BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Terkait Sistem Informasi Sistem Informasi Untuk menghasilkan informasi yang berkualitas maka dibuatlah sistem informasi. Sistem informasi di definisikan oleh Robert A. Laitch dan K.Roscoe Bavis sebagai berikut : Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Difinisi umum sistem informasi adalah : Sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. (Robert A. Leitch k. Roscoe Davis, Accounting Informations Systems : 11).
2.2 Pemanfaatan Sistem Informasi Dalam Monitoring Stok di Apotek 2.2.1 Pengertian Monitoring Produk Pada Apotek Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan, monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang kita berikan. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan Pengendalian dan Evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula. Tujuan Monitoring untuk mengamati atau mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasinya atau upaya pemecahannya. Dikutip dari (Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ). Apotek menurut UU no.1332 Menkes SK X 2002, yang menyatakan bahwa apotek adalah salah satu tempat dimana kegiatan kefarmasian dan penyalur sediaan farmasi dan perbekalan farmasi kepada masyarakat dilakukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No1027 MenKes SK IX 2004, apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dikutip dari (Menteri Kesehatan No1027 MenKes SK IX 2004 dan Peraturan Menteri No.1332 Menkes SK X 2002).
2.2.2 Pengertian Persediaan Produk atau Barang Pada Apotek Persediaan pada umumnya merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual yaitu jika perusahaan itu berbentuk perusahaan dagang, jika perusahaan berbentuk manufaktur maka persediaan digunakan untuk menghasilkan barang untuk dijual. Adapun pengertian persediaan menurut beberapa ahli yaitu : Menurut Fess (2008:398) Persediaan digunakan untuk mengindikasikan : 1. Barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan. 2. Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Menurut Stice (2009:571) adalah : Persediaan ditunjukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka persediaan ditujukan untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
barang dalam proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi. Hal serupa diungkapkan Horngren dan Harrison (2007:244), Persediaan (inventory) adalah barang dagang yang disimpan oleh perusahaan untuk dijual kepada pelanggan. Hal yang sama diungkapkan Kieso (2008:402): Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau untuk diproduksi dan selanjutnya dijual kembali yang merupakan aktiva bagi perusahaan. 2.2.3 Jenis-jenis Persediaan Baridwan (2011:150) mengemukakan bahwa ada 4 hal yang merupakan jenis-jenis persediaan yaitu sebagai berikut : Dalam perusahaan dagang, barang yang di beli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang dagang. Untuk perusahaan industri persediaan yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, yaitu : a. Bahan baku penolong Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya. Misalnya dalam perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu, rotan, besi siku, bahan penolong adalah paku, dempul. b. Supplies Pabrik Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih mesin. c. Barang dalam proses
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses). Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut. d. Produk selesai Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya. 2.2.4 Metode Pencatatan Persediaan Ada dua macam metode pencatatan persediaan menurut Baridwan (2011:150) yaitu : 1. Metode Persediaan Buku (perpetual) Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjulan, dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo rekening persediaan. Jurnal : - Saat pembelian Persediaan barang dagang xxx Kas hutang xxx - Saat penjualan Kas piutang xxx Penjualan xxx Harga pokok penjualan xxx Persediaan barang dagang xxx 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2. Metode Persediaan Fisik (Periodik) Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Perhitungan harga pokok penjualan dapat diilustrasikan sebagai berikut : Persediaan Awal Rp xxx Pembelian Rp xxx + Barang tersedia untuk dijual Rp xxx Persediaan akhir Rp xxx – Harga Pokok Penjualan Awal Rp xxx Biaya Persediaan Rp xxx + Harga Pokok Penjualan Yang Dilaporkan Rp xxx Jurnal : - Saat pembelian Pembelian xxx Kas utang dagang xxx - Saat penjualan Kas piutang dagang xxx Penjualan xxx
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.2.5
Biaya-biaya yang Harus Dimasukkan Dalam Persediaan
Untuk menentukan harga perolehan terdapat biaya-biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan. Biaya persediaan langsung maupun Biaya persediaan tidak langsung itulah yang masuk dari biaya persediaan dari seluruh pengeluaran. Ada Tiga macam jenis biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan menurut Kieso (2008:412), yaitu : 1. Biaya Produk Biaya produk (product cost) adalah biaya-biaya yang melekat pada persediaan dan dicatat dalam akun persediaan. Biaya-biaya ini yang berhubungan langsung dengan transfer barang ke lokasi bisnis pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap untuk dijual. Beban seperti itu mencakup ongkos pengangkutan barang yang dibeli, biaya pembelian langsung lainnya, dan biaya tenaga kerja serta produksi lainnya yang dikeluarkan dalam memproses barang ketika dijual. 2. Biaya periode Biaya periode (period cost) merupakan biaya-biaya yang terkait secara tidak langsung dengan akuisisi atau produksi barang. Biaya-biaya periode seperti beban penjualan (selling expense) dan, dalam kondisi yang biasa, beban umum serta administrasi (general andadministrative expense) tidak dianggap sebagai bagian dari biaya persediaan. 3. Retur dan potongan pembelian Penyesuaian terhadap biaya faktur dibuat ketika barang dagangan rusak atau memiliki kualitas yang lebih rendah dari pada yang dipesan. Kadang-kadang barang dagangan secara fisik dikembalikan kepada pemasok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.2.6
Metode Penilaian Persediaan
Pencatatan nilai persediaan barang yang dikeluarkan menentukan harga pokok penjualan dan persediaan akhir. Menurut Baridwan (2011 : 158-175), untuk menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan terdapat sepuluh cara yaitu : 1. Identifikasi Khusus Metode identifikasi khusus didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Untuk itu perlu disiapkan tiap-tiap jenis barang berdasarkan harga pokoknya dan untuk masing-masing kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri, sehingga masing-masing harga pokok dapat diketahui. Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok harga pokok barang-barang yang dijual dan sisanya merupakan persediaan akhir. 2. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok yang paling dahulu, disusul yang masuk berikutnya. Persediaan akhir dibebani harga pokok terakhir. 3. Rata-rata Tertimbang (Weighted Average) Dalam metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok ratarata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. 4. Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) Barang-barang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir disusul yang masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
5. Persediaan Besi atau Minuman Dalam metode ini dipakai anggapan bahwa perusahaan memerlukan suatu jumlah persediaan minimum (besi) untuk menjaga kontunuitas usahanya. Persediaan minimum (besi) ini dianggap sebagai suatu elemen yang selalu tetap, sehingga dinilai dengan harga pokok yang tetap. Harga pokok untuk persediaan minimum (besi) biasanya diambil dari pengalaman yang lalu dimana harga pokok itu nilainya rendah. Pada akhir periode jumlah barang yang ada digudang dihitung. Jumlah persediaan besi dinilai dengan harga pokok yang tetap sedangkan selisih antara jumlah barang yang ada dengan persediaan besi dinilai dengan harga pada saat tersebut (bisa dengan metode MTKP, rata-rata tertimbang atau metode lainnya). 6. Biaya Standar (Standard Cost) Dalam perusahaan manufaktur yang memakai sistem biaya standar, persediaan barang dinilai dengan biaya standar, yaitu biaya-biaya yang seharusnya terjadi. Biaya standar ini ditentukan dimuka, yaitu sebelum proses produksi dimulai, untuk bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung. Apabila terdapat perbedaan antara biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya standarnya, perbedaan-perbedaan itu akan dicatat sebagai selisih. Karena persediaan barang dinilai dengan biaya standar maka dalam harga pokok penjualan tidak temasuk kerugiankerugian yang timbul karena pemborosan-pemborosan dan hal-hal yang tidak biasa. Biaya standar yang ditetapkan akan terus digunakan apabila tidak ada perubahan harga maupun metode produksi. Apabila ternyata ada perubahan maka biaya standar harus direvisi dan disesuaikan dengan keadaan yang baru. 7. Biaya Rata-rata sederhana (Simple Average) Harga pokok persediaan dalam metode ini ditentukan dengan menghitung rata-ratanya tanpa memperhatikan jumlah barangnya. Apabila jumlah barang yang dibeli berbeda-beda maka metode ini tidak menghasilkan harga pokok yang dapat mewakili seluruh persediaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
8. Harga Beli Terakhir (Latest Purchase Price) Dalam hal ini persediaan barang yang ada pada akhir periode dinilai dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa mempertimbangkan apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah yang dibeli terakhir. 9. Metode Nilai Jual Relatif Metode ini dipakai untuk mengalokasikan biaya bersama (joint costs) kepada masing-masing produk yang dihasilkan atau dibeli. Masalah alokasi ini dapat timbul dalam usaha dagang maupun perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan dagang apabila dibeli beberapa barang yang harganya menjadi satu, timbul masalah berapakah harga pokok masingmasing barang tersebut. Pembagian biaya bersama ini dilakukan berdasarkan nilai penjualan relatif dari masing-masing barang tersebut. 10. Metode Biaya Variabel (Direct Costing) Dalam metode ini harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan hanya dibebani dengan biaya produksi yang variabel yaitu bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung variabel. Biaya produksi tidak langsung yang tetap akan dibebankan Sebagai biaya dalam periode yang bersangkutan dan tidak ditunda dalam persediaan. Metode ini berguna bagi pimpinan perusahaan untuk merencanakan dan mengawasi biaya-biayanya. Agar metode ini dapat digunakan rekeningrekening biaya harus dipisahkan menjadi biaya variabel dan tetap. Karena yang dimasukan dalam perhitungan harga pokok produksi hanya biayabiaya yang variabel, metode ini tidak diterima sebagai prinsif akuntansi yang lazim. Oleh karena itu jika digunakan metode biaya variabel maka pada akhir periode harus diadakan penyesuaian terhadap persediaan dan harga pokok penjualan. Dalam situasi tertentu persediaan tidak dinilai menurut harga perolehan yang sesungguhnya, melainkan dengan harga yang ditaksir. Kebutuhan untuk menaksir persedian umumnya timbul dalam perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
yang menggunakan sistem pencatatan fisik, karena tidak tersedia catatan persediaan yang terinci. Ada tiga macam metode Menurut Kartikahadi (2012:335) tentang Penilaian persediaan dan harga pokok penjualan berdasarkan biaya pembelian yaitu: 1. Identifikasi khusus (Specific Indentification) Metode
identifikasi
khusus
lazimnya
diaplikasikan
untuk
perdagangan atau perusahaan dagang yang khusus atau unik dan lazimnya bernilai tinggi. Misalnya barang antik, gaun pengantin yang dirancang khusus, bangunan rumah, kapling tanah menurut lokasi dan ukuran, dan lain-lain. 2. Rata-rata (Average) Dalam metode rata-rata atau metode rata-rata tertimbang (weighted average) biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata per unit. Apabila perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, maka biaya rata-rata per unit hanya akan dihitung di akhir periode saja. Sedangkan dalam metode pencatatan perpetual, setiap kali dilakukan pembelian maka akan dihitung biaya rata-rata per unit yang baru. Untuk metode pencatatan perpetual arus biaya rata-rata dikenal dengan nama metode biaya rata-rata bergerak (moving average method). 3. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out-FIFO) Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama terjual. Keunggulan metode ini terletak pada nilai persediaan yang dilaporkan di laporan keuangan (neraca). Karena barang yang dibeli pertama diasumsikan dijual pertama kali dan barang yang dilaporkan sebagai persediaan di neraca mencerminkan harga perolehan yang terakhir sehingga dalam keadaan perputaran persediaan normal, nilai persediaan di neraca mendekati nilai sekarang dari persediaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Penggunaan metode penilaian persediaan dalam menentukan harga pokok penjualan tergantung pada kebijakan perusahaan dalam pengambilan keputusan. Masing-masing metode penilaian yang telah diuraikan di atas, akan menghasilkan nilai harga pokok penjualan dan persediaan akhir yang berbeda. Jadi, penggunaan metode penilaian persediaan tersebut akan berpengaruh langsung pada laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi dan neraca. Dalam standar akuntansi keuangan, metode penilaian masuk terakhir, keluar pertama (last-in, first-out –LIFO) tidak diperkenankan lagi dipakai. Oleh karena itu, dalam laporan ini tidak akan membahas mengenai metode masuk terakhir, keluar pertama (last-in, first-out – LIFO). 2.3
UML Menurut Alan Dennis (2012), “UML is a standard set of
diagramming techniques that provide a graphical representation rich enough to model any systems development project, from analysis through implementation”. Jadi, UML merupakan suatu set standar teknik yang menyediakan representasi grafis yang cukup kaya untuk model setiap proyek pengembangan sistem, dari analisis melalui implementasi diagram. UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain : a.
Merancang perangkat lunak.
b.
Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
c.
Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
d.
Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.3.1
Use Case Diagram Use case diagram ini bersifat statis dan merupakan
penggambaran yang sederhana dari pengoperasian fungsi sistem yang dilakukan oleh user yang berbeda kemudian saling berinteraksi. Berikut notasi yang ada dalam use case diagram. Tabel 2.1 Notasi dalam Use Case Diagram [Alan Dennis, 2012] Nama
Notasi
Deskripsi Orang pengguna sistem
Actor
atau sistem
berisi kata kerja atau Usecase
kata benda menjelaskan fungsi dari sistem Batas antara sistem dan pengguna
Subject Boundary
berisi
sistem
nama
dan
subjek
sistem di dalam ataupun diatas Association Relationship
actor
Menghubungkan
dengan use case yang saling berinteraksi Relasi
use
case
tambahan kesebuah use Include Relationship
case
dimana
usecase
yang ditambahkanmemerlukan use
case
iniuntuk
menjalankan fungsinya. Extend Relationship
Menspesifikasikan bahwa use
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
case
target
memperluasperilaku dari use
case
sumberpada
suatu
titik
yangdiberikan. Pengkhususan untuk satu Generalization Relationship
use case
yang dapat
mewarisi fungsinya ke use
case
turunannya
yang diwarisi
Gambar 2.1 Contoh Use Case Diagram (Alan Dennis, 2012)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2.3.2 Activity Diagram Activity diagram ini bersifat dinamis. Diagram ini merupakan tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya pada suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi pada suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek (Prastuti Sulistyorini. 2009: 24). Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram (Alan Dennis.2012: 184).
Nama
Action node
Notasi
Deskripsi
Tindakan
adalh
atom,
yaitu,
mereka tidak bisa Dipecah lebih lanjut
Activity node
Kegiatan bisa dipecah lebih lanjut
Initial node
Mulai pelaksanaan dari suatu kegiatan
Akhir semua pelaksanaa jalur Activity final node
kegiatan Akhir dari SATU pelaksanaan
Flow final node
jalan kegiatan Pemisahan satu jalur ekekusi ke
Decision node
dua atau lebih jalur eksekusi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
alternatif Penggabungan dua atau lebih Merge node
jalur eksekusi alternatif ke satu jalur eksekusi Pemisahan satu jalur eksekusi ke
Parallelization
dua atau lebih jalur eksekusi
node
bersamaan Penggabungan dari dua atau lebih
Synchronization
bersamaan
node
Jalur eksekusi ke satu jalur eksekusi Berisi
Object node
data dan objek
dibuat, diubah, dan dibaca
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang
23
Gambar 2.2 Contoh Activity Diagram (Dennis.2012:185). 2.3.3
Sequence Diagram (Diagram Urutan) Sequence diagram merupakan suatu diagram interaksi yang
menggambarkan
objek-objek
berpartisipasi
dalam
bagian
interaksi
(particular interaction) dan pesan yang ditukar dalam urutan waktu. Tabel 2.3 Notasi dalam Sequemce diagram [Alan Dennis, 2012] Nama Lifeline
Notasi
Deskripsi mengindikasikan sebuah
object
keberadaan dalam
basis
waktu. Notasi untuk Lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah object
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Lanjutan Tabel 2.3
Notasi dalam Sequence diagram (Alan Dennis, 2012)
Actoror
menggambarkan
actor
yang
terlibat
Object
Berpartisipasi dalam sequence dengan mengirim dan / atau menerima pesan.
Execution
menggambarkan
Occurrence
antara object dengan message
Message
(call)
hubungan
menggambarkan alur message
and
yang merupakan kejadian dari
Message (return)
objek pengirim lifeline ke objek penerima lifeline Menggambarkan
alur
pengembalian message ke objek pemanggil dan tanda bahwa objek
penerima
menyelesaikan prosesnya. Guard
Mewakili sebuah tes yang
Condition
harus dipenuhi untuk pesan yang dikirim
Object
X ditempatkan pada akhir
Destruction
lifeline suatu objek untuk menunjukkan akan keluareksistensi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
telah
25
Frame
Menunjukkan konteks diagram sequence
Gambar 2.3 Contoh Sequence diagram (Alan Dennis, 2012) 2.3.4
Class Diagram Class diagram menunjukkan kelas dan hubungan antara kelas yang
tetap konstan dalam sistem, dari waktu ke waktu. Tabel 2.4 Notasi dalam Class diagram [Alan Dennis, 2012] Nama Class
Notasi
Deskripsi Deskripsi
struktur
dari
perilaku dari satu set objek Attribute
mendefinisikan property atau atribut class.
Operation
Menjelaskan tindakan atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
aksi dari fungsi yang dapat dijalankan. Lanjutan Tabel 2.4 Association
Notasi dalam Class diagram [Alan Dennis, 2012] Relasi antar kelas Garis
ini
bisa
melambangkan
tipe-tipe
relasi
dan
juga
menampilkan
dapat hukum-
hukum multiplisitas pada sebuah
relatsi.(Contoh:
One-to-one, one-to-many, many-to-many) Strong aggregation Composition
Eksistensi =
bergantung
pada bagian – seluruh hubungan
(A
adalah
bagian dari B, jika B dihapus,
keterkaitan
dengan A juga terhapus) Shared
Bagian
aggregation
hubungan
–
Seluruh
(A adalah bagian dari B; jika B dihapus, keterkaitan dengan
A
tidak
perlu
dihapus) Generalization
Hubungan
warisan
mewarisi dari B)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(A
27
Gambar 2.4 Contoh Class diagram (Alan Dennis, 2012) 2.3.5
MySQL Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97), berpendapat bahwa
“MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Database Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”. Menurut Budi Raharjo (2011:21), berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
2.3.6 Notepad ++ Notepad++ adalah sebuah text editor yang sangat berguna bagi setiap orang dan khususnya bagi para developer dalam membuat program. Notepad++ menggunakan komponen Scintilla untuk dapat menampilkan dan menyuntingan teks dan berkas kode sumber berbagai bahasa pemrograman yang berjalan diatas sistem operasi Microsoft Windows. Selain
manfaat
dan
kemampuannya
menangani
banyak
bahasa
pemrograman, Notepad ++ juga dilisensikan sebagai perangkat free. Jadi, setiap orang yang menggunakannya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli aplikasi ini karena sourceforge.net sebagai layanan yang memfasilitasi Notepad ++ membebaskannya untuk digunakan. Beberbapa daftar bahasa program yang didukung oleh Notepad++ adalah C, C++, Java, C#, XML, HTML, PHP, Javascript.
2.4
Rekayasa Perangkat Lunak
2.4.1
Metode Waterfall Menurut Alan Dennis 2012, Waterfall adalah model original struktur
sebuah metodologi yang mengansumsikan bahwa anda telah menyelesaikan setiap langkah lengkap dan menyeluruh sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Gambar 2.5 Model Waterfall (Alan Dennis, 2012) Dengan metodologi berbasis pengembangan air terjun, para analis dan pengguna melanjutkan secara berurutan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Ada banyak perdebatan yang harus didahulukan, prosesatau data, karena keduanya penting untuk sistem. Akibatnya, beberapa berbeda terstruktur metodologi desain telah berevolusi yang mengikuti langkah-langkah dasar dari model air terjun tetapi menggunakan pendekatan pemodelan yang berbeda pada waktu yang berbeda. Model Waterfall dapat bekerja cukup baik jika semua asumsi berikut dipenuhi : a)
Persyaratan diketahui dengan tepat terlebih dahulu.
b) Persyaratan termasuk item resiko tinggi yang belum terselesaikan. c)
Persyaratan tidak akan diubah banyak selama pengembabngan.
d) Tim memiliki pengalaman sebelumnya dengan proyek serupa jadi mereka tahu apa yang terlibat dalam membuat aplikasi apa. e)
Terdapat waktu yang cukup untuk melakukan semuanya secara bertahap. Anda dapat menambahkan langkah tambahan atau membagi langkah
untuk memberikan detail lebih jika Anda suka. Misalnya, Anda bisa memecahkan langkah verifikasi kedalam pengujian dan validasi, atau Anda dapat memecahkan desain kedalam desain tingkat tinggi dan desain tingkat rendah. Anda juga bisa menguraikan langkah. Misalnya Anda dapat memecahkan desain kedalam desain antarmuka pengguna, desain level tinggi, desain level rendah, dan kemungkinan langkah lainnya. Beberapa pengembang menggunakan model waterfall murni hari ini, tapi beberapa variasinya cukup berguna. 2.5
Pengujian Perangkat Lunak
2.5.1
Metode White Box White Box secara umum merupakan jenis testing yang lebih
berkonsentrasi terhadap „isi‟ dari perangkat lunak itu sendiri. Dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
pengujian white-box, anda bisa tahu bagaimana sebuah metode bekerja. Anda kemudian menggunakan pengetahuan lebih untuk merancang sebuah tes untuk mencoba membuat sebuah metode rusak. Pengujian white-box memiliki keuntungan bahwa anda tau bagaimana sebuah metode bekerja, jadi anda bisa mencoba untuk memilih kasus pengujian yang sulit (Rod stephend, 2015:188). 2.5.2
Metode Black Box Black Box testing merupakan tipe testing yang memperlakukan
perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat unak seperti Slayaknya sebuah „kotak hitam‟ yang tidak penting di lihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di dibagian luarnya. Dalam pengujian black-box, anda berpuara-pura bahwa metode ini adalah black-box yang anda tidak dapat melihat kedalam. Anda tahu apa yang seharusnya dilakukan, tapi anda tidak tahu bagaimana ini bekerja. Anda kemudian mencoba segala macam masukan untuk melihat apa yang akan dilakukannya. Anda dapat memulai pengujain black-box dengan mengirim sekelompok masukan acak. Ingat bahwa anda perlu untuk melakukan tes ini hanya beberapa kali, Tidak setiap kali program berjalan, jadi bisa menguji banyak nilai acak (Rod Stephend, 2015:187).
http://digilib.mercubuana.ac.id/