BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat mendefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang merupakan kombinasi dari orang-orang fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang di tunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi pengambil keputusan cerdik. Dengan kata lain, sistem informasi merupakan kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembutan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan. 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang saling bergantungan atau berinteraksi secara teratur dan membentuk satu kesatuan yang utuh menurut David I.C. dan William R.K dalam buku Yakub dan Hisbanarto (1). Sistem merupakan seperangkat unsurunsur yang terkait dalam suatu antar relasi diatara unsur-unsur yang terkait dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dan dengan lingkungannya menurut Ludwig Von Bertalanfly dalam buku Yakub dan Hisbanarto (2). Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling beruhubungan, berkumpulan bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu menurut Jerry Fitz Gerald dalam buku Yakub dan Hisbanarto (2). Yasin (260) menyatakan, bahwa sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem adalah suatu jaringan
7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Terdapat dua kelompok pendekatan didalam pendefinisian sistem, yaitu: 1. Pendekatan yang menekankan pada prosedur, mendefinisikan sistem sebagai sautu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. 2. Pendekatan yang menekan pda elemen atau komponen, mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. A. Karakteristik Sistem Yasin (261) meyatakan, bahwa suatu sistem memiliki karakteristik tertentu, yang menjelaskan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun yang termasuk ke dalam karakteristik sistem adalah sebagai berikut: 1. Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat memiliki sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Jika dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansina adalah subsistemnya. 2. Batasan Sistem (Boundary) Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) Lingkungan luar sistem yaitu apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan. Dengan demikian lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut. 4. Penghubung Sistem (Interface) Penghubung sistem (Interface) adalah media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari subsistem akan menjadi masukan untuk subsisem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan. 5. Masukan Sistem (Input) Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang di masukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalahenergi yang diproes untuk mendapatkan keluaran. 6. Keluaran Sistem (Output) Keluaran adalah asil energi yang diolah dan diklarifikasi menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain atau untuk subsisem. 7. Pengolah Sistem (Proces) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen. 8. Sasaran Sistem (Objective) Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
B. Klasifikasi Sistem Yasin (262) meyatakan, bahwa sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang daintaranya: 1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa gagasan atau konsep yang tidak tampak secara fisik, misalnya teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia dan lain sebagainya. 2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Machine System). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim. Sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine system karena menyangkut pengguna komputer yang berinteraksi dengan manusia. 3. Sistem Tertentu (Determination System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System) Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sistem komputer adalah contoh adri sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sistem tak tertentu adalah sistem yang bersifat probalistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probalistik. 4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) Sitem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.1.2 Pengertian Informasi George R. Terry dalam buku Yakub dan Hisbanarto menyatakan, bahwa informasi adalah data penting dan memberikan pengetahuan yang berguna, informasi merupakan pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan keterangan atau pengetahuan. Menurut Gordon B. Davis dalam buku Yakub da Hisbanarto (18) menyatakan, bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk atau arti penting bagi sipenerima serta mempunyai nilai nyata dan dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan saat ini atau yang akan datang. Informasi juga didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna atau berarti bagi penerimanya menggambarkan suatu kejadian menurut Jogiyanto dalam buku Yakub dan Hisbanarto (18). Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian serta merupakan suatu kesatuan yang nyata, dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. A. Siklus Informasi Sutabri (26) menyatakan, bahwa data yag diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut dengan siklus informasi atau disebut juga siklus pengolahan data. B. Kualitas Informasi Sutabri (33) menyatakan, bahwa kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu: 1. Akurat (Accurate) Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi mungkin banyak mengalami gagguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2. Tepat waktu (Timelines) Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilankeputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. 3. Relevan (Relevance) Informasi tersebut memiliki manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan pengguna informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta infrmasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencairan informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). C. Nilai Informasi Sutarman (14) menyatakan, bahwa nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu: 1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat. 2. Untuk mendapatkan pengalaman. 3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu 4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyediakan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang manajer dari membuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya. 5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, karena informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (Information Systems). Sistem informasi merupakan komponen dalam sebuah organisasi yang berubungan dengan proses penciptaan dan aliran informasi. Menurut Robert A. Leitch dalam buku Yakub dan Hisbanarto (33) menyatakan, bahwa sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi, serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data untuk mengumpulkan serta menyebarkan informasi dalam organisasi menurut O’brian, J.A dalam buku Yakub dan Hisbanarto (33). Sistem informasi merupakan suatu egiatan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu menurut Rainer, T.P dalam buku Yakub dan Hisbanarto (33). A. Azas-azas Sistem Informasi Yakub dan Hisbanarto (34) menyatakan, bahwa sistem informasi merupakan salah satu faktor pendukung layanan informasi agar memenuhi kepuasan atau kebutuhan pengguna, memberikan kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan informasi. Azas-azas berupa prinsip-prinsip yang menjiwai sistem informasi baik pengembangan, pemeliharaan, dan pengoperasian antara lain: 1. Azas pengelola, sistem informasi diselenggarkan apabila ada suatu unit kerja yang diberi tanggung jawab untuk mengelolanya. Tugas pengelola adalah melaksanakan koordinasi dalam pengembangan, pemeliharaan, pengoperasian, permintaan data, pengembangan teknik dalam rangka pendayagunaan informasi, serta bertanggung jawab atas semua kualitas data dan informasi yang dihasilkan. 2. Azas kepekaan, sistem informasi dapat berguna apabila memberi layanan sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan peremajaan (update) informasi agar sesuai dengan keadaan lapangan atau lingkungan. Mekanisme atau pelaksanaan yang harmonis antara sumber data dengan pusat penyimpanan data harus saling
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
menguntungkan. Informasi yang dihasilkan harus mempunyai beragam bentuk dan secara langsung mampu memberikan semacam “warning” kepada penerima informasi tentag adanya faktor-faktor yang perlu segera ditanggulangi. 3. Azas fleksibilitas, sistem informasi dituntut memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap seluruh unit kerja, sehingga sistem informasi harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. 4. Azas kesederhanaan, sistem informasi tersusun dari serangkaian perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur yang mudah dimengerti oleh seluruh unit kerja, serta dapat menghindari kesalah pahaman. 5. Azas saling percaya,sistem informasi dapat menumbuhkan kepercayaan antara unit kerja yang satu dengan lainnya. B. Klasifikasi Sistem Informasi Sutabri (2012:40) menyatakan, bahwa sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut, sebagai berikut: 1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional, dan level manajerial. 2. Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi, dan sistem informasi perhotelan. 3. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran, dan sistem informasi sumber daya manusia. C. Komponen Sistem Informasi Yakub dan Hisbanarto (34) menyatakan, bahwa sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen sistem informasi terdiri dari blok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block) dan blok basis data (database block). 1. Blok Masukan (Input Block) Blok masukan memiliki data yang masuk kedalam sistem informasi dan metodemetode untuk menangkap data yang dimasukkan. 2. Blok Model (Model Block) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu unuk meghasilkankeluaran yang diinginkan. 3. Blok Keluaran (Output Block) Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manjemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok Teknologi (Technology Block) Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Pada blok ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), da, perangkat keras (hardware). 5. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Managemen System).
2.2.
Pengertian Handling Muatan
Engkos Kosasih dan Hananto Soewedo (232) menyatakan, bahwa salah satu tugas pokok cabang dalam pengelolaan kapal di pelabuhan adalah handling muatan dalam hal keperluan bongkar dan muat barang di kapal. Dalam kegiatan bongkar dan muat barang di kapal salah satu pihak yang paling berperan adalah PBM (Stevedoring) dan juga harus didukung oleh Warehousing, EMKL dan lain-lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Untuk kegiatan bongkar muat ini pihak PBM (Stevedoring) membutuhkan informasi mengenai : 1. Kedatangan kapal, kade, gudang. 2. Manifest, stowage / bay plan. 3. Jumlah muatan / loading list. 4. Daftar muatan berbahaya, dan cara penanganan heavy/long cargo. Berbekal informasi di atas maka pihak stevedoring akan membuat rencana kerja untuk melayani kegiatan bongkar/muat sehingga apabila kapal tiba dapat segera dimulai kegiatan sesuai dengan rencana sebelumnya. 2.2.1 Kegiatan Bongkar (Discharging) Adapun Standard Operation Procedure mengenai pembongkaran kapal pada PT Smart Tbk sebagai berikut : a. Menerima dokumen kapal yang dibawa oleh pihak kapal dari peabuhan muat, melakukan pengecekan fisik kondisi segel di setiap kompartemen kapal meliputi mainhole palka dan jalur pipa cargo di kapal, apabila ada kerusakan, kekurangan atau ketidaksamaan no segel maka dibuatkan berita acara b. Melakukan pengambilan sample muatan di setiap palka sebelum dilakukan pembongkaran. c. Melakukan perhitungan tonase muatan bersama – sama dengan pihak kapal dan surveyor yang ditunjuk oleh pemerintah sebelum dilakukan kegiatan pembongkaran. d. Melakukan pengecekan jalur pipa yang akan digunakan untuk kegiatan pembongkaran baik dari dermaga sampai ke shoretank. e. Melakukan perhitungan muatan sebelum dan sesudah pada shoretank yang akan digunakan untuk penerimaan muatan dari kapal. f. Melakukan pengecekan pada compartement kapal meliputi palka kapal, jalur pipa kapal, serta kamar mesin dan segala compartement yang berhubungan dengan muatan setelah kegiatan pembongkaran selesai. g. Menerbitkan dokumen akhir pembongkaran setelah kegiatan pembongkaran telah selesai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.3.
Pengertian Kapal Barang ( Cargo Vessel)
Engkos Kosasih dan Hananto Soewedo (12) menyatakan, kapal barang (cargo vessel) sering juga disebut kapal konvensional. Berdasarkan jenis muatannya, kapal barang (cargo vessel) dapat dibedakan menjadi tujuh jenis berikut : 1) General Cargo Carrier, untuk mengangkut muatan umum (general cargo) yaitu muatan yang terdiri dari bermacam-macam barang dalam bentuk potongan maupun yang dibungkus, dalam peti, keranjang, dan lain-lain. Muatan tersebut dikapalkan oleh banyak pengirim (shipper) dan ditujukan kepada banyak penerima (consignee) di beberapa pelabuhan tujuan. Kapal ini biasanya dibangun dalam beberapa palka (holds, hatches) dan beberapa lantai geladak (decks) sehingga pengaturan tempat muatan dalam ruang kapal (compartement) menjadi mudah, tidak bertumpuk, dan tidak sulit dalam membongkarnya serta terhindar dari kerusakan karena kontaminasi oleh muatan lain. 2) Bulk Cargo Carrier, untuk mengangkut muatan curah dengan jumlah banyak dalam sekali jalan. Bentuk muatan biasanya berbutir-butir (grain cargo), seperti beras, gandum, biji besi, batu bara, dan sebagainya. Biasanya ruang kapal tidak dibagi dalam geladak-geladak. Hal ini berbeda dengan general cargo carrier yang dibagi dalam geladak-geladak sehingga muatan tidak ditumpuk dalam tier (susunan) yang menyebabkan kerusakan ditumpukan paling bawah. 3) Kapal Tanker, untuk mengangkut muatan cair. Karena muatan cair bisa bebas bergerak ke belakang/depan, kiri/kanan yang membahayakan stabilitas kapal, maka ruangan kapal dibagi dalam beberapa compartment vertikal yang terdiri dari tangkitangki dan sekat-sekat vertikal. Selain aman untuk stabilitas kekuatan tekanan juga dipecah-pecah menjadi kecil sehingga memerlukan banyak pipa dan perlengkapan pompa. Biasanya mesin dan bangunan kamar-kamar bridge/wheelhouse berada dibelakang sehingga dapat mencegah melebarnya kebakaran dan ruang muatan menjadi besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Dari kapal-kapal tanker ada yang ukuran besar, misalnya VLCC (Very Large Crude Carrier yang berukuran 160.000-300.000 DWT) dan ada juga ULCC (Ultra Large Cruse Carrier yang berkapasitas lebih dari 300.000 DWT). 4) Combination Carrier, kombinasi kapal tanker dan dry bulk, dengan tujuan bila return cargo tidak ada maka bisa dimuati dry bulk cargoes, misalnya : -
Kapal O/O (Ore or Oil)
-
Kapal OBO (Ore, Bulk or Oil). Untuk memenuhi ketentuan IMO tentang pencegahan polusi maka kapal tanker harus mempunyai double skin.
5) Offshore Supply Ship, untuk mengangkut bahan/peralatan, makanan, dan lain-lain untuk anjungan. Pengeboran minyak di tengah laut, juga termasuk melaksanakan tugas penundaan, pemdam kebakaran, dan sebagai sludge tank (membuang minyak bekas/kotor). 6) Special Designed Ship, kapal yang khusus dibangun untuk muatan tertentu, seperti daging, LNG, misalnya refrigerated cargo carrier, liquefied gas carrier, dan sebagainya. 7) Kapal Container atau kapal cellular container untuk mengangkut muatan general cargo yang dimasukkan ke dalam container atau muatan-muatan yang perlu dibekukan dalam reefer container. Container yang dimuat bisa ukuran 20 feet (Teu= twenty equivalent unit) dengan kapasitas ± 18 ton, atau ukuran 40 feet (Feu= Fourty equivalent unit) dengan kapasitas ± 27 ton muatan, bahkan sekarang sudah berkembang sampai ukuran 35, 45, 55 feet.
2.4. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Analisa sistem adalah sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. (Painem, Achmad Solichin. 2015:104) Adapun langkah-langkah dalam analisa sistem (system analysis) adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
a. Analisis Pendahuluan Dalam analisis pendahuluan ini dilakukan pengumpulan informasi untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai tampat yang akan kita analisa. Dari studi pendahuluan ini dapat diperoleh hasil pemahaman sistem secara awal, perkiraan biaya yang dibutuhkan, dan waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem tersebut. b. Studi Kelayakan Langkah berikutnya adalah mengadakan studi kelayakan (feasibility study). Manfaat dari studi ini adalah peningkatan pengambilan keputusan manajemen, manfaat dari segi ekonomis dan lain sebagainya. c. Mengidentifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Pemakai Mengidentifikasikan masalah dapat dilakukan dengan Mengidentifikasikan penyebab masalah yang merupakan sumber dari permasalahan yang harus diperbaiki. Pelaksanaan analisa sistem diancang oleh analis sistem dalam suatu dokumen tertulis yang disebut usulan pelaksanaan sistem. Maksud dihasilkannya dokumen tertulis tersebut adalah untuk mempertemukan pikiran pemakai informasi dengan analis sistem mengenai pekerjaan pengembangan sistem yang akan dilaksanakan oleh analis sistem untuk memenuhi kebutuhan pemakai informasi. d. Memahami Sistem Yang Ada Setelah diketahui sumber dan tempat permasalahannya, langkah selanjutnya adalah memahami
sistem
yang
ada
untuk mendapatkan
data
dan
menganalisis
permasalahannya. Memahami sistem yang ada dapat dilakukan dengan mengadakan penelitian untuk mendapatkan data tentang sistem yang ada. e. Menganalisis Hasil Penelitian Setelah penelitian dilakukan dan hasil penelitian dikumpulkan langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil penelitian tersebut. Menganalisis penelitian terdiri dari menganalisis kelemahan sistem yang lama dan menganalisis kebutuhan informasi pemakai. Menganalisis kelemahan sistem yang lama dimaksudkan untuk menemukan penyebab sistem lama yang tidak berfungsi dengan baik. Menganalis kebutuhan informasi pemakai perlu dilakukan untuk menghasilkan informasi yang relevan. Setelah tahap analisa sistem adalah tahap perancangan sistem (system design). Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
1. Memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai sistem secara logika. 2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun kepada pemrograman komputer dan ahli teknik lainnya. Dalam suatu perancangan sistem informasi terdiri dari rancangan komponen-komponen. Komponen-komponen ini dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user atau pemakai. Secara umum sebagai berikut : a. Perancangan Model Rancangan model dari sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk fisik dan model logika. Bagan alur sistem merupakan alat yang tepat untuk menggambarkan sistem fisik. Model logika dari sistem informasi lebih menjelaskan pada user, bagaimana nantinya fungsi-fungsi dari sistem informasi secara logika akan bekerja. Model logika akan digambarkan dengan menggunakan sequence diagram. b. Perancangan Keluaran Keluaran merupakan produk dari sistem informasi yang dapat dilihat.
Istilah
keluaran dapat terdiri dari berbagai jenis. Yang dimaksud keluaran dari rancangan sistem ini adalah keluaran yang berupa tampilan di media kertas atau layar komputer. c. Perancangan Masukan Alat masukan dapat dikategorikan ke dalam 2 golongan yaitu alat input langsung dan alat input tidak langsung. Alat input langsung berupa alat yang langsung dihubungkan ke central processing unit, sedang alat masukan tidak langsung adalah alat yang tidak langsung dihubungkan ke central processing unit. d. Perancangan Basis Data Basis data merupakan kumpulan dari data yang berhubungan satu dengan yang lainnya.
Data tersebut tersimpan di simpanan luar komputer dan dipergunakan
perangkat lunak (software) untuk menampilkannya.
2.5.
System Development Life Cycle (SDLC)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
System Development Life Cycle (SDLC) adalah proses menentukan bagaimana sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang dan membangun sistem tersebut. (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom, Roberta M. Roth. 2012:6) Mengenai SDLC Alan Dennis, Barbara Haley Wixom, Roberta M. Roth mengatakan bahwa membangun sistem informasi ini mirip dengan membangun rumah. Pemilik menggambarkan visi untuk rumah kepada pengembang. Ide ini berubah menjadi sketsa dan gambar yang ditampilkan kepada pemilik dan disempurnakan sampai pemilik setuju bahwa gambar menggambarkan apa yang dia inginkan. Satu set cetak biru rinci yang menyajikan lebih banyak informasi spesifikasi tentang rumah (misalnya: tata letak kamar, penempatan perlengkapan pipa dan outlet listrik, dan sebagainya). Akhirnya, rumah dibangun mengikuti cetak biru dan dalam perjalanannya sering terdapat perubahan yang dibuat oleh pemilik sampai rumah tersebut didirikan. 2.6.
Unified Modeling Language (UML)
Menurut Verdi Yasin (2012:194) UnifiedcModeling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standart untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat mode untuk semua jenis aplikasi piranti lunak , dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram. Namun kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan. Diagram yang sering digunakan adalah
Diagram Use case, Diagram Aktivitas (Activity Diagram), Diagram Sequence,
Diagram Class.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Diagram
Structure diagram
Component diagram
Class diagram
Behavior diagram
Object diagram
Use case diagram
Activity diagram
State machine diagram
Interfaction diagram Composite structure diagram
Deployment diagram
Package diagram Sequence digram
Interaction diagram
Communication diagram
Timing diagram
Gambar 2.1 Diagram-Diagram Pada UML (Verdi Yasin : 2012) 2.6.1. Use Case Diagram Menurut Verdi Yasin (2012:269) Use case diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user, dan sebagainya. Dalam use case diagram terdapat istilah seperti aktor, use case dan use case relationship, association , dan generalization yang akan dijelaskan dibawah ini : Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram (Verdi Yasin : 2012) Simbol Deskripsi Aktor : Seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan system yang sedang dikembangkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Use
case
:
Peringkat
tertinggi
dari
fungsionalitas yang dimiliki system.
Association : adalah relasi antara actor dan use case.
Generalisasi
:
untuk
memperlihatkan
struktur pewaris yang terjadi
a. Aktor Aktor mewakili siapapun atau siapa saja yang harus berinteraksi dengan sistem b. Use Case Use case model adalah dialog antara aktor dengan sistem yang menggambarkan fungsi yang diberikan oleh sistem. c. Use case relationship Use case relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara aktor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan antara aktor dan use case disebut dengan communicate association. d. Association/Directed association Asosiasi yaitu hubunga statis antara elemen. Umumnya menggambarkan elemen yang memilki atribut berupa elemen lain, atau elemen yang harus menegtahui eksistensi elemen lain. Tanda panah meunjukkan arah query antara elemen. e. Generalization/Pewarisan Pewarisan merupakan hierarkis antar elemen. Elemen dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan metode elemen asalanya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Lapor kerusakan
Buat SPK
Customer
Admin Input data customer
Isi form servis
Cek tekisi
Isi SPK
Pandu via telepon
Susun daftar permintaan service
Susun jadwal service Teknisi Pimpinan Cetak SPK acc
Buat laporan servis
Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram (Verdi Yasin : 2012) 2.6.2. Activity Diagram Menurut Verdi Yasin (2012:270) Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut : a. Activity Notasi menggambarkan pelaksanaan dari beberapa proses dalam aliran pekerjaan. b. Transition Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran kontrol dari acivity ke activity. c. Decision Notasi yang menandakan kontrol cabang aliran berdasarka decision point. d. Synchronization Bars
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (paralel). Tabel 2.2 Simbol-Simbol Activity Diagram (Verdi Yasin : 2012)
Simbol
Deskripsi Titik awal Titik akhir
Activity
Pilihan untuk pengambilan keputusan Fork ; Untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel
Rake; menunjukkan adanya dekomposisi
Tanda waktu
Tanda Penerima
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Aliran akhir (flow diagram)
2.6.3. Sequence Diagram Menurut Verdi yasin (2012:272) Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi system. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudah sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu dengan use case diagram. Sequence diagram berhubungan erat dengan use case diagram dimana 1 use case akan menjadi 1 sequence diagram. Menurut Indrajani (2015:52) ada beberapa notasi dalam sequence diagram diantaranya adalah sebagai berikut : a. Alternative (alt) : alt, memilih salah satu dari dua pilihan yang ada. Dan dari masingmasing pilihan tersebut memiliki sequence yang berbeda b. Option (opt) : option menunjukkan sebuah pilihan operasi tunggal yang hanya akan dijalankan jika batasan interaksi bernilai true. c. Looping (loop) : loop digunkaan untuk menunjukkan sebuah operasi yang diulang beberapa kali sampai batasan interaksi untuk loop tersebut tidak lagi bernilai true. Tabel 2.3 Simbol-Simbol Sequence Diagram (Verdi Yasin : 2012) Simbol
Nama Simbol Object Lifeline
Keterangan Menggambarkan objek apa saja yang terlibat
Actor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menggambarkan actor yang
27
terlibat
Activation
Menggambarkan
hubungan
antara objek dengan message
Message (Call)
Menggambarkan alur message yang merupakan kejadian dari objek pengirim lifeline ke objek penerima lifeline.
Message (Return)
Menggambarkan pengembalian
message
alur ke
objek pemanggil dan tanda bahwa objek penerima telah menyelesaikan prosesnya.
2.6.4. Class Diagram Menurut Verdi yasin (2012:198) class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keasaan (atribut/properti) suatu sistem, seklaigus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok: 1. Nama (dan stereotype)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
2. Atribut 3. Metoda Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut:
Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan
Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya
Public, dapat dipanggil oleh siapa saja Accountlteam + Notes: string + Order: OrderID + OrderBalance: Currency + OrderStatus : String
+ BetltemBalance() : Currency + GetOrderID() : OrderID
Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki
metoda.
Interface
tidak
dapat
langsung
diinstansikan,
tetapi
harus
diinmplementasikan dahulu mejadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time.
<
> IPerson + GetAddress() : Address + GetAge()
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
+ SetAge()
Order 0..* Date Status
Customer Name address
1 association Payment
calcTax calcTotal 1 calcToalWeigh
1..*
amount
Abstract class
role name
generalization
multiplicity
Iine item 1..* Credit number type expDate
Item
OrderDetail Check
Cash
name bankID
cashTende red
authorized
authorized
quantity taxStatus
shippingWeight 0..* 1 description
calcSubTotal calcWeight
getPriceForQuantity getWeight
class name attributes
operations
navigability
Gambar 2.3 Contoh Class Diagram (Verdi Yasin : 2012) 2.7
Basis Data (Database) Data adalah fakta yang dapat direkam dan memiliki arti secara implisit. Sedangkan
kumpulan data yang memiliki hubungan secara implisit itu disebut Database. (Cahyono, 2006:10). Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003) dalam Simarmata & Paryudi (2006:1) menyatakan “basis data sebagai kumpulan data, umumnya mendeskripsikan aktivitas satu organisasi atau lebih yang berhubungan”. Dalam database juga dikenal istilah DBMS (Database Management Systems) yaitu sekumpulan program yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan memelihara suatu database. (Cahyono, 2006:10). Bisa juga dikatakan bahwa DBMS merupakan perangkat General Purpose Software System yang berfungsi untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
mewadahi proses-proses dalam database seperti pendefinisian, pembuatan, sharing, maupun manipulasi database. (Fitri Marisa:2015) 2.8
Balsamiq Mockups Balsamiq Mockups Balsamiq Mockups merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk
menggambar dalam format digital, sehingga Anda dapat mengubah dan mengatur ulang kontrol dengan mudah, dan hasil akhirnya adalah jauh lebih bersih. Dengan 75 kontrol prebuilt untuk memilih, Anda dapat merancang sesuatu dari kotak dialog super-sederhana untuk aplikasi penuh, dari sebuah situs web sederhana untuk sebuah Rich Internet Application. Balsamiq Mockup memungkinkan Anda menambahkan dan mengedit User Interface wireframes langsung dari Google Drive. Ilterasi secara realtime dengan stake holder Anda untuk pindah dari desain untuk pengembangan lebih cepat. Didirikan pada tahun 2008, Balsamiq adalah sebuah perusahaan kecil yang bertujuan membuat software sederhana. (Slamet Riyanto:2014)
Gambar 4.3 Tampilan aplikasi Balsamiq Mockup (Slamet Riyanto:2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/