BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan telah dikemukakan oleh beberapa pakar, diantaranya adalah: Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:03) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misaln;ya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” Pengertian laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menyatakan bahwa : Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruj transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode. Laporan keuangan digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan”. Menurut Kasmir (2008:07), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Menurut Martono dan Agus (2007:51), Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.”
6
7
Menurut Harahap (2007:105), laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan.Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menurut Taswan (2005:39) adalah : "Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan yang dicapai selama periode tertentu.”
Menurut Harry (2005 : 20), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, penggabungan, dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2006 : 8), laporan keuangan merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan semua kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan. Menurut Apriyono (2008), Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akuntansi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut Yadiati (2007:51) menyatakan sebagai berikut bahwa : “Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya." Menurut Sawir (2005), laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhirnya disajikan dalam nilai uang. Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berupa data keuangan dan aktivitas dari
8
suatu perusahaan yang bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, serta kinerja perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan yang lengkap seperti yang dijelaskan oleh Darmadji dan Fakhrudin (2006: 191-195) tentunya terdiri atas: 1. Neraca Berisi laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal suatu perusahaan pada saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. 2. Laporan Laba Rugi Merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (rugi) bersih. 3. Laporan Perubahan Modal Terdiri dari akun Modal awal, laba atau rugi yang diperoleh selama periode tertentu, prive dan modal akhir. 4. Laporan Arus Kas Cash flow (aliran kas) merupakan pencatatan sejumlah uang kas yang masuk dan keluar sebagai akibat dari aktivitas perusahaan pada setiap periodenya. 5. Catatan atas Laporan Keuangan
9
Berisi informasi ringkasan mengenai kebijakan akuntansi
penting dan informasi
penjelasan lainnya.
3. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 1 (2007: par 5) adalah : “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusankeputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber data yang dipercayakan kepada mereka”.
Laporan keuangan diadakan bertujuan untuk memberikan inforasi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut Hanafi (2004:31), tujuan dari laporan keuangan adalah: a. Informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan b. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas untuk pemakai eksternal c. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas perusahaan d. Informasi mengenai sumberdaya ekonomi dan klaim terhadap sumberdaya tersebut. e. Informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya, serta f. Informasi aliran kas.
B. Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan
10
Analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Menurut Harahap (2006:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Menurut Dwi dan Rifka (2005:75) menjelaskan analisis rasio adalah sebagai berikut : “Analisis rasio merupakan analisis yang dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembanding yang menunjukkan kondisi atau kecendrungan tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri.”
Menurut Kasmir (2009:104), mendifinisikan rasio keuangan adalah sebagai berikut: “Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode.” Sedangkan menurut Susan (2006:22), “Rasio keuangan merupakan suatu teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan dalam dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan dari setiap periode tertentu dengan jalan membandingkan dua variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun rugi laba.”
Menurut Brigham dan Houston (2006:94), rasio keuangan dirancang untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keuangan. Menurut James dan John (2005:202), Analisis rasio keuangan merupakan suatu indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan yang lainnya.
11
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan keuangan dengan membandingkan angka-angka tersebut dalam satu periode atau beberapa periode dalam rangka membantu mengevaluasi suatu laporan keuangan.
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Menuruti Fraser dan Ormisto (2004:170), mengemukakan bahwa ada 4 jenis rasio yang mencakup analisis laporan keuangan antara lain: 1. Liquidity Ratio Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain : a) Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rumusnya :
Aktiva lancar Current Rasio = Hutang lancar
b) Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Rumusnya :
(Kas + Efek + Piutang) Quick Ratio = Hutang lancar
12
c) Working Capital to Total Assets Rumusnya : (Aktiva lancar – Utang lancar) WCTA = Jumlah Aktiva
d) Cash Ratio, merupakan kemampuan membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Rumusnya :
(Kas + Efek) Cash Ratio = Utang lancar
2. Leverage Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Rasio-rasio ini antara lain : a) Debt to Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibiayai dengan hutang. Rumusnya : Hutang lancar + hutang jangka panjang Debt to Total Assets Ratio = Jumlah modal sendiri
b) Total debt to total capital assets
13
Merupakan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Rumusnya : Hutang lancar + Hutang jangka panjang Total debt to total capital assets = Jumlah modal (aktiva)
c) Long term debt to equity ratio Yaitu merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang. Rumusnya : Utang jangka panjang Long term debt to equity ratio = Modal sendiri
d) Tangible assets debt coverage Merupakan besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya. Rumusnya : Jumlah aktiva – Intangibles – Utang lancar Tangible Assets Debt Coverage = utang jangka panjang
e) Times Interest Earned Ratio Merupakan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang. Rumusnya :
EBIT Times Interest Earned Ratio = Bunga utang jangka panjang
14
3. Activity Ratio Merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya – sumber dayanya. Rasio – rasio ini antara lain : a) Total Assets Turnover Yaitu kemampuan dana yang tertanan dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Rumusnya :
Penjualan netto Total Assets Turnover = Jumlah Aktiva
b) Receivable Turnover Yaitu kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Rumusnya :
Penjualan kredit Receivable Turnover = Piutang rata - rata
c) Average Collection Period Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Rumusnya : (Piutang rata-rata x 360) Averege Collection Period = Penjualan kredit
15
d) Inventory Turnover Yaitu kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock. Rumusnya : e) Average days Inventory Harga pokok penjualan Inventory Turnover = Persediaan Rata-rata
Yaitu periode menahan persediaan rata-rata, periode rata-rata persediaan barang berada di gudang. Rumusnya : (Persediaan rata-rata x 360) Average days inventory = Harga Pokok Penjualan
f) Working Capital Turnover Yaitu kemampuan modal kerja (netto) berputar dalam suatu periode siklus kas dari perusahaan. Rumusnya : Penjualan netto Working Capital Turnover = (Aktiva lancar – Utang lancar )
4. Ratio Profitabilitas, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio-rasio ini antara lain :
16
a) Gross profit margin, yaitu Laba bruto per rupiah penjualan Penjualan netto – Harga pokok penjualan Gross profir margin = Penjualan netto
b) Operating profit margin, merupakan laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. EBIT Operating profit margin = Penjualan netto
c) Net Profit Margin, keuntungan netto per rupiah penjualan. Keuntungan netto sesudah pajak Net profit margin = Penjualan netto
d) Return On Assets, yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. EAT Return On Assets = Jumlah aktiva
e) Return On Equity, yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
EAT Return On Equity = Jumlah Ekuitas
Arti penting analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
17
1. Bagi pihak manajemen, untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karir. 2. Bagi pemegang saham, untuk mengetahui kinerja perusahaa, pendapatan, keamanan investasi. 3. Bagi kreditor, untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya. 4. Bagi pemerintah, pajak dan persetujuan untuk go public. 5. Bagi karyawan, penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja. Tujuan utama dari manajemen adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus memanfaatkan keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara terus menerus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
3. Keterbatasan Analisa Rasio Keuangan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan adalah : •
Perbedaan metode akuntansi yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan,
•
Penjualan perusahaan yang bersifat musiman,
•
Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari industry yang berlainan akan sulit dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan data suatu industry.
•
Terjadi distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam akuntansi,
18
•
Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh catatan atas laporan keuangan.
•
Kesulitan dalam menginterprestasikan hasil analisa,
•
Adanya praktek window dressing tentunya membuat laporan keuangan terlihat bagus.
C. Return On Investment 1. Pengertian Return On Investment Return On Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasi. Pengertian ROA menurut Munawir (2004:89) mengemukakan: Return on Assets (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Menurut Bambang (2005:381), menjelaskan pengertian Return On Assets (ROA) adalah sebagai berikut: “Return On Assets merupakan salah satu metode yang digunakan untuk penilaian prestasi pusat investasi dengan cara membandingkan Return On Assets yang dapat dicapai oleh pusat investasi yang bersangkutan dengan Return On Assets yang diharapkan. Menurut Darsono, (2007:80) Return On Assets (ROA) pada hakikatnya adalah perpaduan dua unsur kemampuan manajemen yaitu: 1. Kemampuan manajemen memperoleh laba operasi atau laba bersih.
19
2. Kemampuan manajemen menggunakan harta sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil. Menurut Dwi (2008:90) ROA merupakan terminology yang luas dari ratio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan. Menurut Kasmir (2008:2001), Return On Asset adalah hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment (ROI) atau Return On Total Asset (ROA) merupakan rasio hasil yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Sedangkan Lukman (2007:63) mengungkapkan sebagai berikut: “Return On Investment (ROI) atau yang sering disebut dengan”Return On Assets”adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Menurut Horne dan Wachowiz (2005:224) menjelaskan bahwa “Return On Assets mengukur efektivitas keseluruhan dalam meningkatkan keuntungan dengan aktiva yang tersedia”. Manajer perusahaan mempunyai dua tanggung jawab, yaitu tanggung jawab untuk memperoleh dana untuk membiayai aktiva dan tanggung jawab untuk menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan dalam rangka memperoleh penghasilan. Return On Assets (ROA) mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, baik yang menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maupaun dengan menggunakan dana yang berasal ari pemilik (modal). Dengan demikian Return On Assets ini dapat dipakai sebagai alat pengukur tentang pelaksanaan operasi perusahaan, karena dapat dijadikan alat pembanding pada
20
berbagai alternative investasi atau penanaman modal yang tentu sesuai dengan tingkat resikonya masing-masing. Return On Assets merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba dari investasi-investasi yang ditanam dalam perusahaan. Seperti kita ketahui, laba menyatakan kemampuan hidup suatu perusahaan, dari laba ini dapat diukur kepandaian, keterampilan dan keahlian manajemen. Sehingga Return On Assets ini dapat dijadikan sebagai suatu ukuran mengenai suksesnya tidaknya suatu perusahaan dan merupakan suatu sarana yang popular untuk membandingkan prestasi perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva. Rumus untuk mencari Return On Assets (ROA) yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut baik, dapat menggunakan formula rumus sebagia berikut:
Net Profit After Tax Return On Investment =
x 100% Total Assets
Sumber : Kasmir (2008:202)
2. Kelebihan dan keterbatasan ROI Menurut Abdullah (2005:58-59) kelebihan ROA antara lain:
21
1. Selain ROA berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROA dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi. 2. ROA dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan. 3. Kegunaan ROA yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Sedangkan Kelemahan ROA menurut Abdullah (2005:58-59) antara lain: 1.
Mengingat praktek akuntansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.
2.
Dengan menggunakan rate of return atau Return On Assets saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan hasil yang memuaskan.
D. Saham 1. Pengertian Saham
Definisi saham secara umum dan sederhana adalah “surat berharga yang dapat dibeli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelikan”. Suratsurat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan.
22
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5). Menurut Martono dan Harjito (2005:367)dinyatakan bahwa : “Saham adalah surat bukti atau tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas.” Menurut Tandellin (2004:18) menyatakan bahwa : “Saham adalah surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.” Menurut Widoatmojo (2005:239), saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Menurut Samsul (2006:45), saham adalah tanda bukti perusahaan dimana pemiliknya sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan (Brigham, 2006:58). Menurut Kasmir (2010:209), saham adalah merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Menurut Siamat (2005:268), definisi saham adalah sebagai berikut : “Saham adalah surat berharga atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu Perseroan Terbatas.”
Menurut Surono (2008), Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Menurut Rusdin (2006:68), Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
2. Jenis-jenis saham
23
Dalam transaksi jual-beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut share merupakan instrument yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas iinjuk. Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). a. Saham biasa (common stock) Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security) dari badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut serta dalam pembagian laba dalam bentuk deviden, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut: •
Hak suara pemegang saham, dapat memilih dewan komisaris
•
Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
•
Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja.
b. Saham Preferen (Preferred Stock) Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut: •
Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
•
Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen
•
Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
•
Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk.
24
E. Harga Saham a. Pengertian Harga Saham Harga saham merupakan salah satu indicator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital again dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Menurut Widiatmojo (2005:239), definisi harga saham adalah harga di bursa yang ditentukan oleh kekuatan pasar, dala artian tergantung kekuatan permintaan (penawar pembeli) dan penawaran (penawar penjual). Pengertian harga saham menurut Martono ( 2007:13), “harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi pendanaan (termasuk kebijakan deviden) dan pengelolaan asset.” Menurut Simatupang (2010:21), Harga pasar perusahaan yang go public adalah nilai yang diperdagangkan di bursa efek. Menurut Martono dan Hartijo (2005:235) menyatakan bahwa: “Nilai per lembar saham merupakan harga yang berlaku sekarang dimana saham diperdagangkan.” Menurut Sartono (2001:70) menyatakan bahwa :”Harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.” Menurut Rusdin (2006:68), harga pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya.”
25
Berdasarkan pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa harga pasar saham yang terbentuk di pasar ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Jika penawaran akan saham tinggi, maka harga saham tersebut akan naik.
b. Jenis-jenis harga saham Saham merupakan sekuritas yang paling popular dipasar modal karena saham bisa memberikan keuntungan dalam jumlah yang besar dengan jangka waktu yang relative singkat. Menurut Rusdin (2006:109-114), harga saham ada dua yaitu ketika pertama kali dijual yaitu pada saat perusahaan melakukan IPO (initial public offering) dan yang kedua yaitu pada saat di jual di pasar sekunder (lantai bursa).” Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga): a. Harga Nominal Yaitu harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana (dasar) Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di Bursa Efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.
26
c. Harga Pasar Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan dibursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. c. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Harga saham di bursa di pengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pengaruh perundangan saham, ketat tidaknya pengawasan atas pengaruh pelanggaran oleh pelaku bursa, psikologi pemodal secara massal yang berubah-ubah antara pesimis dan optimis. Secara teori harga pasar akan terbentuk melalui proses penawaran dan permintaan yang mencerminkan kekuatan pasar, seperti yang diutarakan oleh Panji dan Piji (2001:108) mengemukakan bahwa : “Harga saham ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar dan analisis memfokuskan perhatian pada waktu, yaitu perkiraan trend naik dan turun. Sedangkan apabila permintaan lebih banyak dari pada penawaran saham, maka harga saham akan mengalami kenaikan, sehingga akan terjadi trend naik.” Menurut Martono dan Agus (2007:373), “harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Pada gilirannya, permintaan dan penawaran merupakan manifestasi dari kondisi psikologi pemodal.” Sedangkan menurut Ali (2004:116-125), “Faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan, dan rumors.”
27
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam. Namun yang paling utama adalah kekuatan pasar itu sendiri yaitu permintaan dan penawaran akan saham itu sendiri. Sesuai dengan hukum ekonomi, semakin tinggi permintaan akan saham tersebut maka harga saham akan naik.
F. Hubungan Profitabilitas dan Harga Saham Bagi investor, informasi yang diperoleh dari perusahaan bisa dijadikan dasar untuk menilai seberapa besar pengembalian investasi (ROA), karena setiap investor menginginkan tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Menurut Lukman (2004:63), mengatakan bahwa “Para pemegang saham menaruh perhatian pada tingkat keuntungan (profitabilitas) masa yang akan datang”. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Tendelilin (2001:236) bahwa: “Besarnya tingkat pengembalian perusahaan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat pengembalian investasi (ROA) perusahaan akan tinggi sehingga para investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat Profitabilitas (ROA) mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Apabila tingkat Return On Assets (ROA) yang dihasilkan tinggi maka harga saham pun akan tinggi atau mengalami kenaikan.
G. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh Return On Assets terhadap harga saham telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain:
28
1) Penelitian yang dilakukan Siti (2008) adalah “Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham”. Sampel penelitian yang dilakukan terhadap PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk selama tahun 1998 sampai 2006. Variabel Independen yang digunakan adalah Profitabilitas sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil análisis regresi linier sederhana, korelasi pearson, koefisien determinasi, dan uji t, maka dapat diketahui bahwa profitabilitas (ROA) mempunyai pengaruh terhadap harga saham PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. 2) Penelitian yang dilakukan oleh Sarono (2007) mengenai análisis pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go public yang terdaftar dalam BEI. Hasil penelitian menunjukan secara parsial variabel bebas yang berpengaruh terhadap (DPR). Sedangkan return on assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2004 – 2005. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Nurmala (2006) meneliti pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan-perusahaan otomotif di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4) Penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2008) mengenai Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas dan Risiko Sistematis terhadap harga saham. Dengan ROA, DER, Resiko Sistematis sebagai variabel Independent dan harga saham sebagai variabel dependent. Hasil penelitian menunjukan secara parsial maupun simultan menunjukkan adanya pengaruh variabel ROA, DER, dan resiko sistematis terhadap harga saham perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
29
H. Kerangka Pemikiran Teoritis Investor akan menanamkan investasinya dalam bentuk saham. Sebelum menanamkan investasinya para investor akan melihat kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan ini dapat dilihat melalui laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Laporan keuangan ini meliputi nerca, laporan arus kas, dan laporan laba rugi. Dengan menganalisis laporan keuangan maka dapat diketahui perkembangan perusahaan dari tahun ketahun. Salah satu alat análisis laporan keuangan yaitu rasio keuangan profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dan untuk mengukur kemampuan ini dapat diukur dengan Return On Assets (ROA) yang merupakan suatu alat análisis yang mengukur secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. ROA merupakan hasil perbandingan antara net profit after tax dengan total asset. Apabila perusahaan memperoleh tingkat Return On Assets (ROA) yang tinggi maka banyak para investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Sehingga dengan banyaknya penawaran terhadap saham perusahaan maka harga saham di bursa efek akan tinggi. Kerangka Pemikiran Return On Assets (ROA)
Harga Saham