9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan entitas.Laporan keuangan menunjukan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, kontribusi dari dan distribusi ke pemilik, arus kas beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. (PSAK No. 1 par. 09 , rev 2015).
Sedangkan laporan keuangan menurut Walter dkk, (2011: 2) “Dokumen bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada berbagai kelompok pemakai, yang dapat meliputi manajer, investor, kreditor, dan agen regulator”
Laporan keuangan terdiri atas beberapa unsur yaitu: a. Aset (Asets) merupakan sumber daya ekonomi yang dikendalikan oleh entitas yang diharapkan akan menghasilkan maanfaat ekonomi di masa mendatang bagi entitas. Contoh aset antara lain meliputi kas, persediaan, piutang usaha,peralatan, perlengkapan, dan properti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
b. Kewajiban (liabilities) merupakan kewajiban saat ini yang diharapkan akan menghasilkan arus keluar manfaat ekonomi dari entitas. Contoh kewajiban antara lain meliputi pinjaman bank, utang usaha, dan kewajiban lainnya. c. Ekuitas (equity) merupakan kepentingan residu dalam aset entitas setelah dikurangi kewajiban entitas dan merepresentasikan klaim residu pemegang saham atas aset entitas. d. Laba (income) merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham. e. Beban (beban) merupakan penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi yang diakibatkan oleh penurunan ekuitas,selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a. laporan posisi keuangan pada akhir periode. b. laporan laba rugi komprehensif selama periode. c. laporan perubahan ekuitas selama periode. d. laporan arus kas selama periode. e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya. f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Informasi mengenai posisi keuangan (aset, kewajiban, dan ekuitas) akan disajikan dalam Neraca (Balance Sheet), sementara informasi mengenai kinerja keuangan (pendapatan dan beban) akan disajikan dalam Laporan Laba Rugi (Income Statement).
2.2
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
terintegrasi yang menghasilkan laporan data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan, sehingga menjadi sebuah laporan keuangan yang memiliki arti penting bagi pihak yang membutuhkannya. (Mardi, 2011:4)
Sistem informasi akuntansi menurut James (2011:223) “Metode
dan
prosedur
untuk
mengumpulkan,mengelompokkan,
merangkum, serta melaporkan informasi keuangan dan operasi perusahaan”.
Sistem informasi akuntansi menurut Rudianto (2012:4) “sistem yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Pada dasarnya perusaahan harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan pengguna nya.Oleh karena itu tiap perusaahaan memiliki sistem informasi yang berbeda-beda.Akan tetapi terdapat tiga tujuan dasar umum yang ada pada semua sistem. Tujuan tersebut adalah : a. Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen. b. Mendukung pengambilan keputusan manajemen. c. Mendukung operasional harian perusahaan.
2.3
Transaksi Yang Diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi Transaksi berpengaruh penting bagi eksistensi keuangan perusahaan dan
diproses melalui sistem informasi dalam unit yang terkait.Transaksi yang diproses oleh sistem informasi akuntansi sebagai berikut.
2.3.1 Transaksi Keuangan Transaksi keuangan merupakan peristiwa ekonomi yang berpengaruh terhadap aktiva dan ekuitas perusahaan yang mempunyai nilai dan dinyatakan dalam satuan uang. Dengan adanya transaksi keuangan maka kita dapat melihat bagaimana cara perusahaan dalam memperoleh sumber dana untuk membiayai kegiatan perusahaan dan bagaimana perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi yang di miliki. (Mardi, 2011:13)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.3.2 Transaksi Non Keuangan Transaksi non keuangan merupakan peristiwa yang diproses oleh sistem informasi manajemen dan mempunyai makna yang luas dari pada transaksi keuangam seperti contohnya penandatanganan kontrak kerja antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain. (Mardi, 2011:14)
2.4
Pengertian Kas Kas merupakan harta yang paling likuid dan merupakan media pertukaran
standar dan dasar bagi pengukuran akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai harta lancar, kas terdiri atas uang logam, uang kertas dan dana yang tersedia dalam rekening di bank (Kieso, 2014:346). Kas berfungsi sebagai alat tukar dan juga sebagai alat pengukur harta dan kewajiban dinyatakan dalam bentuk nilai kas dalam laporan keuangan.
Menurut Rudianto (2012:188) Pengertian kas adalah : “Kas merupakan suatu alat pertukaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan dalam transaksi perusahaan, setiap saat diinginkan”
Menurut Kieso, dkk (2014:346) pengertian kas adalah : “ cash is the most liquid of assets, is the standard medium of exchange and the basis for measuring and accounting for all other item”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
“kas adalah aktiva paling likuid, merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya”
Sedangkan menurut Soemarso(2013:320) pengertian kas adalah : “Kas adalah komponen aktiva yang paling aktif dan sangat memengaruhi setiap transaksi yang telah terjadi”.
2.4.1 Sifat Kas Kas mempunyai beberapa sifat yang terdiri dari: a. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi-transaksi perusahaan. b. Kas merupakan harta yang siap dan mudah digunakan dalam transaksi dan ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindah dan seragam, tanpa ada tanda pemilikan. c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
2.4.2 Fungsi Kas Adapun beberapa fungsi dari kas secara umum sebagai berikut: a. Sebagai alat tukar atau sebagai alat pembayaran yang sah. b. Sebagai alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
c. Kas dapat digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap.
2.4.3 Sumber dan Pengeluaran Kas A. Sumber kas masuk yang utama adalah: 1. Hasil penjualan produk secara tunai. 2. Hasil menagih piutang dagang 3. Pendapatan lain seperti bunga dari Bank, jasa giro, dividen. 4. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti menjual aktiva yang tidak terpakai. 5. Adanya penerimaan yang bukan penghasilan, seperti kredit dari Bank, penjualan obligasi dan lain-lain hutang jangka pendek. 6. Penambahan modal sendiri oleh pemilik. B. Penggunaan kas keluar yang utama adalah: 1. Berbagai
pembayaran
untuk
keperluan
operasional
perusahaan sehari-hari seperti membeli material/bahan baku, membayar gaji dan upah tenaga kerja, berbagai biaya yang termasuk sebagai biaya overhead pabrik (kecuali depresiasi/amortisasi yang tidak membutuhkan kas) biayabiaya penjualan dan biaya-biaya administrative. 2. Pembayaran kepada kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
3. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti membeli aktiva tetap. 4. Pembayaran kepada pemilik modal, seperti pembayaran dividen atau pengembalian modal. 5. Pembayaran kepada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, materai.
2.5
Manajemen dan Pengendalian Kas Kas adalah aset yang paling rentan terhadap penyalahgunaan. Manajemen
biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas: (1) pengendalian harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dan dicatat oleh pejabat yang berwenang; dan (2) menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola kas dan transaksi kas dengan tepat. (Kieso, 2014:376) Pengendalian kas sangat penting karena kas merupakan satu-satunya aset yang mempunyai sifat segera dapat dikonversikan menjadi jenis aset lain sehingga kas mudah di pindahtangankan dan digelapkan. Jumlah kas yang dimiliki perusahaan harus diatur secara seksama sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit yang tersedia pada setiap saat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.6
Pengendalian Internal Kecurangan (fraud) merupakan perbuatan yang disengaja atas fakta-fakta,
yang dilakukan untuk tujuan membujuk pihak lainnya agar bertindak dengan cara merugikan pihak bersangkutan. Kecurangan, serta kesalahan yang tidak disengaja akan dicegah, dideteksi atau di koreksi dalam suatu organisasi melalui sistem pengendalian internal.
Menurut Hery (2014:11) Pengendalian Internal adalah: “Seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketetntuan (peraturan) hukum / Undang-Undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi oleh seluruh karyawan perusahaan”.
Pengendalian internal (Internal control) merupakan rencana organisasi dan sistem prosedur yang diterapkan oleh manajemen perusahaan dan dewan direksi, dan dirancang untuk memenuhi lima tujuan yaitu: a. Menjaga Aset. Perusahaan harus menjaga asetnya dari pemborosan, inefesiensi, serta kecurangan. Maka dari itu perlu diberlakukan pengendalian fisik terhadap barang dagang utuk mencegah pencurian. b. Mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan. Semua orang dalam organisasi harus bekerja mencapai tujuan yang sama. Dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
adanya sistem pengendalian yang memadai dan menyediakan kebijakan yang jelas maka akan menghasilkan perlakuan yang adil bagi karyawan. c. Mempromosikan efesiensi operasional. Perusahaan tidak boleh boros terhadap sumber daya yang dimiliki. Pengendalian yang efektif akan meminimalkan terjadinya pemborosan. d. Memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan. Catatan akuntansi yang akurat merupakan hal yang sangat penting. Tanpa pengendalian yang memadai catatan mungkin tidak dapat diandalkan, yang membuatnya tidak mungkin menyatakan bagian mana dari perusahaan yang menguntungkan dan bagian mana yang memerlukan perbaikan. e. Mentaati persyaratan hukum. Diperlukan pengendalian internal yang efektif agar dapat membantu memastikan ketaatan terhadap hukum dan untuk membantu menghindari kesulitan hukum.
Pengendalian internal juga memiliki beberapa unsur (Warren, 2014:327) yaitu: a. Lingkungan pengendalian (Control Environment) b. Penilaian resiko (Risk Assessment) c. Informasi dan Komunikasi (Information and communication) d. Prosedur pengendalian(Control Procedures) e. Pemantauan pengendalian (Monitoring of Controls)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.6.1 Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pengendalian protektif kas merupakan prosedur pengendalian kas sejak saat diterimanya sampai dapat didepositkan ke bank untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan. Pengendalian detektif merupakan prosedur yang didesain untuk mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas. Pengendalian detektif juga bersifat preventif. (Warren, 2014:333). Karena kas merupakan aset yang paling lancar dibanding aset lainnya, maka untuk mengamankan penerimaan kas diperlukan suatu pengawasan internal yang sangat baik dan hati-hati. Secara garis besar, berikut ini penerapan prinsip pengawasan internal atas penerimaan kas : a. Hanya karyawan tertentu yang secara khusus ditugaskan untuk menangani penerimaan kas. b. Adanya pemisahan tugas antara individu yang menerima kas, mencatat / membukukan penerimaan kas. c. Setiap transaksi penerimaan kas harus didukung oleh dokumen (sebagai bukti transaksi), seperti cash register record dan salinan bukti setor uang tunai ke bank (deposit slips) d. Dilakukan pengecekan independen atau verifikasi internal.
2.6.2 Pengendalian Internal Pengeluaran Kas Pengendalian atas pengeluaran kas harus memberikan keyakinan yang cukup dan wajar bahwa pembayaran hanya dilakukan untuk transaksi yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Pengendalian pengeluaran kas menjamin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
bahwa kas digunakan dengan efisien dan tidak terbuang percuma.Pada perusahaan kecil, pemilik atau manager biasanya menandatangani semua cek berdasarkan pengetahuannya sendiri mengenai barang dan jasa yang dibeli. Tetapi pada perusahaan besar, cek seringkali disiapkan perusahaan yang tidak sepenuhnya mengetahui tentang transaksi
yang
bersangkutan.
Berikut
pengendalian
pengeluaran kas. (Warren, 2014 :335)
2.6.2.1 Sistem Voucher Sistem voucher (Voucher system) adalah serangkaian prosedur untuk melakukan otorisasi dan membukukan kewajiban serta pembayarannya. Pada umumnya sistem voucher menggunakan (1) voucher, (2) arsip untuk voucher yang belum dibayar, (3) arsip untuk voucher yang telah dibayar. Istilah voucher digunakan secara luas dalam akuntansi. Pada umumnya, istilah ini mengacu pada dokumen apapun yang memberikan bukti keabsahan untuk melakunan pembayaran kas.Voucher merupakan suatu formulir yang mencatat data-data yang relevan mengenai suatu kewajiban dan rincian pembayarannya. Biasanya voucher memiliki angka (prenumbered) yang tercetak untuk keperluan pengendalian. Voucher juga menyediakan ruang untuk nama dan alamat kreditor, tanggal, dan ringkasan penjelasan dasar dokumen pendukung. Voucher biasanya disiapkan oleh bagian akuntansi oleh karyawan yang bertanggung jawab mengurusi utang dagang, dan didasarkan pada faktur atau dokumen pendukung lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Sistem voucher tidak hanya menyediakan pengendalian akuntansi yang efektif atas pembayaran kas, namun juga membantu manajemen dalam memenuhi tanggung jawabnya. Sebagai contoh sistem voucher dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan kas di masa datang. Hal ini memungkinkan manajemen untuk mengelola kas dengan sebaik-baiknya.(Warren, 2014:335)
2.6.2.2 Kas Kecil Dalam aktivitas sehari-hari kebanyakan perusahaan memerlukan sejumlah kas untuk membayar pengeluaran-pengeluaran kecil, seperti perangko, atau perlengkapan kantor yang mendesak pemakaiannya. Untuk inilah digunakan suatu dana kas yang tersedia sehari-hari yang disebut dengan kas kecil. Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan perusahaan untuk membayar pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek atau giro.Dana kas kecil tersebut dikelola oleh kasir yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran bernilai kecil. (Rudianto, 2012: 188) Dalam pencatatan kas kecil terdapat dua metode yang digunakan yaitu: a. Metode Imprest. Merupakan suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil dimana jumlah kas kecil selalu tetap dari waktu ke waktu, karena pengisian kembali kas kecil akan selalu sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Pencatatan dengan metode ini tidak dibutuhkan pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi. b. Metode Fluktuasi. Merupakan metode pencatatan serta pengendalian kas kecil, di mana jumlah kas kecil akan selalu berubah karena pengisian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
kembali kas kecil selalu sama dari waktu ke waktu. Dan dibutuhkan pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi.
2.6.2.3 Rekening kas di bank Alasan utama perusahaan menggunakan rekening bank adalah untuk pengendalian internal. Beberapa keuntungan dari penggunaan rekening bank adalah sebagai berikut: a. Rekening bank yang akan mengurangi jumlah uang di tangan. b. Rekening bank memberikan rekaman independen transaksi tunai. Dan dilakukan penyesuaian saldo rekening kas dalam catatan perusahaan dengan saldo kas menurut bank adalah kontrol penting. c. Penggunaan fasilitas rekening bank transfer.
2.6.2.4 Laporan Bank Bank biasanya menyimpan catatan mengenai semua transaksi rekening giro.Suatu ringkasan yang memuat semua transaksi, yaitu Laporan Rekening (statement of Account) atau lebih lazim disebut dengan Laporan Bank dikirimkan kepada pemilik rekening, biasanya sebulan sekali. Laporan bank memuat saldo awal, tambahan, pengurangan, dan saldo akhir (Warren, 2014:336).
2.6.2.7 Rekonsiliasi Bank Rekonsiliasi bank adalah suatu daftar mengenai item-item beserta jumlahnya yang menyebabkan ketidaksamaan antara saldo kas menurut catatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
bank dan catatan yang dibuat oleh perusahaan dengan yang dilaporkan oleh bank. Biasanya rekonsiliasi dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama dimulai dengan saldo menurut laporan bank dan diakhiri dengan saldo kesesuaian. Bagian kedua dimulai dengan saldo menurut catatan perusahaan dan diakhiri pula dengan saldo penyesuaian (Warren, 2014:339)
http://digilib.mercubuana.ac.id/