10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.I Komunikasi organisasi
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-waycommunications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik citacita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masingmasing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Jika berbicara tentang komunikasi organisasi maka kita akan membahas 2 bagian, yaitu ”komunikasi” dan ”organisasi” kemudian baru kita lihat keterkaitan di antara keduaya. Banyak definisi definisi menurut para ahli tentang pengertian komunikasi. Berikut ini ada beberapa definisi komunikasi menurut para ahli anatara lain :
1. Definisi Hovland,Janis dan Kelley
Hovland, Janis dan Kelley mengatakan bahwa,”communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individual”. Maksud dari kata tersbut adalah komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses.1
2. Definisi William J. Seller William J.Seller memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dengan mana symbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.2
1 2
Komunikasi organisasi. Warner.j.sthepen. jkt.2013. ‐ibid hal 11‐
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Jika dllihat dari pengertiannya dapat di simpulkan komunikasi itu terdiri dari beberapa komponen-komponen yang menunjang agara komunikasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan efektiv. Komponen-komponen tersebut anatara lain : 1. Pengirim Pesan Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan.Oleh sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian menyandikan/ encode arti tersebut ke dalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
2. Pesan Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio, dsb. Pesan nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
3. Saluran / Media Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari sipengirim dengan si penerima. Saluran yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat atau media
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, televisi, surat kabar. Disamping itu kita juga dapat menerima pesan melalui alat indera penciuman, alat pengecap dan peraba.
4. Penerima Pesan Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.
5. Respon Respon terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.3
Jadi, komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya baik melalui verbal atau nonverbal guna mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam berbagai konteks. Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh 3
http://dwinasl.blogspot.com/2012/03/komponen‐komponen‐komunikasi.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan. Mengenai organisasi, Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu kordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirearki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi juga mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepasa komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.4 Sedangkan menurut Kochler mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. 5 Lain lagi menurut pendapat Wright yang mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari akrivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.6 4 Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi.2007. PT. Bumi aksara. 25 5 6
Ibid hal 14 Ibit hal 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Dari ketiga pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja,dan berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi terdiri dari :
Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Organisasi memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada yang sangat sederhana
dan ada pula yang sangat kompleks. Didalam organisasi tentunya pasti terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Elemen-elemen tersebut adalah strutur sosial, partisipan, tujuan, teknologi dan lingkungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Gambar 1. Bentuk Organisasi Lingkungan (Environment)
Organisasi
Struktur Sosial
Teknologi
Tujuan
partisipan
.
1.
Struktur Sosial Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara
partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis (Scott,1981) dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu stuktur normatif dan stuktur tingkah laku. Stuktur normatif mencakup nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Sedangkan komponen tingkah laku berfokus pada tingkah laku yang dilakukan. Stuktur normatif dan stuktur tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat dipisahkan secara jelas dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatya dan
saling
berhubungan.
Tingkah
laku
sebagaimana norma membentuk tingkah laku.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
membentuk
norma-orma
17
2.Partisipan Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebiih daripada suatu organisasi dan keterlibatannya pada masing-masing orgnaisasi tersebut sangat bervariasi. Tingkat keterampilan dan keahlian yang dibawa partisipan ke dalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. 3.Tujuan Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat kontroversial dalam mempelajari organisasi. Tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini, 4.Teknologi Teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pegetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Semua organisasi mempunyai teknologi tetapi bervariasi dalam teknik atau kemanjuran dalam memproduksi hasil yang diinginkan. 5.Lingkungan Tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan organisasinya sendiri. Semuanya tergantung kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk terus dapat hidup.7 7
Pace, R Wayne dan Faules Don F. Komunikasi Organisasi. 2007
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.8 Komunikasi Organisasi juga dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
8 Wiryanto. Komunikasi organisasi. Jkt 2012
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Gambar 2. Sistem Komunikasi Organisasi
Gambar di atas melukiskan konsep suatu sistem komunikasi organisasi. Garis yang putus-putus melukiskan gagasan bahwa hubungan-hubungan ditentukan secara alami; hubunganhubungan itu juga menunjukkan bahwa struktur suatu organisasi bersifat luwes dan mungkin berubah sebagai respons terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan yang internal dan eksternal. Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi: 1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog. 2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan. 3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini me 4. nekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.9
2.1.1 Komunikasi Internal Komunikasi internal adalah Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. 10
9
Komunikasi organisasi lengkap. Khomsarial. Jkt. 2014 ibit
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Upward communication Downward communicatio
Horizontal communication Interline communication
Gambar 3. Dimensi Komunikasi Organisasi.
1. . Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. 2. Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: a. Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya. 3. Horizontal communication Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama 4. Interline communication Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orangorang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran. Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran: a. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung b. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya 2.1.2 Komunikasi Eksternal Komunikasi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan khalayak audience di luar organisasi. 1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak bersifat informatif ; majalah, press release/ media release, artikel surat kabar atau majalah, pidato, brosur, poster, konferensi pers, dll.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi, misalnya: lebih berupa kritik dan saran yang diberikan dari khalayak kepada organisasi
2.2. Gaya Komunikasi Gaya komunikasi (communications style) di definisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan prilaku komunikasi yang di pakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari suatu gaya komunikasi yang di gunakan, bergantung pada maksud dari pengiriman dan harapan dari penerima.11 komunikasi Dalam pengaplikasian organisasi akan ada hubungannya dengan gaya komunikasi yang dipakai setiap orang-orang yang terlibat. Gaya komunikasi didefinisikan sebagai seperangkat perila ku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver). Gaya pemimpin dalam berkomunikasi umumnya dapat di lihat dari 2 kutub. Kutub berteman(sociability) dan kutub dominan. Artinya dalam berkomunikasi 11
Membaca gaya komunikasi pimpinan kita.puskombis.burhan bungin.2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
dengan bawahannya pemimpin akan memakai gaya yang mana ? gaya berteman kah atau gaya dominan ?. jika pemimpin memilih gaya berteman maka dia akan berkomunikasi pada gari kontinum, sangat dominan dan kurang dominan. Gaya komunikasi pemimpin juga akan bergerak pada garis vertical, sangat akrab dan sangat tidak akrab. Apabila terdapat gaya komunikasi pemimpin sangat akrab namun dia sangat dominan maka gaya ini kita namakan gaya emotive, artinya gaya komunikasi pemimpin adalah gaya yang cenderung emosi. Namun apibila pemimpin sangat dominan namun ia tidak akrab dengan bawahannya, maka pemimpin ini menggunaka gaya director. Sedangkan apabila pemimpin tidak akrab dengan bawahan namun dia juga tidak dominan maka gaya komunikasi ini disebut reflective atau suka berfikir dan termenung. Apabila pemimpin tidak dominan dia sangat akrab dengan bawahan maka gaya komunikasi ini disebut gaya supportive atau mendukung.12 Sangat akrab
Tidak Dominan
Supportive
Emotive
Sangat
Reflective
Director
Dominan
Tidak akrab 12
ibit
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Menurut Kreitner & Kinicki dalam Mc.Kay: Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari ssekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dalam gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender), dan harapan dari penerima (receiver). gaya komunikasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: assertive, agresif, dan gaya non assertive. Adapun penjelasan tiap gaya komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Assertive Style, yaitu gaya komunikasi dimana komunikator membuat pernyataan secara langsung yang disertai dengan pertimbangan perasaan, ide, dan harapan.
Komunikator
dengan
gaya
ini
memiliki
kemampuan
untuk
mendengarkan dengan baik sehingga membiarkan orang lain untuk mengetahui bahwa ia didengarkan. Gaya komunikasi ini terbuka dalam melakukan negosiasi dan kompromi, bisa menerima dan memberikan komplain, memberikan perintah secara langsung 2.
Passive
style,
yaitu
gaya
komunikasi
dimana
komunikan
tidak
mengekspresikan perasaan, ide, dan harapannya secara langsung. Dalam gaya ini, komunikator cenderung akan banyak tersenyum dan lebih banyak menyampaikan kebutuhannyakepada orang lain. Komunikator juga cenderung melakukan tindakan dibandingkan mendengarkan. Gaya pasif cenderung menggunakan suara yang lemah lembut, serta sering berhenti berkata-kata dan cenderung tidak melakukan kontak mata dengan komunikan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
3. Agresife style, yaitu gaya komunikasi Di mana komunikator cenderung menyatakan perasaannya dengan mudah mengenai apa yang diinginkannya, apa yang dipikirkan, tetapi sering mengabaikan hak dan perasaan orang lain. Komunikator jenis ini seringkali menyakiti orang lain dengan kalimatkalimat yang sarkastik atau bercanda yang berlebihan. Gaya agresif sering menunjukkan kekuata dan kekuasaan. Sehingga kadang-kadang didalam menyampaikan pesan bukan hanya dalam bentuk kata-kata tetapi juga diiringi dengan bahas tubuh seperti menunjuk, menggebrak meja dan sebagainya untuk mempertegas maksud dari yang diucapkan13 gaya komunikasi yang lazim di gunakan menurut Steward L. Tubs dan Sylvia moss adalah sebagai berikut : Gaya komunikasi mengendalikan (the controlling style) Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk 13
Kreitner & Kinicki. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta : salemba Empat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya. Gaya komunikasi dua arah (The Equalitarian Style ) Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication). Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi. The Structuring Style Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut The Dynamic style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
The Relinguishing Style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. The Withdrawal Style Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.14 14
Membaca gaya komunikasi pemimpin kita. Burhan bungin.puskombis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Tabel 1. Gaya Komunikasi Gaya Komunikasi The Style
Komunikator
Controlling Memberi perintah, Mempersuasi butuh perhatian orang lain. orang lain.
The Equalitarian Akrab, hangat. Style The Style
Maksud
Structuring Objektif, memihak.
The Dynamic Style
Menggunakan kekuasaan dan wewenang.
Mestimulasi orang Menekankan lain. pengertian bersama.
tidak Mensistemsasi lingkungan kerja, memantapkan struktur
Mengendalikan, agresif.
Tujuan
Menegaskan ukuran, prosedur, aturan yang dipakai.
Menumbuhkan Ringkas sikap untuk singkat. bertindak.
dan
Mengalihkan Mendukung The Relinquishing Bersedia menerima gagasan tanggung jawab pandangan orang Style orang lain. kepada orang lain. lain.
The Style
Withdrawal Independen berdiri sendiri.
/ Menghindari komunikasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mengalihkan persoalan.
32
2.3 Public Relations Definisi public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi 15 2.3.1 Tujuan Public Relation Menurut Rosady Ruslan . tujuan public relation adalah sebagai berikut: 1.
menumbuh kembangkan citra positif perusahaan untuk public eksternal atau masyarakat dan konsumen.
2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara public sasaran dengan perusahaan. 3. Mengembangkan fungsi pemasaran dengan sinergi public relations. 4. Efektif dalam pengenalan merk dan pengembangan merk. 5. Mendukung pemasaran. 16 Sedangkan tujuan public relations menurut jefkins adalah sebagai berikut : A.Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. 15 16
http://jurnal‐sdm.blogspot.com/2009/07/public‐relation‐definisi‐fungsi‐dan.html Dasar‐dasar Public relations. Sr. maria Asumta. 2014. 15. Grasindo.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
B. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai. C. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. D. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru. E. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan. F. Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan. G. Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. H. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis. i. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain. J. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru. 2.3.2 Fungsi PR Onong Uchjana menyebutkan 4 fungsi PR : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada publik. Melayani publik demi kepentingan umum.17 2.3.3 Model Komunikasi PR Salah satu model komunikasi Public relations yaitu Model komunikasi simetris dua arah (Model-Two Way Symmetrical) yang menggambarkan bahwa suatu komunikasi propaganda (Kampanye) melalui dua arah timbal balik yang berimbang. Melalui model ini, akan lebih mudah untuk membentuk pemahaman publik dengan strategi komunikasi yang sudah ditentukan sebelumnya karena model ini dianggap lebih etis dalam penyampaian pesanpesan (informasi) melalui teknik komunikasi membujuk (persuasive communication) untuk membentuk saling pengertian, dukungan dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.18
Sorces (organizations)
Receiver (public)
Gambar 4. Model Symmetrical communications
17 18
Onong Uchjana, Human Relations & Public Relations. Jkt 2013 ‐ibit‐
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Dari penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa model komunikasi public relations simetris dua arah (Model-Two Way Symmetrical) merupakan model komunikasi memiliki komunikasi timbal balik sehingga lebih dapat dipercaya dalam penyampaian pesannya dan lebih mudah mencapai strategi komunikasi yang diinginkan. Target kegiatan PR dalam konteks ini adalah menjaga suasana diantara para karyawan di dalam badan atau perusahaan. Bagaimana menciptakan komunikasi efektif, keserasian hubungan antara pimpinan dan bawahan, baik secara horisontal maupun vertikal, sehingga dapat memperkuat tim kerja perusahaan. Tiap anggota dari badan atau perusahaan itu, dari tingkat pimpinan sampai pesuruh, merupakan Public Relations Officer yang tidak resmi. Dimana segala perilaku mereka mendapat sorotan dari publik dan dapat mempengaruhi nama baik perusahaan internal Public Relations juga harus melakukan upaya-upaya untuk dapat memecahkan permasalahan dalam lingkungan intern perusahaan, seperti bagaimana memelihara hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan serta antara buruh dengan pegawainya dengan rekan-rekan sekerja, mempertinggi produktivitas sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan, menggerakkan para pegawai agar memberikan pelayanan maksimal kepada publik, mengadakan komunikasi teratur dan tepat guna dalam perusahaan secara vertikal dan horisontal, mempertinggi kecakapan dan pengetahuan SDM perusahaan, memberikan hiburan dan kesempatan bersantai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
bagi pegawai, meningkatkan kebersihan, ketertiban, serta keindahan perusahaan dan lingkungannya, mengintegrasikan keluarga pegawai ke dalam kehidupan perusahaan, memelihara kesejahteraan pegawai atas usaha sendiri. Dalam hal pelaksanaan tergantung pada besar kecil perusahaan serta skala prioritas. Dapat disimpulkan bahwa public relation lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembang tumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah. 2.4 Human Relations 2.4.1 Pengertian Human Relations Arti Luas: komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.19
19
Hodgetts & Richard M., Modern Human Relations At Work
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Arti Sempit: komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi karyawan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.20 Sedangkan pengertian human relations menurut para ahli adalah terjemahan dari hubungan kemanusiaan yang bersifat rohaniah yang memperhatikan aspek aspek kejiwaan yang ada di diri manusia seperti misalnya watak,sikap,tingkah laku,perangai,dan aspek kejiawaan lainnya yang ada dalam diri manusian21 2.4.2 Sejarah Perkembangan Human Relations Human relations atau yang disebut hubunga antar manusia pertama kali di perkenalkan oleh Elton mayo. Mayo dikenal sebagai pendiri Gerakan Hubungan Manusia ,
dan
dikenal
atas
penelitiannya
termasuk Studi
Hawthorne dan
bukunya Masalah Manusia dari Peradaban Industri Maju (1933). Penelitian yang dilakukan di bawah Studi Hawthorne tahun 1930-an menunjukkan pentingnya kelompok dalam mempengaruhi perilaku individu di tempat kerja. Ini memungkinkan dia membuat kesimpulan tertentu tentang bagaimana para manajer harus bersikap. melakukan sejumlah penyelidikan untuk mencari cara meningkatkan produktivitas, misalnya perubahan kondisi pencahayaan di tempat kerja. Namun apa yang ia 20 21
ibit Wursanto.etika komunikasi kantor.1987
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
temukan adalah bahwa kepuasan kerja tergantung untuk sebagian besar pada pola sosial informal kelompok kerja. Dimana norma kerjasama dan output yang lebih tinggi didirikan karena perasaan pentingnya, kondisi fisik atau insentif keuangan yang memiliki nilai motivasi sedikit. Orang-orang akan membentuk kelompok kerja dan ini dapat digunakan oleh manajemen untuk manfaat organisasi. Dia menyarankan ketegangan antara 'pekerja' logika sentimen 'dan' logika efisiensi biaya dan 'manajer' yang dapat menimbulkan konflik dalam organisasi.22 Elton Mayo berpendapat bahwa Para pekerja akan bekerja lebih keras, apabila mereka
yakin
bahwa
manajemen
memikirkan
kesejahteraan
mereka.Mayo
mengusulkan perlunya pelatihan yang mendalam tentang psikologi, sosiologi dan antropologi serta metode penelitian yang canggih. Diakui oleh ilmuwan manajemen sekarang bahwa mayo setidaknya telah menemukan kembali pernyataan lama Owen,bahwa perhatian sebenarnyabagi para bawahan,
mesin-mesin
penting (importante
machines) yang dimaksud
adalah
deviden yang dibayarkan. Gaya manager akan memberikan kontribusi yang besar terhadap produktivitas, sehingga pelatihan atau tranning manajemen perlu mendapatkan perhatian yang mendalam, perluberorientasi pada pengajaran ketram pilan manusiawi bukan lagi mesin.23
22 23
Hodgetts & Richard M., Modern Human Relations At Work, Onong uchjana. Human relations&public relations.jkt.2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
2.4.3 Teori Human Relations 1.
Teori transaksi (model pertukaran sosial) : Human Relations berlangsung mengikuti kaidah transaksional.
2. Teori peran : Pergaulan sosial sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat yang mengatur apa dan bagaimana peran tiap orang dalam pergaulannya. 3. Teori permainan : Klarifikasi manusia terbagi menjadi tiga yaitu anakanak,dewasa dan orang tua. Masing-masing individu mempunyai sifat yang khas.24 2.4.4 Tujuan Human Relations 1. Memanfaatkan pengetahuan tentang faktor socialdan psikologis dalampenyes uaian
diri manusia sehingga
terjadi
keselarasan
dan
denganperselisihan seminimal mungkin. 2. Memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain. 3. Memperoleh pengetahuan dan informasi baru. 4. Menumbuhkan sikap kerjasama. 5. Menghilangkan sikap egois / merasa paling benar.
24
Onong uchjana.humanrelations&publicreation.jkt.1998.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keserasian,
40
6. Menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius”; mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.25 2.4.5 Human relations Dalam Organisasi Human relations adalah terjemahan kata hubungan kemanusiaan, yang bersifat rohaniah dengan memperhatikan aspek-aspek kejiwaan yang ada pada diri manusia misalnya: watak, tingkah laku, dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia. Human Relations adalah interaksi seseorang dengan segala bentuk, situasi dan bidang kehidupan yang menghasilkan kepuasan. Pengertian ini menyangkut masalah interkasi verbal, non verbal, interaksi di rapat, kantor, perjalanan, interaksi masalah pribadi, dan organisasi. Human relations ini dimaksudkan meningkatkan moral dan disiplin anggota organisasi dan bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja,sense of belonging, yang dikaitkan dengan peningkatan produktivitas sehingga human relations berfokus pada bagaimana metode komunikasi yang dipergunakan mampu memotivasi orang-orang dalam organisasi agar terjadi sikap kooperatis, kedisiplinan, etos kerja, produktivitas dan kepuasan bagi kedua belah pihak antara perusahaan dan karyawan.26
25
Onong uchjana.humanrelations&publicreation.jkt.1998.
26
Wursanto, Etika Komunikasi Kantor. 1997
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Selain
itu Human
Relation adalah
komunikasi
persuasif.
Dengan
melaksanakan human relation itu pimpinan organisasi atau pimpinan kelompok dapat melakukan komunikasi dengan para karyawannya untuk dapat menggerakkan mereka agar bekerja bersama-sama, sehingga hasil yang diperoleh dapat memuaskan.27 Human relation dalam organisasi merupakan hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan. Human Relation memegang peranan penting dalam hubungan internal karena dapat memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam organisasi. Benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi, bukan hanya
pimpinan dengan karyawan.
Tetapi juga karyawan dengan karyawan yang berpotensi mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi ataupun perusahaan.
27
ibit
http://digilib.mercubuana.ac.id/