BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Bowling Bowling berasal dari Bahasa Inggris yang bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Boling. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Boling adalah cabang olahraga yang berupa permainan dengan menggelindingkan bola khusus untuk merobohkan sejumlah gada (pin) yang berderet, dan kemudian dapat tertata kembali lagi secara otomatis. Bowling menurut dictionary.com, adalah ‘any of several games in which players standing at one end of an alley at standing objects or toward a mark at the other end, especially a game in which a heavy ball is rolled from one end of a wooden alley at wooden pins set up at the opposite end.’ (Satu dari beberapa permainan yang dimana pemainnya berdiri pada satu bagian ujung jalur menghadap beberapa objek yang berdiri di bagian ujung lainnya, khususnya sebuah permainan yang dimana bola yang cukup berat digelindingkan dari satu sisi diatas jalur kayu meunju pin kayu yang sudah disusun di ujung jalur lainnya) Berdasarkan arena permainan dan cara bermainnya, bowling dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: • Pin Bowling Permainan ini biasa diaminkan di dalam sebuah ruangan / indoor, serta memiliki arena berupa jalur dimana tempat bola digelindingkan. Biasanya jalur yang ada terbuat dari lapisan kayu alami ataupun sintetis. Jenis Pin Bowling sendiri mempunyai beberapa jenis lagi meliputi, Ten-Pin Bowling, Nine-Pin Bowling, Five-Pin Bowling, Duckpin Bowling, serta Candlepin Bowling. Secara umum permainan bowling jenis ini bertujuan untuk menjatuhkan pin- pin yang ada untuk mencetak angka / skor.
7
8
Gambar 2.1 Pin Bowling (Sumber: www.taringa.net)
• Target Bowling Berbeda dengan Pin Bowling, jenis bowling ini biasanya dimainkan di luar ruangan / outdoor. Permukaannya terbuat dari rumput alami, bebatuan, pasri, atau kerikil. Selain itu, target utama dari permainan jenis ini bukan untuk menjatuhkan pin dengan menggelindingkan bola, melainkan melempar bola khusus sedekat mungkin dengan target. Beberapa olaharaga yang merupakan cabang dari jenis bowling ini antara lain bowls, bocce, carpet bowls, pentaque, dan boules.
Gambar 2.2 Target Bowling (Sumber: rosamond.com.au)
2.1.2 Sejarah Bowling 2.1.2.1 Sejarah Bowling di Dunia Bowling mungkin merupakan salah satu bentuk rekreasi yang paling tua di dunia untuk saat ini. Sebuah versi tua dari bola dan pin yang menyerupai permainan
9
bowling saat ini, ditemukan di sebuah makam seorang anak di Mesir, yang berasal dari tahun 5200 SM. Lebih lagi, manusia pada zaman batu juga menikmati kegiatan menggelindingkan batu ke batu lainnya. Kita juga tahu bahwa penduduk primitif Polinesia memainkan
permainan yang menyerupai bowling, dimana mereka
menggunakan pin dan bola yang terbuat dari batu yang kemudian di gelindingkan di atas jalur yang jaraknya serupa dengan lane bed pada masa kini. (Vesma Grinfelds dan Bonnie Hultstrand. Right Down Your Alley: The Complete Book of Bowling, Seventh Edition, 2011)
Gambar 2.3 Sejarah Bowling (Sumber: helpwithbowling.com)
Sejarahwan asal Jerman, William Pehle, mengemukakan bahwa bowling mulai muncul di negaranya sejak tahun 300 M. Ada banyak bukti yang menunjukan bahwa bowling menjadi budaya di Inggris pada tahun 1366, hal ini bisa dilihat ketika King Edward III melarang olahraga bowling untuk dimainkan untuk memastikan pasukan fokus dalam latihan memanah. Dan bisa dipastikan bahwa bowling juga populer pada masa pemerintahan King Hendry VIII. Saat ini, ada banyak variasi dari permainan yang menggunakan ‘pin’, dan juga permainan yang dimana bola dilemparkan pada objek selain ‘pin’. Hal ini menunjukan bahwa permainan ini telah berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Salah satu permainan yang paling aneh / berbeda ditemukan di Edinburgh. Pemain mengayun bola tanpa jari diantara kakinya dan melempar bola tersebut ke
10
pin yang ada. Masih ada banyak lagi vairiasi dari nine-pins di Eropa bagian Barat, seperti Bocce di Italia, Pentaque di Perancis, dan Lawn Bowling di Britania Raya. Tidak diragukan lagi, kaum pendatang dari Inggris, Belanda, dan Jerman membawa variasi permainan bowling mereka sendiri ke Amerika. Lokasi permanen pertama bowling center di Amerika ditujukan untuk Lawn Bowling, di Battery Area, New York. Permainan ini mempunyai kenaikan dan penurunan di Amerika. Hukum di negara bagian Connecticut pada tahun 1841 membuat bowling menjadi illegal, hal ini dikarenakan bowling dijadikan tempat ajang perjudian. Namun karena kepopuleran dari bowling itu sendiri, banyak pengusaha yang tetap membuat lane bowling di rumah mereka. Tidak diketahui secara pasti kapan permainan Ten-Pin Bowling berkembang, di awal tahun 1800 permainan ini menjadi hal yang umum di beberapa negara bagian seperti New York, Ohio, dan Illinois. Oleh sebab itu, hal detil seperti berat bola, dan ukuran pin berbeda berdasarkan wilayah. Namun semua berubah ketika pengusaha restoran Joe Thum, memanggil semua perwakilan dari beragam bowling club secara regional. Pada 9 September 1895, berlokasi di Beethoven Hall di New York, Konggres Bowling Amerika pertama berawal. Kemudian standardisasi bermula, dan kompetisi utama tingkat nasional diadakan. Sedangkan kaum wanita baru mulai bermain bowling pada pertengahan abad 19, konggres Bowling Amerika pertama hanya untuk pria. Pada tahun 1917, Konggres Bowling Internasional untuk wanita diadakan di St. Louis yang diprakarsai oleh Dennis Sweeney. Teknologi bowling berkembang pesat di saat bersamaan. Bola- bola bowling menjadi hal pokok dari permainan ini, dan terbuat dari kayu yang sangat keras. Namun, pada tahun 1905, bola karet pertama ‘Evertrue’ diperkenalkan. Dan pada tahun 1914 perusahaan Brunsiwck dengan sukses mempromosikan bola yang menggunakan material bernama ‘Mineralite’, dan memamerkan karet misterius dari bola tersebut. Kini semua telah terorganisir, dengan persetujuan standard, permainan ini berkembang dengan popularitasnya. Pada tahun 1951, terobosan teknologi lain ambil
11
bagian untuk perkembangan yang lebih besar. Perusahaan American Machine and Foundry (AMF) membeli hak paten dari perusahaan pembuat pinspotter otomatis, Gottfried Schmidt. Dan pada akhir 1952, produksi dari model pinspotter diperkenalkan, sehingga tidak lagi membutuhkan ‘pinboys’ (orang yang menyusun pin bowling secara manual). Setelah semua inovasi- inovasi ini muncul, media ‘merangkul’ olahraga bowling sekitar tahun 1950 dan NBC mengadakan ‘Bowling Championship’, yang menjadi kejuaran pertama yang ditayangkan di TV. Olahraga bowling terus berkembang karena semua perhatian media. Sejarah bowling masih terus berlanjut untuk ditulis. Teknologi terbaru telah meningkatkan kualitas bola bowling, electronic scorring, layar yang memperlihatkan arah dan kecepatan bola, dan banyak aspek lain dari permainan ini. Beragam tipe permainan dan strategi telah lahir dan sehingga mempunyai standard tersendiri. Banyak orang berkompetisi dalam sebuah liga dan ada juga yang hanya untuk mencari kesenangan, yang memang sudah menjadi dasar dari permainan olaharaga ini. Saat ini, olahraga bowling telah dinikmati oleh 95 juta orang di lebih dari 90 negara di seluruh dunia. Di bawah naungan Federation Nationale des Quilleurs (FIQ – Federasi Bowling Internasional), atlit bowling kelas dunia secara rutin berkompetisi dalam kejuaran Olimpiade dan kompetisi lain di seluruh dunia. (Sumber: helpwithbowling.com dan bowlingmuseum.com) 2.1.2.2 Sejarah Bowling di Indonesia Kemajuan teknologi membawa perubahan besar bagi seluruh negara di dunia, bermula dari Amerika menyebar ke benua Eropa dan sekitar pada tahun 1960 memasuki benua Asia. Dan mulai masuk ke Indonesia, terutama Jakarta bermula pada tahun 1970. Olahraga bowling pun mulai populer sejak tahun 1970 ini. Pada tahun 1983 mulai diperkenalkan istilah bowling dalam Bahasa Indonesia dengan nama Boling, yang merupakan singkatan dari bola gelinding. Nama ini di perkenalkan oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi, Achmad Thahir pada saat menjadi ketua panitia Kejuaran Boling Antar Klub Piala Presiden Soeharto.
12
Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, dibukalah sebuah bowling center pertama yang ada di Indonesia tepatnya di Jakarta pada bulan Agustus 1970. Berlokasi di hotel Kartika Plaza, bowling center ini mempunyai 16 jalur / lane dengan mesin buatan Brunswick. Dalam waktu singkat olahraga ini digemari oleh hampir seuluruh kalangan sperti pengusaha, pegawai, mahasiswa, dan bahkan ibu rumah tangga. Bowling yang awalnya dilakukan hanya untuk bersantai dan mengisi waktu luang, kemudian berubah menjadi sebuah ajang untuk mengadu kepintaran dalam bermain bowling. Hal ini mendorong munculnya perkumpulan olahraga bowling yang saling berkompetisi seperti, The Metropolitan Commercial, Berkat, Th. Cutter, Free Lance, Alexander, Amore Club, The Step, Aki Jenggot, Tjendana, dan Biangos. Dari berdirinya perkumpulan- perkumpulan ini menimbulkan keinginan lebih lagi untuk membuat sebuah wadah pengawas bowling dan dapat menyebarkan olahraga ini ke seluruh Indoesia. Maka atas prakarsa M.A. Suganda dari perkumpulan The Metropolitan Commercial, bersama M.Q. Amirudin mengundang semua klub untuk membicarakan pembentukan wadah. Dan pada tanggal 6 Oktober 1970, dibentuklah sebuah wadah organisasi yang diberi nama Persatuan Bowling Indonesia – PBI. Organisasi inilah yang mengatur standar, pengawasan, dan penyebaran bowling ke seluruh Indonesia. (Sumber: anggawardani94.wordpress.com) Setelah didirikannya bowling center di hotel Kartika Plaza, muncul bowling center lain, namun tidak semua masih dibuka hingga sekarang. Beberapa bowling center yang ada di Jakarta antara lain: • Jaya Ancol Bowling Center, Ancol • Bowling center di hotel Kartika Chandra (diganti dengan Planet Hollywood) • Bowling center di IRTI Monas (diubah menjadi taman kota) • Bowling center di Blok M • Pasaraya Bowling Alley, Pasaraya Grande • PIN Bowling Alley, Pondok Indah • Grand Bowling, Supermall Karawaci – Tangerang • Millenium Bowling Alley, Plaza Senayan
13
• Viva Bowling, Mall Kelapa Gading • Jakarta Bowling Center, Plaza Festival • Artha Gading Bowling Center, Mall Artha Gading • Spincity Bowling Alley, Ex Plaza Indonesia Kini bowling center semakin tersebar dan tidak hanya di Jakarta namun kota lain seperti Tangerang, Surabaya, dan Bandung. 2.1.3 Jenis Bowling Bowling secara umum dibagi dalam beberapa jenis. Hal yang membedakan dari setiap jenis bowling terletak pada bola bowling, bentuk pin, formasi pin, dan sistem skor. Tidak semua jenis permainan bowling ini dimainkan secara mendunia, beberapa hanya dimainkan di beberapa wilayah. Ten-pin bowling dan nine-pin bowling merupakan jenis permainan bowling yang paling banyak dimainkan diseluruh dunia.
Gambar 2.4 Jenis Pin (Sumber: duckpins.com)
2.1.3.1 Ten-Pin Bowling Ten-pin bowling adalah jenis bowling yang dimana pemain (bowler) menggelindingkan bola di atas sebuah jalur yang terbuat dari kayu atau bahan sintetis, dengan tujuan untuk mendapat poin / skor dengan menjatuhkan pin di ujung jalur. Sesuai dengan namanya, jenis bowling ini menggunakan 10 buah pin yang disusun membentuk piramid, dengan 1 pin berada di posisi paling luar. Di sebagian besar negara didunia lebih banyak menyebut permainan ini dengan nama bowling saja. Namun ada beberapa wilayah di Amerika menyebut jenis permainan ini dengan nama ‘big-ball bowling’, hal ini dikarenakan bola yang digunakan memang paling
14
besar jika dibandingkan dengan jenis permainan bowling lainnya. Ten-pin Bowling sendiri merupakan jenis olahraga bowling yang paling banyak dimainkan, terutama di Indonesia.
Gambar 2.5 Ten-Pin Bowling (Sumber: giantbomb.com)
Gambar 2.6 Susunan Pin Pada Ten-Pin Bowling (Sumber: en.wikipedia.com)
2.1.3.2 Nine-Pin Bowling Sesuai dengan namanya, pin yang digunakan dalam jenis permainan bowling ini berjumlah 9 buah. Jenis bowling ini lebih banyak dimainkan oleh negara- negara di dataran Eropa. Posisi peletakan pin berbentuk ‘diamond shape’ dengan tali yang tersambung dengan pin. Tali ini berfungsi untuk penyusunan kembali pin setelah jatuh. Seiring dengan perkembangan teknologi, peletekana kembali pin sudah menggunakan sistem otomatis. Hal yang membedakan dengan Ten-Pin Bowling adalah pada bentuk pin serta bola yang digunakan. Bola pada Nine-Pin Bowling berukuran lebih kecil dan tidak ada lubang untuk jari.
15
Gambar 2.7 Nine-Pin Bowling (Sumber: shutterstock.com)
Gambar 2.8 Susunan Pin Pada Nine-Pin Bowling (Sumber: en.wikipedia.com)
2.1.3.3 Five-Pin Bowling Jenis ini banyak dimainkan di negara asalnya, Kanada. Dari segi ukuran lajur yang digunakan pada jenis permainan ini 25% lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis Ten-Pin Bowling. Total pin yang digunakan berjumlah 5 buah dengan posisi peletakan pin membetuk huruf ‘V’. Berbeda dengan pin pada Ten-Pin dan Nine-Pin, pada Five-Pin terdapat lingkaran karet pada badan pin. Selain itu ukurannya pin jauh lebih kecil. Bola yang digunakan terbuat dari karet atau resin dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan pas di genggaman tangan.
16
Gambar 2.9 Five-Pin Bowling (Sumber: playdiumlanes.com)
2.1.3.4 Candlepin Bowling Merupakan variasi lain dari permainan bowling. Jenis permainan ini banyak dimainkan di wilayah Kanada dan beberapa negara bagian dari Amerika seperti New England, Maine, Massachusetts, New Hampshire, dan Vermont. Cara permainan dan jumlah pin yang digunakan sama dengan Ten-Pin Bowling, yang membedakan adalah bentuk bola dan pin yang digunakan. Bola untuk candlepin merupakan bola bowling paling kecil diantara jenis bowling bola lainnya dan pin yang digunakan pun berbentuk silinder dan tinggi, tidak seperti bentuk pin bowling pada umumnya.
Gambar 2.10 Candlepin Bowling (Sumber: en.wikipedia.com)
2.1.3.5 Duckpin Bowling Duckpin merupakan variasi lain dari Ten-Pin Bowling selain Candlepin. Jumlah pin yang digunakan adalah 10 buah, dengan bentuk pin triangular yang
17
pendek dan diameter yang lebih besar. Bola yang digunakan lebih kecil dari Ten-Pin Bowling, namun sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan Candlepin. Bolanya juga tidak memiliki lubang untuk jari. Jenis permainan bowling ini banyak di mainkan di beberapa negara bagian di Amerika dan Kanada. Pin yang digunakan pada kedua negara tersebut berbeda, Candlepin Kanada mempunyai lingkaran karet / kayu pada bagian badan pin, sedangkan Candlepin Amerika tidak ada. Dari segi ukuran tidak ada perbedaan diantara keduanya.
Gambar 2.11 American Duckpin (Sumber: yhgc12.wordpress.com)
Gambar 2.12 Canadian Duckpin (Sumber: 1stdibs.com)
2.1.4 Manfaat Bermain Bowling Dari banyak olahraga yang telah dibuat dan dimainkan oleh manusia, bowling adalah salah satu yang paling populer untuk dimainkan dan telah ada sejak lama. Di Amerika sendiri, ada lebih dari 50 juta orang yang bermain bowling. Ini membuktikan bahwa olahraga ini lebih populer dibandingkan olahraga lainnya. Football, baseball, dan basket sangat populer untuk disaksikan, nyatanya ketika kita
18
lulus dari perguruan tinggi kebanyakan dari kita tidak memainkan olahraga tersebut. Sedangkan bowling dimainkan oleh anak- anak hingga orang yang sudah tua. Bagian terpenting dari bowling adalah olahraga ini memberikan manfaat kesehatan bagi mereka yang secara teratur bermain bowling. Dari sekian banyak alasan akan kepopuleran bowling itu sendiri, olahraga ini merupakan olahraga yang fleksibel. Bowling mengajak pemain menggunakan metode sederhana dan ini merupakan salah satu alasan utama mengapa banyak orang dewasa dan juga anak- anak bisa bermain dan menikmati permainan ini. Bowling juga memperhitungkan bentuk yang baik dari relaksasi, dapat membantu anda dalam bersosialisasi, membantu menghilangkan stress, dan bekerja sebagai stimulus bagi jiwa kompetitif alamiah anda. Faktor utama yang berpengaruh dari kemudahan permainan ini adalah sangat mudahnya beradaptasi dengan permainan ini. Peraturan dari permainan ini sangatah mudah untuk dipahami dan dipelajari, dan sistem skor otomatis mengatur semua skor anda. Ada banyak orang di dunia ini yang sangat terpukau dengan olahraga ini dan menjadi bagian didalamnya. Mereka memulai bermain bukan karena mereka menyukai kompetisi yang ada tapi karena kesenangan yang mereka dapat dan membantu mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga. Bagi mereka yang ingin bermain serius, mereka dapat menghasilkan uang dalam perlombaan bowling yang ada. Jika anda menambahkan keuntungan ini, sudah ada banyak alasan bagi anda untuk mengambil bowling sebagai hobi anda. Kebanyakan orang berasumsi bahwa bowling hanya untuk bersenang- senang dan tidak ada hal lain yang menguntungkan, mengatakan bahwa ini bukan olahraga yang cukup untuk berlatih secara fisik. Namun orang- orang ini tidak menyadari kesehatan sesungguhnya dari bowling itu sendiri. Kesehatan yang didapat tidak hanya sekedar meningkatkan stamina anda atau mengeluarkan tenaga. Berikut adalah beberap manfaat kesehatan yang didapat: •
Satu
hal
yang
dilakukan
oleh
banyak
peboling,
dan
sangat
di
rekomendasikan, adalah pemanasan dan peregangan sebelum bermain. Sama seperti pemanasan pada umumnya, hal ini sangat baik untuk tubuh. Bahkan dengan melakukan kegiatan ini sekali dalam seminggu akan memberikan
19
manfaat kesehatan bagi anda. Kegiatan ini mencakup sendi- sendi dan otot anda. •
Bowling membantu anda meningkatkan kinerja otot. Hanya dengan jalan berkeliling Bowling Center, dan sepanjang jalur bowling (lane) dalam proses pelemparan bola, anda telah melakukan cukup latihan untuk otot di kaki anda. Latihan ini adalah hal yang sama seperti olahraga berjalan yang biasa dilakukan banyak orang, namun perbedaannya adalah anda membawa beban yang cukup berat. Hal ini dikarenakan selama bermain bowling, tangan anda menggenggam bola, sedangkan pada olahraga berjalan pada umunya anda tidak membawa apa- apa. Lebih lagi, ketika anda mengayunkan tangan anda untuk melempar bola bowling, peregangan terjadi dan memberikan cukup latihan untuk sendi dan otot lengan anda.
Gambar 2.12 Bowling Muscled Trained (Sumber: injuryfix.com)
•
Bowling membantu pembakaran lemak. Ketika anda meregangkan otot anda dengan setiap gerakan putaran dan ayunan yang anda lakukan selama bermain bowling dapat membatu anda mengurangi lemak di dalam tubuh anda. Namun hal ini bergantung pada seberapa berat dan seberapa besar usaha yang anda kerahkan. Satu game dalam permainan bowling dapat membakar 170 hingga 300 kalori.
•
Bowling dapat membantu anda untuk mendapat teman baru. Satu manfaat kesehatan terbaik yang permainan ini berikan adalah anda diajak untuk membuat pertemanan dengan orang lain dan juga meningkatkan hubungan pertemanan anda dengan dengan teman dan keluarga. Ada banyak psikolog yang mengatakan bahwa dengan membangun hubungan yang baik dengan
20
banyak orang dapat meningkatkan otot jantung anda dan memberikan umur panjang. Jika anda mengalami stress secara emosional, anda dapat memperpendek usia hidup anda sendiri dan dapat membahayakan tubuh anda. Oleh sebab itu, bertemanlah dan nikmati diri anda sepenuhnya.
Gambar 2.13 Bowling Friendship (Sumber: Google Images)
(Sumber: helpwithbowling.com) 2.1.5 Bowling Center Dalam Bahasa Inggris Bowling Center terdiri dari 2 suku kata, yaitu Bowling dan Center. Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Bowling artinya Boling (salah satu cabang olahraga yang dimana pemainnya menggelindingkan bola menuju target) dan Center berarti pusat. Jadi Bowling Center adalah tempat dimana cabang olahraga boling ini dimainkan. (Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia) Dengan kata lain Bowling center merupakan fasilitas yang digunakan untuk bermain bowling. Bowling center pada umumnya mempunyai minimal 2 lane dan 80 lane untuk bowling center yang lebih besar. Di sekitar Bowling lane sendiri terdapat beberapa area dengan fungsi yang berbeda, area tersebut meliputi: •
Bowler’s Area / Waiting Area Area ini merupakan area untuk para pemain bowling menunggu giliran untuk bermain. Biasanya di area ini terdapat tempat untuk duduk, rak untuk bola bowling, serta layar dan keyboard untuk memasukan nama pemain pada awal permainan.
21
Gambar 2.14 Bowler’s Area Dimmension (Sumber: Brunswick Planning Guide)
Gambar 2.15 Bowler’s Area (Sumber: abf-online.org)
•
Approach area Area ini adalah area dimana pemain melakukan persiapan sesaat sebelum melempar bola. Biasanya area ini memiliki finishing lantai yang sama dengan lanebed (jalur bola), serta terdapat garis pemisah bernama foul line yang tidak boleh dilewati oleh pemain. Terdapat ball return, yaitu mesin yang membawa kembali bola yang sudah digunakan sebelumnya secara otomatis.
Gambar 2.16 Approach Area Dimmension (Sumber: Brunswick Planning Guide)
22
Gambar 2.17 Approach Area (Sumber: blissmwr.com)
•
Lanebed Merupakan jalur dimana bola berjalan menuju pin. Ada beberapa bagian di sekitar lanebed ini, seperti foul line (garis pembatas antara approach area dengan lanebed) yang tidak boleh dilewati oleh pemain. Serta Gutters yang merupakan lengkungan yang berada di bagian kanan dan kiri dari lanebed.Untuk lebar sepasang bowling lane membutuhkan area minimun sebesar 3.51m, lebar ini tidak meliputi jalur untuk berjalan dan dinding.
Gambar 2.18 Lane Dimension (Sumber: Brunswick Planning Guide)
23
Gambar 2.19 Bowling Lane (Sumber: bestandworstever.blogspot.com)
•
Pinsetter Merupakan mesin yang mengatur dan menyusun kembali pin- pin yang sudah jatuh terkena bola. Area ini tidak terlihat dari depan area pemain, namun mesin ini memanjang ke bagian belakang. Terdapat pula area servis yang digunakan untuk maintenance mesin ini.
Gambar 2.20 Pinsetter Dimension (Sumber: Brunswick Planning Guide)
24
Gambar 2.21 Mesin Pinsetter (Sumber: Google Images)
Banyaknya area yang dibutuhkan oleh sebuah bowling center, maka diperlukan luasan ruang yang dapat menunjang semua fasilitas dasar dari bowling itu sendiri. Ketinggian lantai - ceiling juga memiliki standar sendiri, sebuah bowling center harus mempunyai ketinggian minimal 3.05m. Pada umumnya, bowling center memilki beberpa fasilitas penunjang yang berbeda- beda berdasarkan besaran area yang dimilki. Fasilitas penujang tersebut meliputi locker room, billiard, cafe, lounge, dll. Berdasarkan bangunannya, lane yang bowling berada di atas lantai, melewati beberapa lantai, atau di buat dengan kelompok lane yang menghadap satu arah dan grup lain menghadap arah lainnya. Lane bowling ditata berpasangan dengan mesin pengembail bola (ball return), konsol skor otomatis, dan tempat duduk pemain yang saling berbagi / bersamaan. Dalam sebuah turnamen, satu game akan dimainkan berpasangan dengan 2 lane dan pemain akan bergantian dengan pasangan lain setiap game. Lanebed (permukaan lane bowling) dibuat dari kayu atau phenolic. Lane kayu biasanya menggunakan kayu Maple untuk pindecks (tempat pin berdiri), tempat jatuhnya bola, sedangkan kayu Pinus digunakan pada area setelah jatuhnya bola. Dalam permainan ten-pins, pin yang ada terbuat dari kayu Maple yang dilapisi oleh Surlyn atau plastik kompsit. Untuk bola bowling yang kecil, semua pin kini dibuat dari plastik komposit. Pinsetter (pengatur pin) bervariasi berdasarkan permainan, namun mempunyai 2 pondasi, yaitu string dan free-fall.
25
Sebuah bowling center membutuhkan ruang yang cukup banyak. Sebuah lane memerlukan luasan sekitar 620 sqf. meliputi lane bed, gutters, pit end, pinsetter, ball returns, dan approach area. Ini tidak meliputi area duduk, ruang serbaguna, tempat belanja, kitchen, admin area, dan kebutuhan gedung lainnya. (Sumber: Brunswick Planning Guide) 2.1.6 Perlengkapan 2.1.6.1 Bola Bowling Pada umumnya, sebuah bowling center sudah menyediakan bola bowling yang bisa di gunakan oleh pengunjung. Namun, bagi seorang pemain bowling profesional, bola bowling merupakan senjata yang penting. Mereka harus mencari kriteria bola yang sesuai. Berikut adalah klasifikasi bola bowling berdasarkan jenis permainannya: •
Ten-Pin Bowling Pada tahun 1960, bola dengan material karet yang keras digunakan untuk
permainan bowling. Bola berbahan polyester menjadi pilihan selanjutnya pada tahun 1970. Saat ini, kebanyakan bola bowling yang disediakan oleh bowling center terbuat dari bahan polyester. Dan pada tahun 1980 bola berbahan urethane dikembangkan, yang kemudian dikembangkan lebih jauh menjadi reactive dan proactive urethane. Hal ini bukanlah proses yang mudah dalam pembuatan bola yang cocok untuk bermain bowling. Ada banyak persyaratan / regulasi yang dibutuhkan untuk dipatuhi.
Gambar 2.22 Bola Ten-Pin Bowling (Sumber: motherjones.com
26
1. Regulasi Pembuatan Bola Bowling o Sebuah bola bowling tidak boleh mempunyai celah / rongga di bagian dalamnya, tidak terbuat dari bahan logam dan sesuai dengan berat, ukuran, dan keseimbangan yang dibutuhkan. o Penggunaan partikel atau serpihan reflektif untuk tujuan dekoratif harus mendapat persetujuan dan material yang digunakan harus dibuat bersamaan dengan proses pembuatan bola di pabrik. Total berat material tidak boleh melebihi ½ oz setiap bola, agar tidak mengganggu keseimbangan bola. o Tingkat keras permukaan bola bowling tidak boleh kurang dari 72 Durometer.
Gambar 2.23 Bolwing Ball Core (Sumber: en.wikipedia.com)
2. Berat, Ukuran, dan Lubang Pada Bola Bowling o Permukaan bola harus rata tanpa ada gelombang dari pola dekoratif, kecuali pada lubang untuk jari dan penomoran untuk identifikasi ukuran lubang jari pada bola. o Diameter bola bowling harus sama o Lingkar bola bowling tidak boleh lebih dari 27 inch dan tidak boleh kurang dari 26.7 inch, dan beratnya tidak boleh lebih dari 16 lbs (tidak ada batasan minimum berat) o Berikut berat bola yang secara umum:
6 lb = 2.72 kg
7 lb = 3.18 kg
8 lb = 3.63 kg
9 lb = 4.08 kg
10 lb = 4.54 kg
12 lb = 5.44 kg
27
14 lb = 6.35 kg
16 lb = 7.26 kg
3. Persyaratan Lainnya o Benda yang bergerak tidak perbolehkan berada di dalam bola kecuali alat untuk mencegah jari terjepit pada lubang bola. o Penggunaan
material
logam
atau
bahan
sejenisnya
tidak
diperbolehkan. o Material asing tidak bisa digunakan pada permukaan bola. (Sumber: topendsports.com) •
Candlepin Bowling Syarat maksimum diameter dari bola Candlepin adalah 4 ½ inch (11cm),
dengan maksimum berat 1.1 kg, dan standar berat dari pin pada jenis permainan Candlepin sama dengan berat bola yang digunakan yaitu 1.1. oleh sebab itu jenis bowling ini merupakan jenis yang paling sulit dimainkan.
Gambar 2.24 Candlepin Ball (Sumber: freeimages.com) •
Duckpin Bowling Berat bola Duckpin berkisar antara 2 – 4 pounds ( 0.91 – 1.8 kg), dengan
diameter maksimum 5 inch (13 cm). Bola duckpin sedikit lebih berat jika dibandingkan dengan candlepin, namun sama- sama tidak mempunyai lubang untuk jari.
28
Gambar 2.25 Duckpin Ball (Sumber: my-indiana-home.com)
•
Five-Pin Bowling Bola yang digunakan tidak mempunyai lubang untuk jari, dan mempunyai
dimater berkisar dari 4.75 – 5 inch (12.1 – 13 cm). Berat bolanya berkisar antara 1.59 – 1.64 kg. Ukuran bola yang lebih kecil dan lebih ringan dapat digenggam oleh telapak tangan.
Gambar 2.26 Five-Pin Bowling Ball (Sumber: kidstruncentral.com)
2.1.6.2 Sepatu Bowling Sepatu yang digunakan dalam bermain bowling merupakan sepatu khusus, berbeda dengan sepatu olahraga lainnya. Penggunaan sepatu yang sembarangan akan merusak jalur bola bowling (lanebed). Berikut beberapa hal yang membedakan sepatu bowling dengan sepatu pada umumnya: •
Sepatu pada umunya terbuat dari bahan kulit dengan karet pada bagian dasar sepatu (sole).
•
Menggunakan tali sebagai alat untuk mengecangkan sepatu.
•
Untuk pemain yang bermain dengan menggunakan tangan kanan, sole sepatu bagian kiri dibuat menggunakan material kulit yang keras atau vinyl agar
29
lebih licin. Sedangkan pada sole sepatu bagian kanan menggunakan material karet yang tidak licin dan berguna untuk menghetikan pergerakan saat melempar.
Gambar 2.27 Bowling Shoes (Sumber: bowlingadvisor.com)
2.1.6.3 Tas Bowling Pada umumnya, bola bowling milik pribadi dibawa dalam sebuah tas spesial, bersama dengan sepatu dan baju. Beberapa tas cukup besar untuk menaruh sepatu, dan yang lainnya dapat menampung beberapa bola, dapat berupa roller bag atau koper.
Gambar 2.28 Jenis Tas Bowling (Sumber: gawain.membrance.com)
30
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Artha Gading Bowling Center
Gambar 2.29 Logo Artha Gading Bowling Center (Sumber: Google Images)
Artha Gading Bolwing Center (AGBC) merupakan salah satu bowling center yang cukup dikenal di Jakarta. Tempat bowling yang sudah berdiri sejak tahun 2008 ini menggunakan nama Artha Gading Bowling Center dikarenakan lokasi dari tempat bowling ini sendiri yang berada di Mall Artha Gading lt. 6, Kelapa Gading – Jakarta Utara. AGBC sendiri mengadakan kegiatan perlombaan rutin setiap tahunnya dengan skala lokal hingga nasional. Selain itu terdapat juga perkumpulan bowling yang menggunakan bowling center ini sebagai basecamp klubnya, yaitu Mahardika Bowling Club. Dalam 1 harinya, AGBC dikunjungi oleh lebih dari 100 orang, pengunjungnya pun beragam mulai dari anak sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, hingga ibu rumah tangga. Mulai sore hingga malam hari, seiring dengan jam pulang kantor merupakan waktu dimana jumlah pengunjung mencapai puncaknya. AGBC beroprasi mulai dari jam 10.00 hingga 23.00 setiap harinya. Biaya yang dibutuhkan untuk 1 game: o Senin – Jumat (10.00 – 16.00) : Rp. 28.000 incl. Sepatu o Senin – Jumat (16.00 – 22.00) : Rp. 33.000 incl. Sepatu o Sabtu – Minggu : RP. 38.000 incl. sepatu o Kaos kaki : Rp. 5.000
31
Fasilitas yang disediakan oleh AGBC pun tergolong lengkap mulai dari locker room, cafe & restauran, billiard, akses langsung dari parkiran dan 30 buah jalur (lane) untuk bermain bowling buatan Brunswick.
Peta 2.1 Lokasi Artha Gading Bowling Club (Sumber: Google Images)
2.2.1.1 Struktur Oragnisasi:
Tabel 2.1 Struktur Organisasi Artha Gading Bowling Center (Sumber: Hasil Wawancara)
32
2.2.1.2 Fasilitas o Cafe
Dapat menampung hingga 100 orang
Menjual makan ringan hingga berat beserta minuman
Jam operasional sama dengan bowling
Maintenance furniture hanya dilakukan bila ada kerusakan
Peak hour bersamaan dengan bowling center
o Billiards (3 tables) o Proshop
Supply barang sebulan skali, namun bila sudah habis sebelum 1 bulan akan di supply ulang
o Toilet o 30 bowling lanes
1 lane dapat digunakan oleh max. 7 orang
Ukuran lane standar internasional
o Locker
Untuk menyimpan tas dan bola bowling
Terdapat 2 jenis besar (menanpung 2 bola) dan kecil (hanya 1 bola)
Terdapat 200 locker
o R. Meeting
Digunakan untuk karyawan internal
Digunakan juga oleh panitia bila mengadakan event
Dapat menampung hingga 20 orang
o Peminjaman sepatu o Papan tulis
Untuk menulis hasil dan jadwal perlombaan
o Brunswick bowling equipment
Di maintenance setiap harinya
2.2.1.3 Desain Interior Artha Gading Bowling Center
33
Gambar 2.30 Reception Area (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
Reception Area
o •
Fasilitas: terdapat 1 buah meja counter yang cukup besar. Berfungsi untuk area kasir serta area peminjaman sepatu. Rak sepatu terdapat pada bagian dalam counter, dan sebuah rak yang terpisah sendiri.
•
Dinding: untuk bidang dinding sebagian besar menggunakan cat berwarna putih. Terdapat pula dinding kaca yang menghadap ke dalam mall, namun di tutup dengan penggunaan material sand blast.
•
Lantai: material lantai yang digunakan adalah keramik berukuran 60x60 cm dengan warna abu- abu. Ketinggian lantai lebih tinggi jika dibandingkan area pintu masuk.
•
Ceiling: menggunakan ceiling dari gypsum dengan finishing cat berwarna ungu dan kuning. Terdapat juga aplikasi down ceiling pada area ini.
•
Penghawaan: seruruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central. Terdapat beberapa titik sirkulasi AC pada area ini.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis downlight sebagai general light dan hidden light sebagai aksen dekoratif.
34
Proshop
o
Gambar 2.31 Tampak Luar Proshop (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
Gambar 2.32 Interior Proshop (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat 1 buah meja dengan beberapa kursi untuk staf, serta sofa yang bisa digunakan oleh pengunjung. Rak untuk display barang menggunakan multipleks dengan finishing HPL dan rak yang terbuat dari pipa besi untuk display bola bowling.
•
Dinding: untuk dinding sebagian besar menggunakan cat berwarna putih. Terdapat pula dinding kaca yang menghadap ke dalam mall, namun di tutup dengan penggunaan material sand blast.
•
Lantai: parquet menjadi material lantai utama pada ruangan ini. Terdapat penurunan ketinggian lantai bila dibandingkan dengan area resepsionis.
•
Ceiling: menggunakan ceiling dari gypsum dengan finishing cat berwarna putih tanpa ada treatment khusus pada ceiling. Down ceiling digunakan untuk titik output AC.
35
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis RM sebagai lampu general pada ruang ini tanpa ada aksen pencahayaan lainnya.
Bowler’s Area
o
Gambar 2.33 Bowler’s Area (Sumber: Dok. Stevan Ardya)
•
Fasilitas: pada area ini terdapat cukup banyak furniture berupa kursi built-in serta rak untuk bola. Kursi built-in berupa modul yang saling tersambung dengan bebarapa kursi dalam 1 modulnya, kursi ini hanya digunakan oleh pengunjung yang bermain bowling. Kursi 4 seater berada di sepanjang area ini, kursi ini biasa digunakan oleh pengunjung yang tidak bermain bowling atau sekedar menonton pertandingan.
•
Dinding: untuk dinding sebagian besar menggunakan cat berwarna putih, dengan sedikit cat kuning sebagai aksen.
•
Lantai: parquet menjadi material lantai utama pada area ini. Terdapat penurunan ketinggian lantai bila dibandingkan dengan area resepsionis.
•
Ceiling: menggunakan ceiling dari gypsum dengan finishing cat berwarna kuning. Down ceiling digunakan untuk aksen dekoratif dengan cat finishing berwarna ungu.
36
•
Penghawaan: seluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central. Titik output AC berada disepanjang area ini.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis RM dan downlight sebagai lampu general pada area ini dengan hidden light sebagai aksen.
Bowling Lane
o
Gambar 2.34 Bowling Lane (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: area ini hanya memiliki jalur untuk bermain bowling yang berjumlah 30 lanes, beserta dengan perlengkapan penunjangnya seperti pinsetter dan ball return.
•
Dinding: untuk dinding sebagian besar menggunakan cat berwarna putih.
•
Lantai: parquet menjadi material lantai utama pada approach area. Sedangkan utnuk material pada lanebed menggunakan material khusus buatan Brunswick.
•
Ceiling: seluruh ceiling menggunakan material gypsum dengan finishing cat berwarna putih. Down ceiling berulang menjadi nilai dekoratif pada ceiling.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central. Namun khusus untuk area ini tidak ada satupun titik AC yang terlihat.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis hidden light disepanjang down ceiling sebagai pencahayaan utama.
37
Area Billiard
o
Gambar 2.35 Area Billiard (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat 3 buah meja billiard, serta kursi 4 seater untuk pengunjung menunggu saat bermain. Terdapat juga locker untuk penyimpanan, hal ini dikarenakan area billiard terhubung langsung dengan area locker. Terdapat sekitar 200 locker yang bisa digunakan pengunjung.
•
Dinding: dinding menggunakan finishing cat berwarna putih, serta terdapat dinding kaca yang terhubung dengan Cafe.
•
Lantai: lantai menggunakan material keramik berukuran 40x40 cm berwarna abu- abu. Material lantai parquet juga digunakan pada area billiard yang berhubungan dengan area locker. Karpet sebagai alas digunakan pada meja billiard yang berada diatas lantai keramik agar tidak bergeser pada saat digunakan.
•
Ceiling: menggunakan jenis expossed ceiling, dengan cat dasar berwana hitam.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu downlight sebagai pencahayaan utama, dan menggunakan lampu khusus pada setiap meja billiard.
38
Cafe dan Restoran
o
Gambar 2.36 Cafe dan Restoran (1) (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
Gambar 2.37 Cafe dan Restoran (2) (Sumber: Dok.Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat kursi dan meja yang dapat menampung hingga 100 orang. Terdapat juga banquet sofa, bar stool, dan bar table.
•
Dinding: dinding menggunakan finishing cat berwarna putih dan ungu sebagai aksen, serta menggunakan wall decorative berupa pattern gypsum pada beberapa bidang dinding. Terdapat dinding kaca yang menghadap keluar gedung.
•
Lantai: lantai menggunakan material keramik berukuran 40x40 cm berwarna abu- abu. Material lantai parquet juga digunakan sebagai aksen.
39
•
Ceiling: menggunakan jenis expossed ceiling, dengan cat dasar berwana hitam.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
Pencahayaan: menggunakan 2 jenis pencahayaan, alami dan buatan. Pencahayan alami didapat dari dinding kaca yang menghadap keluar gedung, sedangkan pencahayaan buatan menggunakan downlight sebagai general light.
2.2.2 Spincity Bowling Alley
Gambar 2.38 Logo Spincity Bowling Alley (Sumber: Google Images)
Spincity Bowling Alley merupakan bowling center yang sudah cukup lama, tempat ini sudah berdiri sejak tahun 2004. Berlokasi di pusat kota tepatnya di pusat perbelanjaan eX Plaza, LG, M.H. Thamrin – Jakarta Pusat. Menempati area seluas 6000 m2, Spincity sudah mempunyai member tetap berjumlah 1.100 member pada tahun 2013 lalu. Acara gathering diadakan secara rutin 3 bulan sekali untuk memberi saran dan masukan ke Spincity agar menjadi lebih baik lagi.
40
Peta 2.2 Lokasi Spincity Bowling Alley (Sumber: Google Maps)
Berbeda dengan bowling center di Jakarta pada umumnya, Spincity ditujukan untuk pengunjung / masyarakat yang ingin menikmati permainan bowling dengan santai. Konsep yang digunakan pun lebih fun jika dibandingkan dengan bowling center lain yang cenderung serius. Perlombaan rutin yang diadakan oleh Spincity biasanya bukanlah kejuaran tingkat lokal atau nasional namun kejuaran yang dikaitkan dengan event kalender dalam 1 tahun. Contoh perlombaan yang diadakan adalah Bowling Couple pada event Valentine’s Day, dan sebagainya. Pangsa pasar yang dibidik oleh Spincity adalah kalangan anak muda, seperti mahasiswa dan pegawai kantoran yang ingin bersantai menghilangkan penat. Spincity beroperasi setiap hari dengan jam operasional yang berbeda; pada hari Minggu – Kamis (10.30 – 22.00) dan hari Jumat – Sabtu (10.30 – 02.00). Weekend merupakan hari yang paling ramai. Spincity mempunyai 2 jenis tarif yang bisa dipilih, yaitu: o Per hour : Rp. 250.000,- / 5 orang incl. Sepatu o Per game : Rp. 50.000,- / orang incl. Sepatu o Kaos kaki : Rp. 10.000,2.2.2.1 Struktur Organisasi
41
Tabel 2.2 Struktur Organisasi Spincity Bowling Alley (Sumber: Hasil Wawancara)
2.2.2.2 Fasilitas o Cafe
Dapat menampung hingga ±30 orang
Menjual makan ringan hingga berat beserta minuman (wine dan beer)
Jam operasional sama dengan bowling
Maintenance furniture hanya dilakukan setahun sekali
Peak hour bersamaan dengan bowling center
o Billiard
Khusus di area bowling center sendiri terdapat 2 tables
Q Billiard •
Merupakan tempat billiard yang masih berada di satu manajemen yang sama dengan Spincity
•
Terdapat 12 tables dengan menggunakan Brunswick equipment
•
Terdapat juga lounge dan cafe untuk pengunjung
•
Terdapat 24 locker
•
Toilet
•
VIP room dengan sofa dan 2 billiard table di dalamnya
42
•
Fasilitas shisha
•
Terhubung langsung dengan Spincity
o Air hockey table (1 table) o Proshop
Menjual perlengkapan bowling lengkap
Menyediakan jasa pembuatan lubang pada bola bowling
o Toilet o 22 bowling lanes
1 lane dapat digunakan oleh max. 7 orang
Ukuran lane standar internasional
1 lane khusus untuk anak- anak (Bumper Line)
o Locker
Untuk menyimpan tas dan bola bowling
Tidak ada lemari khusus, hanya berupa rak saja
Terdapat 3 ruang locker / penyimpanan
Dapat menanmpung hingga 200 tas bola bowling
o Peminjaman sepatu dan bola bowling o Catering untuk event o Tenant restaurant yang langsung terhubung dengan bowling center o Vending machine o Fasilitas untuk anak kecil
Bumper Line khusus yang dibuat untuk anak- anak
Disediakan pula penopang bola untuk anak- anak
Pelatihan untuk anak- anak
o AMF bowling equipment
Di maintenance setiap harinya
2.2.2.3 Desain Interior Spincity Bowling Alley o
Recetption Area
43
Gambar 2.39 Reception Area Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat counter table yang besar, dan terbagi menjadi 2 area yaitu area kasir beserta peminjaman sepatu dan area untuk security. Meja counter ini menggunakan marmer berwarna putih sebagai finishingnya. Sebuah rak untuk dislpay piala terbuat dari material kaca.
•
Dinding: dinding menggunakan finishing HPL dan cermin. Material balok kayu pada cermin digunakan sebagai penambah nilai estetik.
•
Lantai: lantai menggunakan marmer berwarna hitam..
•
Ceiling: terdapat down ceiling dengan menggunakan material gypsum dengan finishing cat putih. Dan pada ceiling existing menggunakan accoustic gypsum.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
Pencahayaan: menggunakan downligth dan hidden light. Titik lampu yang tidak terlalu banyak dan intensitas lampu yang tidak besar membuat ruang sedikit redup
o
Area Billiard
44
Gambar 2.40 Billiard Dan Air Hockey Area (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat 2 meja billiard dan 1 buat meja air hockey. Fasilitas ini sudah jarang digunakan karena ada tempat khusus billiard yang masih berada di perusahaan yang sama dengan Spincity, yaitu Q Billiard.
•
Dinding: area ini merupakan area terbuka dan tidak memiliki dinding pemisah. Terhubung langsung dengan recpetion, lounge, dan cafe.
•
Lantai: lantai menggunakan marmer berwarna hitam..
•
Ceiling: terdapat down ceiling dengan menggunakan material gypsum dengan finishing cat putih. Dan pada ceiling existing menggunakan accoustic gypsum.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
Pencahayaan: menggunakan downligth dan hidden light. Titik lampu yang tidak terlalu banyak dan intensitas lampu yang tidak besar membuat ruang sedikit redup.
o
Cafe & Lounge
45
Gambar 2.41 Cafe And Lounge (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat lounge chair serta sofa. Banquet sofa berada di sepanjang dinding partisi pemisah dengan area bermain bowling. Lounge dapat menampung hingga 30 orang. Warna coklat pastle menjadi warna yang dominan pada furniture.
•
Dinding: dinding menggunakan finishing wallpaper, sedangkan pada sekat pemisah menggunakan finishing HPL.
•
Lantai: menggunakan material marmer berwarna putih.
•
Ceiling: terdapat down ceiling dengan menggunakan material gypsum dengan finishing cat putih. Dan pada ceiling existing menggunakan accoustic gypsum.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
Pencahayaan: menggunakan down light dan terdapat beberapa pendant light di beberap titik.
o
Proshop
46
Gambar 2.42 Proshop (1) (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
Gambar 2.43 Proshop (2) (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat kursi dan meja yang digunakan oleh staf. Fasilitas untuk display menggunakan built-in cabinet
•
Dinding: dinding menggunakan material finishing HPL yang sama dengan built-in cabinet. Pada sebagian bidang dinding digunakan untuk membuat rak display dari material multipleks.
•
Lantai: menggunakan parquet dengan warna coklat tua.
•
Ceiling: terdapat down ceiling dengan menggunakan material gypsum dengan finishing cat putih. Dan pada ceiling existing menggunakan accoustic gypsum.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
o
Pencahayaan: menggunakan jenis lampu RM sebagai pencahayaan utama.
Bowler’s Area
47
Gambar 2.44 Bowler’s Area (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: pada area ini terdapat cukup banyak furniture berupa kursi built-in serta rak untuk bola. Kursi built-in berupa modul yang saling tersambung dengan 4 kursi serta 1 meja dalam 1 modulnya, kursi ini hanya digunakan oleh pengunjung yang bermain bowling.
•
Dinding: untuk dinding menggunakan cat berwarna putih dan ungu.
•
Lantai: parquet menjadi material lantai utama pada area ini. Terdapat kenaikan ketinggian lantai bila dibandingkan dengan area resepsionis.
•
Ceiling: menggunakan ceiling dari gypsum dengan finishing cat berwarna putih. Down ceiling digunakan untuk aksen dekoratif dengan cat finishing berwarna kuning. Sejumlah speaker berada di sepanjang area ini.
•
Penghawaan: seluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central. Titik output AC berada disepanjang area ini.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis RM sebagai lampu general pada area ini dengan hidden light sebagai aksen.
o
Bowling Lane
48
Gambar 2.45 Lanebed (Sumber. Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: area ini hanya memiliki jalur untuk bermain bowling yang berjumlah 22 lanes, beserta dengan perlengkapan penunjangnya seperti pinsetter dan ball return.
•
Dinding: pada satu bidang dinding menggunakan material acrylic berwarna putih dan ungu dan pada bidang dinding lainnya menggunakan wall panel yang berwarna putih.
•
Lantai: parquet menjadi material lantai utama pada approach area. Sedangkan utnuk material pada lanebed menggunakan material khusus buatan AMF. Ketinggian lantai lebih tinggi daripada bowler’s area.
•
Ceiling: seluruh ceiling menggunakan material gypsum dengan finishing cat berwarna putih. Down ceiling berulang menjadi nilai dekoratif pada ceiling. Ketinggian ceiling pada area ini merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan area lainnya.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central. Namun khusus untuk area ini tidak ada satupun titik AC yang terlihat.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis hidden light disepanjang down ceiling sebagai pencahayaan utama.
o
Locker Room
49
Gambar 2.46 Locker Room (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: hanya terdapat rak yang terbuat dari besi untuk menaruh tas bowling.
•
Dinding: dinding menggunakan cat putih sebagai finishing.
•
Lantai: material yang digunakan untuk lantai adalah karpet berwarna hitam.
•
Ceiling: ceiling menggunakan material gypsum dengan finishing cat putih.
•
Penghawaan: tidak ada penghawaan khusus untuk ruang ini.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu down light sebagai pencahayaan utama.
2.2.3 Jaya Ancol Bowling Center
Gambar 2.47 Logo Jaya Ancol Bowling Center (Sumber: Google Images)
Jaya Ancol Bowling Center merupakan bowling center pertama dan terbesar yang ada di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1988, bowling center ini merupakan tempat bowling tertua di Jakarta bahkan Indonesia. Jaya Ancol Bowling berlokasi di
50
Jl. Lodan Timur no.1, Ancol – Jakarta Utara, tepatnya di sebelah Hailai Executive Club. Berbeda dengan bowling center yang lain yang berlokasi di dalam sebuah mall, tempat bowling ini berdiri dengan gedung bangunan sendiri. Lokasi dari tempat bowling yang berada di salah satu titik banjir di Jakarta ini, cukup sering terkena dampaknya. Namun pihak manajemen selalu tanggap dengan langsung mengganti semua dengan peralatan bowling yang baru.
Peta 2. 3 Lokasi Jaya Ancol Bowling Club (Sumber: Google Maps)
Bowling Center ini juga dijadikan sebagai venue turnamen bowling tidak hanya tingkat nasional namun juga internasional. Perlombaan taraf internasional ini diadakan rutin dalam 1 tahunnya. Banyak juga klub bowling terkemuka menjadikan tempat ini sebagai basecamp dari klub mereka. Jumlah bowling lane yang mencapai 60 lanes menjadi salah satu alasan mengapa tempat ini sering dijadikan tempat berlangsungnya banyak turnamen. Jam operasional dari tempat bowling dimulai dari jam 10.00 – 24.00 setiap hari. Tarif yang ditawarkan oleh Jaya Ancol Bowling Center antara lain: o Weekdays 10.00 – 16.00 : Rp. 20.000,- / game incl. Sepatu o Weekdays 16.00 – 24.00 : Rp. 25.000,- / game incl. Sepatu o Weekend : Rp. 30.000,- / game incl. Sepatu
51
2.2.3.1 Struktur Organisasi
Tabel 2.3 Struktur Organisasi Jaya Ancol Bowling Center (Sumber: Hasil Wawancara)
2.2.3.2 Fasilitas o Cafe
Dapat menampung hingga ±30 – 40 orang
Menjual makanan ringan hinga berat serta beragam minuman
Jam operasional sama dengan bowling
o Billiard
Terdapat 8 meja billiard, yang teridiri dari 3 meja billiard ukuran besar serta 5 meja billiard ukuran standar
Perlengkapan billiard semua menggunakan produk Brunswick
Terdapat sofa panjang dan bar stool untuk pengunjung duduk
Terdapat 1 buah counter table untuk staf yang menjaga area ini
o Proshop
Menjual semua kebutuhan pengunjung akan perlengkapan bowling
o Locker room
52
Terdapat 3 jenis ukuran locker, kecil, sedang dan besar
Total locker berjumlah 800 lockers
Masih menggunakan sistem kunci manual
Locker berada 2 lokasi berbeda
o Toliet o Information Board
Berisi informasi turnamen yang akan dan yang sedang berlangsung
o Peminjaman sepatu dan bola o Lane bowling
Terdapat 40 lane utama
Terdapat 20 lane cadangan yang digunakan apabila 40 lane utama sudah terisi penuh atau pada saat perlombaan tingkat internasional
Semua lane menggunakan kayu sintetis
o AMF Bowling Equipment
Semua peralatan bowling seperti lane bed, pinsetter, ball return, kursi bowler’s area, serta game control menggunakan produk AMF
2.2.3.3 Desain Interior Jaya Ancol Bowling Center o
Security Area
Gambar 2.48 Security Area (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
53
•
Fasilitas: terdapat satu buah meja yang cukup besar dengan 2 buah kursi.
•
Dinding: dinding menggunakan HPL sebagai finishing, serta cat berwarna hijau pada dinding sebagai aksen. Terdapat signage dari Jaya Ancol Bowling Center yang terbuat dari lempengan besi, dengan lampu halogen di atasnya.
•
Lantai: menggunakan keramik ukuran 40x40 cm berwarna putih dengan kombinasi keramik warna coklat,putih dan hitam pada bagian tengahnya.
•
Ceiling: ceiling terbuat dari gypsum dengan finishing putih, dengan aplikasi up ceiling pada bagian tengahnya.
•
Penghawaan: seluruh ruangan menggunakan AC central dengan titik AC tersebar hampir diseluruh area.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu down light dan 2 buah pendant light.
Reception Area
o
Gambar 2.49 Reception Area (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat satu buah meja built-in berbentuk persegi yang terbuat dari beton dengan finishing marmer, beserta beberapa kursi.
•
Dinding: area ini tidak mempunyai dinding sebagai pemisah, hal ini bertujuan agar staf yang berada di area ini dapat mengawasi sekelilingnya.
54
•
Lantai: menggunakan keramik ukuran 40x40 cm berwarna putih dengan kombinasi keramik warna coklat,putih dan hitam pada bagian tengahnya.
•
Ceiling: ceiling terbuat dari gypsum dengan finishing putih, dengan aplikasi up ceilign pada bagian tengahnya.
•
Penghawaan: seluruh ruangan menggunakan AC central dengan titik AC tersebar hampir diseluruh area.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu RM dan 1 buah pendant light. Dan juga hidden light pada bagian up ceiling. Pada meja counter juga terdapat indirect light sebagai aksen.
Cafe & Restaurant
o
Gambar 2.50 Cafe & Restaurant (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat meja dan kursi makan yang dapat menampung 30 – 40 pengunjung. LCD TV menjadi sarana penunjang.
•
Dinding: pada salah satu bidang dinding menggunakan wall sticker dengan beberapa bingkai sebagai penghias dinding. Sedangkan pada bidang dinding lainnya menggunakan cat berwarna putih.
•
Lantai: menggunakan keramik berukuran 40x40 cm dengan warna putih.
•
Ceiling: tidak ada treatment khusus pada ceiling, menggunakan gypsum dengan cat putih.
•
Penghawaan: seluruh ruangan menggunakan AC central dengan titik AC tersebar hampir diseluruh area.
55
•
Pencahayaan: lampu jenis down light menjadi pencahayaan utama pada area ini, terdapat beberap spot light yang menyorot dinding. Proshop
o
Gambar 2.51 Proshop (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: rak untuk display berada disekililing ruang. Menggunakan furniture built-in pada rak serta counter table untuk ruang penyimpanan.
•
Dinding: finishing pada dinding menggunakan wallpaper. Terdapat dinding kaca yang menghadap resepsionis. Beberapa area dinding digunakan sebagai tempat untuk display barang.
•
Lantai: menggunakan material parquet dengan warna coklat muda.
•
Ceiling: menggunakan gypsum dengan cat putih, pada bagian tengah menggunakan up ceiling.
•
Penghawaan: seluruh ruangan menggunakan AC central dengan titik AC tersebar hampir diseluruh area.
•
Pencahayaan: lampu jenis down light dan lampu TL menjadi pencahayaan utama dalam ruang
56
Bowler’s Area
o
Gambar 2. 52 Bowler’s Area (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: pada area ini terdapat cukup banyak furniture berupa kursi built-in serta rak untuk bola. Kursi built-in berupa modul yang saling tersambung dengan 4 kursi dalam 1 modulnya, kursi ini hanya digunakan oleh pengunjung yang bermain bowling. Terdapat rak bola bowling serta kursi 4 seaters yang bisa digunakan pengunjung.
•
Dinding: untuk dinding menggunakan cat berwarna putih.
•
Lantai: parquet menjadi material lantai utama pada area ini.
•
Ceiling: menggunakan ceiling dari gypsum dengan finishing cat berwarna putih.
•
Penghawaan: seluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central. Titik output AC berada disepanjang area ini.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis RM dan down light sebagai lampu general pada area ini.
57
Bowling Lanes
o
Gambar 2.53 Bowling Lane (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: area ini hanya memiliki jalur untuk bermain bowling yang berjumlah 40 + 20 lanes, beserta dengan perlengkapan penunjangnya seperti pinsetter dan ball return.
•
Dinding: pada kedua bidang dinding menggunakan cat dasar berwarna hitam dengan aksen mulitpleks pada bagian tengahnya. Multipleks dilapis dengan sticker berwarna.
•
Lantai: parquet menjadi material lantai utama pada approach area. Sedangkan utnuk material pada lanebed menggunakan material khusus buatan AMF. Ketinggian lantai lebih tinggi daripada bowler’s area.
•
Ceiling: seluruh ceiling menggunakan material gypsum dengan finishing cat berwarna putih. Down ceiling berulang menjadi nilai dekoratif pada ceiling. Ketinggian ceiling pada area ini tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan area lainnya.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central. Namun khusus untuk area ini tidak ada satupun titik AC yang terlihat.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis hidden light disepanjang down ceiling sebagai pencahayaan utama.
58
Biiliard Area
o
Gambar 2.54 Billiard Area (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat 8 meja billiard, yang terdiri dari 3 meja billiard ukuran besar dan 5 meja billiard ukuran standar. Terdapat beberapa sofa serta bar stool. Counter table untuk staf terletak pada sudut ruangan.
•
Dinding: wallpaper merupakan material yang digunakan pada dinding. Sedangkan pada area dinding kaca menggunkan glass sticker.
•
Lantai: menggunakan material parquet
•
Ceiling: seluruh ceiling menggunakan material gypsum dengan finishing cat berwarna putih. Terdapat up ceiling pada bagian tengah ruang.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis hidden light serta down light sebagai pencahayaan utama. Sedangkan pada meja billiard terdapat lampu khusus di setiap mejanya.
59
Locker Room
o
Gambar 2.55 Locker Room (Sumber: Dok. Stevan Ardya, 2014)
•
Fasilitas: terdapat 800 lockers dengan berbagai ukuran, mulai dari yang kecil, sedang hingga besar.
•
Dinding: finishing dinding menggunakan cat berwarna putih.
•
Lantai: menggunakan material parquet
•
Ceiling: seluruh ceiling menggunakan material gypsum dengan finishing cat berwarna putih. menggunakan cornice gypsum di sekeliling ruang.
•
Penghawaan: serluruh penghawaan pada ruang ini menggunakan sistem AC central.
•
Pencahayaan: menggunakan lampu jenis down light sebagai pencahayaan utama.