BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara proses pembelajaran penjas terhadap perilaku sosial siswa dengan menggunakan pendekatan kualitas, diharapkan tujuan penelitian yang dirumuskan dapat tercapai. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan korelasional, yaitu metode yang menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan diantara variabel tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto (1997:97) yaitu: “. . . adapun korelasional berkaitan dengan pengumpulan data untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antar dua variabel atau lebih dan seberapakah tingkat hubungannya (tingkat hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi).” Dengan metode korelasional ini, akan dapat mengungkapkan keterkaitan hubungan antara variabel proses pembelajaran penjas dengan variabel perilaku sosial siswa.
66
67
2.
Desain Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yang
dinyatakan dengan simbol X dan satu variabel terikat yang dinyatakan dengan simbol Y. Variabel bebas tersebut adalah pembelajaran penjas, sedangkan variabel terikat yaitu perilaku sosial siswa. Desain hubungan antar variabel penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Hubungan Antar Variabel Penelitian Keterangan : X
= Variabel Pembelajaran Penjas
Y
= Perilaku sosial siswa
B. Populasi dan Sampel penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, baik berupa benda, tempat, maupun simbol-simbol yang dapat dijadikan sebagai sumber data. Karena penelitian ini berhubungan dengan kinerja guru pendidikan jasmani, maka yang menjadi populasi adalah siswa sekolah dasar (SD) kelas V di SDN Raya Barat II yang
68
berjumlah 100 orang. Hal ini berdasarkan pada observasi lapangan dan data awal yang diperoleh di SDN Raya Barat II 2. Sampel Penelitian Adapun pengambilan sampel memakai teknik probability sampling. Hal ini dilakukan supaya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Riduwan (2004:58) mengemukakan bahwa: “Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.”
Sedangkan teknik
probability sampling yang dipakai adalah simpel random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut,
(Riduwan,
2004:58). Surakhmad (1994:100) menyarankan, apabila ukuran populasi sebanyak kurang atau sama dengan 100, pengambilan sample sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Jadi jumlah sampel dalam penelitian adalah 60 orang.
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data Sesuai dengan rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis maka diperlukan instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpul data digunakan agar dapat menggali keterangan dan memperoleh data mengenai variabel dalam penelitian ini yitu: proses pembelajaran penjas maka disusun instrumen pengumpul data berupa kuesioner (angket) sebagai teknik utama.
69
Sedangkan untuk memperoleh perilaku sosial siswa selain diperoleh dari kuesioner, juga diperoleh dari hasil observasi ke lapangan dan studi dokumentasi. Sesuai dengan teknik yang digunakan tersebut, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar angket, pedoman observasi, dan studi dokumentasi. 1. Angket (questionnaire) “Angket atau kuesioner adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan jalan mengedarkan daftar pertanyaan atau pernyataan yang diajukan secara tertulis pada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respon) tertulis seperlunya” (Kartono, 1996:217). Angket yang digunakan dalam penelitian ini ialah angket tertutup, dimaksudkan agar semua jawaban yang diberikan oleh responden lebih mudah untuk dinilai karena semua alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini dilandasai oleh kenyataan yang dihadapi peneliti, seperti yang dikemukakan Hadjar (1996:181) bahwa : Angket (questionnaire) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu seperti referensi, keyakinan, minat dan perilaku. Untuk mendapatkan informasi dengan angket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan tertulis untuk mendapatkan respon. Selain itu, pertimbangan lain yang dijadikan dasar dalam penggunaan kuesioner menurut Arif (1982:70) yaitu : a. Agar hasil pengukuran terhadap variabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik.
70
b. Dengan alat pengumpul data (kuesioner) tersebut memungkinkan dapat diperoleh data yang objektif. c. Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Berdasarkan
landasan
tersebut,
maka
dalam
penelitian
ini
untuk
mengungkapkan dampak pembelajaran penjas terhadap perilaku sosial siswa digunakan angket dengan menggunakan skala yang dapat mengungkapkan data yang diperoleh dari responden dengan data nominal tak sebenarnya. Hal ini seperti yang dikemukakan Riduwan (2004:7) yaitu “. . . data seperti ini bisa diberi angka 1,2,3,4,5 sedangkan untuk kinerja guru menggunakan model skala Likert setiap alternatif jawaban diberi skor antara 1,2,3,4,5.” a. Instrumen pengumpul data dampak pembelajaran penjas. Mengungkapan variabel hubungan proses pembelajaran penjas didasarkan pada penyusunan item-item yang diangkat dari indikator-indikator dalam penelitian ini. Adapun indikator proses pembelajaran penjas seperti yang diungkap oleh Suherman (2009) adalah
“Pembelajaran pendidikan jasmani pada dasarnya, proses
pembelajaran merupakan interaksi pedagogis antara guru, siswa, materi dan lingkungannya. Muara dari proses pembelajaran adalah siswa belajar.” Adapun Good dan Brophy (1990:142-143) menjelaskan bahwa: “Pemakaian strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat akan memungkinkan beragam tujuan proses pembelajaran lebih mudah untuk dicapai. Tujuan jelas dari proses pembelajaran seperti apa yang harus dilakukan guru dan siswa serta bagaimana cara mengevaluasi, bagaimana cara memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran harus bisa discover dalam tujuan pembelajaran.”
71
Adapun fungsi pembelajaran yang dijelaskan oleh Ring (1985:163:164) adalah “Fungsi pembelajaran pada umumnya berada dalam tatanan kerangka intruksional yakni suatu system penyampaian yang memiliki tujuan untuk menjamin sampainya materi pelajaran dan berlangsungnya interaksi yang aktif antara guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelaja.” Seadngkan menurut makmun (1981:143) mengatakan bahwa : “Komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: Raw input (siswa) yang terdiri dari: kapasitas dasar (IQ), bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, kesiapan,sikap kebiasaan, Instrumental input (guru, metode, tehnik, media,bahan sumber, program tugas, Enviromental input (lingkungan) meliputi , fisik, sosial dan cultural, Expected out put (hasil belajar yang diharapkan) yang terdiri dari perilaku cognitif, perilaku afektif dan perilaku psikomotor.”
b. Instrumen pengumpul data perilaku sosial siswa Untuk mengungkapkan variabel perilaku sosial siswa, penyusunan item-item dapat dikembangkan dari indikator-indikator antara lain kecenderungan perilaku peran, kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial dan kecenderungan perilaku ekspresif ( Rusli Ibrahim dalam Leny Marliani, 2010:71) Krech et al (1982) menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Individual in Society ada 12 sifat respons antar pribadi yang diklasifikasi ke dalam tiga katagori yaitu: a. Role dispositions (kecenderungan perilaku peran) terdiri dari: 1. Sifat pemberani dan pengecut secara sosial; orang yang memiliki sifat yang pemberani secara sosial, akan mempertahankan atau membela haknya, tidak
72
memperdulikan masalah mencolok mata, tidak malu-malu melakukan sesuatu perbuatan, begitu percaya diri untuk berusaha mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. 2. Sifat berkuasa dan sifat patuh; orang yang memiliki sifat berkuasa, menunjukan sifat tegas, percaya diri, berorientasi pada kekuatan, keras, kemauan keras, suka memerintah, atau memimpin langsung. Sedangkan sifat patuh menunjukan perilaku sosial yang sebaliknya. 3. Sifat inisiatif dan pasif secara sosial; orang yang memiliki sifat inisiatif, cenderung senang mengorganisasi kelompok, tidak mempermasalahkan latar belakang, suka memberi saran dalam pertemuan-pertemuan dan mengambil alih kepemimpinan, sedangkan sifat pasif secara sosial akan menunjukan sikap dan perilaku sebaliknya. 4. Sifat mandiri dan tergantung; Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya akan membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara sendiri, tidak mencari dukungan atau nasehat orang lain, dan emosionalnya cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan menunjukan perilaku sosial yang sebaliknya. b. Sociometric dispositions (kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial) terdiri dari: 1. Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain; orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf, dan tulus menghargai kelebihan orang lain, sebaliknya
73
sifat orang yang ditolak oleh orang lain yaitu: mencari-cari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain. 2. Suka bergaul atau tidak suka bergaul. Orang memiliki sifat senang bergaul dengan orang lain, menunjukan suka terlibat dalam urusan sosial, senang bersama orang lain, dan senang berpergian. Sedangkan orang tidak suka bergaul dengan orang lain memperlihatkan sifat sebaliknya. 3. Sifat ramah dan tidak ramah. Orang yang memiliki sifat ramah kepada orang lain, biasanya memiliki sifat periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang lain, dan banyak melakukan hubungan sosial. Sedangkan orang yang tidak ramah kepada orang lain menunjukan sifat-sifat sebaliknya. 4. Simpatik atau tidak simpatik. Orang yang memiliki sifat simpatik kepada orang lain biasanya memiliki sifat peduli terhadap perasaan orang lain dan keinginan orang lain, memperlihatkan kebaikan dan kemurahan hati, suka menolong orang yang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik kepada orang lain menunjukan sifat-sifat sebaliknya. c. Expresive dispositions (kecenderungan perilaku ekspresif) 1. Sifat suka bersaing dan tidak suka bersaing. Orang memiliki sifat suka bersaing dengan orang lain, biasanya memandang setiap hubungan sosial sebagai perlombaan, orang lain selalu di anggap sebagai lawan atau saingan yang harus dikalahkan, suka memperkaya diri sendiri, dan tidak kerjasama. Orang yang tidak suka bersaing (kerjasama) dengan orang lain menunjukan sifat-sifat sebaliknya.
74
2. Sifat agresif dan sifat tidak agresif. Orang yang memiliki sifat agresif akan menunjukan perilaku sosial suka menyerang orang lain baik langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka bertengkar, dan suka menyangkal. Sedangkan orang yang memiliki sifat tidak agresif akan menunjukan sikap yang sebaliknya. 3. Sifat kalem atau sifat tenang secara sosial. Orang yang memiliki sifat tenang biasanya merasa malu ketika masuk ke ruangan setelah orang lain duduk, mengalami kegugupan yang berlebihan ketika berpidato, ragu-ragu dalam diskusi kelompok, merasa terganggu bila sedang bekerja ditonton orang, atau merasa tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain. 4. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri. Orang yang suka menonjolkan diri biasanya berperilaku berlebihan dan berlaga dalam bertindak dan berpakaian. Suka mencari pengakuan dan tepuk tangan orang, dan menunjukan perilaku aneh untuk menarik perhatian orang.3. Sifat kalem atau sifat tenang secara sosial. Orang yang memiliki sifat tenang biasanya merasa malu ketika masuk ke ruangan setelah orang lain duduk, mengalami kegugupan yang berlebihan ketika berpidato, ragu-ragu dalam diskusi kelompok, merasa terganggu bila sedang bekerja ditonton orang, atau merasa tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain. 4. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri. Orang yang suka menonjolkan diri biasanya berperilaku berlebihan dan berlaga dalam bertindak dan berpakaian.
75
Suka mencari pengakuan dan tepuk tangan orang, dan menunjukan perilaku aneh untuk menarik perhatian orang.
D. Definisi Konseptual a. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan intraksi paedagogis antara guru dan siswa, materi dan lingkungannya, proses pembelajaran juaga mengandung komponen-komponen yang terlibat di dalamnya terdidi dari: Raw input (siswa), Instrmental input (guru), Enviromental input (lingkungan) dan Expected out put (hasil yang diharapkan). b. Perilaku Sosial adalah memilki komponen-komponen antara lain kecendrungan perileku peran, kecendrungan dalam perilaku dalam hubungan sosial, dan kecendrungan perilaku ekspresif). Perilaku sosial juga memiliki 12 sifat respon antar pribadi yang diklasifikasikan ke dalam 3 katagori yaitu: a. Rule dispositions (kecendrungan perilaku peran), b. Sosiometric dispositions (kecendrungan perilaku dalam hubungan sosial) dan c. Expresve dispositions ( kecendrungan perilaku ekpresif).
E. Definisi Operasional Skor yang diperolah merupakan proses pembelajaran yang terlibat di dalamnya komponen-komponen raw input (siswa), intrumental input (guru), enviromental input (lingkungan) dan ekpected out put (hasil belajar yang diharapkan).
76
Sedangkan skor yang diperoleh merupakan ruang lingkup dari: Rule dispositions
(kecenderungan
perilaku
peran),
Sociometric
dispositions
(kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial) dan expresive dispositions (kecenderungan perilaku
ekspresif). Perilaku sosial yang diharapkan dalam
penelitian ini yaitu perilaku sosial siswa yang dihasilkan dari kegiatan proses pembelajaran pendidkan jasmani di sekolah. Dengan demikian untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran dan perilaku sosial, maka peneliti menggunakan alat ukur berupa angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan baik yang positif maupun negatif. Dengan demikian maka peneliti akan lebih memperinci tentang kisi-kisi intrumen pembelajan pendidikan jasmani dan perilku sosial dalm tabel 3.1. Alternatif jawaban yang disediakan pada angket pembelajaran pendidikan jasmani dan perilaku sosial siswa terdiri dari lima alternatif, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), R (raguragu), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Skala alternatif jawaban ini merupakan skala sikap, dengan merujuk pada konsep pengukuran sikap yang dikemukakan Likert (1984). Pembuatan alat ukur untuk masing-masing variabel penelitian agar alat pengumpul
data
yang
dipergunakan
valid
dan
reliabel,
maka
peneliti
mengembangkan berdasarkan batasan dari variabel penelitian, selanjutnya ditentukan ciri umum dan indikator dari setiap variabel tersebut. Kriteria masing-masing variabel penelitian dijabarkan sebagai berikut:
77
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Proses Pembelajaran
No 1.
Komponen Proses pembelajaran (Makmun, 1981)
Sub Komponen 1. Siswa
2.Intrumental (sarana)
Indicator a. Kapasitas Dasar b. Bakat Khusu c. Motivasi d. Minat e.Kematangan atau kesiapan
input a. Guru b, Metode c.Tehnik,media, (sarana) d.Materi d. Program/tugas
3.Enviromental input (lingkungan)
a. Sosial b. Fisik c. Kebudayaan
4. Expected out put a. Perilaku kognitif (hasil yang b. Perilaku afektif diharapkan) c.Perilaku psikomotor
78
A. Pernyataan Berdasarkan Indikator Pembelajaran Penjas Sub komponen 1. Siswa (raw input)
Indicator Kapasitas Dasar (IQ)
Bakat Khusus
Motivasi
Pernyataan a. Kemampuan menerima pelajaran b. Nilai Penjas tinggi
No Soal + 33
34 7
a. mudah menerima pelajaran b. cepat menanggapi masalah
23
48
a. kebutuhan rasa aman b. kebutuhan rasa kasih sayang
20
Minat a. kesungguhan dalam menerima pelajaran b. perhatian pada saat menerima pelajaran Kematangan atau kesiapan
Sikap atau kebiasaan
a. disiplin terhadap aturan
24 26
28
4 a. mengakui kesalahan b. memberikan kesempatan yang sama c. peduli terhadap orang lain
32 35
79
Guru
2. Instrumental Input
Metode
Tehnik dan Media
Materi atau Bahan ajar
Program atau Tugas
3.Environmental Sosial Input (Lingkungan)
a. cara menjelaskan materi b. penguasaan materi c. suara cukup jelas d. perhatian yang menyeluruh e. kreativitas dalam penyampaian
38
a. mudah diikuti b. cara memberikan dari yang mudah ke yang sukar c. demontrasi
3
a. alat-alat cukup lengkap b. lapangan sangat memadai
a. kesesuaian dengan siswa b. modifikasi c. sesuai dengan kurikulum d. banyak variasi
33 25 2 29
28 1 39 5
42 45 6 41
a. memimpin pemanasan penjas b. contoh gerakan
43
a. hubungan masyarakat sekolah
31
27
80
36
b. hubungan masyarakat sekitar Fisik
Kebudayaan
4. Expected output (hasil yang diharapkan)
Perilaku kognitif
Perilaku affektif
Perilaku Psikomotor
a. sarana dan prasarana b. iklim
a. cara berpakaian b. kebiasaan berbicara c. tingkah laku
a. dapat menunjukan b. dapat menyebutkan c. dapat menjelaskan d. dapat memberikan contoh e. dapat menguraikan f. dapat menilai
a. bersikap menerima b. dapat berpartisipasi c. memandang penting d. dapat meyakinkan
a. gerakan sangat terampil b. gerakan sangat cepat
9 51 54 8 21 49 19 30 10 14 44
61 50 18 15
22
72
81
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Perilaku Sosial No 1.
Komponen
Sub Komponen
Perilaku Sosial 1. Perilaku peran (Krech, Crutchfield, Ballachey, 1982)
Indikator a. Pemberani b. Berkuasa c. Inisiatif d. Mandiri atau tergantung
2. Perilaku a. Sikap diterima atau tida dalam hubungan diterima Sosial b. Sikap bisa bergaul atau tidak bisa bergaul c. Sikap ramah atau tidak ramah d. Sikap simpati atau tidak simpati
3. Perilaku a. Kooprasi atau tidak Ekspresif kerjasama b. Agresivitas atau tidak agresif c. Sifat kalem atau tidak kalem d. Sikap pamer atau tidak pamer
82
B. Pernyataan Berdasarkan Indikator Pembelajaran Penjas Sub komponen 1.Perilaku peran
Indicator Pemberani
Berkuasa
Inisiatif
Pernyataan a.mempertahankan haknya b. tidak menghiraukan masalah mencolok mata c. tidak malu melakukan suatu perbuatan d. percaya diri mengedepankan kepentingan sendiri a. sikap tegas b. percaya diri c.berorientasi pada kekuatan sendiri d. berkemauan keras e. memimpin langsung a. senang mengorganisasi kelompok b. tidak mempersoalkan latar belakang c. suka memberi saran dalam pertemuan d. mengambil alih kepemimpinan
No Soal + 17
16 11
75
12 40 46 53 52
55
57 56 59
83
Mandiri tergantung
atau a. membuat rencana sendiri b. tidak perlu bantuan orang lain c. emosional cukup stabil
2. Perilaku Sikap diterima a. tidak berprasangka buruk dalam atau tidak b. memiliki sikap loyal hubungan diterima c. dapat dipercaya sosial d. menerima kesalahan orang lain e. menghargai kelebihan orang lain Sikap bergaul tidak bergaul
bisa a. terlibat dalam atau kegiatan sosial bisa b. senang bersama orang lain c. senang bepergian d. sikap periang
a. penampilan hangat Sikap ramah atau b. sikap terbuka tidak ramah c. mudah didekati orang Sikap atau simpati
3.Perilaku ekspresif
simpati a. sangat peduli pada orang lain tidak b. murah hati c. suka membela
Kooperasi atau a. hubungan sosial sebagai perlombaan tidak kerjasama b. sifat persaingan c. memperkaya diri sendiri
63 60
67
64 65 66 69
70
74 68 76 79
71
78 81
62 73
82
84 83 88
84
d. tidak kooperatif
86
Agresivitas atau a. menyerang orang lain tidak agresif b. sifat pendendam c. tidak patuh d. sering menyangkal
80
a. sifat pemalu Sifat kalem atau b. perasaan gugup c. merasa ragu-ragu tidak kalem d. terganggu dilihat orang lain e. tidak nyaman berada dengan orang lain
87 89
Sikap pamer dan a. perilaku berlebihan b. mencari pengakuan tidak pamer c. berperilaku aneh
93 47 58
83 91 90
94 92
95
Sumber: Ujang Sudrajat, 2010
1. Uji Coba Instrumen Pelaksanaan uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tesebut jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Hal ini seperti dijelaskan oleh Sugiyono(1997:253), yaitu : Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek warna merah, maka data yang terkumpul juga memberikan data merah, apabila data yang terkumpul memberikan data berwarna putih, maka
85
hasil penelitian tidak valid. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok pun tetap berwarna merah. Pelaksanaan
uji
instrumen
penelitian
dilakukan
penulis,
sebelum
melaksanakan penelitian sesungguhnya. Kegiatan uji coba dilakukan terhadap 60 orang siswa kelas VI di SDN Raya Barat III, yang memiliki karakteristik yang sama dengan yang dijadikan sampel penelitian ini. a. Uji Validitas Instrumen Penelitian “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” (Arikunto, 1999:160). Uji validitas item dalam penelitian dimaksudkan agar item-item tes sesuai dengan indikator setiap variabel. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir item dengan skor total. Seperti yang dikemukakan Arikunto (1999:67), “ koefisien korelasi product moment yang dikembangkan Pearson adalah prosedur yang umum digunakan untuk mengetahui validitas item.” Sesuai dengan pernyataan di atas rumus korelasi product moment (r) dengan taraf signifikansi 5 % artinya butir pertanyaan dinyatakan signifikan jika koefisien korelasi dari r hitung > koefisien korelasi r tabel. Rumus untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi Pearson product moment, sebagai berikut :
rxy =
N ∑ xy − (∑ x)(∑ y ) ( Nx 2 − (∑ x 2 ).( N ∑ y 2 − (∑ y ) (Arikunto,1999:75)
2
86
Keterangan : N= banyaknya sampel X= skor item Y= skor total Untuk menguji signifikansi hasil perhitungan di atas digunakan rumus t-student sebagai berikut : t=
r n−2 1− r2
(Sudjana, 1988:380) Suatu item dinyatakan signifikan apabila t hitung > t tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (dk) = n-2 Dari hasil perhitungan uji validitas terhadap item-item pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh data tentang variabel pembelajaran penjas (X) diperoleh keterangan yaitu dari 42 pertanyaan yang diajukan 30 pertanyaan valid dan 12 pertanyaan tidak valid, yaitu nomor, 8, 12, 15, 20, 23, 27, 29, 30, 33, 38, 40, dan nomor 42. Untuk variabel perilaku social siswa (Y), diperoleh keterangan bahwa terdapat 53 pertanyaan yang diajukan 29 pertanyaan valid dan 24 pertanyaan tidak valid, yaitu nomor 43, 44, 47, 48, 49, 50, 52, 53, 55, 57, 60, 62, 64, 66, 69, 71, 73, 74, 78, 80, 83, 84, 87, dan nomor 94. Dari item-item yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam pengambilan data. Hasil uji coba validitas item instrumen secara rinci dapat dilihat dalam lampiran.
87
b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Mengukur reliabilitas instrument penelitian ini digunakan metode test-re test Adapun yang dimaksud dengan test-re test adalah penghitungan skor test awal dan test akhir. Setelah skor awal dikorelasikan dengan skor akhir lalu dihitung reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 11 22 r 11= 11 1+ r 22 2r
(Arikunto, 1999:90)
Keterangan : r 11
= reliabilitas instrument
r½½
= rb korelasi product moment antara dua belahan instrumen. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi tersebut, digunakan rumus t-
student sebagai berikut : t=
r n−2 1− r2
(Sudjana, 1998:380) Koefisien reliabilitas dinyatakan signifikan bila t hitung > t tabel pada taraf nyata 0,05 dengan db= n-2. Hasil uji reliabilitas untuk variabel X dan Y diperoleh keterangan bahwa harga t hitung yang diperoleh sebesar 13,59. Harga ini berada di luar daerah
88
penerimaan H 0 atau harga t hitung tersebut lebih besar dari harga t tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk (58) sebesar 2,00 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel X danY adalah reliabel pada tingkat kepercayaan 95%. D. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data yang baik dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Persiapan, yang meliputi pengumpulan informasi dengan cara : a. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian dengan studi pustaka dan informasi dari berbagai pihak b. Orientasi lapangan, yaitu menghubungi instansi dinas pendidikan Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung c. untuk menyampaikan maksud dan tujuan penelitian serta memperoleh izin penelitian. d. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data banyaknya responden yang akan dijadikan sampel penelitian dengan melihat jumlah dan karakteristik guru pendidikan jasmani e. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan, berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.
89
2. Menentukan sampel Sampel penelitian ini diambil dari siswa SDN Raya Barat II yang ada di wilayah kerja dinas pendidikan Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung 3. Menyusun instrumen penelitian a. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian b. Menyusun butir-butir item 4. Uji coba instrumen penelitian Dilaksanakannya uji coba instrumen penelitian untuk melihat seberapa jauh tingkat validitas dan reliabilitas masing-masing item tes pada intrumen uji coba serta untuk mengukur daya pembeda item pada instrumen penelitian. 5. Melaksanakan pengumpulan data dan menyebarkan kuesioner/ angket penelitian kepada sampel penelitian 6. Menganalisa data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan menguji hipotesis penelitiannya. 7. Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai sebuah karya ilmiah
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif-analitik. Penggunaan statistik deskriptif dimungkinkan untuk menghitung rata-rata (mean), varians, dan
90
simpangan baku (standar deviasi) serta mendekipsikan data dalam bentuk tabel. Adapun rumus-rumus yang digunakan adalah : 1. Menghitung rata-rata (mean) 2. Menghitung varians 3. Menghitung simpangan baku Adapun statistik analitik digunakan untuk menguji hipotesis, dalam hal ini analisis korelasi dan regresi. Untuk hipotesis digunakan analisis korelasi dan regresi tunggal serta digunakan pula analisis korelasi analisis regresi ganda. Seperti yang dikemukan Sudjana (1988:367) bahwa “jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel, yaitu seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel tersebut.”
Studi yang membahas hubungan antara variabel ini
dinamakan analisis korelasi dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan ini dinamakan koefisien korelasi. Ada beberapa tahapan perhitungan terlebih dahulu, sebelum menguji hipotesis, yaitu terlebih dahulu menguji normalitas distribusi data dan uji homogenitas. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif-analitik. Penggunaan statistik deskriptif ini dimungkinkan untuk menghitung rata-rata, varians dan simpangan baku serta mendeskripsikan data dalam bentuk tabel. Adapun rumus-rumus yang digunakan adalah :
91
1) Menghitung mean : −
x=
∑x ∑n
Keterangan : −
x ∑X ∑n
= rata-rata X = jumlah nilai X = jumlah anggota sampel (Furqon, 1999:30)
2) Menghitung varians (S 2 )
n∑ X 2 − (∑ X )
2
2
S =
n(n − 1)
Keterangan : n
= banyaknya sampel
X
= jumlah skor
X2
= jumlah kuadrat (Furqon,1999:54)
3) Menghitung simpangan baku (Sd) Sd =
S2
Adapun statistik analitik digunakan untuk menguji hipotesis, dalam hal ini analisis korelasi Rank Spearman dengan pedoman interpretasi Guildford.
92
Seperti yang dikemukakan Sudjana (1988:367) bahwa: “jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel, yaitu seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel itu terjadi, perlu ditentukan derajat hubungan antara variabelvariabel tersebut.” Studi yang membahas hubungan antara variabel, dinamakan analisis korelasi dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan ini dinamakan koefisien korelasi. Ada beberapa tahapan perhitungan terlebih dahulu, sebelum menguji hipotesis, yaitu terlebih dahulu menguji normalitas distribusi data. (a) Uji Normalitas Data Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : (1) Mencari skor terbesar dan terkecil (2) Mencari nilai rentangan (R) (3) Mencari banyaknya kelas (BK) K = 1+3,3 log n Keterangan : K = banyaknya kelas n = banyaknya sampel (4) Mencari nilai panjang kelas (i) i
= R / BK
(4) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
93
Kelas Interval
F
Nilai Tengah (Xi)
f.Xi
Xi 2
f.Xi 2
−
(6) Mencari mean (rata-rata) = X (7) Mencari standar deviasi/ simpangan baku = Sd (8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara : a. Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5 sehingga diperoleh nilai-nilai tertentu b. Mencari nilai Z-skor untuk batas kelas interval dengan rumus : − bk − X Z = Sd
Keterangan : bk
= batas kelas
−
X
= rata-rata
Sd
= simpangan baku
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. d. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
94
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. Daftar frekuensi yang diharapkan Batas Kelas
Z
Luas 0-Z
Luas tiap Kelas Interval
Fe
Fo
(9). Menghitung nilai Chi Kuadrat ( X 2) ) X2 = ∑
( fo − fe) 2 fe
a. Menentukan derajat bebas Rumus: db= k – 3 b. Menentukan X 2 dari tabel c. Menentukan normalitas dengan kriteria, jika X 2 hitung < dari nilai X 2 tabel pada α = 0,05 maka dinyatakan berdistribusi normal.
Uji Homogenitas Hasil Angket Dicari dengan uji homogenitas varians dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencari variansi dari seluruh data (simpangan baku yang dikuadratkan). 2. Mencari Fo hitung dengan membagi varian terbesar dengan varian terkecil. 3. Mencari atau menentukan Ftabel yaitu •
dk pembilang = n – 1
•
dk penyebut = n – 1
95
•
dengan taraf nyata x = 0,5
4. Membandingkan Fo dengan Ft 5. Kriteria untuk menarik kesimpulan: •
Jika Fo < Ft maka homogen
•
Jika Fo > Ft maka tidak homogen
Langkah berikutnya adalah pengolahan data untuk membuktikan hipotesis penelitian dengan menggunakan rumus-rumus statistik sebagai berikut : Mencari hubungan fungsional antara variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkah dalam menghitung persamaan regresi sebagai berikut : Mencari hubungan antara variabel X dengan Y dengan menggunakan rumus regresi tunggal. Adapun langkah-langkahnya : (1) Membuat tabel penolong seperti berikut ini No Responden 1 2 ……
X
Y
XY
X2
N
∑X
∑Y
∑ XY
∑X
(2) Menghitung a dengan rumus :
(∑Y )(∑ X ) − (∑ X )(∑ XY ) = n∑ X − (∑ X ) 2
a
2
(3) Menghitung b dengan rumus :
Y2
2
∑Y
2
96
b
=
n∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) n∑ X 2 − (∑ X )
2
(4) Masukan nilai a dan b ke dalam persamaan regresi : Y = a + b X (5) Uji signifikan dan linearitas persamaan regresi tersebut dengan menggunakan tabel penolong yang disebut tabel analisis of varians (ANOVA) dalam bentuk sebagai berikut : Tabel ANOVA Sumber
Dk
Variasi Total
n
Regresi (a)
1
Jumlah Kuadrat (jk)
Rata-rata Jumlah Kuadrat (Rjk)
(∑ Y )
(∑ Y )
2/n
2/n
i
Regresi (b/a)
1
Residu
n-2
Tuna Cocok
i
S 2reg = JK (b/a)
JK reg = JK (b/a) JK reg =
∑ (Y − Y )
2
1
k-2
JK (TC)
n-k
JK (G)
1
S 2reg
=
∑ (Y − Y )
2 S TC =
(TC) Kekeliruan (E)
F
S G2 =
1
2
1
n−2 JK (TC ) k −2 JK (E ) n−k
(6) Isi rumus-rumus dalam tabel tersebu`t berdasarkan hasil perhitungan (7) Menetapkan taraf signifikan (α = 0,05) (8) Cari F sign tabel dengan rumus : F sign tabel = F (1-α) (dk reg b/a) (dk res)
97
Dengan melihat tabel F uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan kriteria F sign hitung > F sign tabel maka dinyatakan signifikan. (9) Cari F (line tabel) dengan rumus : F (line tabel) = F (1-α) (dk-TC) (dk E) dengan melihat tabel F di dapat nilai F (line tabel). Uji linearitas dilakukan dengan melihat F (line hitung) < F (line tabel) maka dinyatakan linier. •
Uji signifikan koefisien korelasi dengan rumus : t hitung =
r n−2 1− r2
Interpretasi koefisien korelasi nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat kuat
0,60 - 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat rendah
(Riduwan, 2004: 136) •
Menentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi : Jika t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka korelasinya tidak signifikan
•
Tentukan dk dengan rumus : dk = n-2 pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t tabel
98
•
Bandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan lihat pada kriteria pengujian signifikansi.