidak setuju 1,80 ≤ N < 2,60 = Tidak setuju 2,60 ≤ N < 3,40 = Netral 3,40 ≤ N < 4,20 = Setuju 4,20 ≤ N ≤ 5,00 = Sangat setuju Pada lembar observasi aktifitas siswamemiliki skor berupa data kuantitatif dengan pilihan skor sebagai berikut: 2 = Baik
78
1 = Cukup 0 =Tidak Baik. Kemudian dilakukan analisis dengan perhitungan sebagai berikut: Jumlah skor kriterium (N) =
$
%" &
* ' %" &
% * !
100%
Untuk skor maksimum 100 (dalam persen) dan skor minimum 0 (dalam persen), maka rentang skor (R) adalah 100 - 0 = 100. Dalam menentukan kategori kevalidasian (sangat baik, baik, sedang, tidak baik, sangat tidak baik), maka panjang kelas intervalnya (i) adalah 100:5 = 20. Secara kontinu dapat dibuat kategori interval sebagai berikut: 0
≤ N < 20 : Sangat Tidak Baik
20 ≤ N < 40 : Tidak Baik 40 ≤ N < 60 : Sedang 60 ≤ N < 80 : Baik 80 ≤ N ≤ 100 : Sangat Baik 3.4.2.3 Analisis Efektivitas Media Analisis efektivitas bertujuan untuk mengambil keputusan apakah perlu dilakukan uji coba selanjutnya dalam tahap pengembangan media. Efektivitasmedia yang digunakan dalam pembelajaran ditentukan berdasarkan apresiasi siswa melalui angket apresiasi siswa dan pencapaian ketuntasan belajar siswa melalui tes hasil belajar. Pada angket apresiasi siswa diperoleh data tentang pernyataan dan pendapat siswa terhadap media dan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media yang
79
dikembangkan. Angket ini akan dibagikan pada tiap-tiap siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Pada angket tersebut diberikan kolom komentar dan saran berupa data kualitatif. Angket apresiasi siswa terhadap media yang diberikan dengan menggunakan rating scale denganjawaban berupa data kuantitatif dengan tingkat persetujuan: 5= Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Netral 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju Analisis perhitungannya adalah: $
Jumlah skor kriterium (N) = ($
%" %"
& '
& '
& × $
* '
% . )
Untuk skor maksimum 5 dan skor minimum 1, maka rentang skor (R) adalah 5 - 1 = 4. Dalam menentukan kategori persetujuan (sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju), maka panjang kelas intervalnya (i) adalah 4:5 = 0,8. Secara kontinu dapat dibuat kategori interval sebagai berikut: 1,00 ≤ N < 1,80 = Sangat Tidak Setuju 1,80 ≤ N < 2,60 = Tidak Setuju 2,60 ≤ N < 3,40 = Cukup Setuju 3,40 ≤ N < 4,20 = Setuju 4,20 ≤ N ≤ 5,00 = Sangat Setuju
80
Selanjutnya, untuk melihat ketuntasan belajar siswa menggunakan mediaini yaitu dengan melaksanakan tes hasil belajar siswa.Tes ini dilakukan berpatok pada KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang berlaku di SMP N 11 Kota Jambi yaitu 75.Setelah jumlah siswa yang tuntas diperoleh, kemudiandihitung persentase ketuntasan kelas yang dicapai oleh siswasetelah menggunakanmedia ini.Untuk menghitung persentase ketuntasan kelas dilakukan perhitungan menggunakan, rumus persentase (Riduwan, 20013:89) sebagai berikut: =
/ × 100% 0
Keterangan: = Persentase jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM / = Jumlah siswa yang nilainya mencapai atau melebihi nilai KKM 0 = banyaknya siswa Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya Depdikbud (Trianto, 2011:241). 3.4.2.4 Analisis Peningkatan Kemampuan Spasial Siswa Analisis kemampuan spasial dilakukan untuk melihat apakah kemampuan spasial siswa setelah menggunakan media mengalami peningkatan. Untuk melihat hal tersebut, peneliti menggunakan cara pengujian pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai. Soal pre-test kemampuan spasial dibuat sama dengan soal post-test dengan mengikuti indikator dari kemampuan
81
spasial. Untuk perhitungannya dilakukan dengan mencari persen nilai setiap indikator.
Kemp. Spasial per indikator =
1
&
$
. &
* " $ . 1 1"
"
.
100
Kemampuan spasial siswa dikatakan mengalami peningkatan jika rata-rata nilai kemampuan spasial perindikator mengalami peningkatan.