BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energy listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung
melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas ( uap ) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Ketiga, energy mekanik diubah menjadi listrik.
6
7
Gambar 2.1 Proses konversi energi pada PLTU
Sumber : The Babcock and Wilcox company, Chapter 1 : Steam Genertion-on everview, hal. 5
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :
Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seleruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler air dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
Ketiga generator yang dikopel langsung dengan turbine berputar menghasilkan energy listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan,
8
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energy listrik dari terminal output generator.
Keempat, uap bekas keluar dari turbin dan kemudian didinginkan didalam kondenser menggunakan air agar berubah phasa menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat ini kemudian digunakan kembali sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan
diagram T – s (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Diagram T – s Siklus PLTU (Siklus Rankin) Sumber : The Babcock and Wilcox company,Chapter 1 : Steam Genertion-on everview, hal. 8
a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah kompresi isentropis, proses ini dilakukan oleh pompa air pengisi.
9
b – c : Proses menaikan temperatur air bertekanan hingga mencapai titik didih. Proses ini terjadi di LP heater, HP heater dan economizer.
c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising (penguapan) dengan proses isobar sothermis, terjadi di wall tube (riser) dan steam drum.
d – e : Proses memanaskan uap lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya menjadi uap panas lanjut (superheated vapour)
e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis dan terjadi didalam turbin.
f – a : pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat. Langkah ini adalah isobar isotermis, dan terjadi didalam kondensor.
2.2 Bagian – Bagian Utama PLTU Bagian utama yang terdapat pada PLTU Banten 2 Labuan yaitu : a. Boiler Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut (superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin. b. Turbin uap Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar. c. Kondensor Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang
10
telah digunakan untuk memutar turbin). d. Generator Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.
2.2.1. Boiler Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air menjadi uap kering (superheat steam) dengan temperatur dan tekanan tinggi. Air yang mengalir didalam pipa-pipa boiler menerima panas dari gas panas pembakaran bahan bakar yang mengalir diluar pipa-pipa boiler. Bahan bakar dari coal bunker dialirkan oleh coal feeder menuju Mill. Didalam Mill batubara tersebut digiling sampai halus menjadi serbuk batubara. Udara panas (primary air) dialirkan oleh primary air fan (PAF) kedalam Mill untuk memanasi dan membawa serbuk batubara menuju burner. Burner digunakan untuk menyemburkan serbuk batubara kedalam ruang bakar boiler untuk dibakar. Udara untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna dipenuhi oleh sekunder yang dipanasi lebih dahulu oleh air heater menggunakan gas buang dari boiler. Dari air heater udara sekunder sebagian masuk kedalam win box dan sebagian menuju PAF. Udara sekunder dalam wind box kemudian mengalir masuk keruang bakar melalui air register yang berfungsi untuk membuat aliran turbulen. Panas api didalam ruang bakar boiler diserap secara radiasi oleh pipa-pipa evaporator yang tersusun membentuk dinding ruang bakar. Pipa-pipa evaporator tersebut dialiri air sehingga panas dari pipa diserap oleh air yang mengalir
11
didalamnya, sehingga air berubah wujud menjadi uap jenuh dan ditampung didalam drum boiler. Didalam drum boiler uap dipisahkan dengan air. Air tersebut dialirkan menuju header bawah evaporator bersama air yang berasal dari economiser dengan melalui papa down comer yang berpenampang besar yang terpasang diluar boiler. Uap jenuh dalam drum boiler selanjutnya dialirkan didalam pipa-pipa superheater untuk dinaikan temperaturnya menjadi uap panas lanjut dengan menggunakan panas dari gas buang boiler yang mengalir diluar pipa-pipa superheater. Uap kering dengan temperatur dan tekanan tinggi siap digunakan untuk memutar turbin. Dari superheater gas buang mengalir menuju economiser, gas buang ini memanaskan air didalam pipa econimiser yang dialirkan oleh boiler feed pump (BFP) sehingga temperatur air naik mendekati temperatur air didalam boiler. Dari ekonomiser gas buang mengalir menuju air heater (AH) untuk memanasi udara primer dan udara sekunder. Dari AH gas buang mengalir menuju electro static precipitator (ESP) untuk ditangkap abunya. Dari ESP gas buang yang sudah bersih dihisap oleh induce draft fan (IDF) untuk didorong keluar atmosfer melalui cerobong.
12
Gambar 2.3 Boiler Sumber : The Babcock and Wilcox company, Chapter 1 : Steam Genertion-on everview, hal. 20
13
Bagian-bagian dan peralatan yang ada di boler diantaranya : 1. Ekonomiser 2. Drum 3. Evaporator 4. Superheater 5. Reheater 6. Air heater 7. Force Draft Fan (FDF) 8. Primary Air Fan (PAF) 9. Induce Draft Fan (IDF) 10. Coal Bunker 11. Coal Feeder 12. Pulverizer 13. Burner 14. Oil Gun 15. Tiny Oil Gun
2.2.1.1 Economizer Economizer berfungsi sebagai pemanas awal air pengisi boiler di mana pemanasnya memanfaatkan gas bekas dari pembakaran boiler (disini terjadi rambatan secara konveksi), kemudian air tersebut di alirkan ke boiler drum. Pengaman pada economizer agar tidak terjadi over heating pada saat penyalaan awal boiler atau terjadi boiler trip di pasang line eco recirculation (saat penyalaan awal air pengisi boiler belum kontinyu).
14
Gambar 2.4 Economizer Sumber : The Babcock and Wilcox company, Chapter 10 : Economize and Air Heaters, hal. 20
2.2.1.2 Steam drum Steam drum berfungsi untuk menampung dan mengontrol kebutuhan air di boiler. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah memisahkan uap dan air. Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, maka level air di drum harus dijaga konstan pada level normalnya. Level ini dapat dilihat di control room maupun di lokal. Kualitas air di boiler juga harus dipantau dengan mengambil sampelnya dari air di drum.
15
Gambar 2.5 Steam drum Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Specification, Hal. 20
2.2.1.3 Evaporator Evaporator berfungsi untuk memanaskan air hingga berubah wujud menjadi uap jenuh. Evaporator di bagi menjadi 26 loop.
Gambar 2.6 Evaporator Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Specification, Hal. 19
16
2.2.1.4 Superheater Superheater berfungsi memanaskan uap yang keluar dari steam drum menjadi uap kering.
Gambar 2.7 Superheater Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Specification, Hal. 21
17
2.2.1.5 Reheater Reheater berfungsi untuk memanaskan uap yang telah memutar HP turbin sebelum dipakai kembali untuk memutar IP turbine
1.the spray emergency attemperature
2.wall reheater
3.reheater desuperheater
4.medium reheater
5.high temperature raheater
6.reheater outlet pipe
Gambar 2.8 Reheater Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Specification, Hal. 31
18
2.2.1.6 Air preheater Air Pre Heater berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran dengan memanfaatkan panas gas sisa pembakaran dari ruang bakar.
Gambar 2.9 Air Preheater Sumber : The Babcock and Wilcox company, Chapter 10 : Economize and Air Heaters, hal. 10
19
2.2.1.7 Force draft fan (FDF) FD Fan berfungsi sebagai supply udara pembakaran yang menuju ruang bakar (Boiler Furnace), yang mempunyai sistem pengaturan sisi Discharge dengan adjustable blade yang digerakkan oleh sistem hidrolik. Tekanan kerja header Pressure dengan DP windbox adalah diatur berkisar 600-800 Pa, Adapun tekanan kerja system hidrolik adjustable blade 2.5 MPa. Adapun jenis Fan Forced Draft Fan adalah Fan tipe axial.
2.2.1.8 Primary air fan (PAF) Primary Air Fan berfungsi memasok udara pemanas dan pembawa serbuk batu bara dari dalam Mill / Pulverizer ke ruang bakar boiler (Boiler Furnace), yang mempunyai system pengaturan sisi Discharge dengan Variable Inlet Vane (VIV) untuk mempertahankan Header Pressure. Tekanan kerja Header Pressure Primary Air Duct adalah berkisar 10 – 12 KPa. Adapun discharge Primary Air Fan terbagi menjadi dua Cold PA dan Hot PA.
2.2.1.9 Induce Draft Fan (IDF) Induced draft fan (IDF) berfungsi untuk menghisap gas dan membuang ke atmosfir melalui cerobong. IDF juga berfungsi mengontrol tekanan ruang bakar agar selalu sedikit vakum.
2.2.1.10 Coal Bunker Coal bunker berfungsi sebagai penampung batubara sebelum di salurkan ke coal feeder.
20
2.2.1.11 Coal feeder Berfungsi untuk mengumpan dan mengatur flow batubara dari coal bunker masuk ke mill.
Gambar 2.10 Coal feeder Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Specification, Hal. 51
1. Belt driver reducer 2. Belt drive gear reducer 3. Belt drive motor 4. Head pulley bearing 5. Cleanout conveyor motor 6. Cleanout conveyor reducer 7. Cleanout conveyor gear reducer 8. Cleanout conveyor gear reducer 9. Cleanout conveyor take up assembly 10. Belt drive gear reducer 11. Belt take up pulley bearing
21
2.2.1.12. Pulverizer Pulverizer atau di PLTU Labuan disebut juga sebagai Medium Speed Mill, memiliki beberapa komponen utama yaitu:
Gambar 2.11 Pulverizer Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Specification, Hal. 65
22
Medium Speed Mill (MSM) berfungsi untuk sebagai penggerus / penghalus batubara sebelum dimasukan ke ruang bakar, agar mendapatkan pembakaran yang sempurna dengan minimum penambahan udara. Didalam alat ini juga terjadi proses pengeringan dan pemisahan batubara dengan benda-benda asing yang terbawa dari proses penambangan, sehingga batubara yang akan masuk ke ruang bakar sudah merupakan batubara yang siap dibakar dengan spesifikasi butiran dan temperature yang telah di tentukan sesuai desain.
Gambar 2.12 Pulverizer untuk radiant boiler Sumber: The Babcock and Wilcox company, Chapter 14 : Burners and Combustion System For Pulverized Coal, hal. 2
23
Komponen utama dari MSM A. Motor MSM Berfungsi sebagai penggerak untuk memutar gear drive, motor drive ini di supply dengan tenaga listrik tegangan menengah. Motor yang digunakan untuk sebagai penggerak utama pulveriser adalah Motor AC Induksi, daya 520 kW, tegangan 6 kV, faktor daya 0,83, frekuensi 50 Hz, putaran 979 rpm, arus 64,9 A, jenis insulasi F. B. Planetary Gear (Gear Box System) Berfungsi
untuk
meneruskan
putaran
motor
yang
sebelumnya
di
transformasikan oleh 3 tingkat gear reduksi dari kecepatan putaran tinggi dari motor yaitu 985 rpm diturunkan menjadi putaran rendah yaitu putaran table grinder. C. Pyrite System Sistim ini dilengkapi dengan upper gate, lower gate dan hopper, kondisi normal operasi dengan sistim pneumatic operated dimana upper gate posisi buka sehingga pyrite dari upper gate masuk ke hopper. Apabila pyrite hopper terindikasi penuh, maka operator harus mengeluarkan pyrite dalam hopper. Hal-hal yang harus diperhatikan dan di monitor oleh operator : 1. Monitor kondisi kelancaran sistim upper dan lower pyrite gate. 2. Monitor kondisi hopper. 3. Bahaya yang timbul bila pyrite terakumulasi kedalam pulverizer (MSM), akan menyebabkan kerusakan pada ducting PA Hot.
24
Seal Air diperuntukan untuk 3 lokasi yaitu pada Grinder, area Screaper dan coal feeder . D. Classifier Dengan adjustable inlet vane bertujuan mengatur fineness coal keluar dari MSM, classifier bertugas sebagai cyclone separator untuk mengembalikan partikel batubara yang masih mempunyai berat, dengan beratnya sendiri akan jatuh kembali ke area grinding zone, batubara yang telah halus ( 200 mesh ) bercampur dengan udara primer dan ditekan keluar classifier menuju pipa burner.
2.2.1.13 Burner Batu bara hasil penggilingan di MSM di transportasikan ke coal burner dengan media hot primary air dari PA fan dan akan keluar dari nozzle coal burner kemudian terbakar di ruang bakar dengan bantuan main oil gun sebagai penyalaan awal dan adanya udara pembakaran dari secondary air dari FD Fan. Karena prinsip terjadinya pembakaran harus ada segitiga api yaitu : Bahan bakar,Udara atau O2, dan sumber panas. Peralatan yang terdapat pada coal burner : 1. Primary air nozzle/impeller burner berfungsi menyemprotkan batu bara ke ruang bakar dan membuat turbulensi agar batu bara terbakar sempurna. 2. Damper berfungsi mengatur udara pembakaran ke ruang bakar. 3. Tilting mechanism berfungsi mengatur posisi sudut naik atau turunnya coal burner sesuai kebutuhan.
25
4. Wind box berfungsi sebagai laluan udara pembakaran ke ruang bakar. 5. Primary air dact/coal burner berfungsi mengalirkan udara primer yang sudah tercampur dengan PF (pulverizer fuel) ke nozzle coal burner.
Gambar 2.13 Burner Sumber: The Babcock and Wilcox company, Chapter 14 : Burners and Combustion System For Pulverized Coal, hal. 12
26
Gambar 2.14 Penempatan Burner Sumber: The Babcock and Wilcox company, Chapter 14 : Burners and Combustion System For Pulverized Coal, hal. 17
27
2.2.1.14 Oil Gun
Ignitor
Saluran HSD
Gambar 2.15 Oil Gun Sumber : Dongfang Boiler Group, Oil Burning Unit, Hal. 3
28
Pada PLTU Labuan, terdapat 3 layer Oil gun yaitu layer AB, BC, dan DE. Pada masing-masing layer terdapat 4 oil gun yang berada pada setiap corner boiler, sehingga totalnya terdapat 12 buah oil gun. Posisi oil gun terletak diantara coal burner, oil gun layer AB terletak diantara coal burner A dan burner B, oil gun layer BC terletak diantara coal burner B dan burner C, dan oil gun layer DE terletak diantara coal burner D dan burner E. Desain awal oil gun adalah untuk pemanasan awal Boiler pada saat start up unit, untuk membantu pembakaran saat proses start Mill, dan untuk membantu pembakaran pada saat proses stop Mill.
2.2.1.15 Tiny Oil Gun Tiny oil gun pada dasarnya adalah oil gun yang berukuran kecil, dimana pada PLTU 2 BLB terdapat empat buah tiny oil gun. Satu tiny oil gun hanya menghabiskan HSD sebesar 60 kg/h sehingga jika keempat tiny oil gun menyala maka akan menghabiskan HSD 240 kg/h. Tiny oil gun dipasang pada keempat burner Mill A dengan tujuan agar membantu pembakaran batubara yang keluar melalui Mill A. Sehingga proses start up unit bisa langsung menggunakan tiny oil gun yang dicampur dengan batubara pada Mill A tanpa harus melakukan pemanasan dengan oil gun. Keuntungannya adalah pemakaian HSD pada saat proses penyalaan awal boiler menjadi berkurang. Pulverized coal burner pada layer A yang merupakan output dari Mill A dimodifikasi menjadi seperti gambar 2.16 dimana pada coal burner ditambahkan line oil (HSD) yang merupakan tiny oil gun. Prinsip kerja dari tiny
29
oil pulverized coal burner adalah ketika tiny oil sudah menyala maka akan menghasilkan temperatur yang tinggi pada area first stage burner. Ketika serbuk batubara output Mill A keluar melewati inti first stage burner yang bertemperatur tinggi maka temperatur pada serbuk batubara akan meningkat, berpendar menjadi bagian-bagian kecil, mengeluarkan partikel yang mudah terbakar, dan kemudian terbakar.
Gambar 2.16 Tiny oil pulvericed coal burner Sumber : PT. D&C Engineering, Training Manual Of Tiny Oil Ignition System, hal 8
30
Prinsip kerja tiny oil Gasified oil gun adalah mengambil keuntungan atomisasi mekanik oil gun pada tekanan yang kemudian menghasilkan butiran bahan bakar yang sangat kecil, dan untuk menyalakan api melalui digunakan mesin penyala tegangan tinggi (high energy ignition). Selain, itu digunakan ruang pembakaran dengan density ( kerapatan ) yang tinggi untuk membuat minyak terbakar dalam status gasifikasi (perubahan menjadi media gas), yang kemudian akan memperpendek waktu pembakaran. Nyala api setelah pembakaran gasifikasi dapat dilihat di gambar 2.17.
Gambar 2.17 Nyala api tiny oil gun Sumber : PT. D&C Engineering, Training Manual Of Tiny Oil Ignition System, hal 7
Dengan kecepatan transportasi bahan bakar yang begitu cepat dan suhu pada burner yang mencapai 1500~ 2000℃ setelah proses gasifikasi, api ini kemudian dapat dipergunakan sebagai inti api yang secara langsung dapat menyalakan serbuk batu bara level pertama dalam pulverizer.
31
Tabel 2.1 Parameter kerja tiny oil gun
Sumber : PT. D&C Engineering, Training Manual Of Tiny Oil Ignition System, hal 14
2.2.2 Turbin Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Uap dari Boiler dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat untuk mendorong ke sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).
32
Gambar 2.18 Prinsip kerja turbin uap Sumber : Alexander S. Leyzerovich, Steam Turbines For Modern Fossil Fuel Power Plants, Hal. 21 Uap yang telah melakukan kerja di turbin, tekanan dan temperaturnya turun hingga kondisinya menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan kedalam kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat, sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator.
33
Gambar 2.19 Turbin uap Sumber : Alexander S. Leyzerovich, Steam Turbines For Modern Fossil Fuel Power Plants, Hal. 60
2.2.3 Condenser Kondensor adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi air. Proses perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side). Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan). Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar sehingga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari sumber yang cukup persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut. Posisi kondensor umumnya
34
terletak dibawah turbin sehingga memudahkan aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena gravitasi. Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka temperatur air kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.
Gambar 2.20 Condenser Sumber : Alexander S. Leyzerovich, Steam Turbines For Modern Fossil Fuel Power Plants, Hal. 311
2.2.4 Generator Generator merupakan komponen utama PLTU yang berfungsi untuk merubah energy mekanik menjadi energi listrik. Kapasitas generator dari waktu ke
35
waktu berkembang semakin besar dengan teknologi konstruksi dan rancang bangun yang semakin maju. Kapasitas generator PLTU di Indonesia sangat bervariasi, karena pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan energi yang harus dilayani. Konstruksi generator PLTU semuanya menggunakan medan magnet putar . Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyambungan (connection) energi listrik keluar generator, karena titik terminal penyambunagan benda pada stator.
Gambar 2.21 Generator Sumber : Dongfang Electrical Machinery LTD., Description Of Generator, Hal.3
36
2.3 Teori pembakaran Pada dasarnya proses pembakaran melibatkan 3 komponen utama yang sering disebut sebagai segitiga api. Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar. Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran. CH4 + 2O2 + (x)panas ----> 2H2O + CO2 + (Y)panas
(a) Segitiga Api
(b) Piramida Api
Gambar 2.22 Generator Sumber : http://www.fire-extinguisher-indonesia.com/2012/05/skema-segitiga-api.html
37
Tiga unsur Api Pada Boiler: 1. Oksigen (Udara Pembakaran). Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen. Udara Pembakaran pada boiler di supply oleh FDF dimana ketika udara pembakaran melewati burner maka tekanannya akan diatur oleh Secondari air damper. 2. Panas. Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung terjadinya kebakaran. Agar bahan bakar yang masuk ke boiler terbakar maka diperlukan termperatur boiler yang mencukupi. 3. Bahan Bakar. Pada Boiler PLTU Labuan, bahan bakar utama digunakan adalah batubara. Sedangkan HSD (high speed diesel) digunakan pada saat start up boiler pertama kali.