BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan mempermudah pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi. “Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, bekumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.” Komponen-komponen atau subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri (stand-alone). Komponenkomponen atau subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan ini akan semakin baik apabila didukung dengan sarana dan sistem informasi yang memadai sehingga kesulitan dari salah satu bagian dalam perusahaan akan berperan untuk memberikan informasi berbagai fasilitas operasi atau produksi secara benar, lengkap dan tepat waktu, sehingga pemimpin perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang efektif dalam upaya melaksanakan operasinya. [1]
2.2 Pengertian Penjadwalan Penjadwalan (scheduling) merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan. Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu kegiatan operasi. Dalam suatu perusahaan industri, penjadwalan diperlukan antar lain dalam mengalokasikan tenaga operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, dan pembelian material. Dalam
suatu
lembaga
pendidikan,
diperlukan
antara
lain
untuk
mengalokasikan ruang kelas, peralatan mengajar dan tenaga pengajar, staf administrasi dan pendaftaran penerimaan mahasiswa baru atau ujian. Demikian
II-1
II-2
pula, dalam kegiatan perhotelan, penjadwalan diperlukan dalam pengaturan kamar hotel, ruang seminar/resepsi, menu makanan, atau pun acara entertaiment. [2]
2.2.1 Tujuan Penjadwalan Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan, dalam suatu perusahaan industri, penjadwalan diperlukan dalam mengalokasikan tenaga operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, pembelian material dan sebagainya. Kegiatan penjadwalan produksi mempunyai beberapa tujuan yang penting antara lain: a. Efisiensi tinggi Efisiensi tercapai melalui jadwal yang memanfaatkan tenaga kerja, perlengkapan, dan ruangan secara penuh untuk menurunkan waktu menganggur. b. Sediaan rendah Untuk menurukan jumlah barang dalam proses atau menurukan jumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian. c. Layanan pelanggan yang baik Layanan pelanggan dapat diukur dengan kecepatan dimana permintaan dari pelnggan terpenuhi dengan baik melalui ketersedian produk barang atau jasa yang mereka butuhkan.
Dari kutipan tujuan utama dari penjadwalan adalah membuat satu keseimbangan diantara tujuan yang saling bertentangan sedemikian mungkin agar tercapai keseimbangan yang memuaskan dan menimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas,
tenaga
kerja
dan
peralatan.
Penjadwalan
disusun
dengan
mempertimbangkan berbagai aspek positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. [2]
II-3
2.2.2
Macam-Macam penjadwalan Penjadwalan menyangkut penetapan kapan suatu operasi atau kegiatan
harus dimulai agar pada hari penyelesaian pembuatan produk atau jasa dapat dipenuhi. Dalam hal penetapan tanggal setiap operasi mengenal dua macam penjadwalan menururt Eddy Herjanto (2000), sebagai berikut :
a. Penjadwalan maju (forward scheduling) Dalam penjadwalan maju (forward scheduling), pekerjaan dimulai seawal mungkin sehingga pekerjaan selesai sebelum batas waktu yang dijanjikan (due date). Penjadwalan maju memiliki konsekuensi terjadinya akumulasi persediaan sampai hasi pekerjaan itu diperlukan pada pusat kerja berikutnya.
Teknik ini mengasumsikan bahwa pengadaan material dan operasi dimulai segera setelah pesanan diterima. Penjadwalan dilakukan atas setiap kegiatan operasi secara berurutan dari awal hingga seluruh kegiatan operasi selesai. Penjadwalan maju banyak digunakan dalam perusahaan dimana operasi dibuat berdasarkan pesanan dan pengiriman dilakukan segera setelah pekerjaan selesai.
b. Penjadwalan Mundur (backward scheduling) Dalam penjadwalan mundur (backward scheduling) berlawanan dengan penjadwalan maju, kegiatan operasi yang terakhir dijadwalkan lebih dulu, yang selanjutnya secara berurutan ditentukan jadwal untuk kegiatan sebelumnya satu persatu secara mundur. Akhirnya dengan mengetahui waktu tenggang atau (lead time), dalam pengadaan barang dapat ditentukan kapan saat dimulainya operasi.
Melalui penugasan pekerjaan selambat mungkin, metode ini meminimalkan persediaan karena pekerjaan baru selesai pada pekerjaaan itu diperlukan pada statiun kerja berikutnya. Namun, penggunaan metode ini harus disertai dengan perencanaan dan estimasi waktu tenggang yang akurat, tidak terjadi breakdown selama proses ataupun perubahan due date yang lebih cepat. [2]
II-4
2.2.3
Metode-metode Penjadwalan Adapun beberapa pekerjaan metode yang dapat digunakan untuk
melaksanakan kegiatan penjadwalan produksi, pemilihan metode akan tergantung kepada volume dari pesanan. Metode-metode tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Metode FCFS (First Come First Serve) Pekerjaan yang datang lebih awal pada suatu pusat kerja akan dikerjakan lebih dulu. Aturan ini banyak digunakan pada bank, supermarket dan kantor pos.
2. Metode SPT (Shortest Processing Time) Metode ini mendahulukan pekerjaan yang mempunyai waktu proses lebih pendek daripada pekerjaan yang mempunyai waktu. Pekekerjaan yang paling cepat selesainya mendapat prioritas pertama untuk dikerjakan lebih dulu. Cara ini sering diterapkan pada perusahaan perakitan atau jasa yang menetapkan sistem JIT (Just in Time).
3. Metode EDD (Earliest Due Date) Prioritas diberikan kepada pekerjaan dengan jatuh tempo paling dini, hal ini ditunjukan untuk meminimumkan keterlambatan atau pekerjaan yang harus selesai paling awal dikerjakan lebih dulu.
Disamping ketiga aturan prioritas tersebut, dikenal dengan juga beberapa cara, antara lain critical ratio dan least slack. Dalam critical ratio (CR), pekerjaan yang rasio antara due-date terhadap lama waktu kerja paling kecil mendapat prioritas lebih dulu. Sementara dalam least slack (LS), pekerjaan yang memiliki slack time terkecil mendapat prioritas untuk dikerjakan lebih dulu. Slack time menunjukan perbedaan antara waktu tersisa hingga tanggal jatuh tempo dengan proses yang tersisa.
II-5
Sebelum masuk kedalam penyusunan pengurutan pekerjaan, berikut ini beberapa terminologi yang dipakai. 1. Lama proses menunjukan waktu yang diperlukan untuk memproses pekerjaan itu sampai selesai. 2. Waktu selesai menunjukan total waktu suatu pekerjaaan berada pada sistem. Waktu selesai ini mencakup lama proses ditambah dengan waktu menunggu sampai pekerjaan yang bersangkutan mendapat giliran diproses. 3. Jadwal selesai (due date) merupakan batas waktu yang diharapkan pekerjaan yang bersangkutan telah selesai diproses ( jatuh tempo), yaitu beberapa hari sejak pekerjaan masuk kedalam sistem. 4. Keterlambatan menunjukan jumlah hari keterlambatan dari batas yang diharapkan selesai, yaitu perbedaan antara waktu selesai dan jadwal selesai. 5. Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan (average completion time), dihitung dari jumlah waktu selesai semua pekerjaan. Rata-rata waktu penyelesaian yang rendah dapat memperkecil jumlah persediaan
dalam proses yang pada
akhirnya dapat mempercepat pelayanan. 6. Rata-rata waktu keterlambatan (average job lateness), dihitung dari jumlah hari kerterlambatan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata keterlambatan yang rendah menunjukan waktu pengiriman (delivery time) yang lebih cepat. 7. Rata-rata jumlah pekerjaan pada sistem (pusat kerja) adalah rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem (baik yang sedang menunggu maupun sedang diproses) dari awal sampai pekerjaan terakhir selesai diproses. Rata-rata jumlah pekerjaan yang sedikit menunjukan sistem dalam keadaan longgar (tidak penuh). [7]
2.3
Pengertian Data Data merupakan “fakta atau keterangan yang belum mempunyai arti atau
nilai, serta data dapat dijadikan kajian analisis atau kesimpulan”. Data biasanya terdiri dari beberapa elemen data (data item). Elemen data adalah unit terkecil dari data yang ada artinya bagi pengguna(user).
II-6
2.3.1
Database Management System (DBMS) Manajemen Sistem Basis Data (Database Manajemen System/DBMS)
adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar. DBMS dapat menjadi alternatif penggunaan secara khusus untuk aplikasi, semisal penyimpanan data dalam file dan menulis kode aplikasi yang spesifik untuk pengaturannya.
Penggunaan DMBS untuk suatu aplikasi tergantung pada kemapuan dan dukungan DBMS yang beroperasi secara efisien. Sehingga agar bisa menggunakan DBMS dengan baik, perlu diketahui cara kerja dari DBMS tersebut. Pendekatan yang dilakukan untuk menggunakan DBMS secara baik meliputi implentasi DMBS dan arsitektur secara mendetail untuk dapat memahami desain dari suatu basis data. [4]
2.3.2 Structured Query Language (SQL) SQL adalah bahasa standard yang digunakan untuk mengakses database server. Ada empat macam sintaks utama yang dimiliki oleh bahasa SQL yang paling sering digunakan untuk memanipulasi database, yaitu: a. Select Perintah select digunakan untuk memilih data-data yang diperlukan dari sebuah database ke dalam sebuah database sementara. b. Insert Perintah insert digunakan untuk menyisipkan data baru ke dalam sebuah tabel database. c. Delete Perintah delete digunakan untuk menghapus record pada sebuah table. d. Update Perintah update digunakan untuk memodifikasi atau memperbaharui nilai-nilai record pada sebuah table.[4]
II-7
2.4 Unified Modeling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada perangkat keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. [6] UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram perangkat lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk – bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (ObjectOriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). Dimulai pada bulan Oktober 1994 Booch, Rumbaugh dan Jacobson, yang merupakan tiga tokoh yang boleh dikata metodologinya banyak digunakan mempelopori usaha untuk penyatuan metodologi pendesainan berorientasi objek. Pada tahun 1995 direlease draft pertama dari UML (versi 0.8).Sejak tahun 1996 pengembangan tersebut dikoordinasikan oleh Object Management Group (OMG – http://www.omg.org). Tahun 1997 UML versi 1.1 muncul, dan saat ini versi terbaru adalah versi 1.5 yang dirilis bulan Maret 2003.Booch, Rumbaugh dan Jacobson menyusun tiga buku serial tentang UML pada tahun 1999. Sejak saat itulah UML telah menjelma menjadi standar bahasa pemodelan untuk aplikasi berorientasi objek.
2.4.1 Konsepsi dasar UML Dari berbagai penjelasan rumit yang terdapat di dokumen dan buku-buku UML. Sebenarnya konsepsi dasar UML bisa kita rangkumkan dalam gambar dibawah:
II-8
Tabel 2.1 Konsepsi dasar UML Major Area
Views
Structural
Use CaseView
Diagrams Use Diagram
Main Concepts
Case use case, actor, association, extend, Include, use case generalization
Dynamic
Interaction
Sequence
interaction, object, message,
View
Diagram
activation
Model
Model
Class
package, subsystem, model
Management
Management
Diagram
View
seperti juga tercantum pada gambar diatas UML mendefinisikan diagramdiagram sebagai berikut:
use case diagram
sequence diagram
class diagram
2.4.2 Use Case Diagram Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsifungsi itu. Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimple mungkin dan dapat dipahami apa yang disebut aktor dan use case. 1. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sisitem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
II-9
2. Use case merupakan fungsional yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
2.4.3 Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan disekitar (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa massage yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek – objek yang terkait ). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa ynga men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.
2.4.4 Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/ properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok : 1.
Nama
2.
Atribut
3.
Metoda Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :
1.
Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.
2.
Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anakanak yang mewarisinya.
3.
Public, dapat dipanggil oleh siapa saja. Hubungan Antar Class.
II-10
1.
Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class.
2.
Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas..”).
3.
Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan dari class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.
4.
Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian. [6]