BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi menurut asal katanya berasal dari bahasa latin Communicaten, dalam perkataan ini bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna (Wiryanto, 2006: 5). Jadi, komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. (West & Turner, 2008: 5) Dengan kata lain jika dua orang atau lebih terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim memiliki pengertian atau paham yang sama dari suatu pesan yang disampaikan.
Lingkungan
Sosial
Makna
KOMUNIKASI
Simbol
Proses
Gambar 2.1 Bagan Komunikasi
2.1.1.2 Elemen-Elemen Komunikasi Dalam proses komunikasi dibutuhkan beberapa elemen-elemen komunikasi yang bertujuan agar pesan yang disampaikan sampai dengan benar dan tepat kepada penerima pesan atau komunikan. Karena komunikasi sangat rentan dengan kesalahpahaman yang menyebabkan perbedaan makna dan bisa saja menjadi berbahaya. Beberapa Elemen-elemen komunikasi tersebut adalah : 1. Source (sumber) Source atau sumber adalah seseorang yang membuat keputusan untuk berkomunikasi. Sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator,pembicara (speaker). 2. The Message (pesan) Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol-simbol verbal maupun nonverbal yang berisi ide, sikap dan nilai komunikator. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu : a)
Makna
b)
Simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna
c)
Bentuk atau organisasi pesan.
3. The Channel (saluran) Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima atau komunikan. Dimana saluran ini bisa berupa berbicara langsung seperti telephone, teleconference atau video call. 4. The Receiver (penerima) The Receiver atau penerima adalah orang yang menerima pesan. Penerima sering
juga
disebut
sasaran
atau
tujuan
(destination),
komunikata
(communicatee), penyadi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener). 5. Barriers (hambatan) Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan pemaknaan pesan yang komunikator sampaikan kepada penerima dan bisa menyebabkan kesalahan makna atau makna yang berubah. Hambatan ini bisa berasal dari pesan, saluran, dan pendengar. Beberapa buku menggunkan istilah noise untuk menyebut elemen-elemen penggangu, yang diartikan sebagai gangguan. 6. Feedback Feedback adalah reaksi dan respons pendengar antar komunikasi yang komunikator lakukan. Feedback bisa dalam bentuk komentar langsung atau tertulis,surat atau public opini polling. 7. The Situation (situasi) Situasi adalah salah satu elemen paling penting dalam proses komunikasi pidato (speech communication). Situasi atau keadaan selama komunikasi berlangsung berperngaruh terhadap mood pembicara maupun pendengar, saluran/media yang dipakai, dan feedback audience. (Hardjana, 2003) Dilihat dari elemen-elemen komunikasi yang sudah dibahas di atas maka, Komunikasi bersinggungan dengan semua kegiatan manusia ketika berhubungan dengan orang lain. Melihat dari elemennya komunikasi terbagi lagi menjadi beberapa aspek lain yaitu Komunikasi Massa, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Multikultural,
Komunikasi
Intrapersonal,
Komunikasi
Interpersonal,
dan
Komunikasi Antar Budaya. Setiap komunikasi yang dibentuk oleh masyarakat berbeda-beda tergantung dengan latar belakang dan kepentingan yang sedang
berlangsung. Pada penelitian ini penulis hanya akan membahas secara lebih mendalam mengenai Komunikasi Massa agar tidak ada pengaburan makna penelitian.
2.1.2
Komunikasi Massa
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa Menurut Tan dan Severin, komunikasi massa adalah keterampilan,seni, dan ilmu. Dikatakan keterampilan karena komunikasi massa membutuhkan tehnik tertentu dalam pengaplikasiaan alat, dikatakan seni karena meliputi kreatifitas seperti menulis skrip dan dikatakan ilmu karena ilmu komunikasi selalu berkembang dan digunakan untuk berbagai hal menjadi lebih baik. Ahli Komunikasi lainnya, Joseph Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang yang dimaksud dengan massa serta media yang digunakannya karena komunikasi massa disampaikan kepada khalayak ramai melalui pemancar audio atau/dan visual.(Karlina, Komala, & Soemirat, 2008:1.7) Dari definisi mengenai komunikasi massa menurut para ahli tersebut maka, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang membutuhkan keterampilan, seni dan ilmu yang bertujuan untuk menjalin komunikasi kepada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim yang didalamnya ada isi pesan atau informasi untuk dikomunikasikan melalui media massa yaitu media massa cetak atau elektronik, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima secara serentak dan sesaat dengan makna yang sama sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Dilihat dari definisi Komunikasi Massa diatas maka bisa disimpulkan karakteristik atau ciri khusus dari komunikasi massa yang disebabkan oleh komponen-komponennya. Karakteristik tersebut adalah : 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah Tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator, dengan kata lain apapun perkataan komunikator yang disampaikan tidak akan mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan. 2. Komunikasi pada organisasi massa melembaga Yakni suatu institusi atau organisasi, Komunikasi Massa melibatkan lembaga serta komunikatornya bergerak dalam bidang yang komplek karena mereka bekerja dan berhubungan dengan banyak bagian yang saling terhubung. 3. Komunikasi bersifat Heterogen Artinya adalah penonton televisi adalah orang-orang yang tersebar diberbagai penjuru Indonesia dan tidak saling kenal dan tidak saling berinteraksi satu sama lain padahal mereka menonton acara yang sama. 4. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Media ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum. 5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri ini merupakan yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya karena jumlah sasaran khalayak yang dicapai relative banyak dan tidak terbatas, dan secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula (Nurudin, 2006: 19).
Melihat dari karakteristik-karakteristik diatas, bisa disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah komunikasi yang dilihat dari audiencenya. dimana para pekerja komunikasi massa bersifat melembaga untuk menyusun cara kerja yang saling berkesinambungan dan untuk audience sendiri menimbulkan keserempakan dalam mendapatkan informasi, bersifat umum karena semua orang bisa menikmatinya, satu arah karena tidak bisa menimbulkan feedback secara langsung jika ditampilkan di media cetak atau media eletronik.
2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat Walaupun dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan tetapi pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting. Berikut fungsi-fungi komunikasi massa tersebut : 1. Entertainment (hiburan) Hiburan pada komunikasi menjadi peringkat nomor satu karena hampir seluruh rumah tangga di Indonesia memiliki televisi yang menampilkan banyak hiburan yang beragam sehingga masyarakat bisa memilih apa yang paling menghibur. 2. Information (Informasi) Fungsi ini merupakan fungsi paling penting dari komunikasi massa. Karena fakta yang dicari wartawan membuat tanda tanya besar masyarakat mengenai suatu peristiwa terjawab. 3. Tranmission of values (transmisi budaya) Fungi ini tidak terlalu terlihat dan disebut juga sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.
4. Persuasive (Persuasif) Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi lainnya. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan seksama ternyata memiliki fungsi persuasif. 5. Surveillance (pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama,yaitu; warning or beware surveillance (pengawasan peringatan), instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan dan manfaat atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. (Nurudin, 2006: 66)
2.1.3 Pengertian Media Massa Media massa adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa (West & Turner, 2008: 41). Semakin berkembangnya teknologi yang memudahkan masyarakat mendapatkan informasi tentu saja membuat banyak masyrakat yang mencari media massa untuk kebutuhannya karena masyarakat bebas memilih dan menentukan apa yang paling mereka butuhkan dan paling mereka inginkan. Berdasarkan pengertian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa media massa adalah sarana masyarakat untuk menyampaikan keinginan dan aspirasinya serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan mengenai berita teraktual dan memuaskan keingintahuan mereka untuk hiburan dan lainnya.
2.1.3.1 Jenis-Jenis Media Massa Media massa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak adalah suatu media yang menyampaikan pesan melalui gambar, foto dan kata-kata di halaman hitam putih. Media cetak adalah koran, majalah dan bulletin. Media Massa Elektronik adalah media komunikasi yang menggunakan alat eletronik. Media elektronik terdiri dari : 1. Televisi Adalah media massa yang memancarkan suara dan gambar dimana merupakan media elektronik yang digemari saat ini.
2. Radio Siaran Radio di Indonesia sekarang semakin berkembang dari masa ke masa sesuai dengan peraturan dan inovasi dalam siaran. Fungsi radio sama dengan fungsi media massa lainnya yaitu memberi informasi, menghibur, mendidik dan kadang membujuk atau melakukan persuasi.
3. Film Kelebihan film dibandingkan media lain terutama televisi adalah layarnya yang luas memberi keleluasaan bagi penonton melihat adegan demi adegan secara jelas, lalu teknik pengambilan gambar juga menampilkan gambar secara utuh dan lebih detail, serta penonton dapat berkonsentrasi penuh karena ruangannya biasanya kedap suara sehingga tidak terganggu (Karlina, Komala, & Soemirat, 2008: 7.37).
2.1.3.2 Karakteristik Media Massa a. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak atau orang banyak. b. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak. c. Perioderitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan atau siaran sekian jam per hari. d. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus menerus dengan periode mengudara atau jadwal terbit e. Aktualitas, berisi hal-hal baru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
2.1.4 Televisi Televisi merupakan temuan Internasional karena sudah digunakan diseluruh Negara untuk menyebarkan informasi dan hiburan lalu banyak para ilmuwan akhir abad 19 yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini. Dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890 tentang gelombang electromagnetic sebagai transmisi suara. Sementara di Indonesia dimulai dengan kehadiran stasiun TVRI. Kemudian pada tahun sembilan puluhan munculah stasiun televisi baru seperti Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), MNCTV (dahulu bernama Televisi Pendidikan Indonesia atau TPI), Andalas Televisi (ANTV) dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR). Namun kehadiran kelima stasiun televise swasta nasional tersebut rupanya belum cukup memadai akan porsi hiburan dan informasi
bagi masyarakat Indonesia yang kemudian dilanjutkan tumbuhnya televise-televisi lain pada tahun dua ribuan seperti PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV), TRANS7 (dahulu bernama TV7), PT. Global Informasi Bermutu (Global TV), TVone (dahulu LATIVI), dan METRO TV. Lalu seiring perkembangan beberapa Stasiun Tv lokal seperti JAK TV dan OCHANNEL. (Setyobudi, 2012: 7)
2.1.4.1 Karakteristik Televisi Televisi juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan- kelebihan televisi salah satunya adalah: sebagai media komunikasi, pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara, televisi mampu menjangkau banyak orang, kemampuan mempengaruhi audiens secara serentak dan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kelemahan yang dimiliki televisi adalah: biaya produksi yang besar dan rumit, proses produksi yang memakan waktu lama, audiens tidak selektif dan peralatan teknis yang sangat kompleks dan sedikit rumit. (Karlina, Komala, & Soemirat, 2008: 7.19)
2.1.4.2 Program Televisi Pengertian Program Televisi adalah program-program yang ditayangkan oleh televisi tertentu sesuai dengan perencanaan dan penjadwalan dari hari ke hari dan dari jam ke jam. Program televisi merupakan kunci dari kesuksesan sebuah stasiun televisi. Jika programnya bermutu maka penonton akan sering menonton dan bertahan di saluran televisi tersebut. Program televisi dibagi menjadi: 1. Program News Program berita adalah semua siaran yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak. Program berita bisa dibedakan menjadi:
a. Berita keras (Hard News): Merupakan informasi penting yang harus segera disiarkan oleh media massa agar dapat diketahui khalayak secepatnya. Hardnews dibagi lagi menjadi tiga, yakni: Straight News, Features, dan Breaking News. b. Berita Lunak (Soft News): Merupakan informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam, namun tidak bersifat segera. 2. Program Artistik Program hiburan atau artistik adalah bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience. Program yang temasuk dalam ketegori hiburan adalah drama dan non drama. (Morissan, 2011: 209-214)
2.1.5 Program Artistik 2.1.5.1 Pengertian Non Drama Bagian Produksi merupakan dapur sebuah stasiun televisi. Sebab pada bagian ini sebuah program acara dikemas, mulai dari persiapan konsep yang meliputi riset penulisan, proses kreatif, penulisan rundown acara, meeting kordinasi dan sebagainya. Pada intinya program acara non-drama adalah program yang tidak mengandung muatan-muatan cerita fiktif dan cenderung bersifat hiburan. Penggarapan sebuah program non-drama sebenarnya sangat komplek atau tidak sederhana. (Setyobudi, 2012:72)
2.1.5.2 Jenis-Jenis Program Non-Drama Jenis-jenis program non-drama yang sering ada di Indonesia adalah:
1. Music: Program yang menayangkan informasi tangga lagu musik yang sedang populer atau bisa juga dengan mengundang beberapa grup band atau penyanyi untuk bernyanyi di depan para fansnya untuk promo album atau single baru mereka. 2. Comedy: Program acara yang bersifat menghibur penonton dengan aksi lucu para talentnya. Biasanya program ini merupakan settingan dan tidak jarang talent bertingkah diluar skenario agar benar-benar lucu. 3. Quiz: Program yang melibatkan banyak penonton untuk menjadi peserta kuis dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan dan berhadiah jutaan rupiah. 4. Talk Show: Program bincang-bincang ringan dengan artis atau penyanyi yang sedang populer mengenai kehidupannya atau mengenai gosip yang sedang menimpa artis tersebut diselingi dengan hiburan. 5. Variety Show: Program yang merupakan reka ulang berdasarkan kisah nyata atau kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat (Morissan, 2011:217).
2.1.5.3 Pengertian Drama Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Biasanya identik dengan program bernuansa cerita fiktif dan dekat dengan kehidupan penonton. (Morissan, 2011:213). Penggarapan program drama cukup sulit dan rumit karena menyangkut seni peran. Program acara drama berupa sinetron dan Film Televisi sampai saat ini masih menjadi primadona hampir di semua stasiun televisi.
2.1.5.4 Jenis-Jenis Program Drama 1. Sinetron Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Durasi sinetron biasanya lebih panjang dengan banyak episode. 2. Short Movie Short Movie atau lebih dikenal dengan Film Pendek adalah film-film dengan durasi singkat dengan menampilkan klimaks dari cerita dengan cepat dan biasanya dibuat dengan tujuan untuk dilombakan di festival-festival film. 3. Film Televisi atau FTV FTV adalah drama yang menyajikan cerita dengan berbagai tokoh secara bersamaan, hampir sama dengan sinetron tetapi dengan durasi yang lebih singkat dan cerita yang lebih ringan. 4. Film Televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film sebagai salah satu programnya, karena pada awalnya tujuan dibuatnya film adalah untuk untuk layar lebar. (Morissan, 2011:213)
2.1.5.5 Jenis-Jenis Film Film dapat dikelompokan kembali menjadi: 1. Film Cerita Jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukan di gedung bioskop dengan bintang film tenar dan didistribusikan sebagai barang dagangan (Effendy, 2008). Cerita yang diangkat biasanya berupa
cerita fiktif atau cerita nyata yang dimodifikasikan sehingga ada unsur menarik. 2. Film Berita Adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Oleh karena sifatnya berita maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita. Jadi Film berita harus penting dan menarik. 3. Film Dokumenter Film ini merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai suatu kenyataan. Misalnya membuat kehidupan para pembatuk di Pekalongan maka haus membuat cerita yang bersumber dari pembatik yang ditambah rekayasa agar menarik. 4. Film Kartun Film kartun sekarang tidak hanya ditujukan kepada anak-anak karena banyak film kartun yang dibuat untuk orang dewasa. Film kartun pada umumnya mempunyai unsur pendidikan. 5. Film Televisi Adalah film yang dibuat berdasarkan fiktif atau rekayasa yang dipadukan dengan cerita nyata. Berisikan tema percintaan, keluarga dan persahabatan dimana diperankan oleh artis yang cukup terkenal di televisi. Program drama masih merupakan pemasok utama program yang berdurasi panjang dan sudah mempunyai fans tersendiri. Seperti FTV yang selalu mempunyai penonton setia. Lalu dari drama-drama singkat seperti FTVlah banyak artis-artis baru dengan talenta atau bakat tersendiri yang akhirnya bermunculan dan meramaikan wajah pertelevisisan Indonesia.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 FTV FTV adalah jenis film yang diproduksi untuk televisi yang dibuat oleh stasiun televisi ataupun rumah produksi berdurasi 120 menit sampai 180 menit dengan tema yang beragam seperti remaja, tragedi kehidupan, cinta dan agama. Film layar lebar yang ditayangkan di televisi tidak dianggap sebagai FTV. Produksi FTV lebih murah dan lebih mudah jika dibandingkan dengan produksi film layar lebar karena tidak memerlukan teknologi yang terlalu canggih seperti jika memproduksi film layar lebar. Kebanyakan film televisi diproduksi dengan biaya rendah dan berorientasi pada profit sehingga kadang-kadang penggarapan dari segi teknisnya kurang diperhatikan namun mengandalkan alur cerita yang menarik. Film Televisi mulai banyak diproduksi di Indonesia pada awal tahun 1995 yang dipelopori oleh SCTV. Hal ini dilakukan untuk menjawab kejenuhan masyarakat atas sinetron. Sejak saat itu banyak film televisi yang bermunculan. Hampir semua stasiun TV memiliki plot waktu setiap minggunya untuk penayangan film televisi. Contohnya di RCTI terdapat plot acara Mega Sinema, Lalu ada Layar Kemilau di MNCTV dan masih banyak plot acara lain yang sejenis di stasiun televisi di Indonesia. Di Indonesia sendiri film televisi atau FTV sangat digemari terutama film televisi dengan tema percintaan remaja dan film televisi dengan tema religious dengan tema yang membawa pesan untuk kehidupan seharihari masyarakat dirumah. Dalam program drama harus ditentukan hal apa yang akan digunakan sebagai senjata untuk menarik audience. Dengan kata lain apa jenis daya tarik yang akan digunakan.Apakah audience akan ditarik dengan cerita komedi, petualangan,
cinta atau cerita yang lebih serius. Sebuan drama harus mempunyai senjata yang dapat memperkirakan apakah FTV yang akan dibuat hari ini akan sukses ketika ditayangkan. Berikut elemen-elemen kualitas yang harus ada dalam sebuah drama yang diminati penonton : a. Konflik, dalam sebuah drama FTV konflik merupakan hal penting yang harus ada. Setelah membangun karakter yang ada di dalam cerita maka harus dibuat permasalahan apa yang timbul dari masing-masing tokoh yang memiliki karakter yang berbeda-beda. b. Kesukaan, Sebagian audience memilih program yang menampilkan pemain utama yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang membuat penonton nyaman dengan memiliki kepribadian yang hangat suka menghibur dan ramah karena seringkali penonton menonton suatu acara dikarenakan tertarik terhadap talentnya. c. Konsistensi, Suatu cerita FTV harus mempunyai cerita yang konsisten dengan karakter dan tokoh yang konsisten karena jika ada perubahan maka akan membuat penonton bingung dan malah meninggalkan FTV tersebut. d. Durasi, Sebuah program terutama program FTV harus mempunyai kestabilan dalam waktu, Ditinjau dari tayangan sebuah FTV tidak boleh kehabisan ide dalam membuat cerita karena hal tersebut membuat daya tarik penonton untuk selalu menyaksikan FTV di jam yang sama walaupun berbeda tema. e. Energi, FTV harus memiliki energi yang mampu menahan audiens untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Dalam hal ini menekankan pada kecepatan cerita dan semangat ke dalam cerita dengan menyajikan gambargambar yang tidak bisa ditinggalkan penonton. (Morisson, 2008: 323)
Maka dari itu sebuah FTV harus memiliki kecepatan cerita (tidak monoton) dengan adanya konflik-konflik yang ditampilkan, memiliki daya tarik melalui artisartis yang digunakan, Konsistensi cerita agar tidak membingungkan, durasi yang stabil dan Gambar yang kuat agar penonton mau menonton dari awal hingga akhir cerita.
2.2.2 Produksi Televisi Bagian produksi televisi, merupakan dapur dari sebuah stasiun televisi karena tempat sebuah program acara TV khususnya Drama FTV akan diracik dari skenario mentah, pemikiran berkali-kali dengan banyak pertimbangan dan bertukar pikiran hingga sampai ke tahap editing dan siap menjadi master tayang. Hasil dari sebuah produksi stasiun televisi atau In House Production terkadang mampu mengangkat image sebuah stasiun televisi yang artinya bisa mendapatkan rating atau audience share yang besar bahkan bisa dijadikan jangkar untuk program-program lainnya dalam meningkatkan jumlah penonton. Sebab setelah program unggulan selesai tayang biasanya program acara yang kurang menarik pun ikut di tonton sebagai dampak keengganan pemirsa untuk berpindah saluran televisi. (Setyobudi, 2012:75) Proses Produksi Televisi adalah kunci dari hasil yang akan dilihat dan dinilai oleh masyarakat nantinya maka dari itu, proses produksi harus direncanakan sedemikian rupa agar tidak ada kesalahan-kesalahan yang terlalu fatal dan mempengaruhi hasil akhir. Tentu saja film yang tidak berkualitas akan ditinggalkan oleh penontonnya dan menyebabkan turun atau rendahnya rating dan share yang diperoleh oleh MNC Pictures.
2.2.2.1 Proses Tahapan Produksi FTV Program drama FTV sebelum ditayangkan sebenarnya melalui beberapa tahapan-tahapan. Secara garis besar dikategorikan menjadi tiga, yaitu: A. Pra Produksi
Ide Kreatif
Brainstroming
Naskah
Drama
ADAPTASI
Gambar 2.2 Bagan Proses Pra Produksi
Pada tahap ini tampak alur, bahwa sebuah program acara berawal dari sebuah ide atau gagasan baik perseorangan atau kelompok (teamwork), yang diteruskan dengan proses tukar pikiran (brainstorming),. Baru setelah itu dilakukan penyesuaia- penyesuaian (adaptasi) berupa meeting produksi gunanya agar didapatkan sebuah program yang terstruktur dan rapi yang biasanya sudah berupa naskah cerita (scenario) untuk drama. Dalam tahap perencanaan terjadi proses interaksi antara kreatifitas manusia dengan peralatan pendukung yang memadai. Baik buruknya proses produksi sangat ditentukan di tahap ini.
A. Produksi Pada tahap ini pada prinsipnya menvisualisasikan konsep naskah agar dapat dinikmati pemirsa, dimana pada tahap ini sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis (Engineering). Karena harus memvisualisasikan gagasan atau ide saat brainstorming maka harus menggunakan peralatan (equipment) dan operator terhadap peralatan yang dioperasikan atau lebih dikenal dengan istilah Production Services. Pada tahap ini perlu dilakukan pemeriksaan ulang kegiatan pengambilan gambar. Hal ini dilakukan agar jika ada kesalahan dalam pengambilan gambar bisa langsung diulang. Dengan kata lain proses produksi terbagi menjadi produksi alat yang bertanggung jawab atas kelengkapan dan perawatan alat dari awal hingga akhir, serta tugas produksi menejemen yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya proses produksi sesuai rencana. Berikut skema proses produksi:
Production
Engineering
Equipment
People
TO : Maintance Cameraman Lighting
Production
Produser Production Management
Production People Gambar 2.3 Bagan Proses Produksi
Executive Producer Director
Pada diagram diatas tampak terlihat dua bagian terpisah yaitu yang bersifat teknis seperti Maintance Engineering dan operator perangkat seperti cameraman, audio, lighting dan ada juga yang dikordinasikan oleh bagian departemen produksi seperti Executive Producer, Creative, dan Production Director. Jadi pada saat proses produksi sangat banyak pihak yang terlibat dalam satu judul FTV saja.
B. Pasca Produksi Paska produksi lebih berorientasi kepada produksi program-program acara yang tidak langsung (Recording). Paska produksi lebih banyak memberikan stock shot penunjangnya saja agar waktu yang direncanakan tidak kurang dan tidak lebih. khususnya program acara news dan non-drama. Karena program acara drama misalnya FTV sangat tidak mungkin dilakukan secara langsung dan tidak mungkin dilakukan diwaktu yang bersamaan karena membutuhkan moment yang pas untuk pengambilan sebuah gambar yang seringkali berkali-kali di ambil gambarnya. Setelah tahapan produksi dilakukan maka baru bisa dikerjakan tahap paska produksi yang meliputi : a. Offline Editing yaitu merangkai alur konsep acara menjadi sesuatu yang tersusun rapi namun masih kasar (belum diberi effect). Biasanya dibatasi oleh pada pekerjaan pada pengurutan hasil mentah shooting menjadi sebuah hasil yang rapi namun kasar. Umumnya berupa cut-to-cut video namun hasilnya sudah menjadi Story Board yang urut dan rapih tanpa efek apapun. b. Online Editing yaitu lanjutan dari Offline Editing dengan memberikan efekefek gambar, transisi gambar yang bertujuan agar program yang sedang
diproduksi terlihat lebih bagus. Banyak melakukan proses polesan gambar hasil dari Offline Editing seperti efek gambar yang variatif sampai penulisan nama atau title c. Dubbing atau diberikan narasi jika perlu d. Mixing atau memberikan backsong efek yang disesuaikan dengan program yang sedang diproduksi seperti musik, suara angin, dan halilintar. (Setyobudi, 2012: 53)
Sedangkan menurut Fred Wibowo, tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televise yang lazim disebut Standard Operation Procedure (SOP) : 1. Tahapan pra produksi, Tahapan ini meliputi tiga tahap, yakni : a. Penemuan ide, tahapan ini adalah tahap dimana ide atau gagasan awal muncul dan ditemukan. b. Perencanaan, Tahap ini meliputi pembuatan rundown, pemilihan artis, lokasi, dan crew c.
Persiapan, Yaitu tahapan yang meliputi pemberesan kontrak, perijinan dan berbagai surat-menyurat
2. Tahap Produksi Tahap esekusi syuting sebuah FTV atau program, produser berusaha mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan menjadi gambar yang akan ditayangkan di televisi. 3. Tahap pasca produksi Pada tahapan ini memiliki tiga langkah utama yaitu editing offline, editing online dan mixing. Dimana satu sama lain saling berhubungan, ketika editing
offline sudah selesai maka bisa dilanjutkan dengan editing online hingga akhirnya siap untuk di mixing. (Wibowo, 2011)
2.2.3 Analisis SWOT MNC group membutuhkan analisis perencanaan strategis yang tujuannya adalah untuk memperoleh keunggulan bersaing. Melihat banyaknya hambatan dari setiap proses produksi maka dari itu penulis mencoba untuk membuat analisis SWOT untuk FTV Kebaya Hilang Cintapun Datang. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threats). Analisis SWOT harus dimulai dengan mendefinisikan sebuah pernyataan yang diinginkan atau tujuan akhir. Sebuah analisis SWOT dapat dimasukkan ke dalam model perencanaan strategis. Tujuan dari analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang penting untuk mencapai tujuan. Analisis ini dibentuk dari rantai value perusahaan yang unik. Analisis SWOT mengelompokkan informasiinformasi penting dalam dua kategori utama: a. Faktor internal - Kekuatan dan kelemahan internal organisasi. b. Faktor eksternal - Peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal organisasi. Faktor internal dipandang sebagai kekuatan atau kelemahan tergantung pada dampaknya terhadap tujuan organisasi. Apa yang mungkin merupakan kekuatan yang berkaitan dengan satu tujuan mungkin dapat menjadi kelemahan untuk tujuan lain. Analisis SWOT adalah salah satu metode kategorisasi (Rangkuti, 2004).
2.3 Kerangka Pemikiran
Pra-Produksi
Produksi
Pasca Produksi
Production Equipment
Offline Editing
Brainstroming
Briefing
Online Editing
Pemilihan Talent
Esekusi
Dubbing
Ide FTV Kebaya Hilang Cintapun Datang
Naskah
Pemilihan Lokasi
Mixing
Meeting Production
Analisis SWOT
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran
37
Penonton