BAB II LANDASAN TEORI A. Kitab Mazmur 1. Sejarah dan Penulis Kitab Mazmur Kitab Mazmur merupakan kumpulan kitab-kitab yang ditulis oleh orang yang berbeda dan kurun waktu yang berbeda. Penulis kitab Mazmur antara lain Daud, Salomo, Asaph (suku Lewi), Bani Korah, Heman, Ethan, dan masih ada yang lainnya. Kitab Mazmur dalam Kitab Suci Yahudi disebut Tehillim (Kitab Puji-pujian), yang artinya nyanyian pujian. Ungkapan ini kita temukan pada awal atau akhir sejumlah mazmur (Mzm 104:35; 106:1,48; 113:1,9; 146-150). Sebagai kumpulan Mazmur, maka kitab Mazmur sejak awal sudah digubah untuk nyanyian di bait Allah, tetapi ada juga yang bersifat pribadi kemudian menjadi suatu Mazmur untuk Israel. Kitab Mazmur adalah salah satu kitab yang paling praktis dan sangat sesuai dengan isi hati manusia serta menyenangkan anak-anak Tuhan karena di dalam kitab ini terdapat hampir semua pengalaman orang percaya. Sebagai suatu kumpulan doa, kitab Mazmur amat kaya dengan ungkapan hati manusia ketika umat beriman menghadapi berbagai macam situasi dalam hidupnya, merupakan sekumpulan lagu-lagu atau sajak keagamaan yang terpilih1. Di dalamnya menyingkapkan berbagai kondisi emosi manusia mulai dari orang yang berada dalam suasana putus asa yang sangat dalam sampai kepada pengagungan Tuhan yang luar biasa2.
1
Dr.C.Groenen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), 218 2 Herlise Y. Sagala, M.Th., D.Min., Tafsir Kitab-Kitab Puisi (class note), (Bandung: STTB, 2012),1
5
Mazmur dalam bahasa Latin adalah Psalmoi, berasal dari bahasa Yunani
dengan
kata
kerja
psallo
yang
artinya
memetik
atau
mendentingkan3. Pujian, pengucapan syukur, iman, pengharapan, duka cita karena dosa, kesetiaan, dan pertolongan Allah adalah tujuan utama di dalam Alkitab. Tujuan itu terpapar di dalam kitab Mazmur. Selain digunakan dalam ibadat (pribadi dan umum), kitab Mazmur juga dibaca dan dipelajari oleh mereka yang ingin mengetahui lebih banyak bagaimana menjalani hidup sebagai orang beriman yang setia kepada satusatunya Allah yang menciptakan dan memelihara seluruh dunia dan memperhatikan setiap segi hidup manusia.4 Mazmur ini mengungkapkan pengalaman bangsa Israel mengenai sosok Yang Maha kudus, dalam artian secara langsung dan secara konkret dengan berbagai perasaan. Mazmur ditulis dengan pemahaman religi yang dalam, tradisi yang kuat dan penuh dengan karya sastra. Untuk memahaminya dan ikut merasakan perasaan religiusnya, orang harus bersedia mempelajari tradisi dan seninya5 2. Pengelompokan Kitab Mazmur Kitab Mazmur (150 pasal) dibagi dalam 5 kelompok dan setiap kelompok diakhiri dengan doxology6, yaitu: Kelompok I
: Mazmur 1-41
: 41 pasal – Doxology 41:13
Kelompok II
: Mazmur 42-72
: 31 pasal – Doxology 72:19
Kelompok III
: Mazmur 73-89
: 17 pasal – Doxology 106:48
Kelompok IV
: Mazmur 90-106
: 44 pasal – Doxology 150
3
W.S.Lasor,D.A.Hubbard& F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, terj. (Jakarta: BPK GunungMulia, 1993), 41 4 Howard Clark Kee, David G. Burke, Steven W. Berneking, Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), 867 5 Dianne Bergant, CSA , Robert J. Karris OFM editor, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (Yogyakarta : Kanisius, 2002), 429 6 Doxology: pujian atas kemuliaan, dalam konteks ibadah Kristen berarti pujian kepada Allah Tri Tunggal.
6
Kelompok V
: Mazmur 107-150
: 44 pasal – Doxology 150
Kelompok I tentang manusia dan ciptaan, II tentang Israel dan penebusan, III tentang ibadah di Bait Allah, IV tentang ziarah di dunia dan yang V tentang pujian dan Firman Allah. 3. Tipe Mazmur Mazmur mengandung sejarah, nubuatan dan refleksi untuk masa kini. Isinya terutama berkaitan dengan Allah: pribadi Allah, Anak Allah, Firman Allah, Karya Allah dan Umat Allah. Berdasarkan isi dan tujuan, kitab Mazmur dapat digolongkan menjadi: 1. Pengajaran/didaktik: berisi perintah 2. Sejarah: berisi peristiwa sejarah bangsa Israel 3. Haleluyah: berisi puji-pujian 4. Penyesalan: berisi pengakuan dosa 5. Permohonan & Ratapan: berisi permohonan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain 6. Pengucapan syukur/pujian: pujian & pengucapan syukur kadang juga bersifat pribadi 7. Mesianis: berisi nubuat tentang Tuhan Yesus 8. Alam: menggambarkan ciptaan Tuhan di alam semesta 9. Ziarah/nyanyian perarakan: merupakan hyme orang Yahudi ketika mereka menaiki tangga masuk ke bait Allah pada hari-hari raya 10. Kutukan: permohonan supaya orang lain dikutuk Tuhan7
7
Herlise Y. Sagala, M.Th., D.Min., Tafsir Kitab-Kitab Puisi (class note), (Bandung:
STTB, 2012), 18.
7
4. Mazmur dan Artinya Kata ―mazmur‖ dalam Alkitab bahasa Indonesia berasal dari kata Ibrani ―mizmor‖. Kata ini diambil alih oleh orang-orang Kristen di Siria dalam bentuk ―mazmura‖. Dengan perantaraan mereka, orang-orang Arab mulai mengenal dan memakai kata ini dalam bentuk ―mazmur‖. Kemudian kata ini, bersama-sama dengan istilah-istilah religius lain, dibawa masuk ke Indonesia oleh penganut-penganut agama Islam. Di samping kata mazmur, Al-Qur’an juga memakai kata ―zabur‖, yang berarti ―kitab‖ atau ―buku‖. Terjemahan Alkitab dan bagian-bagian Alkitab dahulu juga memakai kata ―zabur‖ untuk mazmur. Perjanjian lama bahasa Yunani (Septuaginta) menterjemahkan kata ―mazmur‖ dengan kata ―psalmos‖ (jamak ―psalmoi‖), yang berarti: nyanyian dengan permainan musik, khususnya kecapi. Gereja-gereja di Barat mengambil alih kata Yunani ini dalam terjemahan mereka. Disamping kata ―mizmor‖ orang-orang Israel memakai juga kata ―tehillah‖, artinya nyanyian puji-pujian. Terdapat pada mazmur 145 bahwa kitab Mazmur adalah kitab nyanyian dan kitab doa yang dipakai dalam ibadah-ibadah Yahudi. Kata ―tehillah‖mempunyai akar kata yang sama dengan kata ―halleluyah‖, yang berarti pujilah Tuhan! Berikut adalah jenis mazmur: a. Tefilla: doa yang dipersembahkan dalam kesusahan dan kesesakan b. Syir: (dalam bahasa Arab : ―syair‖) yang berarti nyanyian c. Maskil: nyanyian pengajaran, tetapi bukan dalam arti theoretis, melainkan sebagai pembimbing kepada suatu spiritualitas yang tertentu
8
d. Miktam: nyanyian dengan suatu tujuan yang tesembunyi atau doa tentang suatu peristiwa yang harus diingat e. Siggayon: nyanyian ratapan f. Syir hamma’alot: nyanyian ziarah. Mazmur-mazmur ziarah ini sebagai kitab nyanyian dari para peziarah dalam perjalanan mereka ke Yerusalem dan/atau dalam upacara arak-arakan sebelum para peziarah memasuki Bait Allah8
Dari jenis-jenis mazmur tersebut, dijelaskan bahwa mazmur bermacam-macam jenisnya. Ada mazmur, ada nyanyian, ada doa, ada ratapan, dan lain-lain. Disamping itu juga ada permohonan, ada pengajaran, ada keluhan, ada pengakuan dosa, ada pernyataan iman, ada pengucapan syukur, ada puji-pujian, dan sebagainya.
5. Mazmur dan Teksnya Kitab Mazmur yang terdapat dalam Alkitab bahasa Indonesia, adalah terjemahan dari Alkitab bahasa Ibrani. Disamping versi Ibrani ini, kitab Mazmur terdapat juga dalam dua versi lain, yaitu versi Yunani dan versi Siria. Versi Yunani kita sebut Septuaginta dan versi Siria kita sebut Pesyitta
a. Septuaginta, dari bahasa Latin yang artinya tujuh puluh, atau terjemahan dari tujuh puluh orang (LXX) adalah nama dari terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani. Menurut legenda Aristeas, terjemahan ini dikerjakan di Aleksandria atas perintah Ptolomaeus II Philadalphus oleh 70 atau 72 penterjemah dan selesai dalam waktu 72
8
Abineno, J.L.CH. Mazmur dan Ibadah. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987, 1.
9
hari. Septuaginta tidak selalu memberikan suatu terjemahan harafiah, di banyak tempat Septuaginta justru memberikan suatu saduran dari teks aslinya. Septuaginta ini penting untuk Gereja Kristen pada abadabad pertama. Kemudian ketika pertentangan antara agama Yahudi dan agama Kristen makin bertambah tajam, terjemahan ini makin kehilangan pula otoritasnya dalam sinagoge. b. Pesyitta/Pesyitto (yang sederhana), ialah nama dari terjemahan Alkitab Siria yang resmi. Perjanjian Lama dari Pesyitta mungkin selesai diterjemahkan dalam abad kedua sesudah Kristus. Sebagian besar dari pekerjaan penterjemahan ini dilakukan ileh orang-orang Yahudi. 9
6. Mazmur Pasal 22, Allahku, mengapa Kau tinggalkan aku? a. Naskah 1) Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. 2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. 3) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. 4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji pujian orang Israel. 5) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. 6) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. 7) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. 9
Abineno, J.L.CH. Mazmur dan Ibadah. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987, 5.
10
8) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: 9) ―Ia menyerah kepada Tuhan; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?‖ 10) Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. 11) KepadaMu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku, Engkaulah Allahku. 12) Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong. 13) Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku; 14) Mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum. 15) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; 16) Kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langitlangit mulutku; dan dalam debu mau Kauletakkan aku. 17) Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. 18) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. 19) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. 20) Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
11
21) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. 22) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku! 23) Aku akan memasyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: 24) Kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakup, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! 25) Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. 26) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. 27) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang. Orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! 28) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada Tuhan; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. 29) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. 30) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup. 31) Anak-anak
cucu
akan
beribadah
kepada-Nya,
dan
akan
menceritakan tentang Tuhan kepada angkatan yang akan datang.
12
32) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.
1) Bentuk, Jenis, dan Latar Belakang Struktur:
Pasal 1-22
: Ratapan penderitaan dan permohonan
Pasal 23-32
: Ungkapan syukur kepada Tuhan
Mazmur 22 ini tersusun sebagai berikut: Ayat 1
: pembukaan
Ayat 2-3
: seruan pembukaan dan penderitaan
Ayat 4-6
: pernyataan kepercayaan
Ayat 7-9
: ungkapan penderitaan
Ayat 10-12
: kepercayaan dan permohonan
Ayat 13-19
: ungkapan penderitaan
Ayat 20-22
: permohonan
Ayat 23
: tekad untuk memuji Tuhan
Ayat 24-25
: ajakan memuji Tuhan
Ayat 26-27
: pujian dan janji kepada Tuhan
Ayat 28-30b
: semua bangsa akan memuji Tuhan
Ayat 30b-32
: tekad hidup bagi Tuhan
Mazmur 22 ini merupakan Mazmur ratapan pribadi yang sedang mengalami kesesakan. Daud percaya bahwa Tuhan sebagai Allah pengasih, Allah yang mendengar dan memperhatikan, serta terlibat dalam kehidupan umatNya. Pergerakan ratapan ini dari duka ke suka, dari penghinaan ke pengangkatan dan terus maju ke nyanyian ucapan syukur. Digambarkan dalam Mazmur ini adalah tentang seseorang penderita yang saleh yang belum dibebaskan dari pencobaan dan penderitaan. Dalam arti ini semua orang percaya yang menderita berdoa dan meminta pertolongan kepada Tuhan. Kata-kata dalam 13
Mazmur ini mengungkapkan suatu pengalaman yang jauh melebihi pengalaman manusia biasa, pemazmur melukiskan tentang penderitaan berat Yesus saat disalibkan.
c. Makna 1) Ayat 1 merupakan pembukaan dari pasal 22. Merupakan Mazmur Daud. 2) Ayat 2-3 gambaran seruan Tuhan saat hendak disalibkan di bukit Golgota, Dia berseru ―Eloi, Eloi, lama sabacthani‖. Sama hal nya dengan
manusia,
manusia
merasa
bahwa
Allah
sudah
meninggalkannya dan tidak mau mendengar seru doanya. 3) Ayat 4-6 adalah pernyataan kepercayaan bahwa Allah bersemayam diatas puji-pijian orang Israel, Dia mendengar orang yang berseru kepada-Nya. 4) Ayat 7-9 menggambarkan penderitaan manusia di bumi. Merasa dikucilkan, dan tidak bisa berbuat apa-apa. 5) Ayat 10-12 manusia meminta perlindungan kepada Allah karena merasa sudah tidak ada lagi yang menolongnya. 6) Ayat 13-19 penderitaan manusia yang begitu dalam hingga dia tak sanggup untuk berbuat apa-apa lagi. 7) Ayat 20-22 pemazmur menuliskan lagi bahwa manusia tetap tidak akan pernah bisa jauh dari Allah, ayat ini menggambarkan tentang permintaan tolong manusia kepada Allah. 8) Ayat 23 merupakan tekad untuk mengagungkan Tuhan. 9) Ayat 24-25 pemazmur mengajak untuk memuji Tuhan, karena Tuhan tidak pernah memandang seberapa besar dosa kita, Tuhan selalu mendengar teriakan orang yang meminta pertolonganNya. 10) Ayat 26-27 pemazmur tidak hentinya untuk memuji Tuhan. 11) Ayat 28-30b semua bangsa akan sujud menyembah Tuhan. 14
12) Ayat 30c-32 pada akhirnya mereka akan menceritakan kebesaran Tuhan.
7. Mazmur Pasal 32, Pengharapan a. Naskah Kebahagiaan orang yang diampuni dosanya Dari Daud. Nyanyian pengajaran 1) Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! 2) Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu! 3) Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; 4) Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, semsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela 5) Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: ―Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku,‖
dan
Engkau
mengampuni
kesalahanku karena dosaku. Sela 6) Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya. 7) Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela 8) Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.
15
9) Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau. 10) Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada Tuhan dikelilingi-Nya dengan kasih setia. 11) Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-soraklah, hai orangorang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!
b. Bentuk, Jenis dan Latar Belakang Mazmur 32 ini tersusun sebagai berikut: Ayat 1-2
: kebahagiaan orang yang diampuni dosanya
Ayat 3-7
: pengharapan kepada Tuhan
Ayat 8-10
: Tuhan hendak menuntun ke jalan yang benar
Ayat 11
: bersukacita dalam Tuhan
Mazmur 32 ini merupakan sebuah pengharapan manusia kepada Tuhan. Digambarkan dalam pasal ini bahwa Tuhan hendak menuntun manusia ke jalan yang benar, member nasihat dan selalu memperhatikan manusia.
c. Makna Sukacita karena diampuni dosanya. Dalam Mazmur kedua dari tujuh Mazmur pengakuan dosa, pemazmur secara jelas membicarakan pengalaman pribadinya. Hanya dalam arti sekunder, penerapan Mazmur ini bisa dibuat untuk bersama. Pemazmur bermaksud untuk memberikan didikan. Manusia banyak melakukan kesalahan dan dosa, tetapi Tuhan itu maha pengampun. Dalam ayat 1 dan 2 menjelasakan bahwa adanya sukacita pada manusia berdosa yang dosanya telah dihapuskan.
16
8. Mazmur 145, Kasih Setia-Mu a. Naskah 1) Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. 2) Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. 3) Besarlah Tuhan dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. 4) Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. 5) Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan. 6) Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat akan diumumkan mereka, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. 7) Peringatan kepada besarnya kebajikan-Mu akan dimasyurkan mereka, dan tentang keadilan-Mu mereka akan bersorak-sorai. 8) Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. 9) Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. 10) Segala yang Kau jadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kau kasihi akan memuji Engkau. 11) Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, 12) Untuk
memberitahukan
keperkasaan-Mu
kepada
anak-anak
manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. 13) Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. Tuhan setia dalam segala perkataanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya
17
14) Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. 15) Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; 16) Engkau
yang
membuka
tangan-Mu
dan
yang
berkenan
mengenyangkan segala yang hidup. 17) Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan—Nya. 18) Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaanNya. 19) Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. 20) Tuhan menjaga semua orang yang mengasihi-Nya tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya. 21) Mulutku mengucap puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
b. Bentuk, Jenis dan Latar Belakang Mazmur 145 ini tersusun sebagai berikut: Ayat 1-2
: pernyataan maksud untuk memuji Tuhan
Ayat 3
: Tuhan itu agung
Ayat 4-7
: undangan untuk memuji Tuhan
Ayat 8-9
: Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat 10-13b
: undangan untuk memuji Tuhan
Ayat 13c-20
: Tuhan itu setia dan adil
Ayat 21
: undangan untuk memuji Tuhan
Pembagian ini dilihat berdasarkan cara berkata pemazmur, yaitu antara bentuk indikatif (pernyataan) dan bentuk perintah tak 18
langsung. Mazmur ini tersusun secara konsentris. Ayat 1-2 membentuk semacam inclusio dengan ayat 21 melalui kata ―memuliakan/puji-pujian‖ dan frase ―memuji nama‖. Kemudian ayat 3 berpasangan dengan ayat 13c-20 melalui pernyataan yang penuh kontras tentang Tuhan (―besar‖ dan ―dekat‖ seperti dalam Mazmur 113 antara ayat 4-5 dan ayat 6-9). Ayat 4-7 dengan ayat 10-13b sama dalam bentuk dan isinya. Ayat 8-9 merupakan pernyataan pusat Mazmur ini. Keterkaitan antar bagian atau bait terjadi melalui bentuk perulangan, yakni gagasan dalam bagian yang satu diambil dan diteruskan dalam bait yang berikutnya: ―Besarlah Tuhan‖ (ayat 3) – ―kebesaran-Mu‖ (ayat 6); ―kebaikan-Mu‖ (ayat 7) – ―Tuhan itu baik‖ (ayat 9); ―kasih setia‖ (ayat 8) – ―orang-orang yang Kau kasihi‖ (ayat 10); ―segala yang dijadikan-Nya‖ (ayat 9) – ―segala yang Kau jadikan‖ (ayat10). Puji-pujian kepada Tuhan dalam ayat 13c-20 tidak mengambil gagasan dari bait sebelumnya, tetapi gagasan ―setia, adil dan kasih setia‖ yang terdapat dalam ayat-ayat ini sudah digunakan dalam bait-bait sebelumnya (ayat 7b dan 8b). Dalam bahasa Ibrani Mazmur 145 berbentuk akrostik, artinya kata pertama larik-lariknya dibuka dengan huruf menurut abjad Ibrani. Mazmur 145 ini termasuk jenis madah perseorangan, tetapi pemazmur tidak mau bernyanyi sendiri, dia ingin melibatkan jemaah. Dengan melibatkan jemaah, pujiannya akan menjadi penuh.
c. Makna 1) Ayat 1-2 Pernyataan maksud untuk memuji Tuhan. Mazmur ini dibuka dengan suatu maksud bahwa pemazmur ingin memuliakan Tuhan setiap hari dan seumur hidupnya. Dia menyebut Tuhan, ―ya,
19
Allahku, ya Raja‖, suatu sikap penyembahan yang mendalam dan sukacita terkadung didalamnya. 2) Ayat 3 Tuhan itu agung. Alasan pertama pemazmur menyanjung kemuliaan Tuhan karena Tuhan itu besar dan patut dipuji (ayat 3a) dan kebesarannya tak terselami. Tidak seorangpun bisa memahami rahasia Allah. Ketakterpahaman akan Allah membangkitkan pujian. 3) Ayat 4-7 Undangan untuk memuji Tuhan. Karena sadar akan kebesaran Tuhan yang tak terduga, pemazmur dengan semangat yang meluap memuji Tuhan dan menyatakan harapannya agar Tuhan dipuji oleh tiap generasi. Biarlah pujian itu disampaikan angkatan demi angkatan, yang satu menyampaikan kepada angkatan yang
berikutnya.
Memuji
Tuhan
berarti
memberitakan,
membicarakan, menyanyikan, menceritakan dan memasyurkan pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang mulia, agung, ajaib, kuat, dahsyat, baik dan adil. Disini kita dapat melihat bahwa seluruh karya Tuhan dilihat dalam satu kesatuan. Pemazmur menyapa Tuhan dengan penuh sukacita. Dalam ayat 7a ada pernyataan bahwa karya-karya Tuhan itu begitu besar, karya-karya-Nya yang agung dikenang kembali melalui pewartaan dan perayaan. 4) Ayat 8-9 Tuhan itu pengasih dan penyayang. Alasan pemazmur ingin memuji kemuliaan Tuhan karena Tuhan itu ―pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya‖ (ayat 8) dan karena Tuhan itu baik kepada semua orang (ayat 9). Israel juga mengaku bahwa Tuhan itu baik. Dalam ayat 9, kebaikan Tuhan itu tidak mengenal batas agama, bangsa, warna kulit dan kedudukan sosial. 5) Ayat 10-13b Undangan untuk memuji Tuhan. Sadar akan segala kebaikan Tuhan, pemazmur sekali lagi menyapa dan memuji Tuhan serta menyatakan harapannya agar seluruh ciptaan ikut serta dalam 20
puji-pujian ini, yaitu orang-orang beriman yang telah menerima kasih dan kesetiaan Tuhan. Kiranya mereka membicarakan dan memberitahukan tentang keperkasaan Tuhan yang mulia. 6) Ayat 13c-20 Tuhan itu setia dan adil. Alasan ketiga pemazmur mengucap puji-pujian kepada Tuhan ialah karena Tuhan itu setia dan adil. Dalam ayat ini pemazmur berbicara Tuhan tidak lagi secara umum tetapi secara lebih kongkrit. Tuhan itu setia ―dalam segala perkataan-Nya (ayat 13c). Pernyataan ini dijelaskan juga pada kitab Yesaya 49 : 7 dan Ulangan 7 : 9 (memang Dialah ―Allah yang setia‖), Dia juga penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya. Oleh karena itu dalam deritanya, pemazmur berharap pada kasih setia Tuhan. Bukti kasih setia itu tampak terutama dalam tindakan-Nya menopang orang yang jatuh dan menegakkan yang tertunduk (ayat 14). Orang yang berharap kepada-Nya tidak akan pernah dikecewakan. Tuhan itu adil dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Keadilan Tuhan itu terlihat dalam kasih setia-Nya kepada orang-orang yang menderita. Dia dekat pada setiap orang yang minta tolong kepada-Nya (ayat 20a), tetapi orang fasik dibinasakan-Nya (ayat 20b). 7) Ayat 21 Undangan untuk memuji Tuhan. Pujian kepada Tuhan yang besar dan tak teselami tidak berakhir dengan berakhirnya ibadah kepada Tuhan. Karena itu pemazmur menutupnya dengan harapan yang teguh agar puji-pujian ini dapat diteruskan dan biarlah segala makhluk yang bernafas selalu memuji nama Tuhan yang kudus (ayat 21b).
21
B. A cappella untuk Paduan Suara A cappella adalah musik yang dinyanyikan secara solo atau grup hanya dengan menggunakan vokal atau tanpa menggunakan instrumen musik pada umumnya. 1. Sejarah nyanyian pada zamannya dan ritme yang digunakan: a. Zaman Kuno Hampir seluruh karya musik hanya berupa melodi yang dinyanyikan dengan suara manusia sebelum ditemukannya alat musik. Dari hal itu kemudian disebut zaman musik vokal. Gereja pada saat itu menolak alat-alat musik dalam peribadatan karena dianggap menggangu suasana peribadatan. Ketika Paus Georgius I menjabat sebagai pimpinan gereja, diadakan reorganisasi liturgi Katolik dan digunakanlah musik Greogian sebagai musik resmi gereja Katolik. Musik Greogian berupa melodi yang dinyanyikan tanpa iringan musikdan hanya dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dalam peribadatan. Lagu-lagu Greogian mampu menimbulkan suasana tenang, mewakili suara gereja yang sebenarnya. Ritme lagu-lagu Greogian
sangat
fleksibel,
tanpa
tekanan.
Kebebasan
ritme
menyebabkan musik ini mengambang dan hanya mengandalkan improvisasi. b. Zaman Renaisans Karya musik zaman Renaisans banyak dipengaruhi oleh ruangan gereja yang besar dan kedap suara sehingga memiliki ciri-ciri khusus seperti : kejernihan, kelembutan dan keseimbangan suara. Ritme mayoritas musik Renaisans ditandai ketukan bertekanan berat. Di dalam karya musiknya sering terjadi pergantian tanda tempo dan birama.Komposisiini menggunakan gerakan melodi dengan langkahlangkah pendek. Melodi untuk suara tenor digunakan untuk nada panjang. Pada zaman Renaisans, bentuk dan pola yang banyak 22
digunakan antara lain motet, missa, madrigal, passion, fantasia dan toccaca. c. Zaman Barok Zaman Barok dimulai awal abad ke 16 dan disebut sebagai awal
gaya
modern.
Dalam
periode ini
mengalami
revolusi
instrumentasi. Gaya Barok sempurna baru ada di abad ke 18.Opera dan konser mulai diadakan untuk khalayak ramai. Tangga mayor dan minor
mulai
disatukan
khususnya
pada
musik
instrumental,
menggunakan ritme bebas dengan aksentuasi atau perubahan harmoni dan nada-nada lang dalam iringan. Didasarkan pada satu pola ritme dan satu pola yang sangat monoton. d. Zaman Klasik Zaman klasik adalah zaman kemegahan budaya Yunani atau Romawi yang mengagungkan akal sehat. Tanda-randa phrase, dinamik, ornamentasi dan akord ditulis lengkap. Melodinya kompak dengan kesamaan tema. Harmoninya kurang kompleks, cenderung menggunakan trinada. e. Zaman Romantik Musiknya lebih menitikberatkan pada penggunaan timbre, ritmik, melodi dan harmoni. Penggarapannya lebih mengutamakan emosional dan dramatis. Ritme dengan ide dan eskspresi seseorang yng makin lengkap. Denyutan-denyutan ritmik, perubahan matra, sinkopisasi pola menjadi mode. Pembuatan partitur selalu dilengkapi tanda-tanda tempo sebagai modifikasi serta tanda-tanda ekspresi. f. Zaman Impressionisme Zaman impresionisme ditandai dengan penggunaan akor-akor disonan dengan paduan nada yang kurang bagus sebagai mode khusus penutup suatu kadens. Gerakannya parallel dengan pemakaian akorakor G dengan denyutan-denyutan bass yang ditahan 23
Pada awal keKristenan nyanyian – nyanyian rohani merupakan bentuk
ekspresi
spontan
yang
bersifat
individual,
seringkali
mengungkapkan suatu pengalaman yang luar biasa dengan Allah. Nyanyian – nyanyian rohani pada periode awal lebih sering ditampilkan dalam bentuk nyanyian tunggal dengan improvisasi. Pada masa kini nyanyian – nyanyian rohani tersebut mengambil wujud konkrit dalam bentuk nyanyian – nyanyian gospel. Nyanyian gospel muncul di Amerika tidak lama setelah berakhirnya perang sipil dan kemudian berkembang menjadi sejumlah bentuk musik populer. Nyanyian – nyanyian gospel diciptakan tidak dengan maksud menyandang label sebagai musik klasik ataupun sebagai himne yang sarat dengan pokok-pokok pengajaran gereja. Fungsi dari nyanyian rohani adalah untuk memberikan kesempatan
kepada
jemaat
(khususnya
kaum
muda)
untuk
mengungkapkan perasaannya tentang Allah dan pimpinanNya dalam kehidupan mereka sehari – hari melalui secara pribadi10.Nyanyian akapela dengan menggunakan format paduan suara tentunya dilengkapi dengan pembagian suara. Biasanya terdiri dari empat suara, yaitu sopran, tenor, alto dan bass. Terkadang ada komposisi repertoar juga dinyanyikan secara solois lalu diikuti oleh suara lainnya.
2. Paduan Suara a. Paduan : Padu=padan, selaras, harmonis Suara : bunyi yang dihasilkan dari alat ucap manusia Paduan suara adalah penggabungan dua suara atau lebih yang membentuk satu kesatuan yang harmonis. Suatu penampilan paduan 9
Agastya Rama Listya, 18, NyanyianJemaatdanPerkembangannya. (Salatiga: FakultasTeologi UKSW Press, 1999).
24
suara biasanya dipimpin oleh choirmaster atau conductor yang umumnya sekaligus adalah pelatih paduan suara tersebut. Umumnya paduan suara terdiri atas empat bagian suara (sopran, alto, tenor, dan bass), walaupun dapat dikatakan tidak ada batasan jumlah suara yang terdapat dalam paduan suara. Bila menyanyi dengan satu suara, paduan suara tersebut diistilahkan menyanyi secara unisono. Kelompok paduan suara dapat bernyanyi dengan atau tanpa iringan alat musik. Bernyanyi tanpa iringan alat musik biasanya disebut sebagai bernyanyi a cappella. Bila bernyanyi dengan iringan, alat musik pengiring paduan suara dapat terdiri atas alat musik apa saja, beberapa, atau bahkan suatu orkestra penuh b. Pengklasifikasian Paduan Suara 1) Berdasarkan Usia a) Paduan Suara Anak: suara anak laki-laki dan perempuan cenderung mempunyai timbre yang sama, dengan ciri suara yang ringan serta sedikit melengking. Jenis suara anak dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan range vokal (ambitus) yang juga mempunyai perbedaan yang tipis yaitu jenis suara rendah dengan kisaran nada a-d’ dan jenis suara tinggu dengan kisaran nadan c-f’ b) Paduan Suara Dewasa: timbre pada usia dewasa antara suara perempuan dan suara laki-laki mempunyai perbedaan yang cukup jelas sehingga bisa digolongkan ke dalam beberapa jenis suara. 2) Berdasarkan Gender a) Pria b) Wanita 3) Berdasarkan jumlah anggota/kelompok penyaji a) Paduan Suara Kecil/Small Choir 25
(1) Duo/duet : disajikan oleh dua orang (2) Trio
: disajikan oleh tiga orang
(3) Kwartet
: disajikan oleh empat orang
(4) Kwintet
: disajikan oleh lima orang
(5) Sektet
: disajikan oleh enam orang
(6) Septet
: disajikan oleh tujuh orang
(7) Oktet
: disajikan oleh delapan orang
b) Paduan Suara Sedang/Middle Choir: disajikan oleh lebih dari delapan orang sampai dengan sekitar kurang lebih empat puluh orang. c) Paduan Suara Besar/Big Choir: disajikan secara kolosal oleh lebih dari empat puluh orang. d) Paduan Suara Campuran (suara wanita dan pria). Terdiri dari suara sopran, alto, tenor dan bass (SATB). Seringkali salah satu atau beberapa jenis suara tersebut dibagi lagi menjadi dua atau lebih, misalnya SSAATTBB (setiap jenis suara dibagi dua) e) Paduan Suara Wanita: biasanya terdiri atas jenis suara sopran dan alto yang masing-masing suaranya dibagi menjadi dua (SSAA). Bentuk lain adalah tiga suara yaitu sopran, mezzo sopran dan alto. f) Paduan Suara Pria: terdiri atas suara tenor, bariton dan bass g) Paduan Suara Anak C. Rancangan Penyusunan Komposisi Musik A Cappella “Bermazmur BagiMu” Penyusunan komposisi musik a cappella ―Bermazmur BagiMu‖ ini, penulis menyusun tiga bagian. Bagian pertama tentang kekecewaan, kesedihan dan prihatin saat penulis merasa bahwa tidak selalu jalan yang kita 26
jalani tidak selalu menyenangkan. Bagian kedua tentang permohonan dan pengampunan, penulis merasa dalam segala kesusahan yang dialami pasti tetap ada penyertaan yang Tuhan beri, serta meminta ampun atas segala kesalahan yang penulis lakukan. Kemudian bagian ketiga berisi tentang ucapan syukur terima kasih kepada Tuhan, menggambarkan tentang segala ucapan syukur karena dalam setiap perjalanan hidup baik susah maupun senang pasti sudah Tuhan sediakan yang terbaik dan tentunya dalam ketekunan pasti akan membuahkan hasil jika kita tetap berjalan bersama dengan Tuhan. Selain mengambil tema tentang nyanyian kepada Tuhan, penulis juga membuat komposisi nyanyian a cappella nya dengan menggunakan lirik yang diambil dari kitab Mazmur. Kitab Mazmur menggambarkan isi hati manusia, hampir semua pengalaman orang percaya ada di dalamnya dan telah menjadi nyanyian orang percaya. Penulis tertarik membuat komposisi musik a cappella dengan menggunakan lirik yang diambil dari kitab Mazmur karena dengan komposisi musik a cappella, ditambah dengan lirik yang diambil dari kitab Mazmur bisa menggambarkan perasaan manusia kepada Tuhannya, mulai dari suasana putus asa yang sangat dalam sampai kepada Pengagungan Tuhan. Komposisi a cappella yang disusun penulis mengandung pesan bahwa manusia tidak bisa jauh dari sang Penciptanya dan segala perasaan senang, gembira, sedih, susah, meminta maaf dan berterimakasih dapat kita ungkapkan kepadaNya.
27