6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nyeri 1. Defenisi Nyeri Nyeri merupakan kondisi perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Bare dan Smeltzer, 2001, hal. 212). Menurut Telfer (1997), nyeri merupakan fenomena multifaktorial yang subjektif, personal, dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologis, sosial budaya, dan ekonomi (Fraser, D. M., dan Cooper, M. A., 2009, hal. 461). 2. Teori Nyeri Terdapat beberapa teori tentang terjadinya ransangan nyeri, diantaranya : Transmisi nyeri, impuls nyeri berjalan sepanjang saraf sensorik ke ganglion akar dorsal dari saraf spinal terkait dan masuk ke dalam kornu posterior medula spinalis. Hal ini disebut neuron pertama. Neuron kedua muncul di kornu posterior, melintang di dalam medula spinalis (persimpangan sensorik) dan mengantarkan impuls melalui medula oblongata, pons varolli dan otak tengah ke talamus. Dari sini impuls berjalan sepanjang neuron ketiga menuju korteks sensorik. Teori Pengendalian Gerbang (gate control theory), mekanisme hambatan neurol atau spinal terjadi dalam substansi gelatinosa yang terdapat di kornu dorsal
6
7
medula spinalis. Impuls saraf yang diterima oleh nosiseptor, reseptor nyeri pada kulit dan jaringan tubuh dipengaruhi oleh mekanisme tersebut. Posisi hambatan menentukan apakah impuls saraf berjalan bebas atau tidak ke medula dan talamus sehingga dapat mentransmisikan impuls atau pesan sensori ke korteks sensorik. Jika hambatan tersebut tertutup, hanya terdapat sedikit konduksi atau bahkan tidak sama sekali. Jika hambatan terbuka, impuls dan pesan dapat melewatinya dan ditransmisikan secara bebas (Fraser, D. M., dan Cooper, M. A., 2009, hal 464). 3. Respon Nyeri Respon seorang terhadap nyeri bervariasi, ada yang sakit dan ada yang tidak merasakan respon tingkah laku terhadap nyeri yang dialami (Prawihardjo) ada tiga respon pada nyeri yakni psikologis, psikomotor, dan afektif. Keparahan nyeri dan durasinya mempengaruhi respon pada nyeri . Nyeri ringan yang hanya sebentar bisa menghasilkan sedikit atau tidak ada sama sekali respon tingkah laku. Namun nyeri berat yang meskipun hanya sebentar biasanya menghailkan refleks aksi menghindar penyebab nyeri (Perry & Potter, 2000). Sehingga nyeri tidak dapat diukur secara objektif dan hanya bertumpu pada ucapan dan prilaku klien karena hanya klien yang bisa mengetahui nyeri yang dialaminya. 4. Persepsi Nyeri Persepsi nyeri melibatkan proses sensorik ketika rangsangan nyeri itu muncul. Ini melibatkan interpretasi seseorang terhadap nyerinya . Dalam hal ini diperlukan adanya suatu adaptasi seseorang dalam menghadapi nyeri berulang-ulang yang dialaminya, maka nyeri akan terasa ringan dibandingkan dengan nyeri yang tiba-tiba terjadi tanpa ada persiapan atau adaptasi sebelumnya dari si penderita (Perry & Potter, 2000).
8
B. Nyeri Haid 1. Defenisi Nyeri Haid Nyeri haid adalah haid yang terasa nyeri yang dialami 75 % wanita pada saat sepanjang usia reproduktifnya yang disebabkan oleh hormon prostaglandin dalam jumlah berlebihan pada saat menstruasi (Stoppard. 2006. hlm 247). Nyeri haid nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi. Penyebab nyeri berasal dari otot rahim. Seperti semua otot lainnya, otot rahim dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat menstruasi kontraksi lebih kuat, kontraksi yang terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya prostaglandin. Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam dari rahim. Sebelum menstruasi terjadi zat ini meningkat dan begitu menstruasi terjadi, kadar prostaglandin menurun. Hal ini dapat menjelaskan mengapa sakit cenderung berkurang setelah beberapa hari setelah menstruasi (Proverawati. 2009. hlm 84). 2. Pembagian Jenis Nyeri Haid Nyeri haid dikategorikan oleh dokter menjadi dua jenis (Stoppard. 2006. hlm. 247). a. Disminorrea primer Cenderung mulai dua atau tiga tahun setelah menstruasi dimulai, dan ovulasi telah berlangsung penyebab kelainan ini biasanya tidak ditemukan dan gangguan sering kali hilang pada usia sekitar 25 tahun dan jarang dijumpai setelah kelahiran anak. Namun, ini dapat berlanjut setelah kelahiran anak dan
9
pada pertengahan usia 30-an. faktor penyebab antara lain faktor psikis, faktor endokrin dan faktor prostaglandin. Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena peningkatan produksi prostaglandin oleh dinding rahim saat menstruasi. Ciri-ciri disminore primer adalah terjadi beberapa waktu atau 6 – 12 bulan sejak menstruasi pertama (menarche),rasa nyeri timbul sebelum menstruasi atau
di
awal
menstruasi,berlangsung
beberapa
jam
nyeri
hilang
timbul,menusuk – menusuk pada umunya di perut bagian bawah, kadang menyebar ke sekitar pinggang, paha, disertai mual, muntah, sakit kepala, diare, sering buang air kecil, berkeringat. b. Disminorea sekunder Lebih sering dijumpai pada usia dewasa dan menimbulkan kram perut 1 atau 2 minggu sebelum mulai haid.ini biasanya merupakan gejala suatu kelainan dasar seoerti endometriosis atau perlekatan. Ciri-ciri disminorea sekunder antar lain,perdarahan berat atau abnormal, nyeri perut dan panggul, sering menimbulkan nyeri senggama, nyeri kram berat, timbul sebelum haid dan berlanjut selama menstruasi lalu mereda secara bertahap setelah menstruasi, nyeri saluran kemih atau usus besar termasuk diare, gangguan kesuburan. 3. Patofisiologi Nyeri Haid Primer Nyeri haid primer adalah nyeri yang terjadi selama masa menstruasi dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi disebabkan oleh kontraksi dari miometrium yang diinduksi oleh prostaglandin tanpa adanya kelainan patologis pelvis. Pada remaja dengan nyeri haid primer akan dijumpai peningkatan
10
prostaglandin oleh endometrium dengan pelepasan terbanyak selama menstruasi pada 48 jam pertama dan berhubungan dengan beratnya gejala yang terjadi (Speroff dan Fritz, 2005). Setelah terjadi proses ovulasi sebagai respon peningkatan produksi progesteron (Guyton dan Hall, 2007), asam lemak akan meningkat dalam fosfolipid membran sel. Kemudian asam arakidonat dan asam lemak omega-7 lainnya dilepaskan dan memulai suatu aliran mekanisme prostaglandin dan leikotrien dalam uterus. Kemudin berakibat pada termediasinya respon inflamasi, tegang saat menstruasi (menstual crmps) (Hillard, 2006). Hasil metabolisme asam arakodinat adalah prostaglandin (PG) F2-α, yang merupakan sutu cylooksigenase (COX) yang mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri haid. Selain PGF2-α juga terdapa PGE-2 yang ikut serta menyebabkan nyeri haid primer. Peningktan level PGF2-α dan PGE-2 jelas akan meningkatkan nyeri pada nyeri haid primer. Selanjutnya peran lekotrien adalah meningkatkan sensitivitas serabut syaraf uterus (Hillard, 2006). Prostaglandin F2∝ (PGF2∝) adalah perantara yang paling berperan dalam terjadinya nyeri haid primer. Prostaglandin ini merupakan stimulan kontraksi miometrium yang kuat serta efek vasokonstiksi pembuluh darah. Peningkatan PGF2∝ dalam endometrium diikuti dengan penurunan progesteron pada fase luteal membuat membran lisosomal menjadi tidak stabil sehingga melepaskan enzim lisosomal. Pelepasan enzim ini menyebabkan phospholipase A2 yang berperan pada konvesi fosfolipid menjadi asam arakidonat dan selanjutnya menjadi PGF2∝ dan prostaglandin E2 (PGE2) melalui siklus endoperoxidase
11
dengan perantara prostaglandin G2 (PGG2) dan prostaglandin H2 (PGH2). Peningkatan
kadar
prostaglandin
ini
mengakibatkan
peningkatan
tonus
miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan nyeri pada saat menstruasi (Braverman dan Sondhelmer, 1997 dalam Mc Lachlan et all, 2002). 4. Pengkajian nyeri Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menetapkan diagnosa kebidanan yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi respon klien terhadap terapi. Saat mengkaji nyeri, bidan harus sensitif terhadap intensitas ketidaknyamanan klien (Potter & Perry, 2005). Pengkajian karakteristik nyeri sangat membantu dalam membentuk pola nyeri dan tipe terapi yang digunakan untuk mengatasi nyeri. Adapun karakteristik nyeri meliputi : skala nyeri, lokasi, keparahan, dan pola nyeri, tindakan untuk menghilangkan nyeri dan gejala penyerta. Untuk mengukur intensitas keparahan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu numerical rating scale. Gambar 1. Skala Sederhana Intensitas Nyeri Numerical Rating Scale A
| 0
|
|
|
1
2
3
Tidak nyeri
|
| 4
5
|
|
|
|
|
6
7
8
9
10 Sangat nyeri
12
Dengan kriteria nyeri adalah : a. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri yang hanya sedikit dirasakan. b. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi. c. Skala 7-9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. d. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak dapt berkomunikasi Klien akan menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan persepsinya tentang intensitas keparahan nyeri (Potter & Perry, 2005). 5. Penatalaksanaan Nyeri Haid Beberapa pengobatan nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid antara lain dengan mnegkonsumsi vitamin E dan penggunaan aromaterapi. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang dapat membantu seluruh sel dan jaringan tubuh memperbaiki serta mangatasi peradangan atau inflamasi, salah satunya adalah nyeri. Asupan vitamin E membantu menstabilkan aliran menstruasi dengan memperbaiki lapisan rahim (Vedder, 2007). Selain mengkonsumsi vitamin E penggunaan aromaterapi dikenal sebagai salah satu cara terapi kesehatan yang aman dan nyaman dengan menggunakan minyak esensil atau saripati hasil ekstraksi bagian-bagian tumbuhan untuk
13
memperlancar haid. Aromaterapi bekerja dengan mempengaruhi kerja otak, sarafsaraf penciuman yang secara langsung berhubungan dengan hipotalamus, bagian otak yang mengendalikan sistem kelenjar yang mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi aktivitas tubuh, dan mempengaruhi kerja sistem limbik yang berhubungan dengan sirkulasi darah (Price, 2001). Menurut Andersch dan Milson membagi tingkatan nyeri haid dalam 4 derajat, yaitu: Tingkat 0 nyeri sangat ringan atau tidak ada dan aktivitas sehari-hari tidak terpengaruh, tingkat I nyeri ringan, tidak memerlukan analgetika dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu, tingkat II nyeri sedang, memerlukan analgetika dan aktivitas sehari-hari terganggu tapi jarang mangkir dari sekolah atau pekerjaan, tingkat III nyeri berat, yang tidak bermakna berkurang dengan analgetika dan tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari timbul keluhan vegetatif misalnya nyeri kepala, kelelahan, mual dan muntah.
C. Terapi Pijat 1. Defenisi Pemijatan adalah perawatan untuk jaringan lunak di tubuh-kulit, lemakotot dan jaringan ikat yang mengikat organ serta struktur yang berada di dalamnya. Pemijatan melibatkan serangkaian gerakan, utamanya dengan menggunakan kedua tangan. Setiap gerakan dilakukan dengan cara tertentu untuk mendapatkan efek tertentu. Pemijatan dengan cepat di pagi hari dan menyegarkan (Atkinson, 2011). Pemijatan juga dapat meredakan nyeri pijatan
14
perut bagian bawah.punggung bawah,dan tungkai bisa meredakan nyeri haid (Stoppard, 2006). Pemijatan merupakan salah satu jenis penyembuhan tertua. Sejarahnya berasal dari China dan India pada ribuan tahun yang lalu. Saat ini, pemijatan dinikmati oleh orang-orang dari segala usia dan berbagai gaya hidup. Beragam teknik dari budaya yang berbeda dipadukan menjadi berbagai rangkaian pijatan yang memberikan penanganan efektif untuk gangguan kesehatan. Pemijatan menawarkan berbagai manfaat yang luas bagi tubuh dan pikiran. Fakta ini telah diakui oleh banyak perusahaan yang mengikuti tradisi belahan dunia timur dengan memperkenalkan seni pemijatan di tempat kerja untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas. 2. Manfaat Manfaat pemijatan dapat dirasakan langsung pada titik yang bermasalah terutama dibagian otot dan persendian dan membantu meredakan rasa nyeri di daerah tertentu, sehingga meredakan gejala ketegangan pada mata, nyeri pada kaki, nyeri pada punggung dan sakit kepala, pemijatan yang teratur bisa membantu meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot serta persendian, memperbaiki mobilaitas dan membantu mencegah rasa nyeri, sakit, kaku yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari, pemijatan dengan gerakan cepat bisa meningkatkan tingkat energi fisik dan mental, dan kewaspadaan mental, pemijatan dengan gerakan yang bersifat menenangkan bisa memberikan relaksasi bagi pikiran, tubuh, dan selanjutnya akan meredakan ketegangan dan rasa cemas, mengurangi bertambahnya dampak akibat stres juga mendorong tubuh untuk berfungsi dengan lebih efektif, pemijatan yang bersifat
15
merilekskan akan memberikan kualitas tidur yang lebih baik dan sebagai gantinya meningkatkan tempramen serta kesehatan pada umumnya. 3. Persiapan dan Cara Melakukan Persiapan yang dilakukan yaitu luangkan waktu untuk menyelesaikan rangkaian pemijatan yang dilakukan sendiri. Pemijatan ini dilakukan sebaiknya pada pagi hari. Apabila memakai beberapa perhiasan seperti jam, cincin, atau gelang sebaiknya di lepas. Gunakan minyak esenssial seperti minyak kelapa hijau. Sediakan matras dan bantal untuk sandaran tubuh. Periksa postur tubuh sehingga dapat melakukan pemijatan sendiri tanpa mengalami ketegangan atau peregangan berlebihan. Ada 10 langkah pemijatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri haid yaitu dan tiga langkah tekhnik pendinginannya. Pertama mulailah pemijatan dengan duduk di lantai ,tempatkan kedua tangan di pangkuan, bernapaslah dalam-dalam dan perlahan, ketika saat mengambil napas, bayangkan sedang menyerap cahaya berwarna merah muda yang naik dari arah jari jemari kaki dan bergerak melalui seluruh tubuh yang membuat merasa lembut dan feminin. Ketika menghembuskan napas, cobalah menyingkirkan ketegangan dan pikiran negatif apapun. Kedua tempatkanlah satu tangan di bagian solar plexus, daerah berbentuk segitiga yang terbentuk oleh beberapa rusuk bagian bawah. Letakkan telapak tangan lainnya sedikit dibawah pusar.duduklah dengan tenang selama 2 atau 3 menit,bernapaslah dengan irama yang normal.
16
Ketiga dengan tangan kiri masih berada di solar plexus, gunakan telapak tangan kanan untuk membuat 10 kali gerakan melingkar di sekitar pusar dengan lembut. Keempat tempatkan kedua telapak tangan di bagian perut, dengan posisi kebawah. Gerakan kedua tangan ke atas, dengan gerakan memutar ke arah luar hingga saling menjauh. Pertemukan kembali kedua tangan di bagian bawah lingkaran, lanjutkan hingga membentuk dua lingkaran lagi. Ulangilah sesering mungkin. Dengan demikian mengikuti gerakan yang sama. Kelima dengan menggunakan kedua tangan seperti pada langkah 4, kali ini buatlah gerakan memutar yang lembut dengan ruas ujung jemari. Keenam usaplah seluruh daerah tekanan seperti mengelus. Gerakkan kedua tangan dengan perlahan dan tangan kearah atas, gerakkan bergantian atau bersamaan tergantung mana yang terasa paling baik. Ketujuh letakkan kedua tangan kedua sisi pinggang dengan posisi ibu jari mengarah ke perut dan jemari lainnya berada di bagian pinggang. Dengan permukaan jemari tangan, buatlah gerakan mengusap yang ringan dan memutar di seluruh bagian pinggang. Lanjutkan selama itu terasa menyenangkan. Lakukan peregangan hanya sejauh bisa menjangkaunya dengan nyaman. Kedelapan dengan kedua tangan pada kedua sisi tulang belakang dan ujung jemari mengarah ke bawah, gelincirkan kedua tangan dengan kuat ke arah bawah dari pinggang hingga bokong. Jika sudah merasa nyaman, gunakan bagian belakang tangan ulangilah sebanyak 3 kali.
17
Kesembilan gunakan ruas ujung jari untuk bekerja lebih mendalam ke area ketegangan mana pun di pinggang. Temukan titik masalah dan redakan dengan gerakan meremas yang lembut. Kesepuluh lemaskan punggung anda dengan gerakkan mengusap menggunakan kedua tangan bergantian. Gunakan telapak tangan (bagian belakang tangan, jika ini terasa lebih nyaman) untuk memberikan usapan ke atas, dari bokong ke pinggang. Satu tangan bergerak mengikuti yang lainnya untuk mengusap seluruh area. Kesebelas pertemukan kedua telapak kaki anda hingga saling menempel dan tahanlah dengan kedua tangan. Ambillah napas mendalam dan hembuskan. Kemudian condongkan tubuh ke depan sejauh yang bisa dilakukan dengan nyaman.Tahanlah peregangan ini hingga hitungan ke-5, bernapaslah dengan normal. Keduabelas perlahan duduklah dan ambillah napas mendalam beberapa kali. Silangkan kedua pergelangan kaki anda. Angkat kedua tangan anda di atas kepala dan dengan perlahan buatlah lingkaran sebanyak tiga kali untuk meredakan ketegangan di bahu. Dan yang terakhir berbaringlah dengan kedua tangan berada di atas perut. Berbaringlah tanpa bergerak selama beberapa menit untuk merampungkan rangkaian latihan.