BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ekosistem Danau Lebih kurang tiga perempat bagian dari permukaan bumi tertutup air. Dari segi
ekosistem perairan dapat dibedakan menjadi air tawar, air laut dan air payau seperti terdapat di muara sungai yang besar. Dari ketiga ekosistem perairan tersebut, air laut dan air payau merupakan bagian terbesar yaitu lebih dari 97%. Walaupun habitat air tawar menempati bagian yang sangat kecil, namun sangat penting bagi manusia sebagai sistem pembuangan (Michael, 1994). Sebagian besar air tawar yang ada di permukaan bumi tersimpan dalam bentuk massa es yang sangat besar di daerah kutub dan sebagai gletser di daerah pegunungan tinggi. Selain itu, air tawar juga terdapat dalam tanah yang muncul sebagai mata air, mengalir di permukaan sebagai sungai, dan menggenang dalam danau dan kolam yang jumlahnya + 0,3% dari total volume air. Jumlah yang sedikit inilah yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia dan jasad hidup lainnya (Barus, 2007). Ekosistem air tawar dibagi menjadi 2 jenis yaitu air diam misalnya kolam, danau dan waduk, serta air yang mengalir seperti misalnya sungai. Air diam digolongkan sebagai perairan lentik, sedangkan air yang mengalir deras disebut lotik. Perairan lentik atau perairan menggenang dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu rawa, danau dan waduk (Barus, 2004).
Universitas Sumatera Utara
2.2. Ekosistem Danau Toba Danau Toba dilihat dari asal proses terbentuknya merupakan danau volcanotektonik yang menurut Van Bemmelen (1949) dikatakan terbentuknya akibat proses tanah terban yang terjadi karena bagian kedalamannya yang berupa magma naik ke permukaan melalui celah tektonik membentuk gunung api. Ruang yang ditinggalkan oleh magma membentuk rongga di dalam kerak bumi dan kemudian beban di permukaannya mengalami terban dan terpotong menjadi beberapa bagian. Bagian yang cukup besar berada pada bagian tengah dengan posisi miring ke arah barat berupa pulau Samosir, dan bagian lain yang posisinya lebih rendah selanjutnya tergenang air permukaan membentuk danau. Erupsi magma di bagian barat yang muncul ke permukaan membentuk gunung api Pusuk Bukit (1981 m) sedangkan di sekeliling bagian yang terban terbentuk dinding terjal atau caldera rim. Luas keseluruhan danau termasuk pulau Samosir adalah 1.810 kilometer persegi, dengan luas danau lebih dari 1.100 kilometer (Bapedalda Sumut, 2000). Ukuran panjang Danau Toba lebih dari 87 kilometer dengan lebar maksimum 31,5 kilometer. Permukaan air danau berada pada elevasi + 905 meter di atas permukaan laut, dikelilingi oleh tebing dan gunung-gunung dengan ketinggian maksimal 2.157 meter (Dalok Uludarat). Kedalaman air danau diukur pada penelitian ini dengan kedalaman 499 meter dan menurut informasi ada beberapa tempat yang kedalamannya lebih dari 1.000 meter (Bapedalda Sumut, 2000).
Universitas Sumatera Utara
2.3 Air Sebagai Kebutuhan Primer Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahluk hidup. Kebutuhan manusia terhadap air
menyangkut dua
hal
yaitu, air untuk kehidupan manusia
Sebagai mahluk hayati dan air untuk kehidupan manusia sebagai mahluk berbudaya. Di dalam kehidupan kita sebagai mahluk hayati, air memegang peranan penting pada berbagai proses
metsbolisme
di dalam
tubuh kita, baik sebagai medium proses dan alat
transportasi dari bagian tubuh yang satu ke bagian tubuh yang lain, maupun sebagai komponen atau zat yang ikut serta dalam reaksi kimia pada proses metabolisme. Sebagai mahluk hidup yang berbudaya,
kita juga
membutuhkan
air
di dalam
berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup, misalnya ; pertanian, peternakan, perindustrian, aktivitas rumah tangga yang melibatkan penggunaan air dan sebagainya. Dari segi kualitas, perlu diingat bahwa kualitas air ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor ini dibagi atas 3 (tiga) bagian besar dimana masing-masing bagian terdiri atas berbagai parameter. Ketiga bagian ini adalah faktor fisika, kimia dan biologi. Jika air tidak mengandung zat-zat terlarut tertentu misalnya, mineral-mineral yang kita butuhkan maka air seperti ini tidak baik untuk kehidupan kita. Sebaliknya zat terlarut, tersuspensi, dan mikroorganisme yang terdapat di dalam air dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi kehidupan kita jika air tersebut telah tercemar ataupun kualitasnya tidak lagi memenuhi kebutuhan kita. Oleh karena itu air sebagai salah satu kebutuhan primer bagi mahluk hidup, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas harus dipelihara sebaik mungkin (Mahida,UN,1986).
Universitas Sumatera Utara
2.4 Mutu atau Kualitas Air Istilah kualitas air (water quality) merupakan suatu ekspresi yang luas baik amakan memberikan penilaian terhadap air sesuai dengan kepentingannya, apakah itu kegunaan komersial, industri ataupun rekreasi sehingga terjadi salah pengertian tentang kualitas suatu contoh air diantara pemakai air tersebut. Secara umum, kegunaan air harus disubordinasikan dengan kebutuhan manusia sebagai suatu konsumsi cairan yang sehat. Air yang digunakan sebagai air minum dan sebagai salah satu bahan baku dalam penyediaan makanan harus bebas dari organisma yang dapat menimbulkan penyakit dan juga harus bebas dari zat-zat mineral serta bahan organik yang dapat menimbulkan efek fisiologis yang berbahaya. Di samping itu, air dengan tujuan penggunaan seperti ini harus bebas dari kekeruhan, bau dan rasa yang tidak disukai oleh manusia secara umum. Suhu pada air juga merupakan suatu faktor yang berperan dalam hal ini. Air yang memenuhi kriteria telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dimana pola hidup dan kehidupan manusia selalu berubah dari masa ke masa yang diikuti oleh berbagai perubahan dalam berbagai aktifitas dan teknologinya. Kalau dahulu kala manusia menggunakan air sungai mayoritas untuk keperluan irigasi, sedangkan keperluan air minum diperoleh dari mata air atau sumur alam, kualitas air masih belum dipersoalkan sejauh air tersebut tidak memberi warna, bau dan rasa yang tidak menyenangkan. Perlakuan terhadap air juga pada masa itu masih sangat sederhana, yaitu : - Pendidihan (boiling) - Penyaringan (filtration)
Universitas Sumatera Utara
- Sedimentasi (sedimentation) - Penambahan garam. Oleh karena itu, standar mengenai kualitas air juga belum dikenal sebagai akibat dari IPTEK yang masih sangat minim. Pada zaman sekarang ini, dengan IPTEK yang semakin maju dan canggih, kehidupan dan hidup manusia diwarnai oleh berbagai aktifitas. Disamping populasi yang semakin meningkat maka kebutuhan manusia terhadap air juga semakin meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kualitas air sangat diperlukan sebagai akibat daripada diversifikasi komponen-komponen yang dikontribusi oleh kegiatan manusia ke dalam wadah air. Pada masa ini, kita dihadapkan pada suatu tantangan baru di dalam hal penyediaan air untuk berbagai kegunaan, baik dalam pengendalian mutu (quality control) maupun dalam upaya menghilangkan kontaminan / pollutan yang berbahaya dari persediaan air seperti bahan-bahan kimia dan isotop yang diproduksi dari kegiatan manusia. Adalah suatu hal yang sangat mungkin dimana zat-zat kimia ini memasuki wadah air yang diperuntukkan memenuhi kebutuhan masyarakat umum.
2.5 Baku Mutu Air Untuk mencegah terjadinya pencemaran air perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran air dengan menetapkan baku mutu air. Sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 Tahun 2001, baku mutu air yang dipergunakan untuk pengendalian pencemaran air adalah Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Republik Indonesia nomor 20 Tahun 1990, dimana air digolongkan menurut peruntukannya atas 4 (empat) golongan, yaitu : Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu; Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum; Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan; Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air. Setelah diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas ; •
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
•
Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
•
Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
Universitas Sumatera Utara
•
Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
2.6. Seng ( Zn ) Seng (zinc) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Seng tidak diperoleh dengan bebas di alam, melainkan dalam bentuk terikat. Mineral yang mengandung seng di alam bebas antara lain kalamin, franklinit, smithsonit, willenit dan zinkit. Dalam industri seng mempunyai arti penting: a. melapisi besi atau baja untuk mencegah proses karat b. digunakan untuk bahan batere c. seng dan alinasenya digunakan untuk cetakan logam, penyepuhan listrik dan metalurgi bubuk d. seng dalam bentuk oksida digunakan untuk industri kosmetik, plastik, karet, sabun, pigmen dalam cat dan tinta e. seng dalam bentuk sulfida digunakan untuk industri tabung televisi dan lampu pendar f. seng dalam bentuk klorida digunakan untuk pengawetan kayu.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1. Fungsi Seng ( Zn ) Seng adalah mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan dan terlibat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia dewasa mengandung 2 - 2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada dalam tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng ditemukan juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis dan rambut, sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan tersebut. Di dalam darah seng terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit ditemukan dalam sel darah putih, trombosit dan serum. Kirakira 1/3 seng serum berikatan dengan albumin atau asam amino histidin dan sistein. Dalam 100 ml darah terdapat 900 ml seng dan dalam 100 ml plasma terdapat 90 – 130 mg seng.
2.6.2. Akibat Defisiensi Seng ( Zn ) Kekurangan seng pertama dilaporkan pada tahun 1960-an, yaitu pada anak dan remaja laki-laki di Mesir, Iran, dan Turki dengan karakteristik tubuh pendek, dan keterlambatan pematangan seksual. Diduga penyebabnya makanan penduduk sedikit mengandung daging, ayam dan ikan yang merupakan sumber utama seng dan tinggi konsumsi serat dan fitat. Mengingat banyaknya enzim yang mengandung seng, maka pada keadaan defisiensi seng reaksi biokimia dimana enzim - seng berperan akan terganggu. Defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Manifestasi klinis defisiensi seng pada manusia, dapat terlihat sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Kecepatan pertumbuhan menurun b. Nafsu makan dan masukan makanan menurun c. Lesiepitel lain seperti glositis, kebotakan d. Gangguan sistem kekebalan tubuh e. Perlambatan pematangan seksual dan impotensi f. Fotopobia dan penurunan adaptasi dalam gelap g. Hambatan penyembuhan luka, dekubitus, lukabakar h. Perubahan tingkah laku i. Gangguan perkembangan fetus
2.6.3. Akibat Kelebihan Seng ( Zn ) Kelebihan seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorbsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis konsumsi seng ( Zn ) sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng ( Zn ) bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam kaleng yang dilapisi seng ( Zn ) ( Almatsier, 2001 ).
Universitas Sumatera Utara
2.7. Besi ( Fe ) Besi ( Fe ) adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas. Untuk mendapatkan unsur besi ( Fe ), campuran lain mesti dipisahkan melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy ( campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon ).
2.7.1. Kekurangan dan Kelebihan Zat Besi ( Fe ) Zat besi ( Fe ) adalah suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh. Besi ( Fe ) juga merupakan komponen dari hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh. Makanan mengandung 2 jenis zat besi ( Fe ), yaitu : a. Zat besi ( Fe ) heme, yang terutama ditemukan dalam makanan produk hewani b. Zat besi ( Fe ) non – heme, yang merupakan lebih dari 85 % zat besi ( Fe ) dalam makanan sehari – hari . Heme diserap lebih baik daripada non – heme. Tetapi penyerapan zat besi ( Fe ) non heme akan meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan protein hewani dan vitamin C.
Universitas Sumatera Utara
Kekurangan zat besi ( Fe ) merupakan kekurangan zat makanan yang paling banyak ditemukan di dunia, menyebabkan anemia pada laki – laki, wanita, dan anak – anak . Perdarahan yang mengakibatkan hilangnya zat besi ( Fe ) dari tubuh menyebabkan kekurangan zat besi ( Fe ) yang harus diobati dengan pemberian zat besi tambahan . Kekurangan zat besi ( Fe ) juga bisa merupakan akibat dari asupan makanan yang tidak mencukupi. Kekurangan seperti ini sering terjadi selama kehamilan karena sejumlah besar zat besi ( Fe ) harus disediakan ibu untuk pertumbuhan janin . Anemia karena kekurangan zat besi ( Fe ) juga bisa terjadi pada remaja putri yang sedang tumbuh dan mulai mengalami siklus menstruasi, jika mereka mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung daging. Bila cadangan besi ( Fe ) dalam tubuh berkurang, dapat terjadi anemia, gejalanya berupa: a. Pucat b. Kuku sendok ( spoon nails, suatu kelainan bentuk dimana kuku – kuku tampak tipis dan membentuk cekung / berlekuk ) c. Kelemahan yang disertai dengan berkurannya kekuatan otot d. Perubahan dalam tingkah laku kognitif Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala – gejala dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan adanya anemia dan kadar zat besi ( Fe ) dan feritin yang rendah (feritin adalah protein yang mengandung / menyimpan zat besi ( Fe )).
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan zat besi ( Fe ) bisa menyebabkan keracunan, dimana terjadi muntah, diare dan kerusakan usus. Zat besi ( Fe ) dapat terkumpul di dalam tubuh jika seseorang: a. mendapatkan terapi zat besi ( Fe ) dalam jumlah yang berlebihan atau dalam waktu yang terlalu lama . b. Menerima beberapa transfusi darah c. Menderita alkoholisme menahun . Hemokromatis merupakan penyakit kelebihan zat besi ( Fe ) yang diturunkan, yang bisa berakibat fatal tetapi mudah diobati, dimana terlalu banyak zat besi ( Fe ) yang diserap, menyerang lebih dari 1 juta orang AS (Nurcahyo , 2007).
2.8. Timbal ( Pb ) Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Pb merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5 ºC dan titik didih 1.740 ºC pada tekanan atmosfer. Timbal nomor atom terbesar dari semua unsur yang stabil, yaitu 82. Namun logam ini sangat beracun. Seperti halnya merkuri yang juga merupakan logam berat. Timbal adalah logam yang yang dapat merusak sistem syaraf jika terakumulasi dalam jaringan halus dan tulang untuk waktu yang lama. Timbal terdapat dalam beberapa isotop: 204Pb (1.4%), 206Pb (24.1%), 207Pb (22.1%), and 208Pb (52.4%). 206Pb, 207Pb dan 208Pb kesemuanya adalah radiogenic dan merupakan produk
Universitas Sumatera Utara
akhir dari pemutusan rantai kompleks. Logam ini sangat resistan (tahan) terhadap korosi, oleh karena itu seringkali dicampur dengan cairan yang bersifat korosif (seperti asam sulfat) Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia berbagai kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan,bahan aditif untuk bensin, baterai,pigmen dan amunisi. Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi. Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar seperti gas CO2, NOx, hidrokarbon, SO2,dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin untuk meningkatkan angka oktan secara ekonomi dan merupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110 ºC dan 200 ºC. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa halogen asam atau oksidator. Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting
yang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya. Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI.
2.9. Tembaga ( Cu ) Tembaga bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan di atas 0,1 ppm. Konsentrasi yang aman bagi air minum manusia tidak lebih dari 1 ppm. Bersifat racun bagi domba pada konsentrasi di atas 20 ppm. Konsentrasi normal komponen ini di tanah berkisar 20 ppm dengan tingkat mobilitas sangat lambat karena ikatan yang sangat kuat dengan material organik dan mineral tanah liat. Kehadiran tembaga pada limbah industri biasanya dalam bentuk ion bivalen Cu (II) sebagai hydrolytic product. Beberapa
Universitas Sumatera Utara
industri seperti pewarnaan, kertas, minyak, industri pelapisan melepaskan sejumlah tembaga yang tidak diharapkan. Tembaga dalam konsentrasi tinggi ( 22-750 mg/kg tanah kering ) dijumpai pada sedimen di laut Hongkong dan jumlah yang sama juga dijumpai pada sejumlah pelabuhan-pelabuhan di Inggris ( Nora,1998 ). Tembaga merupakan logam yang ditemukan di alam dalam bentuk senyawa dengan sulfida ( CuS ). Tembaga sering digunakan pada pabrik-pabrik yang memproduksi peralatan listrik, gelas, dan alloy. Tembaga masuk ke perapian merupakan faktor alamiah seperti terjadinya pengikisan dari betuan mineral sehingga terdapat debu, partikel-partikel tembaga yang terdapat dalam lapisan udara akan terbawa oleh hujan. Tembaga juga berasal dari buangan bahan yang mengandung tembaga seperti dari industri galangan kapal , industri pengolahan kayu dan limbah domestik. Pada konsentrasi 2,3– 2,5 mg/L dapat mematikan ikan dan akan menimbulkan Efek keracunan, yaitu kerusakan pada selaput lendir (Saeni,1997). Tembaga dalam tubuh berfungsi sebagai sintesa hemoglobin dan tidak mudah dieksresikan dalam urine karena sebagian terikat dengan protein, sebagian diekresikan melalui empedu ke dalam usus dan dibuang ke feces, sebagian lagi menumpuk dalam hati dan ginjal sehingga menyebabkan penyakit anemia dan tuberculosis.
2.10. Tentang Sedimen Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), dan boleh mengalami proses angkutan dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras
Universitas Sumatera Utara
akan menjadi batu sedimen. Kajian berkenaan dengan sedimen dan batu sedimen ini dipanggil sedimentologi. Antara sedimen yang ada ialah
lumpur, pasir, kelikir dan
sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batu sedimen apabila mengalami proses pengerasan. Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir Batuan endapanatau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2lebih kecil dar 1/256 mm mm sampai 1/16 mm. Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm Tanda-tanda atau petunjuk adanya batuan sediment adalahKehadiran perlapisan atau stratificationdengan lodak/syal •
Adanya struktur sedimen di atas satah atau di dalam perlapisan
•
Struktur lapisan silangTerjumpanya fosil
•
Kehadiran butiran yang telah mengalami proses angkutan (klas)
Universitas Sumatera Utara
•
Kehadiran mineral yang asalan sedimen (glaukonit, chamosite)
JENIS BATUAN SEDIMEN Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, 1) terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain mengalami proses pengangkutan. Sedimen sebegini dikenali sebagai sedimen autochthonous.
Antara
sedimen yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batu kapur, laterit 2) mengalami proses angkutan, atau dengan kata lain, puncaknya daripada kawasan luar lembangan, dan proses luluhawa, hakisan dan angkutan membawa sedimen ini ke lembangan pengendapan yang baru. Sedimen ini dipanggil sediment allochthonous. Antara yang termasuk dalam kumpulan ini ialah konglomerat, volkanoklastik.Selain daripada pengelasan di atas, batuan sedimen boleh dikelaskan kepada beberapa jenis, bergantung kepada cara dan proses pembentukannya. Antara klas batuan sedimen yang utama ialah; •
Terrigenous (detrital atau berklas / klastik - clastic). Batuan klastik merupakan batuan yang puncanya berasal daripada suatu tempat lain, dan telah diendapkan
dalam
lembangan baru setelah mengalami proses pengangkutan. •
Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical). Batuan endapat kimia merupakan batuan yang terbentuk hasil daripada pemendapan kimia daripada larutan, ataupun terdiri daripada endapan hidupan bercangkang mineral karbonat atau
Universitas Sumatera Utara
bersilika atau berfosfat dan lain-lain.. Antara batuan yang tergolong dalam kumpulan ini ialah; 2. Batuan sediment karbonat (batu kapur dan dolomite) - Batuan sediment bersilika (rijang) - Endapan organik (batu arang) Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktiviti gunung berapi. Debu-debu daripada aktiviti gunung berapi ini akan terendap seperti sedimen yang lain. Antara batuan yang ada dalam kumpulan ini ialah;Batu pasir bertuf dan Aglomerat.
2.11. Keramba Jala Apung Aquafarm Keramba Jala Apung (KJA) Aquafarm adalah suatu budidaya ikan yang menggunakan pakan yang diolah dengan menggunakan IPTEK modern sehingga kaya akan karbohidrat, protein dan bahan aditif lainnya yang merangsang pertumbuhan ikan dengan cepat. KJA Aquafarm PT.Nusantara di Kabupaten Samosir beroperasi di perairan Danau Toba. Semakin banyak jumlah KJA
yang beroperasi di perairan Danau Toba maka
semakin banyak pula jumlah pakan yang ditabur ke perairan Danau Toba. Masuknya PT. Aquafarm dan pengusaha KJA berskala besar, mulailah secara jelas betapa berbahayanya budidaya KJA jika melebihi daya dukung (carrying capacity) lingkungan. Bahaya KJA yang mengerikan adalah terjadinya penyuburan (eutrofikasi) danau. Penyuburan terjadi akibat sisa-sisa pakan itu. Sisa-sisa pakan itu berfungsi sebagai pupuk yang menjadi sumber makanan bagi tumbuh-tumbuhan di danau Toba. Penyuburan danau
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan phytoplankton bertumbuh secara tidak terkendali (blooming). Ketika terjadi blooming plankton, maka ketika plankton mati mengalami proses pembusukan. Proses pembusukan ini
membutuhkan oksigen. Karena proses pembusukan plankton
membutuhkan oksigen
maka terjadi persaingan oksigen antara pembusukan plankton
dengan kebutuhan oksigen dengan ikan-ikan di danau. Tidak heran, jika tiba-tiba ikan-ikan banyak yang mati. Dampak kehadiran KJA yang melebihi daya dukung (carrying capacity) selain menimbulkan blooming adalah membludaknya tumbuhan enceng gondok (Eicornia sp) dan tumbuhan lumut. Menurut pengamatan saya di sekitar Danau Toba, para nelayan mengatakan ketika mereka melempar jala ke danau maka jala itu mengapung diatas lumut. Itulah salah satu bukti pertumbuhan tanaman lumut tidak terkendali lagi di danau Toba. Jika ini tidak diatasi, maka ada kemungkinan kapal yang melewati Danau Toba akan terjebak lumut.
Universitas Sumatera Utara