BAB II TINJAUAN DAN LANDAS AN TEORI
II.1 Tinjauan Umum Jenis proyek pada perancangan ini adalah Mix Use Building antara rumah susun dan pasar. Berdasarkan buku panduan perancangan bangunan komersial, mix use building/ superblok adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu struktur yang kompleks di mana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam kerangka integrasi yang kuat (dikembangkan oleh, M eyer 1983). Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengeliminasi ruang – ruang mati, sehingga penggunaan lahan lebih efektif dan efisien, pelayanan kebutuhan lebih mudah, lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. M enurut Danisworo (1996) terdapat sedikitnya 6 keuntungan dari konsep Superblok: 1. M endorong tumbuhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu wadah secara memadai 2. M enghasilkan sistem sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis 3. M emperbaiki sistem sirkulasi 4. M endorong pengembangan sistem persil yang tidak kaku dan lebih fleksibel 5. M endorong pemisahan yang jelas antara berbagai sitem moda transportasi 6. M emberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan lingkungan. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
9
II.1.1 Pengertian Rumah S usun Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia online (http://www.smsanda.com/indonesia/kamus/indonesia-gratis-lengkap.php?hasil=sukses_id_19# hasil), M aret 2009, jam 14.25 Rumah Susun adalah gedung atau bangunan bertingkat terbagi atas beberapa tempat tinggal (masing-masing untuk satu keluarga) Berdasarkan UU RI No. 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal dan arah vertikal yang terbagi dalam satusatuan yang masing-masing jelas batas-batasnya, ukuran dan luasnya, dan dapat dimiliki dan dihuni secara terpisah-pisah. Rumah Susun dalam bahasa Inggris adalah “Apartment” Berdasarkan http://en.wikipedia.org/wiki/Apartment, Maret 2009, jam 18.08 An apartment is a self-contained housing unit that occupies only part of a building. Apartments may be owned (by an owner/occupier) or rented (by tenants). A common alternative term for apartment is flat. The term apartment is favored in North America, whereas the term flat is commonly, but not exclusively, used in the United Kingdom, Ireland and the Commonwealth nations. In M alaysian English, flat often denotes a housing block of lesser quality meant for lower-income groups, while apartment is more generic and may also include luxury condominiums.
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
10
Kesimpulan Rumah Susun adalah tempat hunian sederhana yang di jual maupun di sewa bagi masyarakat untuk tempat tinggal. Bangunan biasanya bertingkat dan di beri penyekat ruangan secara terpisah terutama tempat hunian yang di lengkapi dengan bangunan bersama dan tanah bersama.
II.1.2 Fungsi dan Tujuan Rumah S usun Rumah susun ini dirancang bertujuan untuk kebutuhan hunian yang di mana agar dapat menampung masyarakat menengah ke bawah, supaya menghindari bertambahnya tempat-tempat kumuh di kolong jembatan, di pinggiran kali dan sebagainya yang dapat merusak cita Kota Jakarta dan lahan hijau. dari ke semua itu juga tergantung daripada : Jenis dan sifat dari pasar. Keinginan dan tujuan dari pihak pengelola. Sedangkan fungsi dari Rumah Susun dapat dijabarkan sebagai berikut : Sebagai tempat tinggal bagi masyarakat mengengah ke bawah dari luar maupun dalam kota Jakarta. Sebagai tempat untuk berlindung dari cuaca, privasi dan lain-lainnya. Menurut peraturan menteri pekerjaan umum no 05/PRT/2007 dalam ketentuan umum : - M asyarakat Berpenghasilan Rendah ( M BR) adalah : Pendapatan Rp. 1 juta – 2,5 juta per bulan - M asyarakat Berpenghasilan M enengah (M BM ) adalah : Pendapatan Rp 2,5 juta – 4,5 juta per bulan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
11
II.1.3 Jenis-jenis Rumah S usun M enurut Kuswahyono (2004, p.13) ditinjau dari sudut penggunaannya rumah susun dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : a. Rumah susun hunian yaitu rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat tinggal. b. Rumah susun bukan hunian yaitu rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat usaha dan atau kegiatan social. c. Rumah susun campuran yaitu rumah susun yang sebagian berfungsi tempat tinggal dan sebagian sebagai tempat usaha.
II.1.4 S istem Kepemilikan dan Pengelolaan Rumah Susun M enurut Kuswahyono (2004, p.46), instansi yang pertama kali menerbitkan sertifikat hak milik atas suatu rumah susun adalah kantor pertanahan Kotamadya/kabupaten atas nama penyelenggara pembangunan. Setifikat hak atas tanah bersama atas nama penyelenggara pembangunan (developer) ditahan dan disimpan di kantor pertanahan dengan dibubuhi catatan, bahwa sudah diterbitkan sejumlah sertifikat hak milik satuan rumah susun. Perumahan Sehat Menurut
(http://www.dinasperumahan-jakarta-go-id\Dinas_Perumahan
_DKI_Jakarta_SEHAT_DARI_ASPEK_PERUMAHAN_Halaman2.htm), M aret 2009, jam 18.56 Definisi rumah sehat adalah rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
12
melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal; kesehatan perumahan adalah kondisi fisik, kimia dan biologic di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal; dan rumah sederhana sehat adalah tempat kediamana yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat, berupa bangunan yang luas lantai dan luas kavelingnya memadai dengan jumlah penghuni serta memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal. Untuk membangun hunian yang sehat maka harus memenuhi persyaratan kesehatan perumahan yaitu ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah, masyarakat yang bermukim di perumahan, dan atau masyarakat di sekitarnya dari bahaya atau gangguan kesehatan. Kriteria rumah sehat menurut SNI No. 03-1728-1989 tentang bangunan gedung, persyaratan kesehatan bangunan gedung, meliputi: 1. Cahaya dan Pembaharuan Hawa (2. 404) a. Setiap ruang kediaman dan ruang cuci tertutup, harus: -
M empunyai satu atau lebih
lubang cahaya yang langsung
berhubungan dengan udara luar, dengan luas bersih bebas dari rintangan-rintangan sama dengan sekurang-kurangnya satu per sepuluh dari luas lantai, dapat terbuka dan lubangnya meluas ke arah atas sampai sekurang-kurangnya 1,95 m di atas permukaan lantai.
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
13
-
Diberi lubang hawa (angin) atau saluran-saluran angin dan pada atau dekat permukaan bawah langit-langit yang luas bersihnya sekurangkurangnya 1,0% luas lantai ruang yang bersangkutan.
b. Setiap
kamar
mandi dan kakus harus diberi penerangan dan
pembaharuan hawa udara, dan dapat juga diberi penerangan buatan dan/ atau pembaharuan hawa (udara) mekanis yang memenuhi syarat-syarat pasal 2.406. 2. Penerangan dan Pembaharuan Udara (2. 405) a. Dengan tidak mengurangi arti dan maksud ayat (2) a pasal ini, nilai penerangan sekurang-kurangnya 50 lux harus diberikan pada semua bagian ruang kerja; b. Sekurang-kurangnya 20 lux harus diberikan pada semua bagian jalan terusan, tangga, perlengkapan keluar dan ruang-ruang yang bukan ruang kerja. c. Jalan terusan, tangga dan semacamnya harus diberikan penerangan alam atau buatan. Penerangan buatan harus disediakan bila ruangan-ruangan termaksud di atas mempunyai kemungkinan digunakan pada malam hari. 3. Pembaharuan Udara M ekanis (2. 406) a. “Pertukaran Udara” ialah, penggantian seluruh udara dari suatu ruangan atau suatu bangunan dengan jumlah udara segar (baru) yang sama besarnya dengan udara luar/ ruang lain yang bebas dari kuman-kuman dan kotoran.
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
14
b. Suatu
sistem pembaharuan
udara
mekanis,
sebagai
pengganti
pembaharuan udara alam yang memenuhi syarat, sesuai dengan ketentuan-ketentuan petunjuk ini, tidak mungkin diberikan. c. Bilamana digunakan pembaharuan udara mekanis, sebagai pengganti pembaharuan udara alam, sistem yang dimaksud harus bekerja terus menerus selama ruang yang dimaksud digunakan. d. Udara kotor, atau membusukkan atau merusakkan harus dikeluarkan dari sistem pembaharuan udara mekanis pada suatu tempat sedemikian hingga tidak menjadikan gangguan. Menurut UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung paragraf 3, persyaratan kesehatan bangunan gedung, meliputi: 1. Sanitasi a. Sistem sanitasi merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/ atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan (pasal 24 ayat 1). b. Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungan harus dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak membahayakan, serta tidak mengganggu lingkungan (pasal 24 ayat 2). 2. Penggunaan bahan bangunan gedung Penggunaan bahan bangunan gedung harus aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (pasal 25 ayat 2). Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
15
The commite on The Hygiene of Housing of The Americans Public Health Association telah menyarankan persyaratan pokok suatu rumah sehat, sebagai berikut: a. Harus memenuhi kebutuhan fisikologis. M eliputi suhu optimum di dalam rumah, pencahayaan, perlindungan terhadap kebisingan, ventilasi yang baik serta tersedianya ruang untuk latihan dan bermain anak-anak. b. Harus memenuhi psikologis. M eliputi jaminan privasi yang cukup, kesempatan dan kebebasan untuk kehidupan keluarga secara normal, hubungan serasi antara orang tua dan anak, terpenuhinya persyaratan sopan satun pergaulan, dan sebagainya. c. Dapat memberikan
perlindungan
terhadap
penularan
penyakit
dan
pencemaran. M eliputi tersedianya air bersih yang memenuhi persyaratan, adanya pembuangan fasilitas air kotor sehingga terhindar dari serangga atau hama-hama lain yang mungkin dapat berperan dalam penyebaran penyakit. d. Dapat memberikan perlindungan atau pencegahan terhadap
bahaya
kecelakaan dalam rumah. M eliputi konstruksi yang kuat yang dapat menghindarkan bahaya kebakaran, pencegahan kemungkinan kecelakaan jatuh atau kecelakaan mekanis lainnya.
II.1.5 Pengertian Pasar Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia online (http://www.smsanda.com/indonesia/kamus/indonesia-gratis-lengkap.php?hasil=sukses_id_19# hasil), Maret 2009, jam 13.41 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
16
Pasar adalah tempat orang berjual beli. Berdasarkan
http://organisasi.org/pengertian_definisi_pasar_dan_faktor
_produksi_ilmu_ekonomi_manajemen. Maret 2009, jam 13.56 Pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Pasar dalam bahasa Inggris adalah “Market” Berdasarkan http://en.wikipedia.org/wiki/Market, Maret 2009, jam 14.03 A market is any one of a variety of different systems, institutions, procedures, social relations and infrastructures whereby persons trade, and goods and services are exchanged, forming part of the economy. It is an arrangement that allows buyers and sellers to exchange things.[1] M arkets vary in size, range, geographic scale, location, types and variety of human communities, as well as the types of goods and services traded. Some examples include local farmers’ markets held in town squares or parking lots, shopping centers and shopping malls, international currency and commodity markets, legally created markets such as for pollution permits, and illegal markets such as the market for illicit drugs. Kesimpulan Dari beberapa pengertian tentang Rumah Susun dan Pasar di atas, maka pengertian Pasar adalah tempat di mana dilaksanakannya tawar dan menawar antara pembeli dan penjual di dalam sebuah transaksi.
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
17
II.1.6 Fungsi dan Tujuan Pasar Pada umumnya pasar bertujuan sebagai tempat terjadinya interaksi antara penjual dengan pembeli, dari ke semua itu juga tergantung daripada : Jenis dan sifat dari pasar. Keinginan dan tujuan dari pihak pengelola. Sedangkan fungsi dari Pasar dapat dijabarkan sebagai berikut : Sebagai sarana untuk bertemunya penjual dengan pembeli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai tempat untuk membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat yang terkena dampak PHKa kibat krisis global.
II.1.7 Jenis-jenis Pasar Berdasarkan http://organisasi.org/macam_dan_jenis_pasar_dalam_ekonomi_indonesia_pasar_barang_pasar_jasa_tenaga_serta_pasar_uang_modal_il mu_ekonomi_pasar, Maret 2009, jam 17.10 1. Pasar Barang Pasar barang adalah pasar yang menjual produk dalam bentuk barang. Pasar barang dapat dibagi lagi menjadi dua macam, yakni : a. Pasar Barang Nyata / Riil Pasar barang nyata adalah pasar yang menjual produk dalam bentuk barang yang bentuk dan fisiknya jelas. Contohnya adalah pasar kebayoran lama, pasar senen, pasar malam, pasar kaget, dan lain-lain. b. Pasar Barang Abstrak Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
18
Pasar barang abstrak adalah pasar yang menjual produk yang tidak terlihat atau tidak riil secara fisik. Contoh jenis pasar ini adalah pasar komoditas / komoditi yang menjual barang semu seperti pasar karet, pasar tembakau, pasar timah, pasar kopi dan lain sebagainya. 2. Pasar Jasa / Tenaga Pasar jasa adalah pasar yang menjual produknya dalam bentuk penawaran jasa atas suatu kemampuan. Jasa tidak dapat dipegang dan dilihat secara fisik karena waktu pada saat dihasilkan bersamaan dengan waktu mengkonsumsinya. Contoh pasar jasa seperti pasar tenaga kerja, Rumah Sakit yang menjual jasa kesehatan, Pangkalan Ojek yang menawarkatn jasa transportasi sepeda motor, dan lain sebagainya. 3. Pasar Uang dan Pasar M odal a. Pasar Uang Pasar Uang adalah pasar yang memperjual belikan mata uang negaranegara yang berlaku di dunia. Pasar ini disebut juga sebagai pasar valuta asing / valas / Foreign Exchange / Forex. Resiko yang ada pada pasar ini relatif besar dibandingkan dengan jenis investasi lainnya, namun demikian keuntungan yang mungkin diperoleh juga relatif besar. Contoh adalah transaksi forex di BEJ, BES, agen forex, di internet, dan lain-lain. b. Pasar M odal Pasar M odal adalah pasar yang memperdagangkan surat-surat berharga sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan bisnis atau kepemilikan modal untuk diinvestasikan sesuai dengan kesepakatan yang Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
19
telah dibuat. Contohnya seperti saham, reksadana, obligasi perusahaan swasta dan pemerintah, dan lain sebagainya.
II.1.4 S istem Kepemilikan dan Pengelolaan Pasar Berdasarkan system pengelolaan tentang pasar yaitu : sewa (dikelola oleh PP atau pengelola professional), milik (dikelola oleh perhimpunan/PP setelah keseluruhan unit terjual), service (dikelola oleh manajemen pasar).
II.2 Tinjauan Khusus II.2.1 Tinjauan Terhadap Tapak Data-data Tapak :
Lokasi Tapak 2
9072 m
Gambar 1. Lokasi Tapak, Jakarta Jenis Proyek
: Fiktif
Pemilik Proyek
: Swasta
Lokasi Tapak
: Jalan Tanjung Duren, Jakarta Barat
Luas Lahan
: 9072 M 2
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
20
KDB
: 60 % X 9307 = 5.584,2 M 2
KLB
: 4 X 9307 = 37.228 M 2
Ketinggian M aksimum
: 12 Tingkat
GSB
: - Depan dan Kiri - Samping Kanan
: 7 M eter : 10 M eter
Foto 1. Situasi Kanan Tapak
Lokasi Tapak Foto 2. Situasi Depan Tapak 2
9072 m
Foto 3.Situasi Belakang Tapak
Foto 4. Situasi Kiri Tapak
Gambar 2. Lokasi Tapak, Jakarta Foto 1. Situasi Kanan Tapak
Foto 2. Situasi Depan Tapak
Di sisi kanan tapak merupakan Pada daerah depan terdapat puskesmas pangkalan bajaj yang menunggu dan mesjid yang menjadi fasilitas tambahan penumpang, sehingga daerah ini lalu lintas untuk tapak ini. semberaut.
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
21
Foto 3. Situasi Belakang Tapak
Pada sisi di belakang tapak terdapat kantor PALYJA.
Foto 4. Situasi Kiri Tapak
Di sisi kiri tapak tedapat ruko-ruko dan ada beberapa tenda/warung makanan.
Tabel 1. Situasi tapak
II.2.2 Tinjauan Terhadap Topik dan Tema Topik : Arsitektur Hemat Energi Tema : Penerapan konsep arsitektur hemat energi pada bangunan Rumah Susun dan Pasar.
II.2.3 Pengertian Arsitektur Hemat Energi II.2.3.1 Pengertian Arsitektur Secara umum menurut Rasmussen (1964) dalam Experiencing Architecture mengemukakan bahwa arsitektur bukan hanya yang dapat dilihat dan diraba saja, yang didengar dan dirasa pun merupakan bagian dari arsitektur. Menurut O’Gorman (1997) dalam ABC of Architecture, arsitektur lebih dari sekedar suatu pelindung. Arsitektur bisa jadi merupakan suatu wujud seni, namun memiliki perbedaan, yaitu arsitektur
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
22
menggunakan seni sebagai sesuatu yang penting untuk digunakan sebagai interior. Menurut Le Corbusier: ”architecture is the masterly, correct and magnificient play of masses seen in light. Architecture with a capital A was an emotional and aesthetic experience”. (sumber : http://www.arsitektur.net/2007-1-2/lusi_persepsi.html) Maret 2009, 19.21 Berdasarkan Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, 2002 Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan serta membuat konstruksi bangunan, serta metode dan gaya merancang suatu konstruksi bangunan. Berdasarkan http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur, 10 maret 2009, 09.41 Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
23
II.2.3.2 Pengertian Hemat Energi Dikutip dari Tri Endangsih, ST dalam makalah “Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan”(2007 p.2) Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Phoneix, April 2007 Energi adalah suatu tenaga atau daya kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses aktifitas. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (Website http://www.sms-anda.com/indonesia/kamus/indonesia-gratis-lengkap. php?hasil=sukses_id_12# hasil) Kemampuan untuk melakukan kerja (msl untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, ms l dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari); tenaga; Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghemat energi (Sumber : www.pln.co.id) M enyambung daya listrik yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya : ‐
Untuk rumah tangga kecil, kisaran daya antara 450-900 VA
‐
Untuk rumah sedang, kisaran daya antara 900-1300 VA
M emilih peralatan rumah tangga yang tepat dan sesuai kebutuhan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
24
M embentuk perilakau anggota rumah tangga. M isalnya dengan menanamkan kebiasan pada anak sedini mungkin untuk hanya menyalakan alat-alat listrik saat diperlukan. Selbihnya, matikan stopkontak atau tombol pengatur agar aliran listrik tidak terus berjalan. Penggunaan alat listrik. Gunakan alat listrik secara bergantian agar daya yang bekerja tidak besar. Gunakan agar berproduktif contonya menggunakan listrik sebagai alat bantu untuk menambah pendapatan rumah tangga. Kesimpulan Hemat Energi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan daya secara tepat guna. Berdasarkan sumber Majalah Idea, Februari 2008 Hemat energi berarti : M emilih teknologi baru penambah kenyamanan hidup yang menggunakan energi lebih sedikit Bijaksana menggunakan energi M engurangi pemborosan atau kebocoran energi
II.2.4. Tinjauan terhadap Arsitektur Hemat Energi Dikutip dari Tri Endangsih, ST dalam makalah “Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan”(2007, p.11)
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
25
Arsitektur Hemat Energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif. Pada saat ini konsumsi energi di dunia semakin meningkat. Peningkatan bukan hanya terjadi pada sektor industri dan transportasi namun juga dalam sektor bangunan atau arsitektur. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi modern yang konsumtif terhadap pemakaian energi. Konsumsi energi dalam bangunan untuk penerangan, AC, lift, dan sebagainya tercata hamper seperempat dari suplai tahunan energi pada tahun 80’an. Sehingga diperkirakan pada jangka waktu tidak lebih dari 100 tahun cadangan enegi akan semakin menipis. Hal ini juga berlaku di Negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia yang menggunakan teknologi secara besar-besaran tanpa memikirkan resiko pengurangan seumber energi yang tidak terbarukan. (Tri Harso Karyono, Kemapanan Pendidikan Kenyamanan dan Penghematan Energi) Sumber energi yang dapat digunakan dalam sebuah bangunan dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu energi yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Energi yang termasuk dapat diperbaharui adalah sebagi berikut : ‐
Energi M atahari
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Photovoltaic atau solar panel 26
‐
Energi Angin
‐
Energi Biomas
‐
Energi Hydroelectric (Hidro-listrik)
‐
Energi Geothermal Sedangkan yang termasuk tidak dapat diperbaharui adalah :
‐
Bahan bakar minyak bumi
‐
Bahan bakar gas alam
‐
Bahan bakar batu bara Dalam hal ini, prinsip Arsitektur Hemat Energi penggunaan akan
energi yang tidak terbarukan diganti dengan energi yang terbarukan agar mengefisiensikan energi. Pergantian ini akan menjadi faktor utama dalam desain
ini, namun diharapakan agar tidak
mengganggu
kenyamanan penggunan bangunan ini. Agar bangunan tidak menjadi mengganggu kenyamanan pengguna, maka ada beberapa hal yang perlu diperlu dilaksanakan dalam desain bangunan hemat energi ini yaitu : ‐
M encegah terjadinya efek rumah kaca
‐
M eletakan area-area service pada sisi timur-barat
‐
M encegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dan langit-langit
‐
M enggunakan bukaan-bukaan yang besar untuk aliran udara dan pencahayaan
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
27
‐
M elindungi pemanasan dinding pada sisi timur-barat dengan overstek
II.2.5 Tinjauan Terhadap Bangunan Hemat Energi Menurut Integrate Waste Management Board CA, konsumsi sebuah bangunan menghabiskan : ‐
40% dari ernergi terpakai diseluruh dunia
‐
25% dari potongan kayu
‐
16% dari pemakaian air bersih
‐
50% dari pengrusakan ozon berhubung CFC masih dipakai
‐
30% dari konsumsi bahan mentah
‐
35% dari buangan CO2 dunia
‐
40% dari sampah padat yang ditujukan untuk menguruk lahan Pada beberapa bangunan komserial, kebutuhan akan energi harus
diperhitungkan dengan rinci atau paling tidak harus dipikirkan dalam beberapa tahap, antara lain untuk : 1. Desain : Survey 2. Pemilihan material : Proses perancangan Pembukaan dan penyiapan lahan Transportasi material bangunan
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
28
3. Konstruksi : Konstruksi dalam pembangunan 4. Operasional seperti : ‐Penerangan Bukaan = Di mana bukaan bertujuan untuk sehat. ‐Ventilasi ‐Suplai air (minum, sanitasi, mandi dan penyiraman) ‐Transportasi ‐Penyimpanan 5. M aintenance : Perawatan berkala (pembersihan, pengecatan dan penggantian elemen bangunan) Renovasi besar 6. Demolist : Penghancuran Pengangkutan runtuhan bangunan ke lahan lain Dari semua material bangunan yang ada juga ikut serta dalam membawa karakter kandungan energi sendiri, contohnya aluminium sebagai bahan yang boros
akan penggunaan
listrik pada saat
pembuatannya. Untuk itu pemilihan material harus kita harus bijaksana dalam memilih material bangunan. Berikut adalah beberapa contoh perhitungan umum dari segi energi yang dihasilkan oleh material bangunan. Kayu = 1, bata = 2, kaca = 3, baja = 8, plastik = 30 dan
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
29
aluminium = 80. (Sumber : majalah seri rumah ide edisi 1/14 halaman 28) Gambar di bawah ini menunjukkan perhitungan proses pembuatan material dari tahap pertambangan material utama dan fabrikasi, pengepakan material, transportasi ke site, sampai ke pemasangan ke bangunan itu sendiri.
Gambar 3 : Konsumsi energi pada proses pembuatan material (sumber : Enviroment Auditing and Building Construction, Energy and air pollution Indices for Building Materials)
Iklim di Indonesia merupakan iklim tropis (panas, lembab) yang di mana kekayaan akan cahaya matahari sangat banyak, sehingga dapat kita manfaatkan secara penuh dan maksimal. Namun ada beberapa konsep
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
30
yang perlu diarahkan dalam rancangan bangunan dan lingkungan, yaitu untuk : M eminimalkan
energi
yang
diperlukan
untuk
memperoleh
yang
diperlukan
untuk
memperoleh
kenyamanan termal M eminimalkan
energi
penerangan yang sehat dan indah M eminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat elemen dalam bangunan M eminimalkan energi yang diperlukan untuk pengadaan air Selain itu ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengefisiensian energi didalam arsitektur, yaitu : Lokasi pembangunan meliputi : ketinggian dan lingkungan sekitar Lahan meliputi : topografi, dimensi dan ketinggian tanah M assa : jumlah dan bentuk, orientasi dan ketinggian Pengelompokan ruangan Elemen bangunan seperti atap, lantai dan dinding Penghawaan meliputi alami dan buatan Struktur Utilitas Penerangan meliputi alami dan buatan Berdasarkan Karyo, T.H., Arsitektur, Kemapanan, Kenyamanan, dan Penghematan Energi, catur libra Optima, Jakarta, 1999
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
31
Dalam hal ini disebutkan ada beberapa strategi umum yang ditekankan dalam penggunan energi pada bangunan tanpa harus mengorbankan kenyamanan (peghuni rumah susun, pedagang dan pembeli di pasar) adalah sebagai berikut : 1. M encegah terjadinya efek rumah kaca Efek rumah kaca merupaka akumulasi panas di dalam bangunan akibat radiasi matahari. Dinding-dinding kaca yang ditembus oleh cahaya matahari langsung akan menimbulkan efek rumah kaca. Jika hal ini terjadi dalam bangunan dengan skala pemanasan yang besar, maka suhu dalam bangunan akan meningkat. Untuk menurunkannya diperlukan mesin pengkondisian udara dengan kapasitas yang lebih besar dibandingkan jika bangunan tidak sedikit mengalami efek rumah kaca. Energi untuk pendinginan akan menjadi besar akibat dari efek rumah kaca ini. Untuk mencegah efek rumah kaca, dindingdinding transparan harus dihindari dari jatuhnya sinar matahari langsung. 2. M encegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dan langit-langit Untuk bangunan dengan atap miring perlu dipikirkan untuk menghindari terjadinya akumulasi panad pada ruang antara atap dengan lagit-langit. Untul itu ruang ini perlu diberi bukaan, sehingga memungkinkan aliran udara silang menyingkirkan panas yang terakumulasi ini. Jika hal ini tidak dilakukan ruang dibawa langitRumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
32
langit akan panas, sehingga bangunan memerlukan energi ekstra untuk menurunkan suhu ruangan tersebut. 3. M eletakkan ruang-ruang penahan panas pada sisi timur-barat Pada sisi timur dan barat bangunan yang langsung berhadapan dengan jatuhnya sinar matahari sebaiknya diletakkan ruang-ruang yang berfungsi sebagai ruang antar guna mencegah aliran panas menuju ruang utama misalnya ruang kantor. Ruang-ruang antar ini dapat berupa ruang tangga, gudang, toilet, pantry dan sebaginya. 4. M elindungi pemanasan dinding yang menghadap timur-barat Seandainya pada sisi timur dan barat bangunan tanpa dapat dihindari
harus
diletakkan
ruang-ruang utama,
maka
untuk
menghindari pemanasan pada ruang tersebut dinding-dinding ruang perlu diberi penghalang sinar matahari langsung. Atau dinding dibuat rangka di mana diantara kedua dinding tersebut diberi ruang antara yang diberi lubang-lubang ventilasi. Hal ini berpengaruh terhadap perliku termis ruang utama di dalamnya, di mana suhu udara ruang akan lebih rendah secara mencolok dibanding hanya menggunakan dinding tunggal. 5. M encegah jatuhnya radiasi matahari pada permukaan keras Karena permukaan keras seperti aspal, beton dan sebagainya cenderung merupakan material yang menyerap panas, maka suhu udara di atas permukaan keras yang terkena radiasi matahari cenderung lebih tinggi disbanding dengan diatas rumput atau perdu Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
33
misalnya. Penggunaan material keras sebagai penutup halaman, jalan, tempat parker dan sebagainya. Akan menaikan suhu udara sekitar bangunan seandainya permukaan tersebut dibiarkan terbuka terhadap radiasi langsung matahari. Untuk itu permukaan dengan material padat/keras sebaiknya dilindungi dari jatuhnya radiasi langsung matahari agar suhu sekitar bangunan tetap rendah. 6. M emanfaatkan aliran udara malam hari yang bersuhu rendah Suhu minimum rata-rata Jakarta adalah 23ºC, dan ini terjadi pada malam hari menjelang pagi. Dalam rangka penghematan enrgi dalam bangunan potensi ini dapat dimanfaatkan dengan cara mengalirkan angin yang bersuhu rendah tersebut melalui dinding (yang dibuat rangkap-berongga) serta lantai (berongga, dengan raised floor). Tujuan dari pengaliran udara ini adalah menurunkan suhu massa bangunan (building fabric) serendah mungkin mendekati atau sama dengan suhu udara minimum tersebut. Suatu ruang yang memiliki lantai, dinding dan langit-langit dengan suhu rendah akan lerbih mudah mencapai kenyamanan meskipun suhu udara luar relative tinggi, karena pada kenyataan sensai suhu (termis) tidak saja ditentukan oleh suhu udara, namun juga oleh suhu radiasi permukaan ruang (lantai, dinding dan langit-langit). Beberapa percobaan model dengan simulasi computer serta uji coba pada bangunan-bangunan baru telah membuktikan keampuhan teknik pendingin malam hari ini dalam usaha menekan penggunaan energi dalam bangunan. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
34
II.2.6 Contoh-contoh Bangunan Hemat Energi II.2.6.1 Wisma Dharmala S akti, Jakarta Wisma
Dharmala
merupakan
bangunan
perkantoran yang berlokasi Jakarta yang dimana merupakan karya Paul Rudolph. Pada bangunan ini menggunakan konsep hemat energi yang dipadu dengan konsep bangunan bernakular. Rancangan bangunan Wisma Dharmala ini dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang dimana diperlukannya penghematan energi serta iklim tropis, namun tetap Gambar 4. Wisma Dharmala Sakti, Jakrata
berpegang pada kaidah-kaidah arsitektur Indonesia.
II.2.6.2 Wisma Dharmala, S urabaya Wisma Dhalma ini juga merupakan satu dari lima karya Paul Rudolph (New York) yang diman di Surabaya sudah beridiri. Oleh Paul Rudolph diberi semboyan “Health Of Future” yaitu gedung yang peduli dengan kesehatan metal dan fisik.
Gambar 5. Wisma Dharmala, Surabaya
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
35
II.3. S tudi Banding II.3.1. S tudi Lapangan Studi lapangan rumah susun : Rumah Susun
Rumah Susun Kebon Kacang
Rumah Susun Benhil
Rumah Susun Tanah Abang
18.208 m2
5 ha
3,6 ha
Foto 5. rusun kebon kacang
Foto 6. rusun benhil
Foto 7. rusun tanah abang
8
3
30
4
9
4
Luas Lahan
Jumlah M assa bangunan Jumlah Lapis Tipe Hunian
Penghuni
Fasilitas
Bangunan
30 unit/lantai di tower A 368 unit tipe F.21 28 unit/lantai di tower B 2 166 unit tipe F.42 12 unit/lantai di tower C 480 unit tipe 36 m 66 unit tipe F.51 Tipe hunian semuanya 27 m2 Penghuninya mayoritas Penghuninya mayoritas Penghunia mayoritas dari seluruh kalangan dari seluruh kalangan pedagang tanah abang dan dari seluruh kalangan - Lapangan multifungsi - Lapangan multifungsi - Lapangan multifungsi - Taman bermain - Taman bermain - Taman bermain - PAM - PAM - PAM - Gas bumi - TPU - Gas bumi - TPU - Parkiran mobil dan - TPU - Parkiran mobil dan motor motor - Parkiran mobil dan motor - M esjid - Koperasi - Ruang komunal+koperasi termasuk Bangunan ini merupakan Bangunan ini merupakan Bangunan bangunan tropis, dimana bangunan tropis, dimana bangunan tropis memiliki bukaan, tritisan terdapat bukaan dan pada setiap unit tritisan
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
36
Foto 8. teritisan rusun kebon kacang Penghawaan
AC
AC
AC
Singel loaded
Double loaded
Singel loaded
Sirkulasi dalam banguna n
Tempat jemur
Harga sewa
Foto 12. sirkulasi rusun benhil
Foto 11. sirkulasi rusun kebon kacang Tidak tersedia, namun pemilik menggunakan balkon untuk berjemur Tipe F.21 = 1,5-1,8 juta/bulan Tipe F.42 = 3,5-4,5 juta/bulan Tipe F.51 = 5,4-6,7 juta/bulan
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Foto 9. Teritisan rusun benhil
Foto 10. teritisan rusun tanah abang
Tidak tersedia, pemilik menggunakan balkon untuk berjemur
Foto 13. sirkulasi rusun tanah abang Tidak tersedia, pemilik berjemur di depan jendela dan teras bangunan
Harga sewa unit 1juta/bulan
Harga sewa unit 18juta/tahun
37
Dapur
Foto 14. dapur kebon kacang
Toilet
Foto 15. dapur benhil
-
Foto 17. Toilet benhil
Tempat pembuangan sampah
Foto 16. dapur tanah abang
-
Foto 18. Toilet tanah abang
-
Foto 19. TPS benhil
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
38
Ruang tidur Foto 23. R.tidur tanah abang Foto 20. R.tidur kebon kacang
Ruang tamu
Foto 22. R.tidur benhil
Foto 25. R.tamu behnil
Foto 26 . R.tamu tanah abang
Foto 24. R.tamu kebon kacang Tabel 2. Survey Rumah Susun Kesimpulan : Bangunan rumah susun ini nantinya harus dapat menampung aktivitas penghuni didalam ruangan maupun diluar ruangan sehingga dapat terasa nyaman, aman denga lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, dalam desain nantinya akan rumah susun membutuhkan ruang private, public, dan service yang dimana dapat membuat penghunia rumah susun terasa nyaman. Ruang-ruang tersebut adalah, sebagai berikut : -
Private - Ruang tidur
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
39
- Ruang makan & dapur - Toilet/WC - Ruang tamu - Tempat jemur -
Public - Koridor - Lobby
-
Service - Shaft sampah - Lift - Tangga kebakaran
Studi lapangan pasar : Pasar
Pasar Modern BS D City
Fresh Market Kota Wisata
Fresh Market PIK
Foto
Pemilik Konsep Luas Lahan Luas Bangunan
Foto 27. depan pasar BSD Sinar M as Pasar tradisional yang dimanejemen modern 3 ha
2.4 ha
1,5 ha
1,4 ha
1 ha
25.000 m2
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Foto 28. depan pasar kota Foto 29. depan pasar wisata PIK Sinar M as Agung Sedayu Pasar tradisional yang M odern minimalis dimanejemen modern
40
M enggunakan konsep M enggunakan konsep bangunan tropis: bangunan tropis: - Penggunaan atap - Penggunaan atap miring Bangunan miring -Banyak bukaan untuk - Banyak bukaan untuk pengudaraan alami dan pengudaraan alami pencahayaan alami dan pencahayaan alami Jumlah M asa 4 3 Bangunan
M enggunakan konsep bangunan tropis: - Penggunaan atap dak - Banyak bukaan untuk pengudaraan alami dan pencahayaan alami 1
Site Plan
Jumlah pengunjung Jumlah Lapis
Gambar 6. site plan pasar BSD
Gambar 7. site plan pasar kota wisata
Gambar 8. site plan pasar PIK
± 3.000 orang/hari
± 2.500 orang/hari
± 2.500 orang/hari
1
1
3
Lapak berukuran 2 x 2 m, Lapak berukuran 2 x 2 m, Lapak berukuran 2 x 2m, tidak disediakan air, tidak disediakan air, tidak disediakan air, dengan koridor 1,8m dengan koridor 1,8m dengan koridor 1,8m
Lapak Kering
Foto 30. kondisi koridor dan lapak pasar BSD
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Foto 31. kondisi koridor dan lapak pasar kota wisata
Foto 32. kondisi koridor dan lapak pasar PIK
41
Lapak berukuran 2 x 2 m disediakan air beserta listrik
Lapak berukuran 2 x 2 m disediakan air beserta listrik
Foto 33. lapak daging pasar BSD Kios berukuran 3 x 3 m,3 x 4m , 3 x 5 m. Berada di sekeliling lapak - lapak
Foto 34 lapak daging Foto 35. lapak daging pasar kota wisata pasar PIK Kios berukuran 3 x 3 m. Kios berukuran 2,5 x 3 Berada di sekeliling m. Berada di sekitar lapak – lapak. lapak – lapak.
Foto 36. kios pasar BSD
Foto 37. kios pasar kota Foto 38. kios pasar PIK wisata
Lapak berukuran 2 x 2 m disediakan air beserta listrik
Lapak Basah
Kios Kios
Ruko 2 lantai berukuran 4 x 10 m, 4.5 x 10 m, 5 x 10 m, 5.5 x 10 m. Berada di sekeliling kios menghadap Jalan Ruko Ruko
Foto 39. ruko BSD Toilet
Toilet berada di luar pasar di 2 tempat yang berbeda
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Ruko 2 lantai berukuran Ruko 2 lantai berukuran 5 x 10 m. Berada di 4 x 4 m. Berada di sekeliling kios sekeliling kios menghadap jalan menghadap jalan Foto 40. ruko kota Foto 41. ruko PIK wisata Toilet berada di luar pasar di 2 tempat yang berbeda
Toilet berada di setiap pojok lantai.
42
Foto 42. toilet BSD
M ushola di luar pasar dekat dengan toilet
Foto 44. Toilet PIK Foto 43. Toilet kota wisata M ushola di luar pasar dekat dengan toilet.
M ushola berada di basement dekat parkir mobil dan toilet.
M ushola
Foto 45. mushola BSD
Foto 46. mushola kota wisata Tempat pemotongan ayam Tempat pemotongan termasuk kandang ayam. ayam termasuk kandang Disediakan untuk ayam. Disediakan untuk pedagang ayam. pedagang ayam. Dimensi @ 2 x 2 m.
Foto 47. mushola PIK Tempat pemotongan ayam termasuk kandang ayam. Disediakan untuk pedagang ayam.
Tempat Pemoton gan Ayam Foto 48. Tempat pemotongan dan pengandangan ayam di pasar BSD
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Foto 49. tempat pemotongan dan pengandangan ayam di pasar kota wisata
Foto 50. tempat pemotongan dan pengandangan ayam di pasar PIK
43
Parkir disediakan untuk 500 mobil, 300 motor, 50 sepeda.
Parkir disediakan 400 mobil, 200 motor.
Parkir mobil (700)terdapat di sekeliling ruko, basement dan . Parkir motor (500) di basement.
Parkir
Foto 51. parkir BSD
Keamanan 24 jam berada di dekat Kantor pengelola.
Foto 52. parkir kota wisata Keamanan 24 jam berada di dekat Kantor pengelola.
Foto 53. tempat parkir PIK Keamanan 24 jam berada di dekat Kantor pengelola.
Keamanan
Foto 54. pos keamanan BSD ATM center berada pada masa bangunan sendiri.
Foto 55. pos keamanan kota wisata ATM center berada pada masa bangunan sendiri.
ATM Center
-
Foto 57. ATM BSD
Tempat Pembuan gan Sampah
Tempat pembuangan sampah sementara yang diangkut setiap harinya oleh PEM DA
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Foto 56. pos keamanan PIK
Foto 58. ATM kota wisata Tempat pembuangan sampah sementara yang diangkut setiap harinya oleh PEM DA. M emiliki loading sendiri.
Tempat pembuangan sampah sementara yang diangkut setiap harinya oleh PEM DA dan diolah oleh yayasan Buddha Tzu chi. M emiliki loading sendiri. 44
Tempat cuci piring bersama pedagang yang berada dekat toilet.
Foto 59. loading dock kota wisata Tempat cuci piring bersama pedagang yang berada dekat toilet.
Tempat Cuci piring
-
Foto 60. tempat cuci BSD
Foto 61. tempat cuci kota wisata
Tabel 3. Survey Pasar Kesimpulan : Bangunan pasar modern ini harus mampu menampung segala kegiatan pedagang dan pembeli sehingga merasakan kenyamanan dan kegiatan berbelanja seperti pada waktu tawar menawar yang membutuhkan ruang yang luas agar tidak mengganggu aktivitas pengunjung lainnya. Hal tersebut harus dipikirkan dengan menyediakan ruang – ruang seperti : - Tempat untuk menampung barang dagang - Kandang ayam - Tempat pemotongan ayam - Tempat pembuangan sampah - Loading barang
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
45
- Toilet - M ushola - Tempat cuci piring -
Parkir mobil dan motor
- Kantor pengelola - Posko keamanan Ruangan – ruangan ini harus selalu diperhatikan antara pencahayaan dan pengudaraan alami, agar ruangan tersebut menjadi lebih nyaman.
II.3.2. Kesimpulan S tudi Lapangan Dari hasil survey lapangan terhadap rumah susun dan pasar, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam desain rumah susun dan pasar dalam proyek ini. Kelebihan pada rumah susun dan pasar nantinya akan di terapakan didalam desain dengan menganalisa kekurangan dari hasil survey. Contoh seperti tidak adanya tempat jemur pada rumah susun, yang merupakan masalah yang cukup besar. Selain itu tidak adanya shaft sampah yang dimana sangat mempersulit penghuni rusun untuk membuang sampah, dengan adanya shaft sampah maka pembuangan dapat dilakukan setiap lantai. Sedangakan pada pasar kelebihannya adalah pada system pengelolaannya yang dimana dapat mengatur pedagang untuk berpartisipasi dalam kebersihan lingkungan di luar maupun di dalam bangunan. Kekurangan pada pasar adalah pemisahan sampah organic dan anorganik yang merupakan masalah yang sangat
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
46
besar berdampak pada lingkungan. Oleh karena itu, pada desain nantinya akan dibuat pemisah sampah organic dan anorganik.
II.3.3. S tudi Literature Rumah susun Karet Tengsin beralamat di Jl. Karet Pasar Baru Barat I, memiliki 12 lantai. Lantai 1 tidak digunakan untuk kamar tetapi digunakan untuk ruang bersama (penunjang). Pencahayaan jendela setiap unitnya dan diberi kanopi agar mengurangi panas matahari yang masuk. Parkir mobil untuk penghuni disediakan di sekitar kawasan rumah susun. Transportasi secara vertical menggunakan lift dan tangga darurat. Rumah susun ini menggunakan sistem double loaded dengan jarak 250 cm.
Foto 62. Rumah susun Karet Tengsin Foto 63. Kanopi pada setiap jendela
Foto 64. Parkir penghuni Rumah susun
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Foto 65. Lift
47
Foto 66. Tangga darurat
Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat
Foto 67. Koridor
48