BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Ibu Hamil (Gravida) Gravida adalah wanita yang sedang hamil. Keadaan kesehatan ibu hamil sangat memepengaruhi kehidupan janin. Untuk melahirkan bayi yang sehat ibu hamil harus mempunyai kesehatan yang optimal. Menurut Manuaba (1998) Gravida terbagi atas dua bagian yaitu: a. Primigaravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Ciri – cirinya adalah payudara tegang, puting susu runcing, perut tegang menonjol, striase livide, perineum utuh, vulva menonjol, hymen perforatus, vagina sempit, dengan rugae, portio runcing dan tertutup. b. Multigravida adalah wanita yang pernah hamil dan melahirkan bayi cukup bulan. Ciri – cirinya adalah payudara lembek dan bekas dan menggantung, puting susu tumpul, perut lembek dan menggantung, striase livide dan ablikan,
perineum
terdapat
bekas
robekan,
vulva
terbuka,
karunkulemirtiformis, vagina longgar tanpa rugae, portio tumpul dan terbagi dalam bibir depan – belakang.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Hubungan Seksual 2.2.1 Defenisi Hubungan seksual adalah aktivitas seksual yang berkaitan dengan sistem reproduksi yang melibatkan gamet pria dan wanita (Dorland,2002). Selain itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), hubungan seksual adalah yang berhubungan dengan persetubuhan antara pria dan wanita. 2.2.2 Fisiologi Seks Kehidupan seks yang bahagia dan memuaskan selalau didambakan oleh setiap pasangan suami – istri. Keinginan itu tetap ada pada mereka walaupun pada saat hamil. Menurut Derek (2000), aktivitas seksual yang sempurna berlangsung melalui empat fase reaksi seksual yaitu: a. Fase Kenikmatan atau bangkitnya gairah, Fase ini dimulai dari hubungan kontak tubuh dengan pria, bukan oleh rangsangan seksual, meskipun pandangan terhadap pria yang menarik bisa memainkan peranan. Bangkitnya gairah seksual bervariasi tergantung waktu. Banyak wanita mengalami minat seksual yang tinggi pada saat – saat tertentu, seperti pada pertengahan siklus atau sebelum dan selama haid. Tetapi tidak ada pola yang konsisten dapat ditentukan. Fase kenikmatan seorang wanita tergantung pada kelambatan mencapai puncak, yang lebih lama dari pada pria. Selama itu, klitoris bereaksi, saluran vagina menjadi lebih halus dan tebal karena dipenuhi
Universitas Sumatera Utara
pembuluh darah yang membentuk benjolan halus. Perubahan ini beragam tingkatannya dari satu wanita ke wanita lain. b. Fase Plateu, pada fase ini wanita akan merasakan penis bereaksi di dalam
vaginanya.
Banyak
wanita
mengatakan,
bagian
yang
menyenangkan dari hubungan seksual, terpisah dari orgasme itu sendiri adalah perassan ketika penis memasuki vagina. Jika wanita tidak mengalami orgasme ketika melakukan hubungan seksual, wanita tersebut mungkin menginginkan pria membantunya mencapai orgasme dengan mengusap daerah klitoris secara lembut dan mengusap dengan lidah dan bibir yang disebut dengan cunilingus. Wanita mungkin lebih senang mengalami orgasme sebelum mereka memulai senggama atau setelah pria mengalami ejakulasi, tergantung dari suasana hati mereka berdua. c. Fase Orgasme. Orgasme disebabkan oleh suatu refleks. Rangsangan di daerah klitoris baik secara langsung ketika wanita bermasturbasi, atau dirangsang secara tidak langsung oleh gerakan penis ketika masuk kedalam vagina. Setiap orang merasa dan menerima orgasme secara berbeda. Penjelasan yang diberikan beberapa wanita menunjukkan, orgasme adalah perasaan nikmat yang tertinggi dari bangkitnya nafsu seks. Perasaan ini biasanya dimulai dibagian pinggul, kemudian menyebar keseluruh tubuh. Selama orgasme perasaan wanita berpusat pada sensasi dan sebagian besar pada pengeluaran cairan. Ini dimulai dengan saat – saat ketegangan yang tidak terkontrol, pelepasan
Universitas Sumatera Utara
ketegangan mental dan kelegaan. Hampir setiap wanita dapat mencapai orgasme dengan bermasturbasi, atau dengan rileks dan yakin terhadap hubungannya untuk memberitahu pasangan tentang kebutuhan, sehingga dapat membantu mencapai orgasme dengan perangsangan. d. Fase Resolusi. Pada pria dan wanita, kontraksi otot konklusif dan kenikmatan orgasme diikuti dengan relaksasi. Tetapi berbeda dengan penis pria, biasanya klitoris tidak mengendur dan beberapa wanita dapat mencapai satu orgasme setelah orgasme yang lain, tanpa selingan. Banyak wanita merasa cukup dengan hanya satu orgasme. Dalam lima sampai sepuluh menit pertama dari fase resolusi, jaringan vagina dan vulva kehilangan cairan yang akan membasahi vagina. Tetapi jika wanita dirangsang kembali secara seksual, maka dia dapat terangsang dan mengalami orgasme yang lain dengan jarak waktu yang lebih pendek dari pada pria. Sebaliknya, jika wanita dirangsang pada fase plateau tetapi tidak dibantu mencapai orgasme, maka fase resolusi sering menjadi lama dan ketegangan jaringan vagina lambat untuk dipulihkan. Rangsangan yang berulang dan kegagalan mencapai orgasme bisa menyebabkan frustasi fisik dan mental. Mungkin juga menyebabkan keluhan ginekologis yang bersifat psikomatis.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Hubungan Seksual Selama Kehamilan Hubungan seksual mempunyai peranan dalam pernyataan perasaan kasih sayang, rasa aman, dan tenang, kebersamaan, kedekatan perasaan dalam hubungan suami istri. Tetapi jangan menjadikan hubungan seks memegang peranan paling berkuasa dalam keselarasan hubungan suami istri. Pasangan suami istri dapat menyatakan perasaan kasih sayang dengan saling bertukar pikiran (komunikasi), berpelukan, ciuman, atau pun pijatan tanpa harus melakukan hubungan seksual (Suririnah, 2004). Selain itu, pasangan dapat mencari alternatif lain dengan mandi air hangat, makan malam romantis atau apapun yang sama – sama membuat pasangan senang (Fatia, 2007). Selama tidak ada larangan dari dokter kandungan dan kehamilan yang tidak beresiko, pasangan suami istri dapat melakukanhubungan seksual hingga menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati hubungan seksual pasangan suami istri dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran serta stress yang mungkin muncul selama kehamilan ( Close,1998). Seperti yang dikemukakan oleh Ningsih (2007), tidak sedikit wanita hamil justru merasa kenikmatandan kepuasan luar biasa dibandingkan semasa tidak hamil. Bahkan sebagian wanita hamil mengaku dapat mencapai orgasme multipel dengan mudah. Hal ini dapat terjadi karena hormon wanita dan hormon
kehamilan
mengalami
peningkatan.
Sehingga
menyebabkan
perubahan pada sejumlah organ tubuh (payudara dan organ reproduksi) menjadi lebih sensitif dan responsif.
Universitas Sumatera Utara
Dengan memahami pengaruh kehamilan terhadap prilaku seksual, dan trhadap kehamilan diharapkan tidak terjadi masalah antara suami istri. Hal penting yang selalu diingat adalah bahwa hubungan seksual dilakukan untuk kepentingan bersama. Sehingga diperlukan saling pengertian atas dasar saling mengasihi (Pangkahila 2002). 2.2.4 Faktor – faktor yang menghambat Hubungan Seksual Menurut Eisenberg (1996), banyak sekali perubahan fisik yang mempengaruhi gairah kenikmatan seksual, baik yang bersifat positif maupun negatif. Namun untuk beberapa faktor yang membuat pasangan harus membiasakan diri dengan keadaan tersebut, yaitu: a. Mual dan muntah (pada waktu hamil muda), bila serangan mual hanya terjadi pada waktu – waktu tertentu, gunakanlah saat waktu tenang untuk berhubungan seksual. b. Keletihan dapat mempengaruhi hasrat untuk bercinta. Hal ini dapat diatasi dengan tidur siang diseljgi acara bercinta dengan pasangan anda. c. Perubahan fisik tubuh, bercinta pada waktu hamil dapat menjadi kaku dan tidak nyaman karena terhalang oleh perut yang membesar. Bentuk tubuh wanita yang berubah dapat membuat pasangannya menjadi tidak bergairah. Anda harus dapat mengatasi perasaan ini dengan mengatakan
pada
diri
sendiri
bahwa
perut
besar
itu
indah.Menyempitnya genital dapat mens kurang menyebabakan seks
Universitas Sumatera Utara
kurang memuaskan (terutama pada waktu hamil tua), karena terasa “penuh” pada vagina setelah orgasme sehingga membuat wanita merasa seolah tidak puas. Bagi pria, menyempitnya alat kelamin wanita dapat meningkatkan kenikmatan atau mengurangi gairahnya karena penis terasa terjepit sehungga kehilangan ereksinya. Keluarnya kolostrum. Pada akhir kehamilan beberapa wanita mulai memproduksi kolostrum. Kolostrum ini dapat “bocor” karena adanya rangsangan seksual pada payudara. d. Takut menyakitkan janin menyababkan keguguran. Pada kehamilan yang normal hubungan seksual tidak akan menyebabkan keguguran karena janin terlindungi dari bantalan amnion dan rahim. Takut bahwa orgasme akan merangsang terjadinya keguguran atau persalinan dini. Pada saat orgasme uterus akan mengalami kontraksi, tetapi ini bukan tanda persalinan dan tidak menimbulkan bahaya pada kehamilan normal. Tapi orgasme yang kuat yang ditimbulkan
masturbasi
dilarang pada kehamilan beresiko tinggi terhadap keguguran dan kelahiran prematur. e. Kecemasan yang akan datang, calon ibu dan ayah dapat mengalami perasaan yang campur aduk dalam menghadapi peristiwa persalinan, pemikiran tentang tanggung jawab dan perubahan cara hidup yang akan datang dan biaya emosional untuk membesarkan seorang anak, semua ini dapat mengahambat hubungan cinta. Perasaan mendua tentang bayi harus dibicarakan secara terbuka.
Universitas Sumatera Utara
f. Perubahan pada cairan vagina. Bertambahnya pelicin ini dapat membuat hubungan seksual menjadi lebih nikmat bagi pasangan yang cairan vaginanya kering atau terlalu sempit. Tetapi dapat juga membuat saluran vagina menjadi terlalu basah dan licin sehingga pasangan prianya sulit untuk mampertahankan ereksi. g. Kemarahan yang tidak disadari dari calon ayah terhadap ibu karena cemburu bahwa istrinya sekarang menjadi pusat perhatian atau pun sebaliknya, karena wanita merasa bahwa dirinya harus menanggung penderitaan selama kehamilan (terutama jika ditemukan komplikasi). h. Perdarahan yang disebabkan oleh kepekaan leher rahim. Selama kehamilan leher rahim menjadi sempit dan lebih lunak. Ini berarti bahwa
penetrasi
yang
dalam
kadang-
kadang
menyebabkan
perdarahan, terutama pada kehamilan tua. i. Takut menyakiti janin, ketika kepala janin sudah turun ke rongga panggul. Pada sebagian pasangan dapat menikmati hubungan seksual yang nyaman selama kehamilan, ibu dapat menjadi tegang karena janin yang sudah dekat. Ibu dan suami tidak akan menyakiti janin, jika tidak melakukan penetrasi yang dalam. j. Mitos bahwa hubungan seksual pada enam minggu terakhir kehamilan akan menyebabkan dimulainya proses melahirkan. Kontraksi yang disebabkan oleh orgasme akan semakin kuat pada kehamilan tua. Tetapi bila leher rahim belum “matang” dan siap, maka kontraksi ini tidak akan memulai proses melahirkan. Beberapa kajian menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
meningkatnya jumlah kelahiran prematur pada pasangan yang sering melakukan hubungan seksual pada minggu – minggu terakhir kehamilan, maka sering kali dokter menganjurkan pantang hubungan seksual pada wanita dengan kehamilan beresiko kehamilan beresiko kelahiran prematur. 2.2.5 Cara Untuk Mempertahankan Hubungan Seksual Menurut Eisenberg (1996), hubungan seksual yang baik dan tahan lama, seperti hubungan pernikahan yang baik dan tahan lama, tidak akan bisa dibangun dalam satu hari (satu malam yang sangat indah sekalipun). Hubungan ini tumbuh bersamaan dengan pengalaman, kesabaran, saling pengertian dan cinta. Begitu pula dengan hubungan seksual selama kehamilan, yang mengalami banyak tekanan fisik dan emosional. Berikut ini ada beberapa cara untuk mempertahankan hubungan seksual selama kehamilan, yaitu: a. Jangan tergantung dari keharusan dan berapa seringnya anda melakukan hubungan seksual. Kualitas dari hubungan seksual jauh lebih penting dari jumlahnya, terutama selama hamil. b. Lebih menekankan cinta dari pada permainan cinta. Bila salah satu pasangan tidak ingin melakukan hubungan seksual atau hubungan ini menimbulkan frustasi karena tidak memuaskan, maka temukan cara lain untuk mempertahankan keintiman, misalnya: berciuman atau mencium leher, bergenggaman tangan, mengusap punggung, memijat kaki, membagi minuman susu di tempat tidur, mononton TV.
Universitas Sumatera Utara
c. Bicarakan setiap masalah secara terbuka, jangan disembunyikan atau dianggap tidak ada. Bila masalahnya terlalu besar untuk anda tangani sendiri , mintalah bantuan keluarga. d. Berpikir secara positif, hubungan seksual adalah persiapan fisik yang baik untuk persalinan. e. Jika selama ibu hamil telah mendapat larangan dari dokter, bidan, & perawat tentang hubungan seksual, maka anda juga akan mendapat kepuasan tersendiri di dalam melakukan hubungan seksual walaupun tanpa mencapai klimaks dan itu juga akan dialami oleh pasangan ibu juga. f. Mencoba posisi berhubungan seksual yang nyaman selama kehamilan.
2.2.6
Posisi–Posisi
Dalam
Melakukan
Hubungan
Seksual
Selama
Kehamilan Mengatur posisi yang nyaman saat berhubungan seksual dapat mengurangi keluhan saat bersenggama. Posisi ini akan mempermudah pasangan memberikan rangsangan pada daerah – daerah sensitif. Dengan demikian, gairah bercinta semakin membara dan tetap terjaga hingga akhir aktivitas senggama. (Indarti,2004). Menurut Westheimer(2002), posisi yang tepat dalam berhubungan seksual adalah: a. Posisi Missionaris
Universitas Sumatera Utara
Pria menindih wanita dari atas saling berhadapan. Posisi ini masih bisa digunakan pada trimester pertama dan kedua. Tetapi si pria harus menahan berat badannya agar tidak menekan perut si istri. b. Saling berhadapan, Istri di atas Suami berbaring telentang, sedangkan istri setengah jongkok di atasnya dan membantu
memasukkan kemaluan suami ke dalam vagina. Istri
menahan berat badannya sendiri dengan lengan, atau duduk di atas pangkal paha suami. Suami berbaring mengangkat tubuh dengan lengan, atau melingkarkan tangan di sekeliling pinggang istri. Posisi ini yang paling nyaman untuk ibu hamil, karena perut istri terhindar dari tekanan badan suami dan istri dapat mengontrol seberapa dalam penis berpenetrasi ke dalam vagina, sehingga mengurangi iritasi pada servik. c. Posisi penetrasi dari belakang Wanita menahan berat badannya dengan kedua tangan, tapi tangan dan payudaranya diletakkan di pinggir tempat tidur dan lututnya dialasi dengan bantal. Pria berlutut di lantai yang memungkinkannya untuk mengontrol dalamnya penetrasi dengan baik. Posisi ini akan lebih nyaman pada bulan – bulan terakhir kehamilan. d. Posisi Dr.Ruth dan Dr.Amos Wanita berbaring telentang, meletakkan salah satu kaki atau keduanya pada bangku, suaminya berlutut atau berdiri diantaranya kedua kakinya.
Universitas Sumatera Utara
Posisi ini dapat digunakan selama kehamilan. Saat penetrasi tidak akan ada tekanan pada perut istri dan mereka dapat bergerak dengan bebas. Selama posisi – posisi di atas, posisi hubungan seksual yang juga baik selama kehamilan (Suririnah,2004) adalah : 1) Posisi Duduk Suami duduk di kursi atau tepi tempat tidur, memangku istri dan saling berhadapan, kemaluan suami di dalam vagina istri, lengan saling merangkul. Posisi ini biasanya pada kehamilan pertengahan atau lanjut dimana tidak memerlukan banyak gerakan dan wanita dapat mengontrol kedalaman penetrasi. 2) Posisi berlutut atau berdiri Dengan agak melipat lutut, suami dapat memasukkan penis dari belakang. Istri melingkarkan lengannya pada leher dan melingkar kaki suami antra kedua pahanya. Posisi ini juga sesuai untuk dilakukan pada saat perut anda sudah besar, atau saat anda tidak dapat berperan aktif lagi selama bercinta. 2.2.7 Komplikasi Hubungan Seksual Pada Kehamilan Wanita yang pernah mengalami keguguran, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual dan masturbasi sampai mencapai orgasme terutama selama 3 – 4 bulan pertama, karena dapat menimbulkan gerakan rahim yang justru lebih hebat. Selain itu, prostaglandin yang ada di dlam sperma dapat menimbulkan kekejangan otot rahim sehingga menyebabkan keguguran (Pangkahila,2002).
Universitas Sumatera Utara
MenurutWestheimer (2002), ibu hamil tidak boleh melakukan hubungan seksual pada kasus kehamilan sebagai berikut: Placenta previa, karena dapat mengganggu placenta dan potensial menimbulkan pendarahan dan kelahiran prematur. Jika posisi placenta tidak berubah hingga trimester ketiga, bayi akan dilahirkan dengan operasi Caesar. Afasmen dan dilatasi cerviks, Penelitian terbaru menunjukkan bahwa serviks yang mengalami efasmen atau dilatasi dalam awal kehamilan, memiliki resiko besar melahirkan bayi prematur. Walaupun kebanyakan peneliti tidak meyakinkan, penetrasi ke dalam vagina secara teori dapat menimbulkan infeksi, pecahnya kantong amnion. Jika dokter melarang anda berhubungan seks, diskusikan semua faktor di atas dan tanyakan apakah boleh berhubungan seks menggunakan kondom. Cerviks lemah, berarti cerviks tidak cukup kuat menahan kehamilan hingga saat persalinan tiba. Wanita yang telah didiagnosa memiliki kandungan yang lemah membutuhkan operasi yang disebut stitch. Walaupun tidak ada bukti ilmiah bahwa hubungan seks bisa membahayakan, kebanyakan dokter sepakat untuk membatasi hubungan seks jika terdapat jahitan pada rahim anda. Pendarahan, khususnya jika kehamilan anda belum memasuki minggu ke - 37 dari kehamilan, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk puasa dari hubungan seks hingga pendrahan berhenti. Jika pendarahan terjadi
Universitas Sumatera Utara
lagi dan khusus nya setelah hubungan seks, dokter akan menyarankan anda untuk sama sekali tidak berhubungan seks. Cairan amniotik bocor atau ketuban pecah, karena hubungan seks pada kondisi ini menambah resiko infeksi. Selain itu, paangan suami istri juga tidak boleh melakukan hubungan seksual pada kasus – kasus kehamilan seperti : Riwayat kelahiran prematur, keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui penyebabnya, suami atau istri yang menderita penyakit menular (Suririnah,2004), pasangan tidak menemukan posisi hubungan seksual yang nyaman, nyeri saat berhubungan seksual, janin multiple (Curtis,1999).
Pengertian Persepsi Persepsi Merupakan proses akhir dari pengamatanyang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses yang diterima stimulus oleh alat indra, kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi (Sunaryo, 2004).
Universitas Sumatera Utara