BAB II PERENCANAAN LETAK PABRIK Sebelum suatu perusahaan mendirikan pabrik, biasanya direncanakan letaknya sebaik mungkin. Sebab letak ini berpengaruh terhadap biaya operasi atau produksi, harga jual, serta kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar. Hal ini sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Apabila pabrik sudah terlanjur berdiri ternyata baru diketahui kesalahan letaknya dan jika dipindah akan memakan biaya yag sangat mahal. Ada perusahaan yang meletakkan pabriknya di dekat pasar, ada yang dekat dengan bahan baku, dan sebagainya. Masing-masing memiiki alasan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, toko emas biasanya terletak berdekatan tetapi pegadaian selalu terletak berjauhan. Alasan toko emas karena konsumen selalu membandingkan, baik mengenai harga maupun kualitas di beberapa toko sehingga mereka biasanya terletak berdekatan. Sedangkan pegadaian alasannya karena pegadaian yag satu dengan yang lain tidak boleh bersaing dan kalau di suatu wilayah terdapat dua pegadaian atau lebih, kiat mereka kurang efisien. Contoh lain adalah perusahaan gula pasir biasanya diletakkan di dekat lahan penanaman tebu. Alasannya karena bahan baku gula adalah tebu, yang beratnya sepuluh kali daripada gula yang dihasilkan, dan tebu mudah rusak atau menurun kadar gulanya jika tidak segera diproses.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan letak pabrik Pemilihan letak pabrik dipengaruhi oleh beberapa hal atau factor. Ada yang membagi faktor-faktor itu kedalam faktor perimer dan faktor sekunder . ada pula yang membaginya ke dalam faktor intern dan faktor ekstern. Faktor primer adalah suatu faktor yang harus dipenuhi jika tidak dipenuhi proses produksi atau operasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya . sedangkan faktor sekunder adalah faktor yang sebaiknya ada, jika tidak dipenuhi masih bisa diatasi meskipun disertai dengan biaya yang relatif lebih mahal. Macam faktor primer serta sekunder ini berbeda antara pabrik yang satu dengan yang lain. Misalnya, suhu udara untuk perkembangan teh merupakan faktor primer, sebab untuk mendapatkan teh dengan kualitas baik harus ditanam didaerah yang memiliki suhu dingin alami sehingga kebanyakan kebun teh terletak di pegunungan. Lain halnya dengan perusahaan tekstil, suhu udara merupakan faktor 16
sekunder. Meskipun untuk menghasilkan tekstil dengan kualitas baik harus dilakukan di dalam pabrik yang suhunya antara 24 sampai dengan 26 derajat celcius, tetapi jika didalam pabrik dapat dipasang AC, kegiatan produksi masih dapat dilakukan, meskipun biayanya agak mahal. Pabrik tekstil memang sebaiknya diletakkan di daerah dingin, tetapi kalau tidak masih dapat diatasi. Oleh karena itu, udara pada pabrik tekstil merupakan faktor sekunder. Dalam bagian ini tidak mungkin disebutkan pembagian faktor-faktor itu kedalam primer dan faktor sekunder karena keadaan perusahaan yang berbeda-beda. 1. Letak konsumen atau pasar Konsumen adalah pembeli atau pemakai barang/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Pabrik biasanya diletakkan di dekat konsumen dengan alasan sebagai berikut: a. lebih mudah mengetahui perubahan selera konsumen. b. Untuk mengurangi risiko kerusakan dalam pengangkutan. c. Barang tidak tahan lama. d. Biaya pengangkutan barang sangat mahal. e. Jasa. 2. Letak sumber bahan baku Untuk beberapa industri, letak sumber bahan baku sangat bepengaruh. Biasanya pabrik diletakkan di dekat sumber bahan baku apabila dalam proses produksi bahan baku mengalami penyusutan berat atau volume yang relative cukup banyak, bahan baku mudah rusak atau berubah kualitas, serta kalau risiko kekurangan bahan baku tinggi. Sebagai contoh, perusahaan gula diletakkan di dekat lahan penanaman tebu karena tebu jika tidak segera diproses akan berkurang kadar gulanya serta mengalami penyusutan berat atau volume yang sangat besar dalam proses produksi. Dari satu kuintal tebu hanya dapat menghasilkan kira-kira 10 kg gula pasir. Biaya pengangkutan tebu dengan sendirinya jauh lebih mahal daripada biaya pengangkutan gula. Apabila letak pabrik diletakkan di dekat lahan penanaman tebu, pengangkutan bahan baku yang berat menjadi murah. Sedangkan pengangkutan gula meskipun jauh tidak apa-apa karena berat atau volumenya jauh lebih sedikit daripada bahan bakunya. Jika persediaan di pasar untuk bahan baku yang diperlukan perusahaan kurang terjamin, maka sebaiknya pabrik diletakkannya dekat sumber bahan baku, maka perusahaan dapat memperpendek jalur pengadaannya, hambatan-hambatan dapat dikurangi, dan apabila 17
harus berebut dengan perusahaan lain dengan didekatkannya pabrik dengan sumber bahan baku adalah mengurangi banyaknya persediaan bahan baku. Karena kekhawatiran atau risiko kekurangan bahan baku lebih rendah, maka jumlah persediaan dapat dikurangi sehingga biaya persediaan dan banyaknya modal yang tertanam dalam persediaan dapat ditekan. Dalam hal ini berarti efisien kerja meningkat.
3. Sumber Tenaga Kerja Tenaga kerja dapat dibagi ke dalam dua macam yaitu tenaga kerja tidak terdidik atau unskilled labour dan tenaga kerja terdidik atau skilled labour. Kedua macam tenaga kerja itu memiliki sifat yang sangat berbeda sehingga agak berbeda pula pengaruhnya terhadap pemilihan letak pabrik a. Tenaga kerja tidak terdidik Apabila suatu pabrik memerlukan tenaga kerja kurang terdidik dalam jumlah yang banyak, maka untuk memenuhi kebutuhan dengan baik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1). Jumlah tersedianya sumberdaya manusia Untuk mempermudah memenuhi kebutuhan tenaga kerja, sebaiknya pabrik diletakkan di daerah yang banyak penduduknya sebab biasanya di daerah itu banyak memiliki potensi tenaga kerja kurang terdidik. 2) Tingkat upah Apabila tingkat upah di suatu daerah rendah, maka akan dapat menekan biaya produksi. Hal ini terutama sangat dirasakan oleh perusahaan yang bersifat padat kerja (labour intensive) sebab sebagian dari komponen biayanya terdiri atas upah tenaga kerja. 3) Budaya dan kebudayaan hidup Kita harus hati-hati dalam memilih tenaga kerja sebab budaya daerah, mata pencaharian, atau kebiasaan hidup masyarakat di daerah itu sangat mempengaruhi efisiensi dan kelancaran kerja pabrik. Contoh:
18
a. Apabila masyarakat di daerah itu kehidupannya bertani, maka pada musim panen biasanya tingkat presensi sangat tinggi karena mereka mengerjakan sawah untuk beberapa hari. b. Penduduk di daerah pegunungan yang kering. Biasanya setelah,selesai musim tanam mereka pergi beberapa bulan, setelah musim panen mereka kembali satu atau dua bulan untuk mengerjakan sawahnya. c. Apabila adat di suatu daerah sangat kuat kadang-kadang pada hari-hari upacara adat presensi tinggi sebab banyak yang melakukan upacara adat Apabila perusahaan menggunakan tenaga kerja yang kualitasnya semacam itu, maka kontinuitas kerjanya akan terganggu. 4) Mobilitas tenaga kerja Apabila terpaksa tenaga kurang terdidik dapat dipekerjakan di daerah lain yang jauh dari tempat tinggalnya asalkan disertai dengan upah atau gaji yang tinggi. Hal ini disebabkan kebiasaan hidup tenaga seperti ini relative sederhana dan uang merupakan daya tarik yang sangat kuat.
b. Tenaga kerja terdidik Tenaga kerja terdidik memiliki sifat yang sangat berbeda dengan tenaga kerja kurang terdidik. Biasanya tenaga kerja terdidik memiliki kebiasaan hidup lebih baik daripada tenaga kerja kurang terdidik, lebih jauh memikirkan masa depan, serta lebih mudah mencari pekerjaan lain. Mereka memerlukan fasilitas kesehatan yang baik. Hiburan yang cukup, olahraga, sekolah untuk anak-anaknya serta fasilitas lain yang biasanya diperoleh di kota. Mereka biasanya tidak sanggup ditempatkan di tempat-tempat terpencil dalam jangka panjang. Apabila dipaksa mereka akan keluar sebab mereka memiliki keahlian dan pengalaman sehingga mencari pekerjaan lain tidak sulit. Oleh karena itu, untuk pabrik yang banyak memerlukan banyak tenaga ahli biasanya diletakkan di kota yang mudah mendapat fasilitas yang diperlukan untuk tenaga terdidik. Apabila tidak mungkin, maka ditempat yang terpencil itu perusahaan harus menyediakan fasilitas yang cukup. 4. Tersedianya Air Air yang diperlukan perusahaan ada tiga macam, yaitu air yang jernih alami, air jernih yang tidak harus alami, serta sembarang air. Untuk pabrik yang memerlukan air jernih alami 19
sebaiknya diletakkan di daerah yang memiliki sumber air jernih alami atau di tempat yang mudah dijangkau dengan saluran pipa dari sumber tersebut. Biasanya ini diperlukan oleh industri kimia atau makanan tertentu. Obat penjernih air dapat mengganggu proses produksi. Misalnya, industri tempe dan tape. Apabila perusahaan memerlukan air jernih yang tidak harus alami, lebih mudah. Di mana ada air di situ dapat didirikan sebab dapat diambilkan air kotor yang dijernihkan. Misalnya, industri minuman dapat diletakkan di sekitar Jakarta yang jauh dari sumber air jernih alami. Lebih mudah lagi jika air yang diperlukan perusahaan itu sembarang air, tidak perlu jernih. Di mana ada air disitu perusahaan dapat didirikan, misalnya perusahaan baja.
5. Suhu udara Suhu udara kadang-kadang sangat menentukan kelancaran proses dan kualitas hasil operasi . pada proses operasi yang memerlukan suhu udara dingin alami kegiatannya harus diletakkan di pegunungan atau daerah yang suhunya rendah. Misalnya: perkebunan teh, penanaman jamur merang, penanaman tembakau , dan sayur-mayur banyak terdapat dipegunungan. Karena kegiatan-kegiatan diatas selain memerlukan suhu yang dingin juga udara terbuka dan sinar matahari langsung. Tidak mungkin kita memasang AC di kebun dengan udara terbuka.
Dalam hal ini suhu udara merupakan faktor primer. Ada pula
kebutuhan suhu udara yang tidak perlu alami,tetapi
diapsang alat pendingin atau AC.
Misalnya untuk penggudangan ikan atau udang, pabrik tekstil, serta ruang komputer. Dalam hal ini suhu udara semacam ini lebih mudah dipenuhi serta lebih fleksibel sifatnya, karena di setiap tempat kita dapat memasang AC asalkan tersedia listrik, tetapi biayanya lebih mahal.
6. Tenaga Listrik Hampir setiap perusahaan memerlukan tenaga listrik sehingga sebagian besar operasi atau produksi memerlukannya. Hanya ada beberapa operasi atau produksi yang tidak atau sedikit kebutuhan listriknya. Biasanya yang sifatnya tradisional atau mengandung banyak seni.untuk kegiatan yang harus memerlukan banyak tenaga listrik (mis.pabrik tekstil,kertas, dan gula yang menggunakan mesin modern) listrik merupakan faktor primer. Tersedianya tenaga listrik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan letak pabrik. Apabila daerah tempat pabrik didirikan sudah ada fasilitas tenaga listrik, 20
perusahaan tinggal berlangganan saja. Apabila perusahaan harus menyediakan sendiri pembangkit tenaga listrik, masalahnya memerlukan investasi mahal serta memerlukan petugas khusus yang harus menangani. Perusahaan listrik biasanya dapat bekerja lebih efisien sehingga kita dapat berlangganan dengan tarif lebih murah. Selain itu, mereka sudah mempersiapkan diri kalau ada kerusakan atau hambatan dalam pengadaan tenaga listrik, mesin-mesin atau fasilitasnya maupun dari pengaturan kerja serta penjadwalannya jika terpaksa diadakan penggantian pemadaman.
7. Fasilitas Transportasi Fasilits transportasi merupakan faktor yang sangat penting sebab kegiatan tidak dapat dipisahkan dari pemindahan atau pengangkutan, baik pengangkutan masukan maupun keluarannya. Ada beberapa macam fasilitas pengangkutan yang dapat digunakan perusahaan, yaitu pengangkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan jalan raya. a) Pengangkutan udara Pengangkutan udara lebih cepat , tetapi biayanya mahal dan hanya dapat menjangkau daerah atau kota yang memiiliki Bandar udara. Apabila masih harus disambung dengan jenis pengagkutan yang lain. Apabila suatu lembaga atau perusahaan memerlukan banyak pengangkutan udara, biasanya diletakkan atau paling tidak memiliki kantor cabang di dekat Bandar kota . b) Pengangkutan Laut Di Indonesia pengangkutan laut ini mempunyai peranan penting sebab Negara kita Negara kepulauan. Pengangkutan laut murah dan dapat menjangkau antarpulau tetapi biasanya memaka waktu lama. Apabila suatu perusahaan banyak memerlukan pengangkutan laut, biasanya meletakkan pabriknya di dekat pelabuhan. c) Pengangkutan Sungai Pengangkutan sungai banyak diperlukan di pulau besar yang belum banyak memiliki pengangkutan darat, misalnya Kalimantan. Kelemahan pengangkutan sungai hanya dapat dilakukan di daerah yang dilalui aliran sungai. Jarang sungai yang dapat dilalui kapal besar dan sering terganggu dengan keadaan musim, misalnya banjir atau kering.
21
d) Pengangkutan Kereta Api Pengangkutran kereta api di Indonesia haya terdapat di Pulau Jawa dan sebagian Sumatera. Pengangkutan ini lebih murah dibanding pengangkutan darat yang lain. Di Negara yang sudah maju biasanya kedatangan kereta api tepat waktu. Apabila terlambat biasanya agak lama karea keberangkatannya di setiap stasium harus disesuaikan dengan perjalanan kereta api lain. Kelemahan angkutan kereta api hanya dapat berhenti di stasium dan untuk angkutan penumpang memperoleh karcis. Meskipun Perumka sudah berusaha keras memberantas calo, tetapi biasanya hanya hilang beberapa hari. Sesudah operasi pemberantasan selesai akan muncul lagi. Apabila suatu lembaga atau perusahaan memerlukan banyak pengangkutan dengan kereta api, biasanya meletakkan pabriknya di dekat stasiun. Jika tidak harus diubungkan dengan amcam alat pengangkutan yang lain. Misalnya, pabrik minyak kelapa dan penggergajian kayu yang berskala besar. Bahan baku perusahaan-perusahaan tersebut (kopra atau kelapa) diangkut dengan kereta api, dan penjualannya ke luar daerah juga diangkut dengan kereta api. e) Angkutan Jalan Raya Yang dimaksud dengan angkutan jalan raya adalah angkutan yang dilakukan melalui jalan darat. misalnya truk,bus, atau sejenisnya. Kebaikan angkutan jalan raya adalah fleksibel. Artinya dapat menjangkau setiap tempat yang dikehendaki asal tersedia jalan yang menghubungkannya. Tarif angkutan jalan raya ini biasanya lebih mahal daripada angkutan kereta api. Angkutan jalan raya ini yang paling banyak dipakai di mana-mana, baik sebagai pengangkutan utama maupun sebagai penyambung dari bandara udara, pelabuhan, atau stasiun.
8. Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat kadang-kadang merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil aktivitas. Misalnya, suatau panti asuhan sebaiknya diletakkan di daerah yang masyarakatnya baik supaya mendukung pendidikan anak asuhnay. Apabila diletakkan di sekitar daerah perjudian atau asusila, akan mengurangi kualitas pendidikan anak-anak asuhnya.
22
9. Peraturan Pemerintah Peraturan pemerintah kadang-kadang besar pengaruhnya terhadap pemilihan letak kegiatan atau pabrik. Misalnya hal-hal berikut ini a. Adanya peraturan tidak boleh impor mobil jadi ke Indonesia mengakibatkan perusahaanperusahaan mobil di Jepan melakukan Assembling atau perakitan ddi Indonesia. b. Adanya perbedaan tingkat pajak di daerah-daerah tertentu (di Indonesia belum dilaksanakan). Untuk mendorong industrialisasi dan penciptaan kesempatan kerja di suatu daerah, maka pemerintah menetapkan pajak keuntungan yang lebih rendah daripada daerah yan lain.akibatnya, banyak perusahaan yang memilih mendirikan pabrik di daerah itu.
10. Pembuangan Limbah Industri Limbah industri biasanya mengganggu kehidupan masyarakat di sekitarnya. Di Indonesia pemerintah mulai memperhatikan dan mengatur pembuagan limbah industri ini sehingga menyebabkan perusahaan tidak dapat meletakkan pabriknya di sembarang tempat. Pembuangan di sembarang tempat, misalnya di sungai dapat merugikan kehidupan makhluk di dalamnya dan lingkungan sekitarnya. Apabila hal ini terjadi, masyarakat dapat menuntut ganti rugi atau pemerintah dapat mengharuskan pemindahanletak pabrik itu. Apabila dalam mendirikan pabrik tidak memperhatikan aspek ini, kerugian perusahaan akan sangat tinggi sebab terpaksa memindahkan atau menuntut pabrik yang sudah bekerja lancar.
11. Fasilitas untuk Pabrik Fasilitas yang diperlukan pabrik, antara lain bengkel untuk mesi kendaraan, toko onderdil atau spare parts, dan tenaga listrik. Apabila di daerah itu terdapat fasilitas-fasilitas tersebut, produksi dapat berjalan lancar dan biaya untuk memperoleh fasilitas itu dapat ditekan.
12. Fasilitas untuk Karyawan Fasilitas untuk karyawan, antara lain rumah sakit, tempat-tempat hiburan, pasar, fasilitas olah raga, dan sebagainya. Apabila di sekitar pabrik terdapat fasilitas-fasilitas tersebut, kebutuhan karyawan akan fasilitas tersebut dapat dipenuhi dengan lebih mudah dan murah. Pengaruhnya akan mendukung semangat , kegembiraan kerja, dan kesehatan karyawan. Selain
23
faktor-fakto tersebut diatas, tentu saja masih banyak faktor-faktor lain dalam memilih letak suatu pabrik atau tempat usaha.
C. Beberapa Alternatif Pemilihan Letak Tempat Ada beberapa alternative letak pabrik yang dipilih antara lain di pinggir kota, di daerah kawasan industri,dan di luar negeri.
1. Pemilihan letak pabrik di pinggir kota Letak pabrik di pinggir kota dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dikota dan juga keuntungan-keuntungan dipedalaman. Misalnya, di dalam mencari tanah di pinggir kota lebih mudah daripada di tengah kota. Upah tenaga kerja di pinggir kota lebih murah dari pada dikota, tetapi fasilitas untuk karyawan lebih mudah didapatkan di kota daripada di pedalaman. Pada prinsipnya fasilitas transportasi, komunikasi dan sebagainya di pinggir kota masih mudah didapatkan sedang biaya-biaya pada umumnya lebih murah daripada di tengah kota.
1. Daerah Kawasan Industri Kadang-kadang suatu pabrik diletakkan di daerah kawasan industri, yaitu daerah yang sengaja oleh pemerintah dikhususkan untuk
industri. Daerah ini memiliki kelebihan
disbanding daerah lainnya.
2. Pabrik di Luar Negeri Dapat juga pabrik diletakkan di Negara lain , misalnya karena peraturan negara yang masyarakatnya menjadi konsumen atau karena upah buruh yang lebih murah. Misalnya, impor mobil jadi ke Indonesia dilarag sehingga terpaksa pengusaha-pengusaha mobil dari Negara lain melakukan assembling atau perakitan nobil di Indonesia
D. Metode-Metode Perencanaan Letak Pabrik Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk merencanakan letak pabrik., yaitu metode kualitatif, metode perbandingan biaya, metode load
distance, metode center of
gravity, dan metode transportasi. 24
1. Metode kualitatif Faktor-faktor yang telah diuraikan di atas mempengaruhi pemilihan letak suatu pabrik. Akan tetapi, pengaruh setiap faktor berbeda. Selain itu, banyak pengaruh yang sulit diukur dengan satuan angka sehingga diperlukan analisis kualitatif. Dalam metode ini, pengaruh yang bersifat kualitatif itu dikuantitatifkan, yaitu diberi nilai sesuai dengan hasil pengamatan dan peneliltian yang telah dilakukan. Misalnya, digunakan predikat: baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Selanjutnya, setiap predikat diberi skor, 5 untuk baik sekali, 4 untuk baik, 3 untuk cukup, 2 untuk kurang, dan 1 untuk kurang sekali. Yang lebih teliti lagi jika penilaian secara langsung dengan menggunakan angka antara 0 sampai 100. apabila jelek sekali diberi nilai 0, baik sekali 100, dan di antaranya diberi nilai sesuai dengan hasil penelitian dan pengamatan, misalnya 88, 47. Biasanya kuat tidaknya setiap faktor tidak sama dengan yang lain sehingga untuk memasukkan pengaruh ini digunakan bobot. Untuk lebih jelas, kita gunakan contoh berikut ini. Suatu perusahaan akan memilih letak suatu pabrik. Ada 3 alternatif letak yang akan dipilih, yaitu di kota A, B, C. bobot dari faktor-faktor yang dipertimbagkan dalam pemilihan itu adalah letak pasar 30, bahan baku 20, tenaga kerja 15, keadaan udara 11, transportasi 9, tersedianya fasilitas pabrik 8, dan pembuangan limbah 7. perhitungan seperti pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Perhitungan Nilai Setiap Alternatif Letak Pabrik Dengan Metode Kualitatif Nilai/Lokasi Nilai X Bobot Faktor-faktor
Bobot
A
B
C
A
B
C
Letak pasar
30
80
92
75
2.400
2.760
2.250
Bahan Baku
20
76
86
88
1.520
1.720
1.760
Tenaga Kerja
15
90
75
68
1.350
1.125
1.020
Keadaan Udara
11
62
77
79
682
847
869
Transportasi
9
78
88
65
702
792
585
Fasilitas Pabrik
8
73
72
70
584
576
560
Pembangunan limbah
7
89
76
92
623
532
644
7.861
8.352
7.688
Jumlah Nilai
25
Berdasarkan penilaian tersebut letak yang sebaiknya dipilih adalah B, karena memiliki nilai tertinggi (8.352) dibanding dengan A dan C.
2. Metode Kuantitatif Dalam metode kuantitatif semua data dapat diukur dengan satuan angka. Misalnya jarak dengan meter atau kilometer, biaya dengan rupiah, waktu dengan jam, dan sebagainya. a. Metode perbandingan harga Dalam metode ini kita membandingkan jumlah seluruh biaya dari setiap alternatif tempat yang ada. Dari alternative tersebut dipilih pada papasitas pabrik yang direncanakan dan memiliki biaya termurah . memang biaya yang akan diperbandingkan dapat disusun dalam suatu tabel, tetapi cara ini kurang fleksibel dan tidak selalu dapat mengikuti perubahan keadaan. Yang banyak digunakan adalah menggambar biaya setiap alternative tempat dalam satu gambar untuk menggambarkannya dipisahkan dalam biaya tetap dan biaya variable. Pada suatu kapasitas pebrik yang direncanakan dipilih alternative yang memiliki biaya termurah, yang ditunjukkan dengan garis biaya terendah. Sebagai contoh ada tiga alternative letak pabrik yang dapat dililih. Alternative A memiliki biaya tetap setiap tahun Rp.5.000.000,00 dan biaya variable setiap buah barang Rp.125,00. Alternatif B memiliki biaya tetap Rp.10.000.000,00 dengan biaya variable setiap barang Rp.75,00. sedang alternative C memiliki biaya tetap Rp.20.000.000,00 dengan biaya variable hanya Rp.35,00 setiap buah barang. Berdasarkan data ini kita gambarkan dalam Gambar 2.2. titik X adalah titik potong antara sumbu vertical dengan garis biaya di A, yaitu sebesar biaya tetap di A karena pada titik itu A memiliki biaya termurah. Y adalah titik potong antara garis biaya A dan garis biaya B. dan Z adalah titik potong antara garis biaya B dan C. Titik potong antara garis A dan B dapat dicari dengan menggunakan dua persamaaan biayanya, sebagai berikut: Biaya A
= 5.000.000 + 125Q
Biaya B
= 10.000.000 + 75Q
Q
= -5.000.000 + 50Q
Apabila biaya A = B, maka
Titik potong (Q) = Rp.5.000.000/Rp.50 = 100.000 buah. Demikian juga titik Z, dapat dicari dengan cara yan sama. 26
Pada gambar ini tampak bahwa garis biaya termurah terletak di sepanjang garis XYZ. Dengan kata lain, jumlah
biaya di A paling murah apabial kapasitas pabrik maksimum
100.000 buah barang setiap tahun. Alternative B paling murah apabila kapasitasnya antara 100.000 sampai dengan 250.000 dan di C paling murah apabila kapasitas pabrik di atas 250.000 barang etiap tahun. Apabila kapasitas pabrikyang direncanakan 150.000 barang setiap tahun, sebaiknya memilih pabrik di B karena paling murah di antara titik yang lain. Gambar 2.2 Perbandingan biaya 5 5
5
A B
4 3
C
2 1
5 Metode Load Distance
100
200
250
300
400
Metode load distance adalah metode yang mempertimbangkan beban pekerja (load) seta jarak (distance). Tempat yang dipilih adalah tempat yan meminimumkan jumlah perkalian antara load dan distance. Apabila load distance terkecil berarti dapat mendekatkan tempattempat yang loadnya besar. Apabila ada yang jauh , biasanya tempat-tempat yang loadnya kecil. Jarak antara dua tempat dapat dihitung dengan tiga cara, yaitu:rectilinear, jarak euclideance, serta jarak rill. 1) Jarak Rectilinear Jarak rectilinear (reclitinear distance) adalah jumlah dari harga mutlak selisih koordinat X dengan harga mutlak selisih koordinat Y dari dua titik. Hal itu dapat ditunjukkan dengan rumus berikut ini: 27
dr = | XA - XB | +
| YA - YB |
sebagai contoh jarak antara titik A dan B pada Gambar 2.3. titik A memiliki kordinat (2,8) dan titik B memiliki koordinat (6,3). Jarak rectilinearnya sebagai berikut: (QRB). dr = | 2 -6 | + | 8 – 3 | = 4 + 5 = 9
Y A (2,8)
8
3
R
2
B (6,3) 6
X
Gambar 2.3 Jarak antara titik A dan B Gambar sumbu X dan Y dalam gambar dapat menggunakan derajat lintang utara atau timur, dapat juga kilometer atau meter. Hal itu tergantung mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan 2) Jarak Euclideance Jarak euclideance adalah akar dari jumlah selisih koordinat X dikuadratkan dan selisih koordinat Y dikuadratkan. Apabila dinyatakan dengan rumus seperti berikut ini: de =
( XA XB ) (YA YB) 2
2
Apabila dihitung jarak antara titik A dan B dalam contoh sebelumnya adalah : 2
de=
(2 6) 2 (8 3) 41 = 6.40
3) Jarak riil Jarak rill adalah jarak diukur dari jumlah jalan yang menghubungkan letak antara dua buah titik. Biasanya jarak ini berbeda dengan dua macam jarak sebelumnya karena jalan yang menghubungkan dua empat biasanya berbelok-belok sesuai dengan keadaan.
28
Beban atau load yang digunakan dalam metode ini dapat dipilih variabel yang sesuai dengan aktivitas lembaga yagn akan didirikan. Misalnya untuk puskesmas dapat menggunakan jumlah penduduk dan industri tepung trapioka dapat menggunakan hasil ketela pohon di suatu daerah. Untuk lebih memperjelas penggunaan metode load distance ini kita dapat menggunakan contoh berikut: Suatu perusahaan memiliki pabrik di empat tempat, yaitu di Gresik(G), Sidoarjo(Sd), Mojokerto(M), dan Lamongan(L). Untuk melayani keempat pabrik itu akan dibangun suatu laboratorium, yang akan diletakkan di salah satu kota di antara keempat letak pabrik itu. Koordinat seta jumlah hasil produksi tahunan setiap pabrik terlihat pada tabel 2.2. koordinat dalam kilometer serta ahsil produksi dalam ton. Tabel 2.2. Koordinat dan Hasil Produksi Tahunan KOORDINAT KOTA
X
Y
HASIL PRODUKSI PERTAHUN
Gresik(G)
69
68
1.600
Sidoarjo(Sd)
76
38
1.800
Mojokerto(M)
44
37
1.400
Lamongan(L)
42
75
1.200
Sebelum dapat menghitung load distance, terlebih dahulu kita hitung jarak antara tiap alternative tempat dengan pabrik-pabrik yang akan dilayanai. Laboratorium diletakkan berdekatan dengan salah satu pabriknya, maka dapat kita hitung jarak maupun load distance dari keempat alternative tempat itu , seperti pada tabel berikut ini:
29
Tabel 2.3a Load distance untuk Alternatif Letak Laboratorium di Gresik KOTA Gresik(G) Sidoarjo(Sd) Mojokerto(M) Lamongan(L) Jumlah Load Distance
KOORDINAT X Y 69 68 76 38 44 37 42 75
Hasil produksi pertahun 1.600 1.800 1.400 1.200
Di(jarak)
Li X di
0+0=0 7+30=37 25+31=56 27+7=34
0 66.600 78.400 40.800 185.800
Tabel 2.3b Load distance untuk Alternatif Letak Laboratorium di Sidoarjo KOTA Gresik(G) Sidoarjo(Sd) Mojokerto(M) Lamongan(L) Jumlah Load Distance
KOORDINAT X Y 69 68 76 38 44 37 42 75
Hasil produksi pertahun 1.600 1.800 1.400 1.200
Di(jarak)
Li X di
25+31=56 0+0=0 32+1=33 34+37=71
89.600 0 46.200 85.200 221.000
Tabel 2.3c Load distance untuk Alternatif Letak Laboratorium di Mojokerto KOTA Gresik(G) Sidoarjo(Sd) Mojokerto(M) Lamongan(L) Jumlah Load Distance
KOORDINAT X Y 69 68 76 38 44 37 42 75
Hasil produksi pertahun 1.600 1.800 1.400 1.200
Di(jarak)
Li X di
25+31=56 32+1=33 0+0=0 2+38=40
89.600 59.400 0 48.000 197.000
Tabel 2.3d Load distance untuk Alternatif Letak Laboratorium di Lamongan KOTA Gresik(G) Sidoarjo(Sd) Mojokerto(M) Lamongan(L) Jumlah Load Distance
KOORDINAT X Y 69 68 76 38 44 37 42 75
Hasil produksi pertahun 1.600 1.800 1.400 1.200
Di(jarak)
Li X di
27+7=34 34+37=71 2+38=40 0+0=0
52.400 127.800 56.000 0 238.200 30
Diantara keempat alternative tempat itu ternyata yagn paling murah di Gresik. Oleh karena itu, laboratorium sebaiknya didirikan di Gresik. Untuk menghitung load distance ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan jarak euclideance atau jarak rill. Caranya hamper sama, yang berbeda hanya dalam menghitung jarak saja. Apabila ternyata gresik tidak memungkinkan dan setelah diteliti ada alternative tempat lain yang mungkin dapat dipilih, misalnya Wonokromo dan Cerma. Oleh karena itu, terlebih dahulu kita hitung load distance untuk alternatif-alternatif itu. Misalnya Wonokromo 190.200 dan Cerma 192.600. ternyata Wonokromo lebih rendah daripada Sidoarjo atau kota yang lain sehingga kita pilih. Sedangtkan apabila alternatif ini juga mengalami kesulitan maka kita pilih yang paling rendah berikutnya, yaitu Sidoarjo. Perusahaan untuk melayani gudang-gudang pemassaran tidak hanya mendirikan satu pabrik. Perusahaan tersebut mungkin mendirikan dua atau beberapa (n) buah pabrik. Cara memilihnya sbb: 1) Untuk tiap alternative ditentukan kombinasi dua atau beberapa (n) tempat yang akan melayani. 2) Pada setiap alternatif suatu tempat (gudang pemasaran) harus dilayani oleh tempat yang terdekat. 3) Hitung load distance setiap alternatif 4) Pilih alternative yang memiuliki load distance terendah.
c. Metode center of gravity
Dalam metode center of gravity kita mencari kordinat X dan Y dari letak pabrik yang direncanakan sebesar rata-rata hitung. Koordinat X dari letak pabrik yang direncanakan sebesar rata-rata tertimbang dari koordinat X semua titik. Timbagan mengunakan load atau beban kerja masing-masing tempat pabrik. Sedang koordinat Y-nya adalah rata-rata dari koordinat Y semua titik. Kalau dinyatakan dengan rumus sbb: 31
X 1 * L1 X 2 * L2 .... X n * Ln L1 L2 ..... Ln
X=
Y=
Y1 L1 Y2 * L2 .... Yn * Ln L1 L2 ... Ln
Apabila kita menggunakan data pada contoh sebelumnya, maka seperti terlihat pada tabel 2.4 Tabel 2.4 Menghitung Rata-rata Nilai X dan Y KOTA
KOORDINAT Hasil X Y produksi pertahun Gresik(G) 69 68 1.600 Sidoarjo(Sd) 76 38 1.800 Mojokerto(M) 44 37 1.400 Lamongan(L) 42 75 1.200 Jumlah 6000 Rata-rata Oleh karena itu koordinat letak pabrik yang
Di(jarak)
Li X di
110.400 108.800 136.800 68.400 61.600 51.800 50.400 90.000 359.200 319.000 60 53 dipilih menurut metode center or gravity
adalah (60,53) Metode centre of gravity ini adalah metode yang kasar. Biasanya harus dilengkapi dengan metode yang lain agar analisisnya lebih teliti. Misalnya, letak yang sesuai dengan koordinat itu mungkin daerah rawa, pemukiman yang tidak mungkin digusur atau gunung. Oleh karena itu, biasanya hanya digunakan sebagai langkah awal dalam mencari alternatif letak. Kemudian diikuti dengan metode perbandingan biaya atau metode yang lain. d. Metode Transportasi Metode transportasi digunakan untuk memilih letak beberapa pabrik yang melayani beberapa daerah pasar. Caranya dengan mencari alternative kombinasi letak beberapa pabrik. Kemudian, setiap alternative dicari biaya produksi dan distribusinya yang dialokasikan secara optimal. Dari alokasi-alokasi optimal itu dipilih yang biayanya terendah. Untuk menghitung alokasi optimal digunakan metode transportasi ( modi,vogel, atau linear programming )
32
Contoh: Suatu perusahaan akan mendirikan dua buah pabrik terletak akan melayani 3 daerah pemasaran. Gudang penjualan terletak di X,Y,Z. kota-kota yang memenuhi syarat untuk didirikan dipabrik adalah: A, B, C, dan D. tentu saja kita akan memilih dua di anara keempat kota yang ada untuk letak pabrik. Biaya produksi setiap barang di A Rp.231, di B Rp.234, di C Rp.299, dan di D Rp.227. biaya distribusi dari setiap pbrik ke gudang-gudang pemasaran seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.5 Biaya Transportasi Y
Dari/Ke
X
Z
A
5
15
7
B
7
6
13
C
11
10
9
D
14
12
8
Langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah diatas sbb: 1. Tambahkan biaya produksi pada setiap biaya transportasi. Biaya ini akan digunakan sebagai biaya transportasi pada petak biaya dalam tabel transportasi. Hasilnya sbb: Dari/Ke
X
Y
Z
A
236
246
238
B
241
240
247
C
240
239
238
D
241
239
235
2. Tentukan alternatif-alternatif letak pabrik. Setiap alternatif merupakan kombinasi yang terdiri atas tiga pabrik di antara empat yang ada. Di sini ada empat alternative (3 C4= kombinasi 3 anggota dari 4 obyek yang ada). Alternativf-alternatif itu adalah pabrikpabrik: A,B, dan C, dan A,B, dan D, atau B,C dan D.untuk melayani gudang-gudang penjualan X,Y, dan Z.
33
3. Buatlah tabel transportasi untuk setiap alternative. Isikan jumlah biaya produksi dan transportasi dalam petak biaya 4. setiap alternative dialokasikan secara optimal dengan menggunakan metode transportasi. Hasil alokasi optimal sbb: Tabel 2.7 Alternatif 1 : Alokasi Optimal Pabrik di A,B, dan C Ke Gudang Dari
X
Y 236
A
246
250
238 250
241 B
Kapasitas
Z
50
300
240
247
250
300
240
239
C KEBUTUHAN 300
250
238 300
300
350
900
Jumlah biaya produksi dan transportasi optimal = 250(236) + 50(241) + 50(240) +300(238) = 212.350 Tabel 2.8 Alternatif 2 : Alokasi Optimal Pabrik di A,B, dan D Ke Gudang Dari
X
Y 236
A
246
250
50
238
240
300 247 300
250 241
239
D KEBUTUHAN 300
Kapasitas
50 241
B
Z
250
25 300
300
350
900
34
Jumlah biaya produksi dan transportasi optimal = 250(236) +50(238) +50(241) +250(240) + 300(235) = 231.450
Tabel 2.9 Alternatif 3 : Alokasi Optimal Pabrik di A,C, dan D Ke Gudang Dari
X
Y 236
A
Z
246
Kapasitas 238
300
300 240
C
240 50
250 241
300
239
D KEBUTUHAN 300
238
250
235 300
300
350
900
Jumlah biaya produksi dan transportasi optima = 300(236) + 250(239) + 50(238) + 300(235) = 212.950 Tabel 2.10 Alternatif 1 : Alokasi Optimal Pabrik di B,C dan D Ke Gudang Dari
X
Y 241
B
Kapasitas
Z
240
247
300
300 240
C
239 250
241
300 239
D KEBUTUHAN 300
238
250
235 300
300
350
900
Jumlah biaya produksi dan transportasi optimal = 300(241) + 250(239) +50(238) + 300(235) = 212.450 35
Letak pabrik dipilih dari alternatif yang biaya alokasinya minimum. Alternatif
Pabrik-pabrik
Biaya Total
1
A,B,C
212.350
2
A,B,D
213.450
3
A,C,D
212.950 Minimum
4
B,C,D
212.450
ternyata biaya produksi dan transportasi yang paling murah adalah apabila pabrik diletakkan di A,C, dan D. maka disitulah sebaiknya tiga pabrik diletakkan
36