BAB II TIJAUAN PUSTAKA
1.
KELUARGA BERENCANA1,3,8 1.1. Pengertian KB Pengertian Keluarga Berencana antara lain sebagai berikut : 1. Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992). 2. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. 3. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. 1.2 Tujuan Program KB Tujuan umum program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan
5
angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi: 1. Keluarga dengan anak ideal 2. Keluarga sehat 3. Keluarga berpendidikan 4. Keluarga sejahtera 5. Keluarga berketahanan 6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS) 1.3 Sasaran Program KB Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yang meliputi: 1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun. 2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. 3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi6 persen. 4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen. 5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. 6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
6
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. 8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. 9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional. 1.3 Ruang Lingkup KB Ruang lingkup KB antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Keluarga berencana Kesehatan reproduksi remaja Ketahanan dan pemberdayaan keluarga Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas Keserasian kebijakan kependudukan Pengelolaan SDM aparatur Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
1.4 Strategi Program KB Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu: 1. Strategi dasar 2. Strategi operasional
Strategi dasar
Meneguhkan kembali program di daerah
Menjamin kesinambungan program
Strategi operasional
Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
Peningkatan kualitas dan prioritas program
7
1.5
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan Arah Kebijakan Program KB
1. Memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB terutama bagi keluarga miskin, berpendidikan rendah, PUS MUPAR, daerah pedesaan, tertinggal, terpencil, perbatasan dan daerah dengan unmet need tinggi 2. Peningkatan kualitas penyediaan dan pemanfaatan alkon MKJP 3. Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan KR bagi keluarga dan individu untuk meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak dalam mewujudkan keluarga sehat dengan jumlah anak ideal serta pencegahan berbagai penyakit seksual dan alat reproduksi 4. Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi remaja
dalam
rangka
menyiapkan
kehidupan
berkeluarga
dan
pendewasaan usia perkawinan 5. Peningkatan kemampuan keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, pembinaan kesehatan ibu, bayi dan anak serta pembinaan kualitas hidup keluarga secara terpadu 6. Pemberdayaan ketahanan keluarga akseptor KB untuk mewujudkan kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya 7. Mengoptimalkan upaya-upaya advokasi,promosi dan KIE Program KB Nasional
8
8.
Pembinaan kuantitas dan kualitas SDM di lini lapangan dan kualitas manajemen pengelolaan program KB nasional
9. Peningkatan kualitas pengelolaan data dan informasi Program KB Nasional 1.6
Program Pokok dan Kegiatan KB
PROGRAM POKOK
KEGIATAN PRIORITAS
OUTPUT / INDIKATOR KINERJA
Program Keluarga
1. Jaminan pelayanan KB
Tersedianya alkon gratis bagi PUS peserta KB miskin
Berencana
berkualitas bagi rakyat miskin 2. Peningkatan jejaring
(PB = 3.027 jt & PA = 13,263 Jt) 1.
Terlayaninya pelayanan KB melalui 23.500
pelayanan KB pemerintah dan swasta/non pemerintah
KKB pemerintah & swasta 2.
Pemberi pelayanan KB swasta lainnya (PAKBD, apotek, dokter dan bidan) berjumlah 72.200 SDP
Program Kesehatan
1.
Reproduksi Remaja
Ketahanan dan
Pembentukan,
1.
Peningkatan jumlah PIK KRR menjadi 8.145
pengembangan, pengelolaan
2.
26% remaja yang pernah akses PIK KRR
& pelayanan PIK-KRR 2. Advokasi dan KIE KRR
3. PUP menjadi 21 tahun Terlaksananya sosialisasi dan KIE KRR di 473
1.
kab/kota dan 33 provinsi Peningkatan kemandirian ber KB bagi anggota poktan
Peningkatan akses
pemberdayaan
informasi dan pelayanan
keluarga
pemberdayaan dan
Program penguatan
(BKB, BKR, BKL dan UPPKS)
ketahanan keluarga 2. Intensifikasi advokasi dan
Terselenggaranya promosi, advokasi dan KIE melalui
KIE Program KB Nasional
media massa dan media luar ruang di pusat, 33
1. Penguatan jejaring
provinsi dan 473 kab./kota Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber
pelembagaan Keluarga
operasional lini lapangan
KB hingga CPR mencapai 62,3%
Kecil Berkualitas
yang berbasis masyarakat
1.
9
Terselenggaranya pembinaan operasional lini
2. Pendataan keluarga dan
lapangan bagi sekitar 26 ribu penggerak KB di desa
individu dalam keluarga
2.
Seluruh desa/kelurahan menggunakan hasil
3. Pengembangan jaringan &
pendataan keluarga sebagai dasar pembinaan
peningkatan KIE advokasi
pengelolaan operasional program KB di lini
Program KB Nasional
lapangan 3.
Terselenggaranya advokasi dan KIE Program
KBN melalui kegiatan IMP dan poktan di 76.500 1.
desa / kelurahan Terlaksananya pelatihan dasar umum ,
Program Pengelolaan
Peningkatan kompetensi
Kapasitas Sumber
petugas dan pengelola
refreshing dan tehnis bagi 28,458 PLKB/PKB
Daya Manusia
program (tenaga program)
serta pengelola KB agar terpenuhi standar
Aparatur
kompetensi. 2.
Terselenggaranya pendidikan jangka panjang/pendek bagi 580 orang
1.7
Dampak Program KB Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penurunan angka kematian ibu dan anak Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi Peningkatan kesejahteraan keluarga Peningkatan derajat kesehatan Peningkatan mutu dan layanan KB-KR Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
2.1 Metode kontrasepsi Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.
10
Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.1,2,3 Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun
hormonal namun
berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).1,2,3 Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.1,2,3 2.2 Macam-Macam Metode Kontrasepsi Seorang wanita dapat tetap menjadi hamil bila :1,2,3
11
1. Melakukan coitus interuptus 2. Menyusui 3. Saat pertama kali berhubungan seksual 4. Bila wanita tidak orgasme 5. Memakai douches (memasukkan cairan kimia atau spermisida ke dalam vagina) 6. Posisi apapun dalam berhubungan seks Semakin bertambah usia maka terdapat perubahan dari periode menstruasi. Ketika darah haid akhirnya berhenti, maka seorang wanita memasuki masa menopause. Bagaimanapun juga, kontrasepsi sebaiknya digunakan sampai wanita tidak mendapatkan menstruasi atau darah haid selama 2 tahun jika usia kurang dari 50 tahun atau 1 tahun jika usia lebih dari 50 tahun.1,2,3 Metode kontrasepsi terdiri dari :1,2,3 1. Kontrasepsi hormonal Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral progestin Kontrasepsi suntikan progestin Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Implant progestin Kontrasepsi Patch a. Kontrasepsi barrier (penghalang) b. Kondom (pria dan wanita) 2. Diafragma dan cervical cap 3. Spermisida 4. IUD (AKDR) 5. Perencanaan keluarga alami
12
6. Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi 7. Metode amenorea menyusui 8. Kontrasepsi darurat a. Kontrasepsi darurat hormonal b. Kontrasepsi darurat IUD 9. Sterilisasi a. Vasektomi b. Ligasi tuba
3.1 Optimalisasi Kader Kesehatan Dalam Program KB Dalam rangaka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan
bagian
intekrak
dari
penbangunan
nasional
yamg
secara
keseluruhannya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalm sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapt menwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan penmbanguann nasional.7 Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai kebehasilan tersebut erat kaitannya
13
dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.7 Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat.Dalam upanya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui, program-program kesehatan melainkan berhubungan erat dengan program keluarga berencana.7 Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu (posyandu). Pos pelayanan terpadu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.7 Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi.7 Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya. 7
14
3.2 KADER KESEHATAN Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di Posyandu, dimana anggotanya berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakata itu sendiri dan bekerjasama secara sukarela.Secara umum istilah kader kesehatan yaitu kaderkader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian tentang kader kesehatan antara lain:7 L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: “kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehtan desa
(prokes) adalah tenaga
sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat”. Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”.7 3.3 Tujuan pembentukan kader Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktip dan bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber
15
daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.7 Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan ratarata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi: .7 a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatanterhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhana dan lain-lain. b. Penimbangan dan penyuluhan gizi. c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS. d. Peyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya menamakan NKKBS. e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana. f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.
2. Dari Segi Kemasyarakatan Perilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan masyarakat.Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk mengikut sertakan masyarakat dalam upaya pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan
16
membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu, berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.7,9 Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya
kader,
jelaslah
bahwa
pembentukan
kader
adalah
perwujudan
pembangunan dalam bidang kesehatan.7,10
3.4 Tugas Kegiatan Kader Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.7,11 Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara lain:7 a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah: - Melaksanan pendaftaran. - Melaksanakan penimbangan bayi dan balita. - Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.
17
- Memberikan penyuluhan. - Memberi dan membantu pelayanan. - Merujuk. b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah: 1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare. 2. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu. 3. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada: - pemberantasan penyakit menular. - Penyehatan rumah. - Pembersihan sarang nyamuk. - Pembuangan sampah. - Penyediaan sarana air bersih. - Menyediakan sarana jamban keluarga. - Pembuatan sarana pembuangan air limbah. - Pemberian pertolongan pertama pada penyakit. - P3K - Dana sehat. - Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
c. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:
18
-
Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei
mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. - Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan percontohan. - Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng ronyong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. - Memberikan pelayanan yaitu, :
Membagi obat
Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
Mengawasi pendatang didesanya dan melapor
Memberikan pertolongan pemantauan penyakit
Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
- Melakukan pencatatan, yaitu:
KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb
KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya
Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan
19
Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan
Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk
- Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya kesehatan lainnya. - Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang upanya kesehatan dilaksanakan. - Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan. - Melakukan pertemuan kelompok.
3.5 Persyaratan menjadi kader Bahwa pembangunan dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktifan masyarakat dan pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader yang akan dilatih perlu mendapat perhatian. Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan memdapat dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak gampang.7 Namun bagaimanapun proses pemilihan kader ini hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga mendukung.
Dibawah
ini
salah
satu
persaratan
umum
dipertimbangkan untuk pemilihan calon kader.7 - Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia - Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader
20
yang
dapat
- Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan. - Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya - Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa - Sanggup membina paling sedik 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan - Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunayai keterampilan Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persaratan bagi seorang kader antara lain: 7 - Berasal dari masyarakat setempat. - Tinggal di desa tersebut. - Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama. - Diterima oleh masyarakat setempat. - Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain. - Sebaiknya yang bisa baca tulis. 3.6 Cara Komunikasi Informasi Dan Edukasi (Kie) Dalam Pelayanan KB Konseling dan Persetujuan Tindakan Medik Maksud dari konseling dan persetujuan tindakan medik adalah untuk mengenali kebutuhan klien, membantu klien membuat pilihan yang sesuai dan memahami tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih.11,12 Konseling Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi
21
terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.12 Tujuan konseling KB Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:12
Menyampaikan informasidari pilihan pola reproduksi.
Memilih metode KB yang diyakini.
Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.
Memulai dan melanjutkan KB.
Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.
Prinsip Konseling KB Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri / confidentiality; Tidak memaksa / voluntary choice; Informed consent; Hak klien / clien’t rights dan Kewenangan / empowerment.12 Keuntungan Konseling KB Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah:12
Klien
dapat
memilih
metode
kontrasepsi
yang
sesuai
kebutuhannya.
Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
22
dengan
Membangun rasa saling percaya.
Mengormati hak klien dan petugas.
Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
Hak Pasien Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai berikut: a) Terjaga harga diri dan martabatnya. b) Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan. c) Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan. d) Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik. e) Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan. f) Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.12,13 Konseling KB dan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal dalam pelayanan kesehatan menggunakan :12 1. Motivasi 2. Edukasi / pendidikan 3. Konseling
Motivasi Motivasi pada pasien KB meliputi: Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada kebutuhan individu klien; Menggunakan komunikasi satu arah; Menggunakan komunikasi individu, kelompok atau massa.12 Pendidikan KB Pelayanan KB yang diberikan pada pasien mengandung unsur pendidikan sebagai berikut: Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia;
23
Menyediakan informasi terkini dan isu; Menggunakan komunikasi satu arah atau dua arah; Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa; Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.12 Konseling KB Konseling KB antara lain: Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan; Menjadi pendengar aktif; Menjamin klien penuh informasi; Membantu klien membuat pilihan sendiri.12 Peran Konselor KB Proses konseling dalam praktik pelayanan kebidanan terutama pada pelayanan keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor. Tugas seorang konselor adalah sebagai berikut:12
Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.
Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan Tindakan Medik.
Ciri Konselor Efektif12
Memperlakukan klien dengan baik.
Berinteraksi positif dalam posisi seimbang.
Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.
24
Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode konstrasepsi.
Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya.
Jenis Konseling Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu:12 1. Konseling umum 2. Konseling spesifik 3. Konseling pra dan pasca tindakan Konseling Umum Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga berencana atau PLKB.Konseling umum meliputi penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.12 Konseling Spesifik Konseling
spesifik
dapat
dilakukan
oleh
dokter
/
bidan
/
konselor.Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan.12 Konseling Pra dan Pasca Tindakan Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor / dokter / bidan.Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri.12
25
Teknik Konseling Gallen dan Leitenmaier, 1987 Teknik konseling menurut Gallen dan Leitenmaier (1987), lebih dikenal dengan GATHER yaitu:12 G : Greet respectully A : Ask, Assess needs T : Tell information H : Help choose E : Explain dan demonstrate R : Refer or Return visit Dalam bahasa Indonesia, juga lebih dikenal dengan SATU TUJU yang meliputi: Sa : Salam T : Tanya U : Uraikan Tu : Bantu J : Jelaskan U : Kunjungan ulang atau rujuk Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai krebilitas yang baik dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai baca tulis, sanggupmembina masayrakat sekitarnya.7
26
Kader
kesehatan
mempunyai
peran
yang
besar
dalam
upanya
meningkatkankemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yangoptimal, khususnya dalam hal ber-KB. Selain itu peran kader ikut membinamasyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan dengan cara mengajak dan memberikan informasi kepada masyarakat sehingga diharapkan bisa meningkatkan peserta KB aktif di puskesmas.7
BAB III PENUTUP
Melihat efesiensi pelayanan serta manfaat dari keder kesehatan, tentunya upaya-upaya yang sudah berjalan harus ditingkatkan agar anggota masyarakat dapat menolong diri dan keluarganya dalam bidang kesehatan juga yang lebih penting dengan meningkatkan program KB. Dapatlah tercapai apa yang kita harapkan yaitu sumber daya manusia yang berkemampuan dalam menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang. Namun kita tidak boleh menutup mata untuk memperhatikan para kader yang sangat banyak pengorbanannya, baginya tidak lupa perhatian kita padanya.
27
Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapi juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Optimalisai kader kesehatan salah satunya dengan cara komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang efektif. KIE yang efektif antara lain memperlakukan klien dengan baik, berinteraksi positif dalam posisi seimbang, memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan, mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode konstrasepsi, membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya.
28