BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Auditing
2.1.1.
Pengertian Auditing Arens et.al. (2008 : 4) mendefenisikan auditing sebagai “pengumpulan
dan
evaluasi
bukti
tentang
informasi
untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”. Sementara itu menurut Mulyadi (2002:11), auditing adalah : suatu
proses
mengevaluasi
sistematik bukti
untuk memperoleh
secara
objektif
dan
mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian dengan
antara
kriteria
pernyataan-pernyataan yang
telah
ditetapkan,
tersebut serta
menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Dari defenisi tersebut, terdapat beberapa unsur penting yang mendasari akuntansi menurut Mulyadi (2011:9), yaitu : 1. Suatu Proses Sistematik Auditing merupakan suatu proses sistematik yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, bererangka dan
Universitas Sumatera Utara
terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan. 2. Untuk memperoleh dan Mengevaluasi Bukti Secara Objektif Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut. 3. Pernyataan Mengenai Kegiatan dan Kejadian Ekonomi Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Akuntasi merupakan
proses
pengidentifikasian,
pengukuran,
dan
penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari lima laporan keuangan pokok : neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan biaya pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan. 4. Menetapkan Tingkat Kesesuaian Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
5. Kriteria yang Telah Ditetapkan Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa : a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif. b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen. c. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. 6. Penyampaian Hasil Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan asestasi (attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Pengesahan dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat atas laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan. 7. Pemakai yang Berkepentingan Dalam dunia bisnis, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti : pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak. 2.1.2.
Jenis-Jenis Audit Menurut Rahayu dan Suhayati (2010 : 4), jenis audit terdiri dari 3 macam, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1.
Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan wajar, sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.
2.
Audit Operasional Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak dapat mengikuti semua kegiatan operasi perusahaannya sehari-hari, sehingga mereka membutuhkan auditor manajemen yang profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan operasional perusahaan.
3.
Audit Kepatuhan Audit Kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah auditee (yang diperiksa) telah mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan yang telah ditentukan pihak yang otoritasnya lebih tinggi.
2.1.3
Opini Audit Auditor terlebih dahulu harus mengumpulkan bukti dengan memeriksa catatan akuntansi yang mendukung laporan keuangan ketika melakukan audit. Opini audit merupakan bagian dari laporan audit sebagai informasi utama dari laporan audit. Tugas umum dari auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya melihat pada hal-hal yang ditampilkan dalam laporan keuangan tetapi
Universitas Sumatera Utara
juga harus lebih mewaspadai kelangsungan hidup perusahaan dalam batas waktu tertentu (SPAP SA 341). Ada lima tipe pendapat audit menurut (SPAP, 2011 : PSA 29 SA Seksi 508) yaitu: 1.
Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, sesuai dengan SAK/ ETAP/ IFRS. Penjelasan laporan keuangan juga telah disajikan
secara
memadai,
informatif
dan
tidak
menimbulkan pemahaman yang menyesatkan. 2.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion With Explanatory Language) Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Keadaan tersebut meliputi : 1.
Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
Universitas Sumatera Utara
2.
Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
3.
Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan
auditor
yakin
tentang
adanya
kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun
setelah
mempertimbangkan
rencana
manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen
tersebut
dapat
secara
efektif
dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai. 4.
Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan standar akuntansi atau dalam metode penerapannya.
5.
Keadaan
tertentu
yang
berhubungan
dengan
laporan audit atas laporan keuangan komparatif. 6.
Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak di review.
7.
Informasi tambahan yang diharuskan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia-Dewan
standar
Akuntansi
Universitas Sumatera Utara
keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi
tambahan
tersebut
sesuai
dengan
panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut. 3.
Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan apabila terdapat keadaan sebagai berikut : 1.
Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
2.
Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS,
Universitas Sumatera Utara
yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. 3.
Jika
auditor
menyatakan
pendapat
wajar
dengan
pengecualian, ia harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia harus juga mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraph penjelasan di dalam paragraf pendapat. Pendapat wajar dengan pengecualian harus berisi kata kecuali atau pengecualian dalam suatu frasa seperti kecuali untuk atau dengan pengecualian untuk. Frasa seperti tergantung atas atau dengan penjelasan berikut ini memiliki makna yang tidak jelas atau tidak cukup kuat, oleh karena itu pemakaiannya harus dihindari. Karena catatan atas laporan keuangan merupakan bagian laporan keuangan auditan, kata-kata seperti disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, jika dibaca sehubungan dengan catatan 1 mempunyai kemungkinan untuk disalahtafsirkan dan okeh karena itu pemakaiannya harus dihindari. 4.
Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor jika laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
Universitas Sumatera Utara
usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia dibatasi ruang lingkupnya, sehingga ia tidak dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga ia tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. 5.
Pernyataan tidak memberikan pendapat ( Disclaimer Opinion). Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor karena auditor mengalami pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit dan auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.1.4.
Opini Audit Going Concern Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Berdasarkan lima tipe pendapat audit menurut (SPAP, 2011 : PSA 29 SA Seksi 508), opini audit going concern termasuk ke dalam kategori opini audit pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified
Opinion
With
Explanatory
Language).
Menurut
Setiawan (2006), tanggung jawab utama director untuk menentukan
Universitas Sumatera Utara
kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan. Dengan adanya asumsi going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang Menurut Altman dan McGough (1974), masalah going concern terbagi menjadi dua, yaitu : 1.
Masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, dan kesulitan memperoleh dana.
2.
Masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terusmenerus, prospek pendapatan yang merugikan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas organisasi. PSA 30 menyatakan bahwa going concern dapat dipakai
sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu badan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva
Universitas Sumatera Utara
kepada pihak luar secara bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar atau kegiatan serupa lainnya. Pernyataan Standar Auditing (PSA) 29 paragraf 11 huruf d (IAI, 2001: SA Seksi 508, paragraf 11) menyatakan bahwa keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), yang dinyatakan oleh auditor. Auditor harus mengevaluasi kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas (IAI, 2001: SA Seksi 341, paragraf 03), dengan cara sebagai berikut : 1.
Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi
keadaan
atau
peristiwa
yang
secara
keseluruhan manunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. 2.
Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan
satuan
usaha
dalam
mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus:
Universitas Sumatera Utara
a.
Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.
b.
Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan.
3.
Setelah
auditor
mengevaluasi
rencana
manajemen,
ia
mengambil kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Auditor perlu mempertimbangkan rencana manajemen dalam mengatasi kondisi buruk dalam periode tidak lebih dari satu tahun. Pertimbangan tersebut (IAI, 2004: SA Seksi 341, paragraf 07) antara lain : 1.
Rencana untuk menjual aktiva
2.
Rencana penarikan utang atau restrukturisasi
3.
Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran
4.
Rencana untuk menaikkan modal pemilik Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) seksi 341
juga dijelaskan panduan untuk mempertimbangkan pernyataan pendapat atau tidak memberikan pendapat dalam hal auditor menghadapi masalah kesangsian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, dapat dilihat pada gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Apakah ada kondisi dan/ atau peristiwa yang berdampak terhadap kelangsungan hidup entitas?
SA Seksi 508 (PSA No. 29)
Apakah auditor sangsi atas Ya kelansungan hidup entitas?
Apakah ada rencana manjemen?
Ya
Tidak memberikan pendapat
Tidak
Apakah rencana manjemen dapat dilaksanakan?
Tidak Tidak memberikan pendapat
Ya Tidak
Apakah cukup pengungkapan?
Tidak Ya Pendapat wajar tanpa pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas atau penekanan atas suatu hal (Emphasis of a Master)
Pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar
Gambar 2.1 Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern (Sumber: IAI,2001: SA Seksi 341.Lampiran)
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.
Reputasi Auditor Reputasi auditor sering dinilai dari kepercayaan pemakai jasa auditor bahwa auditor memiliki kekuatan monitoring yang secara umum tidak dapat diamati dan auditor yang memiliki reputasi baik akan cenderung untuk mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya terjaga dan tidak kehilangan klien. Teori reputasi memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan reputasi auditor (Lennox, 2000). Dopuch dan Simunich (1980) dan Deangelo (1981) dalam Schwartz (1996) beragumentasi bahwa ukuran audit berhubungan positif dengan reputasi auditor. Kantor akuntan publik (KAP) sebagai salah satu variabel kontrol yang mempengaruhi keputusan opini audit going concern, didasarkan atas pemikiran logis bahwa auditor independen sebagai sumber daya manusia dan subyek yang memiliki peran penting dalam mengevaluasi dan membuat keputusan opini audit going concern (Geiger dan Raghunandan, 2002). IAI dalam Buku Direktori Ikatan Akuntan Indonesia 20012002, membedakan KAP yang beroperasi di wilayah Indonesia menjadi dua;yaitu 1) bekerjasama dengan kantor akuntan asing, dan 2) tidak bekerjasama dengan kantor akuntan asing. Dalam penelitian sebelumnya Setyarno (2006) mengklasifikasikan kantor akuntan publik menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP yang Big Four dan KAP yang tidak berafiliasiasi dengan
Universitas Sumatera Utara
KAP yang Big Four. Umumnya KAP The big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non-big four karena auditor yang bekerja pada KAP big four akan lebih memperlihatkan independensi dibandingkan auditor yang berafiliasi pada KAP non big four . 2.1.6.
Rasio Profitabilitas Profitabilitas
adalah
rasio
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir,2008:196). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304). Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Rasio profitabilitas sebenarnya ada beberapa seperti Gross profit margin (GPM), Net profit margin (NPM), Return on asset (ROA), Return on equity (ROE), Earning per share (EPS) dan Payout ratio (PR) tetapi peneliti dalam penelitian ini membatasi rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan adalah rasio ROA (Return On Asset). Menurut Sofyan (2008:305) Return on asset (ROA) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba/ rugi
Universitas Sumatera Utara
bersih dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Peneliti hanya menggunakan rasio ROA karena dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam
memanfaatkan
aktivanya
dalam
kegiatan
operasional
perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pandapatan. ROA =
Net Income Total Assets
2.1.7.
Solvabilitas Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2008:151). Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai
Universitas Sumatera Utara
kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going concern. Rasio solvabilitas juga terdiri dari beberapa rasio seperti Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Equity Multiplier (EM), Interest coverage
(IC). Dalam penelitian ini, peneliti
membatasi penggunaan rasio solvabilitas yang digunakan yaitu dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Menurut Kasmir (2008), “Debt to equity ratio merupakan rasio menilai utang dengan ekuitas”. Alasan penggunan rasio ini oleh peneliti karena dengan menggunakan rasio DER, kita dapat mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas utang. Semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut: DER =
2.1.8.
Long Term Debt Stocholder’s Equity
Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima pada tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu auditee dengan opini audit going concern / going concern audit opinion (GCAO) dan tanpa opini going concern / non going concern audit opinion (NGCAO). Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern,
Universitas Sumatera Utara
maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going cocern pada tahun berikutnya. Mutchler (1985) menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model discriminant analysis yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 % dibanding model yang lain. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya ditemukan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini going concern jika opini tahun sebelumnya adalah opini going concern. Sehingga dapat disimpulkan bahwa opini tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap pengungkapan opini going concern. 2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penelitian terlebih dahulu : Tabel 2.1. Tinjauan Peniliti Terdahulu Peneliti/ Tahun Magdalena Tampubolon (2011)
Judul
Variabel Penelitian Pengaruh Variabel Kualitas dependen: Audit, opini audit Profitabilitas, going Leverage, dan concern Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap
Metode Analisis Regresi Logistik
Hasil Penelitian Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
Universitas Sumatera Utara
Peneliti/ Tahun
Judul Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Oktavianna Sembiring (2011)
Setyarno (2006)
Metode Variabel Analisis Penelitian Variabel independen: Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya
Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Variabel dependen: opini audit going concern
Regresi Logistik
Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Regresi Variabel Logistik dependen : Opini audit going concern
Variabel independen: Likuiditas, Solvabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit
Variabel independen : Kualitas audit, Kondisi keuangan perusahaan,
Hasil Penelitian opini audit going concern sedangkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern Leverage, Kualitas Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan Likuiditas, Opini Audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern Kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit,sedangkan Kondisi keuangan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Peneliti/ Tahun
Siagian (2009)
Sianturi (2012)
Judul
Variabel Penelitian Pertumbuhan Variabel Perusahaan independen : Terhadap Kualitas Opini Audit audit, Going Kondisi concern keuangan perusahaan, Opini audit tahun sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Pengaruh Variabel ProksiGoing dependen : concern dan Opini audit Opini Audit tahun berjalan Tahun Sebelumnya Variabel Terhadap independen : Opini Audit Quick Ratio Tahun (QR), Loan to Berjalan pada Asset Ratio Bank Umum (LAR), Long yang Go Term Debt to Publik di Assets Ratio Indonesia (LTDAR)
Pengaruh Kualitas Audit, Opini Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Audit Report Lag
Metode Analisis
Hasil Penelitian dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh Signifikan terhadap opini audit going concern
Regresi Logistik
QR, LAR, LTDAR, DER tidak berpengaruh terhadap opini audit tahun berjalan. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit tahun sebelumnya.
,Debt to Equity Ratio (DER) , Opini audit tahun sebelumnya Regresi Variabel Logistik dependen: Penerimaan opini audit going concern
Kualitas audit, Ukuran perusahaan dan Audit Report Lag berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan
Universitas Sumatera Utara
Peneliti/ Tahun
Judul
Metode Variabel Analisis Penelitian Terhadap Variabel Penerimaan independen: Opini Audit Kualitas Audit, Opini Going Concern Pada Tahun Perusahaan Sebelumnya, Manufaktur Pertumbuhan yang Terdaftar Perusahaan, Di Bursa Efek Ukuran Indonesia Perusahaan, dan Audit Report Lag
Surbakti (2011)
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia)
Variabel dependen: Penerimaan opini audit going concern
Variabel independen: Debt default, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, kualitas audit, opinion shopping, audit lag
Regresi logistik
Hasil Penelitian terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan Opini audit tahun sebelumnya dan Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan siginifkan terhadap penerimaan opini audit going concern. Debt default, kondisi keuangan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan kualitas audit, opinion shopping, audit lag tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2013)
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, debt default dan opinion shopping dan variabel dependennnya adalah opini going concern yang diterima. Hubungan antara debt default, kualitas audit dan opinion shopping terhadap penerimaan opini going concern dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut: Reputasi Auditor
H1 H2
Rasio Profitabilitas
Rasio Solvabilitas Opini Audit Tahun Sebelumnya
Penerimaan Opini Audit Going Concern
H3 H4
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan tidak dapat mengetahui pengaruhnya secara simultan karena hasil pengujian dengan metode regresi logistik hanya ada pengujian secara parsial. 2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan pustaka maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
H1 : Reputasi Auditor berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. H2 : Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. H3 : Rasio Solvabilitas berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. H4 : Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.
Universitas Sumatera Utara