BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Jaringan Jaringan komputer atau yang biasa disebut dengan network merupakan
kumpulan komputer yang saling terhubung (Madcoms, 2010). Jaringan mencakup sistem operasi yang terdiri dari beberapa komputer dan perangkat jaringan yang didesain dengan tujuan menghubungkan jaringan-jaringan yang adadalam jaringan tersebut sehingga informasi dapat ditransfer dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
Gambar 2.1 Jaringan Komputer Ada dua model koneksi dalam jaringan yaitu : 2.1.1 Peer to Peer Sistem operasi jaringan model peer to peer memungkinkan seorang pengguna membagi sumber daya yang ada di komputernya, baik itu file data, printer, dan lain-lain dan mengakses sumber daya yang terdapat dalam komputer lain. Namun model ini tidak mempunyai sebuah file server atau sumber daya yang terpusat, seluruh komputer mempunyai kemampuan yang sama untuk memakai sumber daya yang tersedia di jaringan. Model ini di desain untuk jaringan berskala dan menengah.
5
6
2.1.2
Client-Server Sistem operasi jaringan Client-Server memungkinkan jaringan untuk
mensentralisasi fungsi dan aplikasi kepada satu atau dua dedicated file server. Sebuah file server menjadi jantung dari keseluruhan sistem, memungkinkan untuk menggunakan sumber daya dan menyediakan keamanan. Infrastruktur untuk membangun jaringan komputer Client-Server antara lain : 1. Server Server adalah komputer khusus yang bertugas melayani aplikasi-aplikasi jaringan. Server yang akan kita bahas adalah server untuk skala kecil dan menengah yaitu komputer server. Tingkat kebutuhan spesifikasi server sangat beragam dan bergantung pada fungsi server dan sistem operasi yang terpasang. (Madcoms, 2010). 2. Client-Server Client-Server adalah komputer yang memanfaatkan layanan dari server. Sistem
operasi
jaringan
Client-Server
memungkinkan
untuk
mensentralisasi fungsi dan aplikasi kepada satu atau dua dedicated fileserver. Sebuah file server menjadi pusat dari keseluruhan sistem, memungkinkan untuk mengakses sumber daya dan menyediakan keamanan. Linux, Novel Netware, dan Windows NT adalah contoh model sistem operasi jaringan Client Server. (Madcoms, 2010). 3. Konsentrator Konsentrator adalah perangkat yang digunakan untuk memperluas dan menambah jumlah komputer dalam sebuah jaringan. Konsentrator terdiri dari dua jenis yaitu hub dan switch. Perbedaan keduanya pada kemampuan transfer data. Pada hub kecepatan transfer data adalah 6,25 kbps sedangkan pada switch kecepatan transfer data adalah 100 kbps. (Madcoms, 2010).
7
2.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer Jaringan Komputer adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi (Sopandi, 2008). Berdasarkan ruang lingkup georafis terdapat tiga jenis jaringan komputer, antara lain: 1. Local Area Network LAN (Local Area Network)adalah jaringan yang mehubungkan sejumlah komputer yang ada dalam suatu lokasi dengan area yang terbatas seperti ruang atau gedung. LAN dapat menggunakan media komunikasi seperti wireless atau kabel (Madcoms, 2010). 2. Metropolitan Area Network MAN (Metropolitan Area Network ) adalah jaringan yang lebih besar dari jaringan LAN tetapi lebih kecil dari jaringan WAN. Jaringan MAN dan jaringan WAN sama-sama menghubungkan beberapa LAN yang membedakan hanya lingkup areanya yang berbeda(Madcoms, 2010). 3. Wide Area Network WAN (Wide Area Network) adalah jaringan antara LAN satu dengan LAN lain yang dipisahkan oleh lokasi yang cukup jauh. WAN mampu mengkoneksikan user-user jaringan dalam area geografis luas, membuatnya mungkin bagi praktisi bisnis untuk saling berkomunikasi dan sharing resource antar negara dan benua (Madcoms, 2010). 2.3 Topologi Jaringan Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan hubungan antar komputer dalam Local Area Network yang umumnya menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, Ethernet card, dan perangkat pendukung lainnya (Syafrizal, Melwin, 2005). Topologi adalah cara yang digunakan untuk menghubungkan workstation-workstation di dalam LAN. Topologi tidak menguraikan perilaku komputer dari perangkat keras (hardware), sedangkan topologi
8
logika menguraikan perilaku komputer pada jaringan dari sudut pandang operator manusianya (brainware). Berikut macam-macam topologi secara fisik : 2.3.1 Topologi Bus Komputer dihubungkan secara berantai satu dengan yang lain dengan perantara suatu kabel yang umumnya berupa jenis kabel koaksial. Topologi ini biasanya tidak menggunakan suatu peralatan aktif untuk menghubungkan komputer, oleh karena itu ujung-ujung kabel harus ditutup dengan tahanan untuk menghindari pantulan yang dapat menimbulkan gangguan yang menyebabkan kemacetan jaringan. Jumlah komputer yang dihubungkan dalam jaringan berpengaruh terhadap performance jaringan karena hanya satu komputer yang dapat mengirimkan data dan komputer lain akan menunggu sampai data tersebut terkirim. Kerusakan pada semua titik di kabel penghubung akan dapat merusak sistem jaringan secara keseluruhan.
Gambar 2.2 Topologi Bus (Madcoms, 2010) 2.3.2 Topologi Ring Komputer-komputer dalam satu jaringan dihubungkan dengan sebuah kabel tunggal. Data yang dikirim akanmelalui loop masing-masing komputer dalam satu arah. Topologi ring disebut juga dengan topologi aktif (active topology), karena masing-masing komputer akan mengulangi sinyal data yang telah dikirim untuk diteruskan ke komputer selanjutnya. Jika ada kerusakan
9
pada kabel penghubung, maka akan sangat berpengaruh dan menyebabkan jaringan menjadi down. Untuk mengatasi hal ini digunakan double-ring. Jika ring utama (primary ring) rusak, maka dapat digunakan ring kedua (secondary ring) sebagai backup jaringan. Dengan adanya backup tersebut, maka proses bisnis dalam jaringan tetap dapat berjalan.
Gambar 2.3 Topologi Ring (Madcoms, 2010) 2.3.3 Topologi Star Semua hosts dihubungkan dengan sebuah simpul pusat. Simpul pusat ini biasanya berupa sebuah hub atau switch.Dalam jenis topologi ini, manajemen komputer dalam jaringan menjadi lebih mudah, sebab adanya titik pusat yang mengatur semuanya. Namun dengan adanya sentralisasi diperlukan kabel yang lebih banyak dibanding jenis topologi lain. Jika satu komputer dalam jaringan rusak, maka komputer lain masih dapat menjalankan fungsinya tanpa terganggu dengan yang lain. Namun jika hub atau switch yang rusak, tentu akan sangat berpengaruh pada semua komputer dalam jaringan.
10
Gambar 2.3 Topologi Star (Madcoms, 2010)
2.3.4 Topologi Mesh Digunakan pada kondisi dimana tidak ada hubungan komunikasi terputus secara absolute antar host komputer. Jenis ini biasanya digunakan digunakan dalam WAN yang menghubungkan jaringan melalui link komunikasi. Jenis ini menggunakan router untuk menentukan jalur terbaik yang dipilih. Karena masing-masing host memiliki hubungan ke setiap device, maka jenis topologi ini sangat mahal dan sulit dalam hal maintenance.
Gambar 2.5 Topologi Mesh (Madcoms, 2010)
11
2.3.5 Topologi Tree (Pohon) Pada topologi ini terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Simpul yang lebih tinggi akan dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Transfer data harus melalui simpul pusat terlebih dahulu. Kelemahan pada topologi ini adalah apabila simpul yang paling tinggi tidak berfungsi maka kelompok lainnya yang ada di bawahnya tidak berfungsi pula sehingga sistem menjadi mati total.
Gambar 2.6 Topologi Tree (Madcoms, 2010) 2.4 Perangkat Keras Komponen Jaringan Untuk jaringan LAN (Local Area Network ) sederhana mengandung beberapa komponen penting dan merupakan kebutuhan utama. Perangkat keras tersebut yaitu: 2.4.1 Network Interface Card (NIC) Network Interface Cardatau kartu jaringan atau LAN Cardmerupakan perangkat yang dipasang pada sebuah PC yang berfungsi untuk dapat berkomunikasi dengan komputer lain melalui jaringan LAN. Setiap kartu jaringan memiliki MAC Address (Medium Access Control) yang tidak ada 2 buah kartu jaringan yang memiliki MAC Address yang sama(Madcoms, 2010).
12
Gambar 2.7 Kartu Jaringan (Madcoms, 2010) 2.4.2 Hub atau Concentrator Hub adalah perangkat jaringan yang bekerja di OSI Layer 1 (Physical Layer). Hub berfungsi sebagai penerima sinyal dari sebuah komputer, kemudian mentransmisikan ke komputer lain. Dengan kata lain, Hub bekerja sebagai penyambung, concentrator, dan sebagai penguat sinyal pada kabel UTP (Madcoms, 2010). Hub tidak mengenal MAC Address/Physical Address, sehingga tidak dapat memilih data yang harus ditransmisikan, sehingga collision pada sebuah jaringan tidak dapat dihindari. Collision (tabrakan) merupakan suatu kondisi apabila terdapat dua device yang mengirim data pada saat bersamaan yang akan berakibat hilangnya data.
Gambar 2.8 Hub (Madcoms, 2010)
13
2.4.3 Bridge Bridge adalah sebuah komponen jaringan ya ng digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan dan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda. 2.4.4. Switch Switch merupakan perangkat jaringan yang bekerja pada OSI Layer 2 (Data Link Layer). Switch berfungsi hamper sama seperti Hub. Switch mengenal MAC Address yang digunakan untuk memilah data mana yang harus di transmisikan. Switch menampung daftar MAC Address yang dihubungkan dengan port-port yang digunakan untuk menentukan kemana harus mengirim paket, sehingga akan mengurangi traffic pada jaringan (Madcoms, 2010). Switch memungkinkan terjadinya distribusi packet data antar komputer dalam jaringan dan mampu untuk mengenali topologi jaringan di banyak layer sehingga packet data dapat langsung sampai ke tujuan.
Gambar 2.9 Switch (Madcoms, 2010)
14
2.4.5. Router Route atau rute merupakan jalur yang akan dilalui paket data pada jaringan komputer. Routing berkaitan dengan penentuan rute yang dilalui oleh paket data untuk mencapai tujuan. Sedangkan router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI. 2.4.6. Repeater Repeater berfungsi memperkuat sinyal-sinyal yang masuk. Pada media fisik menggunakan medium Ethernet, kualitas transmisi data hanya dapat bertahan pada jarak tertentu untuk kemudian mengalami degradasi/penurunan. Dengan adanya repeater maka integritas sinyal dan degradasi akan dapat terhindari, sehingga paket-paket data akan sampai di tujuan dengan kualitas yang baik. Kelemahan repeater adalah bahwa perangkat ini tidak dapat melakukan filter traffic jaringan. Data yang masuk pada satu port dari repeater akan dikirim keluar melalui semua port. Maka paket-paket data akan terkirim ke semua segmen di dalam jaringan tanpa memperhitungkan apakah paket data tersebut diperlukan oleh komputer klien atau tidak. 2.5
Media Transmisi Kabel
merupakan
perangkat
yang
digunakan
sebagai
jalur
yang
menghubungkan antara perangkat satu dengan perangkat yang lain (Madcoms, 2010). Saat ini ada beberapa tipe dan jenis kabel yang digunakan untuk menyatukan suatu jaringan. Kabel-kabel yang banyak digunakan yaitu : 2.5.1 Twisted Pair Cable Twisted-pair cable selain digunakan untuk kabel jaringan, juga sering digunakan untuk kabel telepon. Selain harganya yang relatif lebih murah,
15
kualitas dan kecepatan datanya cukup untuk membangun LAN dengan jarak yang ± 100 m dengan kecepatan pengiriman data 10-100Mbps. Terdapat dua macam jenis kabel Twisted-pair, yaitu kabel UTP (Unshielded Twisted-Pair) dan STP (Shielded Twisted-Pair). Unshielded twisted-pair adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam Jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisterpair(STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.Kabel Twisted pair mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : 1. Terdiri dari 2,4 atau lebih pasang kabel. 2. Hanya dapat menangani sat kanal data (baseband). 3. Membutuhkan Hub atau konsentrator untuk LAN apabila terdapat lebih dari 2 komputer. 4. Menggunakan konektor RJ-11 untuk kabel telepon dan RJ-45 untuk kabel jaringan.
Gambar 2.10 Kabel UTP (Madcoms, 2010)
16
Jenis pengkabelan untuk membentuk sebuah LAN adalah sebagai berikut :
Membuat kabel straight Hubungan kabel straight digunakan untuk menghubungkan kabel dari klien ke hub atau router. Susunan pin-pin dalam hubungan straight adalah : putih-orange, orange, putih-hijau, biru, putih-biru, hijau, putihcoklat, coklat.
Tabel 2.1 : Susunan Kabel UTP / STP Tipe Straight Pin 1 2 3 4 5 6 7 8
Konektor satu Putih Orange Orange Putih Hijau Biru Putih Biru Hijau Putih Coklat Coklat
Konektor dua Putih Orange Orange Putih Hijau Biru Putih Biru Hijau Putih Coklat Coklat
Membuat kabel crossover Cara lain untuk menghubungkan antara dua komputer dengan tidak menggunakan hub yaitu menggunakan kabel UTP dengan hubungan crossover.
Tabel 2.2 : Susunan Kabel UTP / STP Tipe Crossover Pin 1 2 3 4 5 6 7 8
Konektor satu Putih Orange Orange Putih Hijau Biru Putih Biru Hijau Putih Coklat Coklat
Konektor dua Putih Hijau Hijau Putih Orange Biru Putih Biru Orange Putih Coklat Coklat
17
Pada tabel diatas perubahan penyusunan kabel no 1 ke no 3 dan kabel no 2 ke no 6 atau biasa dikenal dengan pola 1-3-2-6. Tipe cross umumnya digunakan untuk koneksi antar PC ke PC atau dari repeater ke hub/switch. Tabel 2.3 : Susunan Kabel UTP / STP Tipe Roll Over Pin 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis
Konektor dua
Konektor satu Cokelat Putih Cokelat Hijau Putih Biru Biru Putih Hijau Orange Putih Orange
cabling
pada
Cokelat Putih Cokelat Orange Putih Biru Biru Putih Orange Hijau Putih Hijau
tabel
diatas
biasanya
digunakan
untuk
menghubungkan Hub atau Switch ke Router, penyusunan tipe roll over adalah tipe cross dibalik total.
Coaxial Cable Coaxial Cable adalah suatu jenis kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Pusatnya berupa inti kawat padat yang dilingkupi oleh sekat yang kemudian dililit lagi oleh kawat berselaput konduktor. Jenis kabelini biasa digunakan untuk jaringan dengan bandwith yang tinggi.
Fiber Optic (F/O) Kabel fiber optik dibuat dari kaca yang dibungkus oleh pelindung dan material
penguat.Fiber
optik
menggunakan
cahaya
untuk
menghantar isyarat, berbeda dengan kabel tembaga yang menggunakan sinyal elektronik.karena
itu kabel jenis
dengan gangguan electromagnet.
ini tidak terpengaruh
18
Gambar 2.11 Kabel Fiber Optic (Madcoms, 2010) 2.6 Konektor Konektor merupakan perangkat yang digunakan sebagai penghubung kabel.Konektor terpasang pada ujung-ujung kabel.Jenis konektor yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis kabel yang dipergunakan (Madcoms, 2010). Jenisjenis konektor kabel tersebut diantaranya :
Konektor RJ45 (Registered Jack) merupakan konektor yang digunakan untuk jenis kabel UTP.
Gambar 2.12 Konektor Kabel RJ45 (Madcoms, 2010)
Konektor ST merupakan konektor yang dipergunakan untuk jenis kabel Fiber Optic. Bentuk konektor ST hampir mirip dengan konektor BNC. Konektor ini umum digunakan untuk single mode maupunmulti mode.
19
Gambar 2.13 Konektor Kabel ST (Madcoms, 2010) 2.7 Windows 2000 Server Windows 2000 Server merupakan Network Operating System (NOS) untuk melakukan konfigurasi dan manajemen jaringan baik skala kecil, menengah, maupun besar. Versi ini merupakan kelanjutan teknologi Windows NT Server 4.0 dengan berbagai fasilitas baru yang semakin memudahkan pengelolaan jaringan (Sopandi, 2008). Keluarga Windows 2000 Server terdiri dari 3 jenis versi yaitu versi standar (Server), Advance Server, dan Data Center Server. Windows 2000 Server memiliki semua kemampuan yang ada pada versi Professional ditambah berbagai fasilitas inti yang dibutuhkan sebagai server jaringan. Windows Server 2003 adalah sistem operasi multiguna, mampu menangani berbagai jenis kebutuhan server (serverrole), seperti: File dan print server Web server dan layanan-layanan aplikasi Web Mail server Terminal server Akses remote dan VPN (Virtual Private Network) server Layanan-layanan Directory, DNS (Domain Name System), DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) server, dan WINS (Windows Internet Naming Service)
20
Streaming media server Sistem operasi Windows Server 2003 berbasiskan teknologi Windows 2000 Server, membuatnya mudah untuk di-manage dan digunakan. Hasilnya adalah sebuah infrastruktur produktif yang akan menjadikan sistem yang dimiliki menjadi sebuah aset yang berharga. Windows Server 2003 menyediakan platform aplikasi sebagai solusi cepat dan tepat dalam membangun jaringan dengan pekerja, mitra, sistem, dan pelanggan. Secara umum, Windows Server 2003 terdiri dari:
Windows
Server
2003
R2
Standard Edition
Windows
Server
Server
2003
R2
2003
R2
2003
R2
2003
R2
Standard x64 Edition 2003
R2
Enterprise Edition
Windows
Windows
Server
Enterprise x64 Edition
Windows
Server
2003
R2
Enterprise
Edition for Itanium-
Windows
Server
Datacenter Edition
based Systems
Windows Server 2003 Datacenter
x64 Edition
Windows
Server
Database
Edition for Itanium-
based Systems
Windows Edition
Server
2003
Web
Windows Small Business Server 2003
2.8 Server Server adalah sebuah komputer yang berisi program baik sistem operasi maupun program aplikasi yang menyediakan pelayanan kepada komputer atau program lain yang sama ataupun berbeda. Komputer Server adalah komputer yang biasanya dikhususkan untuk penyimpanan data yang akan digunakan bersama, atau sebagai basis data. Selain itu, jika menggunakan sistem operasi berbasis network
21
(Network Operating System) maka komputer server berisi informasi daftar user yang diperbolehkan masuk ke servertersebut, berikut otoritasnya yang dapat di-manage oleh administrator. Dalam model programming client/server, server adalah program program yang menunggu dan menunggu dan memenuhi permintaan dari client program yang sama atau berbeda. Jenis server yang paling banyak digunakan adalah Disk Server, File Server, Printer Server, dan Terminal Server (Sopandi, 2008). 2.9
Model OSI Layer OSI (Open Systems Interconnection) adalahopen systems architecture yang
menghubungkan satu komputer dengan komputer yang
lain menggunakan
komunikasi terbuka. OSI merupakan suatu standar komunikasi antar mesin yang terdiri atas 7 lapisan. Ketujuh lapisan tersebut mempunyai peran dan fungsi yang berbeda satu terhadap yang lain. Setiap layer bertanggung jawab secara khusus pada proses komunikasi data. Model Layer OSI dibagi dalam dua grup: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada aplikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual (Siregar, 2010). Tujuan utama penggunaan Model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. OSI Model akan menjadi rujukan untuk pengembang aplikasi pada saat mengembangkan sebuah aplikasi yang akan digunakan pada jaringan. Ketika data di transfer melalui jaringan, sebelum data tersebut harus melewati ketujuh layer dari satu terminal, mulai dari Layer Application sampai Layer Physical, kemudian di sisi penerima, data tersebut melewati Layer Physical sampai Layer Application. Pada saat data melewati satu layer dari sisi pengirim, maka akan ditambahkan satu “header” sedangkan pada sisi penerima “header” dilepaskan sesuai dengan layernya.
22
Gambar 2.14 OSI Reference Mode (Siregar, 2010) Adapun fungsi dari masing-masing layer OSI, yaitu sebagai berikut : 1. Application Layer Application layer menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna, layer ini bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail dan servis lain yang berjalan di jaringan seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya. Application Layer berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan. Mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS. 2. Presentation Layer Presentation layer bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan di format untuk transfer data. Contoh konversi format teksASCII untuk dokumen, GIF, dan JPG untuk gambar layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi. Presentation layerberfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format yang dapat
23
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak director (Director Software). Seperti layanan workstation (dalam Windows NT) dan Network Shell (Virtual Network Computing) atau Remote Dekstop Protocol (RDP). 3. Session Layer Session Layer menentukan dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi. Dan mengatur untuk saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer disebut “session”. Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara atau di hancurkan. Selain itu, Session Layer ini juga dilakukan resolusi nama. 4. Transport Layer Transport layer bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling) Berfungsi untuk memecahkan data kedalam paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan yang telah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement) dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan. 5. Network Layer Network layer bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, menjaga antrian traffic di jaringan. Data pada layer ini berbentuk “packet”.Network Layer berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat Header untuk packet-packet dan kemudian melakukan routing melalui internet-working dengan menggunakan router dan switchlayer 3. 6. Datalink Layer Datalink layer menyediakan link untuk data. Memaketkan menjadi frame yang berhubungan
dengan
“hardware”
kemudian
diangkut
melalui
media
komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dengan penanganan error. Berfungsi untuk menentukan
24
bagaimana bit-bit data dikelompokan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat kerasseperti di Media Access Control Address (MAC Address), dan menetukan bagaimana perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater dan switch layer 2 beroperasi. 7. Physical Layer Physical layer bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media (seperti kabel) dan menjaga koneksi fisik antar sistem. Physical Layer berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti Ethernet atau token ring), topologi jaringan dan pengkabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
2.10 TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsifungsi komunikasi data pada Wide Area Network (WAN). Protokol ini merupakan komunikasi utama dalam internet serta intranet. Protokol ini memungkinkan sistem apa pun yang terhubung ke dalamnya bisa berkomunikasi dengan sistem lain tanpa harus memperdulikan bagaimana remote system yang lain tersebut bekerja. TCP/IP adalah program 2 layer. Layer yang paling atas Transmission Control Protocol, (TCP) mengatur assembly dari pesan atau file ke dalam packet-packet yang lebih kecil yang akan di transmisikan melalui internet dan diterima oleh TCP Layer yang akan meng-assembly packets ke dalam pesan/bentuk yang sebenarnya. Layer yang paling bawah Internet Protocol (IP), meng-handle addressport dari setiap paket sehingga akan menjamin paket akan sampai ke tujuannya. TCP/IP menggunakan model client/server dalam berkomunikasi dimana komputer user (client) meminta kepada komputer lain dan akan disediakan service tersebut oleh komputer server.
25
Protokol ini banyak digunakan di internet seperti World Wide Web (WWW), HyperText Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telephone Internet (Telnet) dan Simple Mail Transfer Protocol (SMTP). 2.11 IP Network IP merupakan lapisan protokol lapisan network utama untuk internet network yang bertanggung jawab untuk pe ngiriman data antar jaringan.Protokol internet yang diperlukan yang fungsinya sebagai pengalamatan, fragmentasi datagram antar jaringan, dan pengiriman datagram jaringan (Hafiarny, 2005). Alamat IP merupakan kode biner 32 bit dan dibagi menjadi dua bagian identifikasi:
Bagian identifikasi NetID menunjukkan identitas jaringan komputer tempat host (komputer) dihubungkan.
Bagian identifikasi HostID memberikan suatu pengenal unik pada setiap host (komputer) pada suatu jaringan komputer. Pada terminologi TCP/IP, “satu jaringan” adalah sekelompok host yang dapat
berkomunikasi secara langsung tanpa router. Host dalam TCP/IP harus mempunyai sedikitnya satu alamat IP. Semua host TCP/IP yang menempati “satu jaringan” yang sama harus diberi NetID yang sama. Host yang mempunyai NetID berbeda harus berkomunikasi melalui router. IP address punya kelas yang disebut jugaClass IP address, IP address tersebut memliki perbedaan masing-masing, Class IP Address tersebut diantaranya: 1. Kelas A Fungsi Kelas A adalah untuk jaringan yang berukuran sangat besar, yang pada tiap jaringannya terdapat sekitar 16 juta host. Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama : 0 Panjang Network ID : 8 bit Panjang Host ID : 24 bit
26
Byte pertama : 0 – 127 Jumlah : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan) Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A
2. Kelas B Fungsi Kelas B adalah untuk jaringan dengan ukuran sedang-besar. Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh 2 bit pertama : 10 Panjang Network ID : 16 bit Panjang Host ID : 16 bit Byte pertama : 128 – 191 Jumlah : 16.384 kelas B Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx Jumlah IP : 65.535 IP address pada tiap kelas B
3. Kelas C Fungsi kelas C adalah untuk jaringan berukuran kecil. Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh 3 bit pertama : 110 Panjang Network ID : 24 bit Panjang Host ID : 8 bit Byte pertama : 192 – 223 Jumlah : 2.097.152 kelas C Range IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C
4. Kelas D Fungsi kelas D adalah untuk keperluan multicasting dan tidak mengenal adanya Net-ID dan Host-ID. 4 Bit Pertama : 1110 Byte Inisial : 224 – 247
27
5. Kelas E Fungsi kelas D adalah untuk keperluan Eksperimental 4 Bit Pertama : 1111 Byte Inisial : 248 – 255
Gambar 2.15 Class IP Address(Hafiarny, 2005) 2.12 Subnetting Subnet adalah segmen fisik di lingkungan TCP/IP yang menggunakan IP address yang diturunkan dari network ID tunggal. Umumnya, sebuah organisasi memperoleh sebuah network ID dari Internic. Membagi jaringan menjadi subnet memerlukan set-up segmen yang menggunakan network ID ataupun subnet ID yang berbeda. Subnet ID yang unik dapat dibuat pada setiap segmen dengan cara membagi bit di host ID menjadi dua bagian. Bagian yang pertama digunakan untuk mengidentifikasikan segmen sebagai sebuah jaringan yang unik, sedangkan bagian yang kedua digunakan untuk mengidentifikasi host. Inilah yang disebut sebagai subnetting atau subnetworking (Yani, 2009).
Gambar 2.16 Subnet ID dan Host ID (Yani, 2005)
28
Keuntungan menggunakan subnetting adalah sebagai berikut: 1. Memadukan teknologi yang berbeda, khususnya dalam sebuah lingkungan riset yang memiliki beberapa jaringan LAN dengan teknologi yang berbeda, seperti Ethernet dan Token Ring. 2. Menjembatani keterbatasan teknologi, seperti melampaui jumlah host maksimum per segmen. 3. Bebas kongesti (kemacetan) jaringan dengan mengarahkan traffic dan mengurangi jumlah broadcast. 4. Hubungan point to point yang akurat, sehingga untuk lokasi yang jauh dan membutuhkan hubungan point to point dapat dicapai oleh dua LAN yang berkecepatan tinggi.
Cara menghitung jumlah subnet, menggunakan formula (
). n menunjukkan
jumlah bit host ID teratas yang diselubungi. Dnegan formula ini dapat dihitung jumlah total subnet yang tersedia untuk setiap kelas dan subnet mask. Untuk menghitung jumlah host per subnet dapat menggunakan formula (
,N
menunjukkan sisa jumlah bit host ID yang masih tersedia.
Contoh: Sebuah alamat IP di kelas B adalah 140.179.220.200 dan ingin membaginya menjadi beberapa subnet. Maka, dapat dilakukan dengan cara me-masking 255.255.224.000, sehingga hasilnya dapat dihitung sebagai berikut. 10001100.10110011.11011100.11001000 140.179.220.200 IP Address kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.000.000 Subnet Mask default 11111111.11111111.11100000.00000000 255.255.224.255 Subnet Mask 10001100.10110011.11000000.00000000 140.179.192.000 Subnet Address 10001100.10110011.11011111.11111111 140.179.223.225 Broadcast Address
29
Dari pada contoh diatas akan dibuat 8 buah subnet dari alamat IP yang ada. Perlu diselubungi 3 bit teratas dari host ID, sehingga didapat 8 buah kombinasi subnet yang tersedia dengan cara sebagai berikut.
8 buah kombinasi dari 3 buah kombinasi bit terselubung sebagai berikut. - 000 - 001 - 010 - 011 - 100 - 101 - 110 - 111 8 buah kombinasi tersebut apabila diterapkan pada alamat IP akan menghasilkan deretan alamat sebagai berikut. 1. 10001100.10110011.00000000.00000001 sampai dengan 10001100.10110011.00011111.11111110 2. 10001100.10110011.00000000.00000001 sampai dengan 10001100.10110011.00011111.11111110 3. 10001100.10110011.01000000.00000001 sampai dengan 10001100.10110011.01011111.11111110 4. 10001100.10110011.01100000.00000001 sampai dengan 10001100.10110011.01111111.11111110 5. 10001100.10110011.10000000.00000001 sampai dengan 10001100.10110011.10011111.11111110
30
6. 10001100.10110011.10100000.00000001 sampai dengan 10001100.10110011.10111111.11111110 7. 10001100.10110011.11000000.00000001 sampai dengan 10001100.10110011.11011111.11111110 8. 10001100.10110011.11100000.00000001 sampai dengan 10001100.10110011.11111111.11111110
Jika didesimalkan, hasilnya seperti berikut.
1. 140.179.0.1
sampai dengan140.179.31.254
2. 140.179.32.1
sampai dengan 140.179.63.254
3. 140.179.64.1
sampai dengan 140.179.95.254
4. 140.179.96.1
sampai dengan 140.179.127.254
5. 140.179.128.1
sampai dengan 140.179.159.254
6. 140.179.160.1
sampai dengan 140.179.191.254
7. 140.179.192.1
sampai dengan 140.179.223.254
8. 140.179.224.1
sampai dengan 140.179.255.254
Untuk mengetahui jumlah total host per subnet dapat menggunakan formula berikut. ) = jumlah total host per subnet ) = 8.190 host per subnet Jadi, jumlah total host untuk kelas B keseluruhan adalah 8.190 x 8 subnet = 65.520 host
31
Berikut ini adalah tabel subnetting untuk kelas A, kelas B, dan kelas C.
Tabel 2.4:Tabel subnetting untuk kelas A
#bit 0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Subnet mask 255.0.0.0 255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0
CIDR /8 /9 /10 /11 /12 /13 /14 /15
#Host 16777216 8388608 4194304 2097152 1048576 524288 262144 131072
Tabel 2.5:Tabel subnetting untuk kelas B #bit 0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Subnet mask 255.0.0.0 255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0
CIDR /16 /17 /18 /19 /20 /21 /22 /23
#Host 65536 32768 16384 8192 4096 2048 1024 512
Tabel 2.6:Tabel subnetting untuk kelas C #bit Subnet mask CIDR 0. 255.255.255.0 /24 1. 255.255.255.128 /25 2. 255.255.255.192 /26 3. 255.255.255.224 /27 4. 255.255.255.240 /28
#Host 256 128 64 32 16
Catatan: subnet mask CIDR/31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata (real)
32
CIDR (Classless Interdomain Routing) digunakan untuk memudahkan penulisan notasisubnet mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Contoh: Alamat IP Address
: 192.60.128.0
Subnet Mask
: 255.255.252.0
Agar lebih ringkas, IP address tersebut bisa ditulis menjadi 192.60.128.0/22 Sebenarnya, notasi bit (22 bit dicetak tebal) pada alamat tersebut adalah nilai biner dari subnet mask 11111111.11111111.11111100.00000000. untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classful address pada kelas A adalah /8, kelas B adalah /16, dan kelas C adalah /24. Tabel 2.7: Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0.0
/9
255.255.240.0
/20
255.192.0.0
/10
255.255.248.0
/21
255.224.0.0
/11
255.255.252.0
/22
255.240.0.0
/12
255.255.254.0
/23
255.248.0.0
/13
255.255.255.0
/24
255.252.0.0
/14
255.255.255.128 /25
255.254.0.0
/15
255.255.255.192 /26
255.255.0.0
/16
255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17
255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18
255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19
255.255.255.252 /30
2.13 Cisco Packet Tracer Paket Tracer adalah aplikasi pendidikan yang memungkinkan siswa untuk bereksperimen dengan konsep jaringan melalui laboratorium virtual. Packet Tracer bebas didistribusikan ke CCNA (Cisco Certified Networking Associate) dan CCNP
33
(Cisco Certified Networking Professional). Siswa sebagai bagian integral dari pengalaman belajar komprehensif dari Cisco Networking Academy. Packet Tracer menyediakan simulasi, visualisasi, mengarang, penilaian, dan kemampuan kolaborasi untuk pembelajaran teknologi jaringan kompleks dengan simulasi visual lingkungan jaringan virtual. Dengan Packet Tracer, siswa dapat dengan mudah membangun topologi jaringan mereka dengan cara visual dengan menyeret, menempatkan, menghubungkan, dan mengelompokkan perangkat jaringan virtual seperti hub, switch, router, workstation dan server (Ao, 2011). 2.14 Metode Penelitian Case-Study (Studi Kasus) Metode Penelitian Studi Kasus (Case Study) merupakan bagian dari metode kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara lebih mendalami suatu kasus tertentu secara lebih mendalam berkaitan dengan masalah generalisasi, bias, keabsahan, realibilitas, dan objektifitas dengan melibatkan sumber informasi (Dr. J.R. Raco). Masalah generalisasi terkait dengan sulitnya metode ini menghasilkan sesuatu yang dapat digeneralisasi. Masalah objektif disebabkan oleh peranan dari si peneliti yang sangat besar dalam hal mengumpulkan data dan menganalisis data melalui teknik interpretasi yang bersifat subjektif. Metode ini baik digunakan untuk mencari jawaban atas suatu masalah atau kasus. Metode ini juga baik digunakan untuk menemukan ide-ide baru untuk menanggapi suatu kasus yang sedang terjadi atau yang akan terjadi. Semua kegiatan penelitian mengharuskan keterlibatan langsung si peneliti yang nantinya akan memudahkannya da lam menafsirkan semua informasi atau data yang terkumpul. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya berbentuk pemahaman yang kaya, mendalam dan rinci tentang kasus tertentu dengan penjelasan dan deskripsi yang lengkap baik tentang orang maupun lingkungan sekitar kasus tersebut.
34
Data yang diperoleh dikumpulkan melalui berbagai macam sumber entah lewat observasi atau mempelajari dokumen-dokumen yang tertulis. Data-data tersebut berfungsi untuk merekonstruksi dan menganalisis kasus tersebut dari segi pandang logika. 2.15 Routing Protokol routing adalah sering diabaikan bagian dari desain jaringan, tapi jaringan yang dirancang dengan baik menggunakan protokol modern memiliki lebih sedikit overhead, lebih dapat diandalkan, dan lebih bertahan dibandingkan mereka yang menggunakan protokol yang lebih tua. (Talley, 2010) Sebagai perusahaan dan konsumen merangkul teknologi internet, semakin banyak perangkat yang menghasilkan lebih banyak dan lebih banyak lalu lintas. Untuk mendapatkan semua lalu lintas ini di mana ia harus pergi, jaringan IP yang terhubung dengan router, yang administrator dapat mengkonfigurasi dengan tangan jika mereka memilih. Namun, dalam tetapi jaringan terkecil, kondisi terlalu dinamis untuk administrator untuk mengkonfigurasi setiap rute pada setiap router secara manual. Router menggunakan protokol routing untuk menangani banyak pekerjaan ini secara otomatis. Kembali ketika tak terbayangkan bahwa ratusan ribu jaringan akan suatu hari dihubungkan. Karena IP routing protokol awal dirancang dengan jaringan yang lebih kecil dalam pikiran, maka tidak mengherankan bahwa mereka tidak cocok untuk jaringan modern, terutama yang terhubung ke Internet. Protokol yang mati termasuk GGP (Gateway-to-Gateway Protocol), IGP (Interior Gateway Protocol); EGP (Exterior Gateway Protocol); IDRP (Inter-Domain Routing Protocol); dan SDRP (Source Demand Routing Protocol). Routing Information Protocol, Versi 1 (RIP1), mungkin adalah protokol tertua digunakan secara luas saat ini. Masih bekerja cukup baik unt uk jaringan kecil dengan beberapa router dan mengelola untuk berkembang dengan jaringan tersebut.
35
Meskipun administrator akan merasa frustrasi dengan konvergensi lambat atau overhead yang tinggi dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih modern. Dirancang pada tahun 1989, Open Shortest Path First (OSPF) protokol jawaban Internet Engineering Task Force untuk masalah yang disebabkan oleh RIP Internet Architecture Board saat ini merekomendasikan sebagai protokol routing pilihan di Internet. OSPF adalah protokol hampir-standar link state yang mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR) pada tempatnya di Internet. Tidak seperti OSPF, EIGRP mendukung antarmuka tak terhitung dan, oleh karenanya, cadangan alamat tersebut yang akan diperlukan untuk link jaringan sementara di OSPE IGRP dan EIGRP keduanya memberikan nilai metrik yang paling komprehensif. Mereka menghitung rute mereka berdasarkan bandwidth, latency, keandalan, dan beban. Hal ini membuat nilai-nilai metrik mereka jauh lebih akurat dibandingkan dengan protokol lainnya. EIGRP mendukung load-balancing di beberapa jalur untuk memungkinkan untuk menggunakan bandwidth jaringan penuh. BPG4 adalah satu-satunya perbatasan routing protokol yang mendukung CIDR. Hal ini dirilis pada tahun 1994 oleh IETF untuk memecahkan penipisan yang akan datang dari alamat Kelas B. Untuk BGP4 untuk menangani ukuran tabel router dibuat pada akhir era classful, ia dirancang untuk mendukung rute penggabungan. Menggunakan rute penggabungan, router dapat meringkas sekelompok rute menjadi satu entri dalam tabel.