BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Manajemen 2.1.1
Pengertian Manajemen Menurut Robbins (1999, h. 8) istilah manajemen mengacu pada proses
mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Perjuangan utama dari manajemen adalah untuk menghasilkan efisiensi tinggi dan efektivitas yang tinggi. Efisiensi seringkali dirujuk sebagai “melakukan segala sesuatu dengan tepat”artinya tidak memboroskan sumber-sumber, sedangkan efektivitas seringkali dilukiskan sebagai “melakukan hal-hal yang tepat”–artinya, kegiatan kerja yang akan membantu organisasi tersebut mencapai sasarannya. 2.1.2
Fungsi-fungsi Manajemen Beberapa fungsi manajemen seperti dijelaskan oleh Robbins (1999, h. 11)
dapat digambarkan seperti pada gambar 2.1 : Merencanakan (Planning)
Mengorganisasikan (Organizing)
Memimpin (Leading)
Mengawasi (Controlling) Mengarah pada
Menetapkan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembangkan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.
Menentukan apa yang perlu dilaksanakan, cara melaksanakannya, dan siapa yang melaksanakannya.
Mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang terlibat dan memecahakn pertentangan
Memantu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatankegiatan diselesaikan seperti yang direncanakan.
Gambar 2.1 : Fungsi-fungsi Manajemen Menurut Robbins
7
Pencapaian Tujuan Organisasi
Sedangkan menurut David (2006, h. 173) fungsi-fungsi manajemen dapat dijelaskan secara singkat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.1 : Fungsi Dasar Manajemen Menurut David
Fungsi Perencanaan
Pengorganisasian
Pemberian motivasi
Pengelolaan staf
Pengendalian/kontrol
Deskripsi Perencanaan terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan persiapan masa depan. Pekerjaan spesifik mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangkan kebijakan, dan penetapan tujuan. Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Area yang spesifik mencakup desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rentang pengendalian, kesatuan komando, koordinasi, desain pekerjaan, dan analisis pekerjaan. Pemotivasian melibatkan usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku manusia. Topik spesifik mencakup kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemuasan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan, dan moral manajerial. Aktivitas pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen staf atau sumber daya manusia. Termasuk administrasi gaji dan upah, fasilitas karyawan, wawancara, perekrutan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan afirmatif, kesempatan kerja yang setara, hubungan dengan serikat kerja, penelitian personel, kebijakan disiplin, prosedur keluh kesah, dan hubungan masyarakat. Pengendalian mangacu pada semua aktivitas manajerial yagn diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang direncanakan. Area perhatian utama adalah kontrol kualitas, kontrol penjualan, kontrol persediaan, kontrol biaya, analisis varians, imbalan, dan sanksi.
8
Tahap Proses Manajemen Strategis Ketika Paling Penting Formulasi Strategi
Implementasi Strategi
Implementasi Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi Strategi
2.1.3
Manajemen Strategis Menurut David (2006, h. 5) manajemen strategis dapat didefinisikan
sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. David (2006, h. 6–8) menjelaskan, bahwa proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu, formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. •
Formulasi
strategi
mengidentifikasikan
termasuk peluang
mengembangkan dan
ancaman
visi
eksternal
dan
misi,
perusahaan,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjangn, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. •
Implementasi mensyaratkan perusahaan untuk meneatpkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.
•
Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah : 1. Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini. 2. Mengukur kinerja, dan 3. Mengambil tindakan korektif.
9
2.1.4
Penilaian Eksternal 2.1.4.1
Kekuatan Eksternal Kunci David (2006, h. 143-144) menjelaskan kekuatan eksternal dapat
dibagi menjadi lima kategori besar, yaitu: (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan kompetitif. Hubungan antara kekuatan-kekuatan ini dan organisasi dapat digambarkan seperti pada gambar 2.2. Kekuatan ekonomi Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Kekuatan politik, hokum, dan pemerintah Kekuatan teknologi Kekuatan kompetitif
.
Pesaing Pemasok Distributor Kreditor Pelanggan Karyawan Komunitas Manajer Pemegang saham Serikat kerja Pemerintah Asosiasi dagang Kelompok kepentingan khusus Produk Jasa Pasar Lingkungan alam
PELUANG DAN ANCAMAN ORGANISASI
Gambar 2.2 : Hubungan antara Kekuatan Eksternal Kunci dan Organisasi 2.1.4.2
Sumber-sumber Informasi Eksternal Menurut David (2006, h. 135-137), informasi eksternal dapat
diperoleh melalui : •
Alat dan Teknik Peramalan Ramalan adalah “asumsi terdidik” (educated assumptions) tentang tren dan kejadian masa depan. Peramalan (forecasting) adalah
10
aktivitas yang kompleks karena faktor-faktor seperti inovasi teknologi, perubahan budaya, produk baru, jasa yang telah diperbarui, pesaing yang semakin kuat, pergeseran prioritas pemerintah, perubahan nilai-nilai sosial, kondisi ekonomi yang tidak stabil, dan kejadian yang tidak diperkirakan. Tidak ada ramalan yang sempurna, adn beberapa ramalan bahkan sangat tidak akurat. Kenyataan ini menekankan penyusun strategi untuk mengalokasikan waktu dan usaha yang cukup untuk mempelajari dasar-dasar ramalan yang dipublikasikan dan untuk membuat ramalan internal mereka sendiri. Peluang dan ancaman eksternal yang utama dapat secara efektif diidentifikasikan hanya dengan peramalan yang baik. Ramalan yang akurat dapat memberikan
keunggulan kompetitif utama bagi organisasi.
Ramalan sangat penting untuk proses manajemen strategis dan keberhasilan suatu organisasi. •
Membuat Asumsi Perencanaan tidak mungkin dilakukan tanpa asumsi. Penyusun strategi dihadapkan pada variabel yang tidak terbatas dan yang tidak terpikirkan yang tidak dapat dikendalikan atau diprediksi secara 100 persen akurat. Tanpa asumsi yang masuk akal, proses formulasi
strategi
tidak
dapat
dijalankan
secara
efektif.
Perusahaan yang memiliki informasi terbaik biasanya membuat asumsi yang paling akurat, yang dapat menjadi keunggulan kompetitig utama. 11
2.1.4.3
Analisis
Industri:
Matriks
Evaluasi
Faktor
Eksternal
(External Factor Evaluation-EFE Matrix) Menurut David (2006, h. 104-105), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan : 1.
Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit eksternal. Masukkan dari total sepuluh hingga dua puluh
faktor,
termasuk
peluang
dan
ancaman,
yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Tuliskanlah peluang terlebih dahulu dan kemudian ancaman.
Usahakan untuk
sespesifik mungkin menggunakan persentase, rasio, dan nilai komparatif bila mungkin. 2.
Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Peluang sering kali diberi bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi bobot yang tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot yang tepat dapat ditentukan dengan membandingkan keberhasilan atau kegagalan pesaing atau dengan mendiskusikan faktor dan mencapai konsesus kelompok. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0. 12
3.
Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut, dimana 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon perusahaan di atas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1 = respon perusahaan jelek. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan (companybased), dedangkan bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri (industry-based). Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4.
4.
Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tertimbang.
5.
Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tertimbangkan bagi organisasi.
2.1.5
Penilaian Internal 2.1.5.1
Kekuatan Internal Kunci Setiap perusahaan pastinya memiliki keunggulan dibandingkan
perusahaan-perusahaan lainnnya. Keunggulan tersebut dapat dikatakan sebagai kekuatan, dan menurut David (2006, h. 159) kekuatan perusahaan yang tidak dapat dengan mudah disamakan atau ditiru oleh pesaing disebut sebagai kompetensi yang unik.
13
2.1.5.2
Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor EvaluationIFE Matrix) David (2006, h. 206) menjelaskan bahwa Matriks Evaluasi Faktor
Internal (Matriks IFE)-sebagai salah satu alat formulasi strategi, meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan daasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian intuitif dibutuhkan untuk mengembangkan Matriks IFE, jadi kemunculan pendekatan ilmiah tidak seharusnya diartikan bahwa ini adalah teknik yang sangat luar biasa. Pemahaman yang baik atas faktorfaktor yang dimasukkan lebih penting daripada angka sebenarnya. Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap : 1.
Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal. Gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal, mencakup kekuatan dan kelemahan. Tuliskan kekuatan lebih dulu dan kemudian kelemahan. Buatlah sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka komparatif.
2.
Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor. Obot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat oenting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh 14
paling besar dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. 3.
Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 dan 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, dimana bobot di langkah 2 adalah berdasarkan industri.
4.
Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel.
5.
Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi.
2.1.6
Strategi dalam Pelaksanaan 2.1.6.1
Tingkatan Strategi David (2006, h.223-224) menjelaskan, bahwa penyusunan strategi
bukan hanya pekerjaan eksekutif puncak, manajer tingkat menengah dan bawah juga harus terlibat dalam proses perencanaan strategis sedapat mungkin. Dalam perusahaan besar, pada dasarnya ada empat tingkatan strategi: korporasi, divisional, fungsional, dan operasional. Tetapi pada perusahaan kecil, pada dasarnya ada tiga tingkatan strategi: perusahaan, fungsional, dan operasional.
15
Penting untuk diperhatikan bahwa semua orang
bertanggung
jawab atas perencanaan strategis pada tingkat yang berbeda-beda untuk berpartisipasi dan memahami strategi pada tingkat organisasi yang lain untuk membantu memastikan koordinasi, fasilitas, dan komitmen sementara menghindari ketidakkonsistenan, ketidakefisienan, dan salah komunikasi. 2.1.6.2
Tipe Strategi Strategi yang dapat dijalankan untuk meningkatkan ataupun
mempertahankan kondisi perusahaan, seperti dijelaskan oleh David (2006, h.224-227) dapat dijelaskan secara singkat melalui tabel 2.2. Tabel 2.2 : Definisi Strategi Alternatif Strategi Integrasi ke Depan
Integrasi ke Belakang Integrasi Horisontal Penetrasi Pasar Pengembangan Pasar Pengembangan Produk
Diversifikasi Konsentrik
Diversifikasi Konglomerat
Diversifikasi Horizontal
Retrenchment
Definisi Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer. Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing.. Meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Memperkenalkan produk/jasa saat ini ke area geografis yang baru. Meningkatkan penjualan melalui perbaikan produk/jasa saat ini atau mengembangkan produk/jasa baru. Menambahkan produk/jasa baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa lama. Menambahkan produk/jasa baru yang tidak berkaitan dengan produk/jasa lama. Menambahkan produk/jasa baru yang tidak berkaitan, kepada pelanggan saat ini. Mengelompokkan ulang melalui penurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba.
16
Divestasi
Menjual satu divisi atau bagian perusahaan.
Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, sepotong-sepotong untuk nilai riilnya.
Banyak, jika tidak seluruhnya, organisasi menjalankan kombinasi dua atau lebih strategi secara bersama-sama, tetapi strategi kombinasi dapat sangat berisiko jika dijalankan terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang mampu
menjalankan
semua
strategi
yang
dapat
menguntungkan
perusahaan. Keputusan yang sulit harus dibuat. Prioritas harus ditetapkan. Oganisasi, seperti individu, memiliki sumber daya yang terbatas. Organisasi dan individu harus memilih diantara beberapa alternatif strategi dan menghindari pilihan yang berlebihan. 2.1.7
Analisis SWOT Menurut Kotler (2003, h. 102) analisis SWOT merupakan evaluasi terharap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini dibagi ke dalam dua bagian yaitu analisis lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan). Menurut Pearce dan Robinson (2000, h. 202-204), analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan pada anggapain bahwa suatu strategi yang efektif berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan (Strengths dan Weaknesses), dan sumber daya eksternal suatu perusahaan (Opportunities dan Threats). •
Strength (Kekuatan) Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan
17
pesaing. Contoh : Coca cola company memiliki resep minuman yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain. •
Weakness (Kelemahan) Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, keterampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan. Contoh : Tenaga kerja yang belum memiliki keahlian dalam bidang yang dipercayakan oleh perusahaan.
•
Opportunity (Peluang) Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibandingkan dengan para pesaing. Contoh : Tingkat komsumtif masyarakat Jakarta terhadap barang impor semakin meningkat.
•
Threat (Ancaman) Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para pesaing dalam merebut konsumen. Contoh : Perusahaan pesaing melakukan merger dengan perusahaan lain yang bergerak dibidang sama, sehingga mengakibatkan ancaman yang lebih besa Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka kerja/paduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
18
2.1.8
Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT Matrix) Menurut David (2006, h. 284-292), matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-
Ancaman (Strength-Weakness-Opportunity-Threats-SWOT Matrix) adalah alat untuk mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat
tipe
strategi:
SO
(kekuatan-peluang-strength-opportunities),
(kelemahan-peluang-weakness-opportunity),
ST
WO
(kekuatan-ancaman-strength-
threats), WT (kelemahan-ancaman-weakness-threats) Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik-dan tidak ada pencocokan yang terbaik. Strategi
SO
menggunakan
kekuatan
internal
perusahaan
untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Semua manager akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada posisi dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.
19
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung. Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaan eksternal. Sebuah organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi. Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada tabel 2.3. Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel, ada empat sel faktor kunci, empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel strategi yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci, diberi nama S< W, O, dan T. Ada delapan langkah yang terlibat dalam membuat Matriks SWOT, yaitu : 1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan. 2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. 4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan. 5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi SO dalam sel yang ditentukan. 6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi WO dalam sel yang ditentukan. 20
7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi ST dalam sel yang ditentukan. 8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksernal, dan catat hasil Strategi WT dalam sel yang ditentukan. Tabel 2.3 : Matriks SWOT Kekuatan (Strengths – S)
Biarkan selalu kosong
Peluang (Opportunity - O)
Kelemahan (Weakness - W)
1.
1.
2.
2.
3. Tuliskan kekuatan
3. Tuliskan kelemahan
4.
4.
5.
5. Strategi SO
Strategi WO
2.
Atasi kelemahan dengan
Gunakan kekuatan untuk
3. Tuliskan peluang
memanfaatkan peluang
memanfaatkan peluang
Strategi ST
Strategi WT
Gunakan kekuatan untuk
Minimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
hindari ancaman.
1.
4. 5. Ancaman (Threats – T) 1. 2. 3. Tuliskan ancaman 4. 5.
21
2.1.9
Matriks Internal-Eksternal (IE Matrix) David (2006, h. 300-303) menjelaskan bahwa Matriks Internal-Eksternal
memosisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel, seperti pada tabel 2.4. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci: total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE, total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah; nilai 2,0 hingga 2,99 adalah menengah; dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Tabel 2.4 : Matriks IE TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE Tumbuh dan kembangkan
Kuat 3,0-4,0
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE
4,0
Tinggi 3,0-4,0
Rata-rata 2,0-2,99 3,0
Lemah 1,0-1,99 2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
3,0
Menengah 2,0-2,99 2,0
Rendah 1,0-1,99
IX
1,0
Jaga dan pertahankan
Tuai atau divestasikan
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan . Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif 22
(integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk ke dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan; penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi. Organisasi yang berhasil mampu mencapai portfolio bisnis yang diposisikan dalam atau sekitar sel I dalam Matriks IE. 2.2
Internet dan World Wide Web 2.2.1
Pengertian Internet Menurut Diana (2001,h. 3) internet adalah singkatan dari Interconnection
Networking dan merupakan jaringan komputer yang sangat besar yang terbentuk dari jaringan-jaringan kecil yang ada diseluruh dunia yang saling terhubung satu dengan yang lain. Sedangkan menurut Mandelson (2000,h. 1), internet adalah jaringan dari jaringan komputer. Jaringan ini saling terhubung dan bekerja sama karena mereka mengikuti standar TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol)
2.2.2
Pengertian World Wide Web Turban (2001,h. 216), World Wide Web atau yang lebih dikenal dengan
WWW adalah aplikasi yang menggunakan fungsi transport internet. Web adalah sebuah sistem yang diterima secara universal untuk menyimpan, mengambil, memformat dan menapilkan informasi melalui arsitektur client/server.
23
2.2.2.1
HTML HTML (Hypertext Markup Language) adalah dasar dari web,
dimana memformat dokumen dan memberikan link ke dokumen lain. HTML diambil dari Standart Generalized Markup Language (SGML) yang lebih kompleks. SGML merupakan bahasa berbasis text yang menjelaskan content dan struktur dari komponen digital. 2.2.2.2
Website Website adalah kumpulan dari halaman yang menjelaskan
perusahaan atau individu tertentu. Pada Website terdapat sebuah homepage yang menjadi halaman awal saat user mengunjungi situs tersebut. Untuk mengakses website user harus mengetikan Uniform Resource Locator pada browser mereka yang menunjuk pada sebuah alamat dari sumber tertentu dari website. Contohnya URL dari Universitas Bina Nusantara adalah http://www.binus.ac.id. HTTP berperan sebagai standar komunikasi intuk mengirimkan data. HTTP menentukan bagaimana pesan akan diformat dan dikirimkan serta aksi yang akan diambil oleh web server dan web browser pada perintah tertentu. User mengakses web melalui sebuah software yang dinamakan browser. Kemampuan browser minimal adalah komunikasi dengan HTTP, mengatur HTML, menampilkan beberapa tipe data seperti JPEG (Joint Photographics Experts Group) dan GIF (Graphic Interchange Format). Contoh Browser adalah Mozilla Fire Fox (www.mozilla.org) atau Internet Explorer.
24
2.2.3
Kriteria Situs yang Baik Ada beberapa aturan-aturan yang harus dihindari ataupun dipatuhi untuk
membuat suatu situs web yang baik dan menarik, yakni sebagai berikut. •
Top Ten Mistakes Menurut
Nielsen (1996, h. 234) ada sepuluh kesalahan utama dalam
merancang situs web antara lain : 1. Penggunaan Frame 2. Penggunaan teknologi baru dengan serampangan 3. Gerakan teks dan animasi yang berjalan terus menerus 4. URL yang kompleks 5. Halaman yatim 6. Halaman yang terlalu panjang gulungannya 7. Kurangnya dukungan navigasi 8. Warna link yang tidak standart 9. Informasi yang basi 10. Waktu download yang lama. Pemakai kehilangan minat dalam 10-15 detik. •
Eight Golden Rules Dalam merancang suatu situs web yang baik, harus memperhatikan suatu aturan yang disebut delapan aturan emas atau Eight Golden Rules. Menurut Shneiderman (1998, h. 74) ada delapan yaitu :
25
1. Berusaha konsisten. Mematuhi aturan ini dapat cukup sulit karena konsistensi mempunyai banyak bentuk. Urutan aksi yang konsisten diperlukan pada situasi yang sama, istilah yang sama harus digunakan pada prompts, menu dan help screen. Konsistensi pada warna, layout, capitalisasi, font, dan lainnya juga harus diperhatikan. 2. Memungkinkan user menggunakan shortcut. Saat user sudah sering melakukan suatu aksi, maka mereka akan lebih menginginkan pengurangan jumlah dari interaksi. Respon yang pendek dan tampilan yang cepat adalah hal yang menarik bagi user yang sudah sering melakukan aplikasi. 3. Menawarkan feedback informasi. Untuk setiap aksi user, harus ada feedback dari sistem. Untuk aksi yang kecil dan sering, respon dapat sedang saja, tetapi untuk aksi yang jarang dan besar, respon harus lebih penting. 4. Desain dialog untuk menghasilkan penutupan. Urutan dari aksi harus diorganisasikan dalam kelompok dengan sebuah awal, tengah, dan akhir. Feedback dari informasi pada pemenuhan dari sebuah kelompok aksi memberikan operator kepuasan akan pemenuhan, perasaan ringan, tanda untuk memulai rencana darurat dan pilihan dari pikiran mereka, dan sebuah indikasi awal bahwa jalan telah bersih untuk memulai kelompok aksi berikutnya. 5. Menawarkan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana. Sebisa mungkin membuat sebuah sistem dimana user tidak dapat membuat sebuah kesalahan yang serius. Jika user melakukan 26
kesalahan, sistem harus mendeteksi kesalahan, dan menawarkan instruksi yang sederhana, membangun, dan spesifik untuk pemulihan. 6. Mengizinkan pemunduran tindakan. Sebanyak mungkin aksi harus dapat diulang. 7. Mendukung internal Locus of Control. Operator yang berpengalaman menginginkan mereka yang berkuasa pada sistem dan sistem merespon aksi dari mereka. 8. Mengurangi ingatan jangka pendek. Ingatan manusia terbatas untuk jangka pendek (”seven plus or minus two chunks” of information). Karena itu tampilan harus sederhana, tampilan untuk beberapa halaman harus dikonsolidasi, animasi windows dikurangi.
2.3
Pelatihan 2.3.1
Pengertian Pelatihan Menjadi organisasi yang terus belajar adalah fokus yang akhir-akhir ini
dimiliki oleh banyak perusahaan. Salah satu cara yang bisa digunakan oleh perusahaan dalam bentuk pembelajarannya adalah memberikan pelatihan-pelatihan (bagi SDMnya) yang tentunya akan berguna bagi kepentingan organisasi dimasa ini dan dimasa yang akan datang. Pertanyaannya sekarang adalah apa yang dimaksud dengan pelatihan ? Menurut
Anonim1
(2006,
http://en.wikipedia.org/wiki/Training)
pelatihan
mengacu pada perolehan ilmu, keahlian, dan kompetensi sebagai hasil dari pengajaran keahlian dan ilmu vocational atau praktikal yang berhubungan dengan keahlian yang digunakan secara spesifik. 27
Sedangkan Hogarth (2004) mengutarakan bahwa yang dimaksud dengan pelatihan adalah rancangan motode dan media berbasiskan analisis sistematis yang digunakan untuk memampukan individu atau kelompok untuk belajar ilmu yang telah ada ( predetermined knowledge ) dan atau proses yang berkaitan dengan tujuan yang telah ada ( khususnya dalam perusahaan / organisasi ) dan menjalankannya sesuai dengan standar yang dibutuhkan. 2.3.2
Jenis-jenis Pelatihan Ada tiga jenis pelatihan yang umumnya diberikan menurut Anonim3 (2006,
http://www.tutor2u.net/business/gcse/downloads/people_training_types.pdf), yaitu : •
Induction Training Pelatihan ini penting karena memungkinkan karyawan baru untuk menjadi produktif secepat mungkin. Pelatihan ini dapat menghindari kesalahan yang mengakibatkan kerugian yang dialami akibat ketidaktahuan karyawan baru mengenai prosedur dan teknik-teknik yang digunakan dalam pekerjaan baru mereka. Lamanya pelatihan induksi sangat bervariasi bagi setiap pekerjaan dan akan bergantung pada kompleksitas dari pekerjaan, besarnya bisnis yang dilakukan, dan tingkat atau posisi dari pekerjaan tersebut dalam bisnis yang dijalankan. Area-area berikut dapat dimasukkan dalam pelatihan induksi : -
Belajar mengenai tugas dari pekerjaan.
-
Bertemu dengan rekan-rekan kerja yang baru.
-
Belajar tentang nilai-nilai dan tujuan dari bisnis.
-
Belajar tentang pekerjaan internal dan kebijakan-kebijakan dalam bisnis.
28
•
On-the-job Training Pelatihan ini berlangsung saat karyawan baru memperoleh keahlian sewaktu bekerja berdampingan dengan karyawan senior di tempat mereka bekerja. Contohnya, karyawan baru “membayangi” atau mengawasi karyawan lainnya, diberikan instruksi manual, atau program pelatihan interaktif selama pekerjaan berlangsung.
•
Off-the-job Training Pelatihan ini berjalan ketika karyawan dibawa pergi dari tempat mereka bekerja untuk diberikan pelatihan. Biasanya jenis pelatihan ini dilakukan di kampus lokal atau biro pelatihan, walaupun banyak perusahaan-perusahaan besar memiliki pusat pelatihan mereka sendiri. Pelatihan dilakukan dalam bentuk pengajaran (ada pelatihnya) atau belajar sendiri dan tentunya berguna untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan umum dan ilmuilmu yang akan digunakan dalam berbagai situasi, contohnya program pelatihan keahlian manajemen.
29
2.4
E-Learning 2.4.1
Pengertian e-Learning Penerapan e-Learning dalam dunia pelatihan sudah mulai marak
dilaksanakan. Namun sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, apa yang dimaksud dengan e-Learning ? Effendi dan Zhuang (2005, h. 6-7), menuturkan bahwa e-Learning dapat mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi. Rosenberg (2006, h. 3), mengatakan bahwa definisi e-Learning secara umum adalah penggunaan teknologi (komputer atau electronic device lainnya) untuk mendukung proses pembelajaran. Sedangkan menurut Clark ( 2003, h.13 ), yang dimaksud dengan eLearning adalah pembelajaran yang didistribusikan melalui komputer dengan beberapa cara menggunakan CD-ROM, internet, atau intranet dilengkapi beberapa fitur berikut ini : •
Mencakup isi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
•
Menggunakan metode-metode pengajaran seperti contoh-contoh dan latihan untuk mendukung pembelajaran.
•
Menggunakan elemen media seperti kata-kata dan gambar untuk mengantarkan isi dan metode.
•
Membangun ilmu dan keahlian baru yang terkait dengan tujuan pembelajaran secara individu atau untuk meningkatkan kinerja organisasi.
30
Dijelaskan lebih lanjut oleh Clark ( 2003, h.13 ) bahwa dari definisi yang diberikan ada beberapa elemen yang terkait, mencakup : •
What. e-Learning mencakup isi (yang adalah informasi) dan metode pengajaran (yang adalah teknik) yang membantu seseorang melakukan pembelajaran.
•
How. e-Learning diantarkan melalui komputer menggunakan katakata dalam bentuk audio ataupun tertulis seperti ilustrasi, gambar, animasi, atau video.
•
Why. e-Learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan pembelajaran pribadi atau melakukan tugas mereka dengan cara yang meningkatkan tujuan dasar dari organisasi. e-Learning mempunyai dua tipe seperti yang dituturkan oleh Effendi ( 2005,
h.7-8 ) : •
Synchronous Training Synchronous berarti “pada waktu yang sama”. Jadi yang dimaksud dengan synchronous training adalah tipe pelatihan dimana proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar. Dalam e-Learning, pengajar dan pelajar diharuskan mengakses internet dalam waktu yang bersamaan sehingga bisa terjadi komunikasi secara langsung menyangkut materi pembelajaran yang diberikan.
31
•
Asynchronous Training Asynchronous berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”. Jadi, seseorang dapat mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda dengan pengajar memberikan pelatihan, tidak terjadi interaksi secara langsung antara pengajar dan pelajar. Bentuk pelatihan ini adalah tipe pelatihan yang paling umum digunakan dalam e-Learning.
2.4.2
Tipe e-Learning Clark ( 2003, h.28-30 ) menjelaskan bahwa ada beberapa tipe e-Learning
berdasarkan materi pembelajarannya (lihat tabel 2.1), yaitu : •
Pembelajaran sebagai proses perolehan informasi ( Learning as information acquisition ) Berdasarkan sudut pandang perolehan informasi, pembelajaran berkaitan dengan proses menambahkan informasi kedalam memori seseorang. Tugas dari pengajar adalah menyampaikan materi dan tugas dari pelajar adalah untuk menerima informasi tersebut. Materi pembelajaran yang dibuat berdasarkan sudut pandang ini biasanya menyediakan informasi melalui berbagai media tetapi memiliki kemungkinan yang besar membuat sistem kognitif pelajar jadi berfungsi berlebihan dan juga tidak menyediakan peluang untuk belajar melalui latihan praktek. Materi seperti ini
sangat
umum
dalam
e-Learning
yang
dirancang
untuk
menginformasikan dan bukan untuk mencapai tujuan. •
Pembelajaran
sebagai
penguat
strengthening )
32
respon
(
Learning
as
response
•
Pembelajaran sebagai pembentuk pengetahuan atau ilmu ( Learning as knowledge construction ) Tabel 2.5 : Tiga Tipe dari e-Learning Three Types of e-Learning Type
Used For
Include lots of information
Receptive : Information Acquisition
with limited practice
Inform Goals
opportunities Require frequent responses
Directive : Response Strengthening
Guided Discovery : Knowledge Construction
2.4.3
Built Lessons That
from learners with
Perform – Prosedure Goals
immediate feedback Provide job-realistic problems dan supporting
Perform – Principle Goals
resources
Learning Management System Learning Management System (LMS) adalah aplikasi software yang besar
yang berbasiskan Web-terdiri dari sekelompok alat-alat-yang memusatkan dan mengotomatisasi aspek-aspek dalam proses pembelajaran melalui fungsi-fungsi berikut ini (Morrison, 2003 h. 175) : •
Pembelajar yang terdaftar
•
Memelihara profil pembelajar
•
Memelihara katalog pelajaran
•
Menyimpan dan mendistribusikan pelajaran yang bersifat self-paced
•
Download modul-modul e-Learning
•
Menelusuri dan mencatat perkembangan dari pembelajar
•
Memberikan tugas pada pembelajar
•
Menelusuri dan mencatat hasil tugas dari pembelajar
•
Menyediakan laporan kepada pihak manajemen
33
2.5
OOAD 2.5.1
Class Mathiassen (2000, p4) berpendapat, Class adalah sebuah diskripsi dari
sekumpulan objek yang memiliki struktur, behavioral pattern, dan atribut yang sama. Class didefinisikan sebagai kumpulan objek dengan atribut yang sama serta hubungan dengan objek yang lain dengan cara yang sama. 2.5.2
Object Mathiassen (2000, p4) dalam buku Object Oriented Analysis & Design
berpendapat, Object : sebuah entitas yang memiliki identitas, state, dan behavior. Object didefinisikan sebagai konsep, abstraksi sesuatu dengan batas nyata, sehingga kita dapat menggambarkannya secara sistematis, object juga berfungsi memudahkan untuk mempelajari secara seksama apa yang ada di dunia nyata serta menyediakan suatu dasar yang kuat dalam implementasi kedalam sistem terkomputerisasi. 2.5.3
Structure Untuk mendiskripsikan relasi struktural antara class dan object dalam
problem domain dibutuhkan structure (struktur). Dalam konsep struktur terdiri dari : 1. Class Structure Generalization : sebuah class umum (super class) menjelaskan properties pada sekelompok class khusus (sub class). Generalisasi sangat berguna, baik pada pemodelan konseptual maupun pada implementasinya.
34
Contoh generalization ditunjukan gambar berikut ini.
Gambar 2.3 : Struktur Generalisasi 2. Object Structure a.
Aggregation : sebuah object superior (the whole) mengandung sejumlah object (the parts). Dapat dikatakan bahwa agregasi merupakan hubungan “bagian dari” atau “bagian keseluruhan suatu class atau object yang mungkin memiliki atau bisa dibagi menjadi class atau object yang disebut kemudian merupakan bagian dari class atau object yang terdahulu.” Contoh aggregation ditunjukan gambar dibawah ini.
Gambar 2.4 : Struktur Agregasi
35
b.
Association : sebuah relasi penting antara sejumlah object. Asosiasi umumnya disebutkan sebagai kata kerja yang memiliki dua arah, penamaannya biasanya kesatu arah tetapi sebenarnya pengertiannya bisa kearah sebaliknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.5 : Struktur Asosiasi
2.5.4
Usecase Menurut Mathiassen (2000, p119), usecase adalah pola interaksi antara
sistem dan actor dalam Application Domain. Actor menurut Mathiassen (2000, p119), adalah abstraksi atau pemisahan user atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem atau dengan kata lain actor adalah orang atau sistem lain yang melaksanakan sistem 2.5.5
Sequence Sequence menggambarkan hubungan antara object melaui pesan, dimana
pesan itu berurutan dengan waktu. Contoh sequence ditujukan pada gambar dibawah ini .
36
Gambar 2.6 : Contoh Sequence Diagram 2.5.6
Navigation Diagram Navigation diagram adalah diagram tipe khusus yang mirip dengan
statechart diagram yang memiliki fokus pada keseluruhan dinamika dari user interface (Mathiassen (2000, p119)). 2.6
Database Menurut Turban (2001, p145), database adalah sebuah kumpulan logis dari file-file
yang berhubungan, dapat menghilangkan banyak masalah yang berhubungan dengan lingkungan file tradisional. Sebuah program yang disebut database management system diapakai untuk mengakses semua data. Lokasi Data dalam Database Database dapat dibagi menjadi dua terpusat atau terdistribusi (Turban, 2001, p145) : •
Database terpusat mempunyai semua file-file yang berhubungan pada satu lokasi fisik. Database jenis ini dapat menghemat biaya pembelian server dan mempermudah administrasi database. Data yang disimpan umumnya lebih
37
konsisten dan disaster recovery menjadi lebih mudah. Tapi kelemahan database seperti ini adalah lambatnya sistem karena letak data yang memungkinkan jauh dan jika terjadi kerusakan maka semua pengguna akan menderita. •
Database terdistribusi memiliki database yang berada pada lebih dari satu lokasi. Database jenis ini masih dapat dibagi menjadi dua jenis lagi : o Replicated Database, duplikasi penuh database pada lebih dari satu lokasi. Database ini dapat meningkatkan user responsiveness tetapi mahal dan konsistensi data juga sulit dijaga. o Partitioned Database, setiap lokasi punya bagian dari keseluruhan database. Data dapat dimasukan dengan cepat, akurat, dan konsisten. Tetapi masalah keamanan dapat timbul karena database diakses oleh banyak orang dan juga masalah delay karena jaringan yang lambat.
Relational Database Model Model database ini didasarkan pada konsep sederhana dari tabel dengan tujuan penekanan pada karakteristik dari baris dan kolom pada data. RDBMS didasarkan pada teori matematika pada kumpulan dan relasi. Baris disebut tuple dan kolom disebut atribute. Pada RDBMS ada tiga operasi dasar untuk mendapatkan satu kelompok penuh data (Turban, 2001, p146) : 1. Select operation untuk mengambil bagian dari seluruh record yang sesuai dengan kriteria. 2. Join operation untuk menyediakan user informasi dari yang lebih dari yang disediakan satu tabel.
38
3. Project operation membuat bagian yang terdiri dari kolom pada tabel, mengizinkan user untuk membuat tabel baru yang hanya terdiri dari informasi yang diperlukan.
39