BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Teori Dasar 1. Pengertian Sistem Informasi Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang
bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output)1. Informasi merupakan hasil olahan data, dimana data tersebut sudah diproses dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna untuk pengambilan keputusan. Informasi juga diartikan sebagai himpunan dari data yang relevan dengan satu atau beberapa orang dalam suatu waktu2. Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan merupakan kegiatan strategi dari suatu organisasi, serta menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar3.
1
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, Andi Offset, 2007 hal. 11 2
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, Andi Offset, 2007 hal. 4 3
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, Andi Offset, 2007 hal. 11
11
12
a. Siklus Informasi Data merupakan bentuk yang masih mentah, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data dapat berupa simbol-simbol, huruf, alphabet, angka-angka, sinyal dan sebagainya. Siklus informasi menggambarkan pengolahan data menjadi informasi dan pemakai informasi untuk mengambil keputusan, sehingga akhir dari tindakan hasil pengambilan keputusan tersebut dihasilkan data kembali. Siklus informasi menurut Burch dan Grundnitski tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Siklus Informasi
13
b. Kualitas Informasi Sebuah sistem informasi harus mampu mengumpulkan data dan mentransformasikan data tersebut ke dalam informasi yang memiliki kualitas-kualitas tertentu4 : 1) Relevan : informasi yang disajikan sebaiknya terkait dengan keputusan yang akan diambil oleh pengguna informasi tersebut. 2) Akurat : kecocokan antara informasi dengan kejadian-kejadian atau objek-objek yang diwakili. 3) Lengkap : merupakan derajat sampai seberapa jauh informasi menyertakan
kejadian-kejadian
atau
objek-objek
yang
berhubungan. 4) Tepat waktu : informasi yang tidak tepat waktu akan menjadi informasi yang tidak berguna atau tidak dapat digunakan untuk membantu mengambil keputusan. 5) Dapat dipahami : terkait dengan bahasa dan cara penyajian informasi agar pengguna lebih mudah mengambil keputusan. 6) Dapat dibandingkan : sebuah informasi dapat memungkinkan seorang pemakai untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua objek atau kejadian yang mirip.
4
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, Andi Offset, 2007 hal. 5
14
c. Nilai Informasi Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. 2. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi,
permodelan
dan
pemanipulasian
data5.
Sistem
Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi interaktif bagi manager dan praktisi bisnis selama proses pengambilan keputusan. Komponen SPK pada dasarnya adalah sebagai berikut : a. Basis data yang berasal dari sumber internal dan dari sumber eksternal. b. Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus diambil. c. Berbagai perangkat analisis yang digunakan untuk mencari jalan keluar terbaik 1) What-if analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi apabila satu atau beberapa variable berubah. 2) Sensitivity analysis. Analisi ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan suatu variable terhadap variable yang lain.
5
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, Andi Offset, 2007 hal. 15
15
Analisis ini akan melakukan perubahan secara berkali-kali terhadap suatu variable, sehingga dapat diketahui apakah pengaruhnya konsisten atau tidak. 3) Goal-seeking analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi terbaik dari suatu masalah. 4) Optimization analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi yang paling menguntungkan bagi perusahaan dan mirip dengan goal-seeking analysis. Tahapan dalam pembuatan keputusan : a. Tahap intelligence adalah tahap pengakuan adanya masalah. Masalah dapat merupakan persoalan maupun kesulitan yang muncul dalam kehidupan organisasi, atau dapat juga merupakan persoalan yang ditimbulkan sendiri oleh pembuat keputusan. b. Tahap design adalah tahap perancangan berbagai alternatif yang akan dipilih. c. Tahap choice adalah tahap memilih salah satu diantara berbagai alternatif yang sudah disiapkan dalam tahap design. Dalam tahap ini, pembuat keputusan akan menggunakan model pemilihan alternatif. d. Tahap implementation adalah tahap setelah memutuskan untuk memilih salah satu alternatif.
16
3. Konsep Model Analytical Hierarchi Process (AHP) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki6. Hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Proses pengambilan keputusan dengan metode AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Adapun kelebihan dari AHP adalah sebagai berikut : a. Kesatuan (Unity) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. b. Kompleksitas (Complexity) AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
6
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, Andi Offset, 2007 hal. 133
17
c. Saling ketergantungan (Inter Dependece) AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier. d. Struktur hierarki (Hierarchy Structuring) AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa. e. Pengukuran (Measurement) AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas. f. Konsistensi (Consistency) AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas. g. Sintesis (Synthesis) AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif. h. Trade Off AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. i. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus) AHP
tidak
mengharuskan
adanya
suatu
menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
konsensus,
tapi
18
j. Pengulangan Proses (Process Repetition) AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan. Beberapa prinsip yang harus dipahami dalam penyelesaian masalah dengan AHP, antara lain : a. Membuat hierarki Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki dan menggabungkannya. b. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan dengan menggunakan skala 1 sampai 9. Nilai dan definisi pendapat kualitatif diukur menggunakan tabel analisis seperti berikut : Tabel 2.1 Analisis Skala Perbandingan Intensitas Kepentingan 1 3 5 7 9 2,4,6,8 Kebalikan
Keterangan Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen yang lainnya Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan Yang berdekatan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibanding dengan i
19
c. Synthesis of priority (menentukan prioritas) Dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) untuk setiap kriteria dan alternatif. Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. d. Logical consistency (konsistensi logis) Konsistensi
memiliki
makna
objek-objek
yang
serupa
bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi atau menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Adapun langkah-langkah dalam metode AHP, yaitu : a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, kemudian menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi dengan cara menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. b. Menentukan prioritas elemen. Menentukan prioritas elemen dengan cara membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
20
c. Sintesis. Pertimbangan-pertimbangan
terhadap
perbandingan
berpasangan
disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Sintesis dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks, lalu membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. d. Mengukur konsistensi. Pengukuran konsistensi dilakukan dengan mengalikan setiap nilai kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. Setelah itu jumlahkan setiap baris, hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. Kemudian jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks. e. Menghitung Consistency Index (CI) Rumus untuk menghitung CI : CI = (λ maks-n)/(n-1), dimana n = banyaknya elemen f. Menghitung Consistency Ratio (CR) Rumus untuk menghitung CR : CR = CI / IR, dimana CR = Consistency Ratio, CI = Consistency Index, IR = Indexs Random Concistency
21
g. Memeriksa Konsistensi Hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika ratio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar index random konsistensi (IR) bisa dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.2 Tabel Indeks Random Konsistensi Ukuran matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2.2
Nilai IR 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
Definisi Pengolahan Data Pengolahan data adalah data yang diolah menjadi suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali.
22
Model data adalah pemetaan yang menunjukkan hubungan logical antara elemen data atau suatu cara untuk menjelaskan bagaimana pemakai dapat melihat data secara logika. Adapun model data yang berbasis record terdiri dari : a. Model Data Hierarki Model data hierarki dalah sekumpulan record yang dihubungkan satu sama lain melalui link (pointer) dan membentuk struktur hierarki atau struktur pohon.
Gambar 2.2 Model Data Hierarki b. Model Data Network Merupakan sekumpulan record yang dihubungkan satu sama lain melalui link (berupa pointer), masingmasing hanya berisi sebuah nilai data yang disebut juga struktur plex.
Gambar 2.3 Model Data Network
23
c. Model Data Relational Model Data Relational, digambarkan dalam bentuk tabel dua dimensi untuk memberikan gambaran sebuah berkas data. Kolom menunjukkan hubungan antara field dari suatu record, baris menunjukkan hubungan antara record dalam suatu berkas data.
Gambar 2.4 Model Data Relational Dari data di atas model data adalah uraian dari sebuah desain data yang memuat adanya relasi konsep dengan logika dari data tersebut.
2.3
Definisi Kredit Kredit berasal dari kata credere yang artinya kepercayaan7. Oleh karena itu dasar dari kegiatan pemberian kredit dari yang memberikan kredit kepada yang menerima kredit adalah kepercayaan. Transaksi kredit timbul karena suatu pihak meminjam sejumlah uang atau sesuatu yang
7
Rimsky K Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2005 hal. 163
24
dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara kedua belah pihak dimana pihak peminjam wajib melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah disepakati. Sebelum kredit diberikan, pihak bank terlebih dahulu melakukan analisis kredit untuk meyakinkan bahwa debitur tersebut layak untuk melakukan pengajuan kredit, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman dalam artian uang yang disalurkan pasti kembali. Analisis kredit mencakup latar belakang debitur atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Pemberian
kredit
tanpa
dianalisis
terlebih
dahulu
akan
membahayakan pihak bank karena debitur dapat dengan mudah memberikan data yang fiktif yang dapat mengakibatkan kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih atau mengalami kemacetan. Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka pihak bank akan berupaya menyelamatkan kredit tersebut dengan menambah jumlah kredit, memperpanjang jangka waktu kredit atau dengan cara menyita jaminan yang telah dijaminkan debitur.
25
1. Unsur-unsur Kredit Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kredit adalah sebagai berikut8: a. Kepercayaan Kepercayaan yaitu keyakinan dari orang yang memberikan kredit kepada orang yang menerimanya bahwa di masa yang akan datang penerima kredit akan sanggup mengembalikan segala sesuatu yang telah peminjam terima sebagai pinjaman. b. Waktu Masa
yang
menjadi
jarak
antara
pemberian
kredit
dan
pengembaliannya. c. Tingkat resiko Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi akibat adanya jangka waktu
yang
memisahkan
antara
pemberian
kredit
dan
pengembaliannya. Semakin lama jangka waktu kredit semakin tinggi resiko yang akan ditanggung kreditur. d. Prestasi Objek yang akan dijadikan sebagai sesuatu yang dipinjamkan baik dalam bentuk uang, barang maupun jasa.
8
Rimsky K Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2005 hal. 167
26
2. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Dalam pemberian kredit, pihak bank harus memperhatikan prinsipprinsip pemberian kredit yang benar. Sebelum kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan tidak akan menimbulkan kemacetan dikemudian hari. Prinsip-prinsip penilaian kredit yaitu dengan analisis 3R : a. Return Penilaian penghasilan apakah usaha yang akan dibiayai benarbenar suatu usaha yang memberikan hasil berdasarkan pengalaman, kemampuan, pemasaran dan aspek lainnya. Dalam penilaian kredit sebaiknya dinilai kondisi ekonomi sekarang dan masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing. b. Repayment Penilaian kesanggupan membayar kembali kredit apakah nasabah benar-benar memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit bank. Hal ini dilihat dari kemampuannya mencari laba, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit. Selain itu juga dilihat dari segi aliran kas, keuntungan yang akan diperoleh, dan watak yang dimiliki nasabah. Orang yang memiliki watak yang baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.
27
c. Risk Penilaian kemampuan untuk menutup resiko yang mungkin timbul jika kredit mengalami kemacetan. Risk merupakan penilaian terhadap jaminan yang diberikan oleh calon debitur. Jaminan harus diteliti keabsahannya, dan sebaiknya melebihi jumlah kredit yang diberikan sehingga jika terjadi kemacetan kredit maka jaminan dapat disita sebagai pelindung bank dari resiko kerugian.
2.4
Tool Perancangan Sistem Bagan adalah alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat
digunakan di semua metodologi yang ada. Pada penyusunan skripsi ini penyusun menggunakan alat–alat bantu sebagai berikut : 1. Bagan Alir Informasi Bagan alir Informasi merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan atau urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. 2. Diagram Konteks Diagram Konteks adalah diagram yang berada pada level yang paling tinggi yaitu level 0 (nol) yang menggambarkan ruang lingkup sistem yang global.
Setiap
sistem
dibatasi
boundary,
diagram
arus
data
menggambarkan jaringan masukan dan keluaran dari sistem, level ini hanya ada satu proses dan tidak ada data store.Diagram konteks juga
28
menunjukkan semua entitas luar yang menerima informasi dari atau memberikan informasi ke sistem9. 3. Data Flow Diagram Data Flow Diagram level n merupakan suatu diagram level yang berfungsi menjabarkan diagram konteks pada suatu sistem. Pemberian nomor pada setiap proses dalam DFD berguna untuk memudahkan penurunan DFD pada level yang lebih rendah. 4. Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram Agregasi adalah suatu keadaan di mana suatu relasi hanya dapat direalisasikan setelah relasi yang lain ada terlebih dahulu. Relasi yang bertipe agregasi tidak dimungkinkan ada jika relasi yang menjadi prasyaratnya tidak terealisasi. Adapun komponen ERD sebagai berikut : a. Entity (Entitas) merupakan objek di dalam sistem nyata atau abstrak dimana terdapat data entity (entitas) diberi nama dengan kata benda. b. Relationship (relasi) menunjukkan hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. c. Atribut secara umum sifatnya karakteristik dari tiap entity maupun tiap relationship. Atribut disimbolkan dengan sebuah lingkaran atau elips.
9
Hanif Al Fatta, Analisis & Perancangan Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi Offset, 2007 hal. 109
29
5. Database Relational Database Relational menunjukkan hubungan dari file–file database yang digunakan dalam sistem yang dirancang. Penggambaran database relational dilakukan setelah proses normalisasi. Ada tiga kemungkinan tingkat hubungan yang ada untuk menggambarkan relasi atribut dalam suatu file yaitu : a. Relasi satu ke satu (one to one) Suatu kejadian pada entitas yang pertama hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya. b. Relasi satu ke banyak (one to many) Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama. c. Relasi banyak ke banyak (many to many) Tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya, baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua.
30
6. Kamus Data (Data Dictionary) Kamus data disebut juga sistem data dictionary adalah catalog kata tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.
2.5
Tool Pengembangan Sistem Dalam
pembuatan
program
ini
penyusun
menggunakan
bahasa
pemrograman Borland Delphi 7.0 dan Microsoft Access sebagai basis datanya. 1. Borland Delphi 7.0 Penyusun memilih menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0 dikarenakan
Borland
Delphi
7.0
memiliki
beberapa
keunggulan
diantaranya yaitu : a. Borland Delphi 7.0 mempunyai desain yang user friendly terhadap programmer yang beginner. b. Memiliki kecepatan kompilasi yang cepat. c. Mempunyai komponen yang sangat komplek untuk pembuatan software aplikasi sampai database. d. Mempunyai aplikasi plugin database bawaan. e. Sangat mudah untuk membuat koneksi ke berbagai aplikasi database, misalnya BDE, Access, MySQL, SQL Server, Oracle, dan database lainnya.
31
2. Microsoft Access Microsoft Access adalah sebuah program aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan, perusahaan kecil dan perusahaan menengah. Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna. Beberapa kelebihan dari Microsoft Access adalah sebagai berikut: a. Aplikasi ini mudah dikembangkan baik untuk kalangan pemula maupun untuk kalangan professional. b. Microsoft Access memungkinkan pengembangan yang relatif cepat karena semua table database, query, form dan report disimpan dalam berkas basis datanya sendiri. c. Microsoft
Access
memiliki
kompatibilitas
dengan
bahasa
pemrograman SQL. 3. Windows XP Windows XP adalah jajaran sistem operasi berbasis grafis yang dibuat oleh Microsoft untuk digunakan pada komputer pribadi, yang mencakup komputer rumah, desktop bisnis, laptop, dan pusat media (Media Center). Windows XP merupakan penerus Windows 2000 Professional dan Windows Me. Windows XP merupakan versi sistem operasi Windows pertama yang berorientasi konsumen yang dibangun di atas kernel dan arsitektur Windows NT.
32
Versi Windows berbasis arsitektur NT dikenal dengan stabilitas dan efisiensi yang lebih baik ketimbang versi Windows 9x. Windows XP menyajikan antarmuka grafis yang dirancang ulang secara signifikan. Windows XP juga memiliki tampilan yang lebih user-friendly dari versi Windows sebelumnya.
2.6
Sejarah Perusahaan BPR Kepri Bintan Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
tentang pemberian izin usaha PT BPR Kepri Bintan, No. 10/60/ KEP. GBIDPG 2008 tanggal 25 Agustus 2008, beralamat di Jalan Ketapang No 57 Tanjung Pinang merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa/pelayanan kepada masyarakat dengan produk-produk perbankan yang dimilikinya. BPR Kepri Bintan diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2008 oleh Ismeth Abdullah selaku Gubernur Kepulauan Riau dan Pimpinan Bank Indonesia (BI) Batam yaitu Irwan Lubis. Pemegang saham terbesar BPR Kepri Bintan adalah PT Pembangunan Kepri, Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Kepulauan Riau bekerjasama dengan PT BPR Dana Nusantara Batam yang telah memiliki pengalaman di bidang perbankan. BPR Kepri Bintan merupakan langkah awal untuk rencana pembukaan BPR Kepri lainnya dimasa yang akan datang seperti di Natuna, Lingga dan Karimun. BPR Kepri Bintan diharapkan dapat menjadi cikal bakal perpanjangan tangan daerah dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pemerintah daerah dan masyarakat.
33
1. Visi BPR Kepri Bintan Menjadi BPR yang terdepan di Provinsi Kepulauan Riau. 2. Misi BPR Kepri Bintan Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan jasa perbankan dengan mewujudkan pelayanan yang ramah, cepat, dan professional. Mendukung program pemerintah untuk memajukan ekonomi daerah dengan memberikan pelayanan jasa perbankan kepada pelaku usaha mikro dan kecil. 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi BPR Kepri Bintan adalah sebagai berikut :
RUPS
Dewan Komisaris
SKAI Dewan Direksi
Manager Marketing
Funding
Lending
Manager Operasional
Lega l
Collector
Accounti ngg
Admin Kredit
Gambar 2.5 Struktur Organisasi
Appra isal
Umum
Fr.Offi ce
34
4. Tugas dan Tanggungjawab a. RUPS Demi kelangsungan keberadaannya perseroan mutlak membutuhkan organ yaitu RUPS di mana para pemilik modal sebagai pihak yang berkepentingan berwenang sepenuhnya untuk menentukan kepada siapa akan mereka percayakan pengurusan perseroan, direksi yang ditugaskan mengurus dan mewakili perseroan, dan dewan komisaris yang ditugaskan melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada direksi. Dapat dikatakan bahwa keputusan-keputusan yang menyangkut struktur organisasi perseroan misalnya perubahan anggaran dasar, penggabungan, peleburan, pemisahan, pembubaran dan likuidasi perseroan, hak dan kewajiban para pemegang saham, pengeluaran saham baru dan pembagian atau penggunaan keuntungan yang dibuat perseroan sepenuhnya termasuk wewenang RUPS. RUPS
mempunyai
kekuasaan
tertinggi
dalam
perseroan,
RUPS
menjalankan kekuasaan perseroan secara De Facto, secara eksklusif kewenangan diatur dalam anggaran dasar dan pembatasan tertentu bagi direksi yang memerlukan persetujuan RUPS. b. DEWAN KOMISARIS Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan yang dijalankan direksi, jalannya pengurusan tersebut pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasehat kepada direksi.
35
c. DIREKTUR UTAMA Bertanggung jawab terhadap semua aspek kinerja keuangan PT. BPR Kepri Bintan dan kepentingan seluruh pemegang saham sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan. Selain itu juga mengembangkan serta mengawasi strategi Bank secara menyeluruh dalam operasional bisnisnya termasuk pengembangan dan implementasi kebijakan yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan, manajemen resiko perusahaan, manajemen reputasi dan pengembangan sumber daya manusia, serta tanggung jawab sosial perusahaan. d. DIREKTUR Bertanggung jawab terhadap strategi bisnis, memastikan kelancaran implementasi dan strategi tersebut dan pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu juga bertanggung jawab mempertahankan iklim hubungan industrial yang positif melalui komunikasi yang terbuka dan transparan dengan karyawan dan keterlibatan aktif berbagai dialog. Membangun dan mengembangkan strategi bisnis terutama di bidang pemasaran produk bank. e. SKAI Tugas SKAI yaitu memberikan rekomendasi terhadap efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan bank, memberikan tanggapan atas usulan kebijakan atau sistem dan prosedur untuk memastikan aspek pengendalian intern, mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengimplementasikan proses pengelolaan resiko.
36
f. MANAGER MARKETING Manager marketing memiliki tugas mengambil keputusan atas masalah dibagian pemasaran, melakukan analisis lingkungan dan membuat programprogram pemasaran yang nantinya diharapkan dapat menarik minat konsumen dengan cara mengatur serta menyusun program kerja dan anggaran bagian pemasaran. Selain itu juga bertugas melihat, memilih, menetapkan sasaran, memotivasi,
memberikan pengarahan dan
mengevaluasi
performance
bawahannya. g. MANAGER OPERASIONAL Manager Operasional bertugas mengawasi jalannya kegiatan operasional serta melakukan evaluasi kinerja karyawan yang berada dalam lingkungan operasional. Memutuskan hal-hal yang berhubungan dengan tatacara perbankan. h. FUNDING Menerapkan strategi dan pola-pola tertentu dalam rangka menghimpun dana masyarakat, memastikan target funding tercapai sesuai rencana, membuka hubungan dengan pihak/lembaga luar dalam rangka funding, serta tersosialisasinya produk-produk funding kepada masyarakat. i. LENDING Melayani pengajuan pembiayaan, melakukan analisis kelayakan serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisa yang telah dilakukan. Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai dengan proses sebenarnya serta memastikan analisis
37
pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan. j. COLLECTOR Melakukan penagihan atas angsuran kredit ataupun tunggakan yang disebabkan keterlambatan penyetoran angsuran kredit. k. ADMIN KREDIT Bagian yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi perusahaan antara lain menerima dokumen kredit, memeriksa kelengkapan dokumen kredit, melakukan transaksi sehubungan dengan pencairan kredit, dan menyimpan semua dokumen kredit dengan rapi dari mulai kredit tersebut baru masuk sampai kredit tersebut telah lunas. l. UMUM Bertugas memeriksa dan menyediakan perlengkapan kantor atau perusahaan. Bagian umum juga mencatat dan mengatur keluar masuknya barang keperluan sehari-hari maupun inventaris kantor. m. LEGAL Bertugas melakukan proses pengikatan kredit debitur, penjelasan mengenai perjanjian-perjanjian kredit maupun prosedur hukumnya. n. ACCOUNTING Mengatur administrasi keuangan perusahaan. Seorang accounting staff bertugas menyusun laporan keuangan, perpajakan, anggaran pengeluaran dan penghasilan bulanan atau tahunan, membayar gaji karyawan, membuat surat-
38
surat
yang
berhubungan
dengan
perbankan,
kemampuan
keuangan
perusahaan, dan lain-lain. o. APPRAISAL Bagian taksasi adalah salah satu bagian dalam BPR Kepri Bintan yang melakukan penilaian harga terkini suatu jaminan. p. FRONT OFFICE Petugas bank yang bertanggung jawab untuk memberikan jasa pelayanan perbankan langsung kepada masyarakat. 5. Syarat Pengajuan Kredit BPR Kepri Bintan a.
Fotocopy identitas diri suami dan istri
b.
Fotocopy kartu keluarga
c.
Fotocopy surat nikah / akta perkawinan
d.
Fotocopy rekening koran / rekening listrik 3 bulan terakhir
e.
Fotocopy slip gaji 3 bulan terakhir
f.
Fotocopy sertifikat / BPKB (jaminan)
g.
Fotocopy SIUP / SITU (wiraswasta)