BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II. 1. Tinjauan Umum Kos Dan Hotel II.1.1. Landasan Teori Arsitektur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian arsitektur adalah seni atau ilmu merancang bangunan. Sedangkan menurut Vitruvius, arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar, dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni. Pada saat ini, pengertian arsitektur lebih mengarah kepada pembuatan lingkungan buatan seperti pernyataan dari Snyder yang menyatakan arsitektur adalah lingkungan buatan yang berfungsi untuk perlindungan dari bahaya dan untuk menampung kegiatan manusia serta sebagai identitas status sosial.
II.1.2. Pengertian Kos •
Kos/Indekost adalah menumpang tinggal di kamar atau rumah yang disewakan. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia )
•
Kos = Pemondokan
•
Kos = ”Boarding Houses” ( Kamus Besar Bahasa Inggris )
9
II.1.3. Fungsi Kos Kos-kosan dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat sementara dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa dan pelajar yang berasal dari luar kota ataupun luar daerah. Namun tidak sedikit pula, kos-kosan ditempati oleh masyarakat umum yang tidak memiliki rumah pribadi dan menginginkan berdekatan dengan lokasi beraktifitas. Oleh karena itu, fungsi dari kos-kosan dapat dijabarkan sebagai berikut : o Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang pada umumnya berasal dari luar daerah selama masa studinya. o Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat umum yang bekerja di kantor atau yang tidak memiliki rumah tinggal agar berdekatan dengan lokasi kerja. o Sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih berdisplin, mandiri dan bertanggung jawab o Sebagai tempat untuk menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya.
II.1.4. Jenis-jenis Kos Menurut Garis Panduan dan Peraturan bagi Perancangan Bangunan oleh Jawatankuasa kecil piawaian dan Kos bagi JPPN jabatan
10
Perdana Menteri Malaysia tahun 2005, kos mahasiswa/pelajar dibedakan menjadi : o Sistem 2 orang pada satu kamar (double room); untuk double room, tempat tidur yang digunakan adalah tempat tidur tingkat (double decker), dan bila mahasiswa atau pelajar tersebut sudah masuk pada tingkat yang lebih tinggi diperbolehkan untuk mengganti tempat tidur dengan tempat tidur terpisah (twin decker) o Sistem satu orang satu kamar (single room); dimana hanya diperbolehkan satu pelajar pada tiap kamar o Sistem campuran antara ketiga sistem diatas, biasanya digunakan
pada
institut
pada
tingkat
kebangsaan
/
antarbangsa. Kos juga dapat dibagi berdasarkan pengelolannya yaitu : o Kos bercampur dengan rumah pengelolanya, tetapi tetap dalam satu bangunan. o Kos yang berdiri sendiri dan mempunyai gedung sendiri khusus untuk mahasiswa dan pengelolanya tidak bertempat tinggal digedung tersebut secara bersamaan. o Kos yang bercampur dengan rumah kontrakkan sehingga pengelola kos mempunyai tempat khusus tetapi tidak dalam satu gedung.
11
II.1.5 Pengertian Hotel •
Hotel adalah bangunan yang terdiri dari beberapa kamar yang disewakan untuk tamu yang menginap atau mengadakan acara. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia )
•
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. ( Dirjen Pariwisata – Depparpostel )
•
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersil, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. ( Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 )
•
Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum. ( Webster )
II.1.6. Pengelompokan Hotel Klasifikasi hotel bintang adalah kriteria penggolongan hotel berdasarkan jumlah poin yang didapatkan dari hasil penilaian. Di Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/KW 001/MKP 02, klasifikasi hotel dibagi menurut kemampuan hotel dalam fisik
12
bangunan, sistem manajemen dan operasional hotel, penyediaan sarana, prasarana, lokasi dan mutu pelayanan. Klasifikasi hotel di Indonesia adalah : •
Hotel murah
: hotel bintang 1
•
Hotel ekonomi
: hotel bintang 2
•
Hotel kelas menengah
: hotel bintang 3
•
Hotel kelas 1
: hotel bintang 4
•
Hotel mewah
: hotel bintang 5
Menurut ketentuan Dirjen Pariwisata, Hotel dapat dibagi menjadi 4 golongan menurut jenis tamu yang datang yaitu : •
Transit Hotel.
•
Business Hotel .
•
Resort Hotel.
•
Residential Hotel.
II.1.7. Fasilitas Hotel Bintang 3 Untuk menunjang kelancaran operasional hotel, disetiap departemen harus dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk mendukung departemen dalam menjalankan operasionalnya. Dibawah ini adalah fasilitas-fasilitas hotel yaitu: 1) Fasilitas Penunjang Operacional Hotel o Function room o Fitness centre
13
o Kolam renang o Fasilitas lainya : Poliklinik, musholla, driver room, massage, salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer, coffee shop, lounge bar, restoran. 2) Fasilitas Penunjang Operacional Departemen o General Manager and secretary office o Front Office Department o Housekeeping Department -
Laundry
o Engineering Department o Food and Beverage Department -
Main Kitchen
o Personal manager o Accounting Department -
Purchasing
o Marketing o Pos Security o Rambu-rambu o WC karyawan pria/wanita
14
II.1.8. Persyaratan Hotel Bintang 3 Untuk pembahasan dari paper ini, klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi hotel bintang 3. Hotel bintang 3 termasuk ke dalam golongan city hotel. Unsur-unsur persyaratan hotel bintang tiga ( diambil dari Buku ”manajemen hotel” karya Richard Komar ) adalah : 1. Lokasi dan Lingkungan a) Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi roda empat dengan akses langsung ke area hotel. b) Hotel harus menghindarkan pencemaran yang diakibatkan gangguan luar. 2. Taman Hotel memiliki taman luar dan taman dalam. 3. Tempat parkir Tersedia tempat parkir kendaraan tamu hotel dan pengunjung. 4. Olaraga dan Rekreasi a) Hotel menyediakan sarana kolam renang untuk dewasa dan untuk anak-anak. b) Hotel menyediakan 2 (dua) sarana olaraga dan rekreasi lainnya yang merupakan pilihan dari : fitnes centre, sauna, squash, game room, bowling, dan tenis.
15
5. Bangunan Bangunan hotel memenuhi persyatan perizinan sesuai dengan undangundang yang berlaku. Persyaratan dari bangunan adalah : a) Keadaan bangunan bersih dan terawat dengan baik (tidak berdebu, berlumut, sarang laba-laba,dan lain sebaginya ). b) Pengeturan ruang hotel ditata sesuai dengan fungsi sehingga memudakan : arus tamu, arus karyawan dan arus barang/produk hotel. c) Unsur dekorasi indonesia harus tercermin dalam: ruang lobi, restoran, kamar tidur, atau function room. d) Peralatan
teknis
bangunan
terdiri
dari
:
transportasi
mekanis/lift/elevator. Setiap bangunan dengan 4 lantai ke atas harus dilengkapi dengan lift/elevator dan memiliki sertifikat keamanan sesuai dengan ketetapan DEPNAKER. Utilitas air dimana tersedia air yang cukup dan memenuhi persyaratan keseatan (PERMENKES No 01 tahun 1975) serta mempunyai sertifikat dari PAM mengenai kualitas air, kapasitas air minimal 500 L/orang/hari dan tersedia instalasi air panas. Listrik adanya pemasangan instalasi listrik memenuhi persyaratan pemerintah (PUIL 1977), tersedia pembangkit tenaga listrik cadangan dengan kapasitas minimal 50% dari kapasitas PLN. Tata udara dimana diatur dengan atau tanpa alat pengatur suhu, ruangan yang tidak mempergunakan AC harus mempunyai ventilasi yang baik. Komunikasi hotel antara lain : Tersedianya telepon satu
16
saluran yang dapat digunakan untuk sambungan lokal, interlokal, dan internasional. Tersedia saluran telepon dalam ( aiphone), tersedia sentral radio dan musik pegiring. Hotel juga menyediakan pencegah bahaya kebakaran seperti : alat deteksi dini (asap/panas) disetiap ruangan, alat pencegahan pemadam kebakaran, dan alat kontrol lokasi kebakaran. Tersedia juga petunjuk cara menyelamatkan diri di setiap koridor dan pembuangan limbah. 6. Kamar Tamu Untuk kamar tamu atau kamar penghuni hotel mempunyai klasifikasi ukuran-ukuran dan klasifikasi lainnya seperti : a) Jumlah kamar minimal 15 buah .dan dilengkapi kamar mandi dalam b) Luas minimal kamar standar 20 m². c) Tinggi kamar minimal 2,6 m. d) Kamar tidur kedap suara,. e) Disarankan seluruh lantai dilapisi karpet. f) Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar. g) Tata udara diatur dengan atau tanpa pengatur suhu. h) Interior kamar mencerminkan suasana Indonesia. i) Tersedia sekurang-kurangnya satu stop kontak di tiap kamar dan satu kamar mandi khusus untuk alat cukur. j) Seluruh dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air. k) Tersedia perlengkapan kamar tidur.
17
II.1.9. Pengertian Kostel Dikarenakan tidak adanya pengertian dari kostel yang disahkan, berdasarkan pengertian dari kos menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan pengertian dari hotel menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977, maka saya berasumsi bahwa yang dimaksud dengan kostel adalah pemondokan yang diperuntukan sebagai tempat penyewaan kamar sementara dengan sistem pembayaran perbulan dalam jangka waktu tertentu dan dilengkapi dengan operasional, pelayanan hotel seperti sistem laundry, sistem room service, keamanan 24 jam dan beberapa fasilitas hotel.
II.1.10. Karakteristik Kostel Karakteristik dari kostel dari pembahasan mengenai kos dan hotel. Untuk batasan hotel, klasifikasi hotel yang digunakan adalah hotel bintang 3 dengan jenis hotel termasuk ke dalam residential hotel yaitu hotel yang menyediakan akomodasi para tamu yang ingin menikmati keindahan dimana kamar disewakan unuk jangka waktu yang panjang dengan layanan layaknya suatu hotel biasa. Disesuaikan dengan persyaratan hotel bintang 3, karakteristik kos dan hasil survey lapangan, maka saya berasumsi untuk karakteristik kostel sebagai berikut : o Sistem pembayaran perhari dan perbulan. o Terdiri dari beberapa unit hunian dalam 1 lantai. o Terdapat kamar mandi dalam di setiap unit hunian.
18
o Memiliki fasilitas meja, lemari, telepon dan TV di dalam unit-unit kamar. o Mendapatkan pelayanan seperti hotel yaitu adanya pelayanan laundry (cuci pakaian) dan pelayanan pemberian makan pagi. o Terdapat fasilitas olah raga seperti : fitness centre, spa & sauna, kolam renang, dan lapangan outdoor. o Akses keamanan 24 jam.
II. 2. Tinjauan Khusus Topik dan Tema II.2.1. Definisi Arsitektur Berkelanjutan ( Sustainable Architecture ) •
Berkelanjutan ( Sustainability ) adalah memenuhi keperluan generasi masa kini dan harus berkompromi dengan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. ( The World Congress Of America, Juni 1993, Chicago, Amerika Serikat )
•
Sustainablelity adalah suatu upaya pemenuhan kebutuhan saat ini dengan memikirkan generasi di masa depan agar dapat terpenuhi kebutuhannya pula. ( dikutip dari makalah “Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building” oleh Yulesta Putra, Teknik Arsitektur, Universitas Sumatra Utara )
19
II.2.2. Bangunan Arsitektur Berkelanjutan ( Sustainable Building ) Sustainable Building adalah bentuk gabungan dari berbagai displin ilmu yang bertanggung jawab soal lingkungan menjadi suatu disiplin yang selalu mengacu pada efek lingkungan, sosial, ekonomi, dari sebuah bangunan atau proyek terbangun secara keseluruhan. Tujuan diterapkannya kebijaksanaan mengenai sustainable building : o Menyelamatkan manusia dan lingkungan dari bahaya yang dihadapi. o Menunjukkan komitmen kota terhadap lingkungan, ekonomi dan pelayanan sosial. o Menghasilkan penghematan dunia bagi pembangunan. o Menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staf dan pengunjung. o Mempercepat pencapaian tujuan kota dalam melindungi, mengkonversi,
dan
meningkatkan
sumber-sumber
lingkungan. Suistainable building berkaitan dengan : o Lingkungan ( Environment Sustainability ) o Ekonomi ( Economic Sustainability ) o Sosial ( Social Sustainability )
20
Gambar 1. Diagram Integrasi Lingkungan, Ekonomi dan Sosial
Kehidupan sejahtera bagi umat manusia Lingkungan
Ekonomi
Sosial
( Sumber : Sustainable Architecture and Building Design )
Adanya kenaikan suhu pada bumi yang diakibatkan oleh pemanasan global, polusi udara di hampir setiap negara maju dan berkembang dan pengurangan sumber tenaga, maka permasalahan energi berkelanjutan merupakan
hal
yang
paling
penting
untuk
diperhatikan.
Buletin
Environmental Building News telah menyatakan bahwa ada 11 permasalahan dalam perancangan yang berkaitan dengan desain berkelanjutan. 4 prinsip utama yang saya ambil sebagai pertimbangan utama dalam desain arsitektur bangunan berkelanjutan adalah : 1)
Hemat energi : merancang dan membangun bangunan hemat energi.
21
2)
Memilih bahan bangunan yang berdampak paling rendah terhadap lingkungan : menggunakan materi bangunan yang berdampak paling kecil terhadap lingkungan dan juga bahan dengan sumber efisien.
3)
Memaksimalkan umur panjang : merancang agar dapat bertahan lama dan mudah beradaptasi.
4)
Membuat bangunan sehat : menghasilkan lingkungan ruang dalam yang aman serta nyaman.
Dari
yang
telah
disebutkan
diatas
mengenai
perancangan
berkelanjutan, masalah hemat energi menjadi pokok permasalahan utama. Semakin terbatasnya sumber energi di muka bumi menjadikan arsitek untuk bertanggung jawab membuat suatu perubahan dalam mendesain sebuah rancangan penggunaan energi tanpa mengurangi estetika dari bangunan itu sendiri. “ Jika sebuah bangunan mengakibatkan manusia atau binatang ataupun bumi ini sakit, maka bangunan tersebut tidaklah cantik dan bukan merupakan rancangan yang baik ”. ( Bob Berkabile, 1994 )
22
II.2.3. Definisi Efisiensi Energi •
Energi adalah suatu tenaga/daya kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses aktifitas. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia )
•
Energi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu. ( Prasato Satwiko 2005, pp1 )
•
Efisiensi adalah ketepatan cara dalam menjalankan sesuatu. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia )
•
Effciency adalah perbandingan antara energi yang dikeluarkan oleh mesin dengan energi yang diterima. ( Lechner, 2000 )
•
Efisiensi energi dalam arsitektur adalah meminimalkan penggunaan energi
tanpa
membatasi
atau
merubah
fungsi
bangunan,
kenyamanan, maupun produktifitas penghuninya. •
Yang termasuk jenis-jenis energi ( dalam ilmu fisika ) : o Energi panas o Energi air o Energi batu bara o Energi minyak bumi o Energi listrik o Energi matahari o Energi angin o Energi cahaya, dsb
23
II.2.4. Definisi Arsitektur Hemat Energi •
Arsitektur Hemat Energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktifitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara pasif. ( Dikutip dari Tri Endangsih, ST
dalam makalah
“Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan” )
Pada saat ini konsumsi energi di dunia semakin meningkat. Peningkatan bukan hanya terjadi pada sektor industri dan transportasi namun juga dalam sektor bangunan atau arsitektur. Hal ini dikarenakan perkembangan tekonologi moderen yang konsumtif terhadap pemakaian energi. Konsumsi energi dalam bangunan untuk penerangan, AC, lift, dsb tercatat hampir seperempat dari suplai tahunan energi dunia pada akhir tahun 80’an. Sehingga diperkirakan pada jangka waktu tidak lebih dari 100 tahun, usia cadangan energi akan semakin menipis. Hal ini juga berlaku di negaranegara Asia Tenggara termasuk Indonesia yang menggunakan teknologi secara besar-besaran tanpa memikirkan resiko pengurangan sumber energi yang tidak terbaharukan. ( Tri Harso Karyono, Kemapanan Pendidikan Kenyamanan dan Penhematan Energi ) Sumber energi yang digunakan dalam sebuah bangunan dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama yaitu sumber energi yang dapat diperbarui dan
24
tidak dapat diperbarui. Yang termasuk energi yang dapat diperbarui sebagai berikut : o Energi Matahari. o Energi Angin. o Energi Photovoltaic. o Energi Biomassa. o Energi Hydroelectric ( hidro-listrik). o Energi Geothermal. Sementara yang termasuk dengan energi yang tidak dapat diperbarui sebagai berikut : o Bahan bakar minyak bumi. o Bahan bakar gas alam o Bahan bakar batu bara Dalam prinsip Arsitektur Hemat Energi, penggunaan energi tidak terbarukan digantikan oleh energi yang terbarukan agar terjadi penghematan dalam penggunaan energi. Penggantian ini menjadi faktor utama dalam desain arsitektural yang mengarah pada bangunan hemat energi. Untuk itu saat ini dituntut bagi seorang arsitek agar dapat menghasilkan karya yang tidak hanya bertujuan seni atau fungsional namun dapat memperhatikan dari segi bangunan yang nyaman dan hemat energi. Dari hal ini pengetahuan mengenai arsitektur hemat energi haruslah dapat dikuasai
dengan
baik.
Dalam
sasaran
perancangan
bangunannya,
penghematan pemakaian energi menjadi tujuan utama tanpa mengorbankan
25
kenyamanan dari penghuninya. Beberapa strategi umum dalam melakukan penghematan energi di dalam bangunan tanpa mengorbankan kenyamanan dari penghuninya : o Mencegah terjadinya efek rumah kaca. o Mencegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dan langit-langit. o Meletakkan ruang-ruang penahan panas pada sisi timur-barat. o Melindungi pemanasan dinding yang menghadap timur atau barat. o Mencegah jatuhnya radiasi matahari pada permukaan keras. o Memanfaatkan aliran udara malam hari yang bersuhu rendah.
II.2.5. Efisiensi Energi Dalam Arsitektur Peran energi dalam arsitektur sangatlah penting pada masa saat ini. Berbagai masalah lingkungan hidup selalu dikaitkan dengan penggunaan sumber-sumber energi. Sebagai bagian dari lingkungan hidup, arsitektur haruslah dapat memberikan kontribusi penuh terhadap berbagai hal yang menyangkut dengan energi. Pada proyek komersial, kebutuhan energi dapat dirincikan sebagai berikut : o Survey. o Proses Perancangan. o Pembukaan dan penyiapan lahan. o Transportasi materail bangunan.
26
o Konstruksi (Pembangunan). o Operasional. : Penerangan ruang dalam dan luar, ventilasi (sistem penyejukan udara, fan), penyediaan air (mandi, minum sanitasi dan penyiraman), transportasi (lift sebagai transportasi
lokal,
kendaraan
untuk
mencapai
lokasi
bangunan), penyimpanan (ruamg pendingin). o Perawatan berkala : pembersihan, penggantian elemen bangunan, pengecatan. o Renovasi besar (penyesuaian bangunan untuk fungsi baru, facelift). o Penghancuran (bangunan tidak layak dipertahankan, lahan akan dipakai untuk fungsi baru). o Pengangkutan runtuhan bangunan ke tempat lain. Strategi penataan energi dapat dikembangkan lebih terarah. Strategi yang paling baik adalah memaksimalkan potensi positif dan meminimalkan dampak negatif. Lingkungan harus dirancang sedemikian rupa agar dapat mendukung terciptanya kualitas hidup yang baik. Hal tersebut melibatkan pemakaian energi yang banyak sehingga diperlukan penataan. Dalam konsep perancangan di iklim tropis, diperlukan pengarahan terhadap konsep rancangan bangunan dan lingkungannya untuk : o Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh kenyamanan termal.
27
o Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh penerangan yang sehat dan indah. o Meminimalkan energi yang diperlukan untuk pengadaan air. o Meminimalkan energi yang diperlukan untuk transportasi vertikal. o Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat elemen bangunan. o Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat dan mengganti peralatan. Pertimbangan dalam pengefisiensian energi didalam arsitektur lebih rinci memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : o Lokasi daerah : ketinggian dan lingkungan. o Lahan : topografi, dimensi dan ketinggian air tanah. o Massa : jumlah dan bentuk, orientasi, ketinggian. o Organisasi ruang : pengelompokan ruang. o Elemen bangunan : atap, dinding, lantai. o Penerangan : penerangan alami dan buatan. o Penghawaan : penghawaan alami dan buatan. o Struktur : penggunaan struktur ringan, pemakaian bahanbahan lokal, dan pemilihan bahan-bahan hemat energi. o Utilitas : penyediaan air dan transportasi vertikal.
28
II. 3. Tinjauan Terhadap Lokasi Proyek II.3.1. Data Tapak •
Jenis Proyek
: Fiktif
•
Pemilik Proyek
: Swasta
•
Peruntukan
: Hunian sewa mahasiswa.
•
Lokasi
: Jl. Raya Kebon Jeruk dan Jl. Rawa Belong.
•
Luas Bangunan
: 7548 m²
•
K.D.B ( luas maks lantai dasar)
•
K.L.B ( luas maks total bangunan ) : 3,5 × 7548 m² = 26418 m²
•
G.S.B
: 6 m di selatan dan 10 m di timur
•
Batas Ketinggian Maksimal
: 6 lantai
: 80% × 7548 m² = 6038 m²
Foto 1. Peta lokasi proyek
LOKASI TAPAK
(Sumber Peta : PEMDA DKI JAKARTA )
29
II.3.2. Batas Tapak Foto 2. Situasi di daerah pertigaan
Batas-batas tapak adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara
: Jalan kecil (lebar 3 m dilewati oleh 1 kendaraan dan pejalan kaki), Pemukiman penduduk.
- Sebelah Selatan
: Jalan Raya Kebon Jeruk (lebar 12 m, dilewati oleh kendaraan umum MM 91, M11, taksi, mobil pribadi, motor)
- Sebelah Timur
: Jalan Raya Rawa Belong. (lebar 12 m, dilewati oleh kendaraan umum MM 91, taksi, mobil pribadi, motor)
- Sebelah Barat
: Pemukiman, pertokoan, restoran.
II.3.3. Potensi Tapak Foto 3. Pertokoan di depan tapak
30
Foto 4. Mesjid di depan tapak
Foto 5. Angkutan umum disekitar tapak
II.3.4. Data Keadaan Iklim Setempat -
Temperatur suhu sekitar 240 - 320 C
-
Kecepatan angin ± 2 – 4 m/s
-
Kelembaban udara 60 - 95%
-
Radiasi matahari > 900W/m2, namun saat mendung hanya < 100W/m2
-
Curah hujan ± 1000 - 3000 mm per tahun
-
Flora beragam, tumbuh subur, jamur bertumbuh dengan pesat
31