BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur akan habis kegunaannya akibat turut serta dalam proses produksi. Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dapat berbentuk sebagai tanah, bangunan, alat-alat kantor, kendaraan, dan mesin-mesin. Aktiva tetap menurut Warren, Reeve, Fess dalam bukunya : Pengantar Akuntansi (Buku 1, edisi 21:2006) adalah : “Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal”. Menurut PSAK No.16 (Revisi 2007), Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang : (a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan ; (b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan dengan masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak untuk dijual kembali. Dalam aktiva tetap ini tidak ada criteria standar mengenai jangka waktu pemakaian minimal untuk membedakan aktiva tetap dengan aktiva lainnya. Walaupun pemakaian lebih dari satu tahun pada umumnya digunakan sebagai pedoman, sedangkan kriteria lain adalah aktiva 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersebut harus dipakai dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. Aktiva yang dimiliki untuk dijual kembali dalam kegiatan normal termasuk dalam kategori persediaan, walaupun aktiva tersebut dipakai dapat berumur lebih dari satu tahun. Aktiva berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin dan kendaraan.
2.2. Pengertian Penyusutan Setiap perusahaan tentunya mempunyai aktiva tetap, maka untuk dapat mempunyai aktiva tetap tersebut diperlukan adanya dana untuk membelinya. Dengan berjalannya waktu tentunya kita mengharapkan agar biaya yang telah kita investasikan kedalam aktiva tetap akan kembali jika umur dari aktiva tetap tersebut telah habis, hal ini dapat terjadi karena adanya penyusutan atau penghapusan atau sering juga disebut dengan depresiasi. Pengertian penyusutan menurut Warren, Reeve, Fess dalam bukunya Akuntansi suatu Pengantar (Buku 1, edisi 21, Salemba Empat:2006) adalah : “Penyusutan adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya yang dibebankan ke pendapatan karena terbatasnya manfaat yang dapat diperoleh”. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam bukunya pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:17.1) adalah : Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika berdasarkan hal diatas maka penyusutan adalah proses alokasi harga pokok dari aktiva tetap menjadi biaya periode yang mendapatkan manfaat ekonomis dengan cara yang rasional dan hanya diterapkan pada aktiva tetap yang turut serta dalam kegiatan usaha. Beberapa faktor yang mempengaruhi depresiasi ini adalah aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and deray), kerusakan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi.
2.2.1. Faktor-faktor Penyusutan Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap periode, (sumber: Pengantar Akuntansi/ Warren, Reeve, Fess (Buku 1, edisi 21, Salemba Empat:2006) yaitu : 1. Biaya awal aktiva tetap yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan. 2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat (nilai sisa) yaitu nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarnya. 3. Umur manfaat yang diperkirakan yaitu taksiran umur kegunaan suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dianut
dalam
reparasi.
Taksiran umur ini bias dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya.
Dari faktor-faktor diatas dapat dihitung biaya depresiasi tiap tahun. Biaya depresiasi ini merupakan suatu taksiran yang ketelitiannya sangat tergantung pada ketelitian penentuan ke-3 faktor tersebut, ketelitian biaya depresiasi ini akan mempengaruhi besarnya rugi laba perusahaan setiap periode. Apabila depresiasi tidak dihitung dengan teliti, maka jumlah rugi laba perusahaan juga menjadi tidak teliti.
2.2.2. Macam Penyusutan a. Depresiasi Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang dengan masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang : 1. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi. 2. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas. 3. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan atau untuk dijual administrasi.
Misalnya : PT. Karya Gemilang sebuah mesin dengan harga perolehan Rp80.000.000,- nilai sisa atau (residu) diperkirakan Rp7.500.000,- dan taksiran umur manfaat 8 tahun. Biaya depresiasi setiap tahun sebesar : 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Harga Perolehan – nilai sisa = Rp80.000.000,- – Rp7.500.000,Taksiran umur manfaat
8 tahun = Rp9.062.500,-
Jurnal : Dr. Biaya depresiasi mesin
Rp9.062.500,-
Cr. Akumulasi depresiasi mesin
Rp9.062.500,-
b. Deplesi Deplesi adalah pengurangan nilai dari hak perusahaan sumber-sumber alam sebagai akibat proses menghasilkan pendapatan yang secara berkala akan dibebankan sebagai biaya.
Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu : 1. Harga perolehan aktiva. Dalam hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah sejak memperoleh izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. 2. Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi. 3. Taksiran hasil ekonomis dieksploitasi.
Seperti
halnya
aktiva
tetap
berwujud,
biaya-biaya
sehubungan dengan pengusahaan sumber-sumber alam juga akan makin berkurang nilainya. Dalam hal ini terutama disebabkan oleh ditambangnya sumber-sumber tersebut. Pengurangan nilai itu secara berkala dibebankan dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal sumber-sumber alam disebut deplesi. Deplesi pada hakekatnya dapat disamakan dengan penyusutan pada aktiva tetap berwujud. Pada umumnya deplesi dihitung berdasarkan metode unit produksi. 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Misalnya : Sebidang tanah tambang dengan harga perolehan Rp20.000.000,- taksiran isi sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir senilai Rp2.000.000,- deplesi per ton dihitung sebagai berikut : Harga perolehan – taksiran nilai sisa setelah dieksploitasi Taksiran hasil ekonomis dieksploitasi
= Rp20.000.000,- – Rp2.000.000,- = Rp120 per ton 150.000 ton
Jika pada tahun pertama bias dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk tahun tersebut : 40.000 x Rp120 = Rp4.800.000,Jurnal : Dr. Deplesi
Rp4.800.000,-
Cr. Akumulasi Deplesi
Rp4.800.000,-
c. Amortisasi Amortisasi adalah pengurangan nilai dari suatu aktiva tak berwujud juga harus disusutkan, yang dalam hal ini disebut amortisasi. Dipandang dari sudut kemungkinan amortisasi, aktiva tak berwujud dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Aktiva tak berwujud yang adanya dibatasi dengan UU, peraturan atau persetujuan seperti misalnya : hak paten, hak cipta dan hak merek. 2. Aktiva tak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan yang pada waktu perolehannya tidak ada petunjuk mengenai usia yang terbatas. Seperti misalnya biaya pendirian dan biaya pra operasi.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya pendirian adalah biaya-biaya
yang
dikeluarkan
sehubungan
dengan
usaha
mendirikan perusahaan. Sedangkan biaya pra operasi adalah biaya-biaya yang terjadi mulai dari saat mendirikan sampai dengan saat perusahaan menghasilkan pendapatan.
Misalnya : PT. Karya Gemilang memiliki hak paten untuk suatu barang tertentu, harga perolehan hak paten tersebut adalah Rp25.000.000,- akan disusutkan selama 5 tahun. Amortisasi hak paten tersebut setiap tahun sebesar : Harga perolehan Tahun penyusutan
= Rp25.000.000,- = Rp5.000.000,5 tahun
2.3. Metode Penyusutan Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung beban penyusutan per tahun. Untuk dapat memilih salah satu metode apa yang akan digunakan hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Dari sekian banyak metode depresiasi yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut : (sumber: Pengantar Akuntansi/ Warren, Reeve, Fess (Buku 1, edisi 21, Salemba Empat:2006). a.) Metode Garis Lurus (Straight Line Method). b.) Metode Unit Produksi (Unit-of-production Method). c.) Metode Saldo Menurun (Declining-Balance Method).
Berikut ini penjelasan masing-masing metode : a.) Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Metode ini merupakan metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Didalam metode garis lurus, biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aktiva tetap.
Dalam perhitungan depresiasi dengan metode garis lurus ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut : 1. Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun serta proporsional setiap periode. 2. Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap metode jumlahnya relatif tetap. 3. Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu. 4. Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap.
Contoh : Asumsikan bahwa biaya akuisisi aktiva tetap adalah $24.000, estimasi nilai sisa adalah $2.000, dan estimasi umurnya adalah 5 tahun. Maka penyusutan aktiva tersebut dihitung sebagai berikut :
$24.000 biaya – $2.000 estimasi nilai sisa = $4.400 penyusutan tahunan 5 tahun estimasi umur
b.) Metode Unit Produksi (Unit-of-production Method) Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Bahan depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap metode akan fluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dihasilkan.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Contoh : Asumsikan bahwa sebuah mesin yang berbiaya $24.000 dan estimasi nilai sisa $2.000 diperkirakan memiliki estimasi umur manfaat 10.000jam operasi. Penyusutan per jam dihitung sebagai berikut: $24.000 biaya – $2.000 estimasi nilai sisa = $2,20 penyusutan per jam 1.000 estimasi jam
Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100jam selama satu tahun, maka penyusutan untuk tahun tersebut adalah $4.620 ($2,20 x 2.100jam).
c.) Metode Saldo Menurun (Declining-Balance Method) Metode saldo menurun menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Tarif penyusutan saldo menurun atas suatu aktiva yang dimiliki estimasi umur manfaat 5 tahun adalah 40%, yaitu dua kali tarif garis lurus sebesar 20% (100% / 5). Untuk tahun pertama, biaya aktiva dikalikan dengan tarif saldo menurun. Setelah tahun pertama, nilai buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi penyusutan) dikalikan dengan tarif yang dimaksud.
Contoh : Penyusutan saldo menurun tahunan atas suatu aktiva yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan biaya $24.000 sebagai berikut:
Tahun 1. 2. 3. 4. 5.
Harga Perolehan $ 24.000 24.000 24.000 24.000 24.000
Akumulasi Penyusutan Awal tahun $ 9.600,00 15.360,00 18.816,00 20.889,60
Nilai Buku Awal Tahum $ 24.000,00 14.400,00 8.640,00 5.184,00 3.110,40
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penyusutan tahunan Tarif 40% 40% 40% 40% -
$ 9.600,00 5.760,00 3.456,00 2.073,60 1.110,40
Nilai Buku Akhir Tahun $ 14.400,00 8.640,00 5.184,00 3.110,40 2.000,00
Dari contoh diatas, estimasi nilai sisa adalah $2.000. Jadi, penyusutan untuk tahun ke-5 adalah $1.110,40 ($3.110,40 – $2.000), bukan $1.244,16 (40% x $3.110,40).
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/