BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Teori Tentang Darah Manusia Sistem hematoligik memungkinkan tubuh memberi oksigen dan makanan kesemua sel tubuh dan membuang produk sisa sel. Darah mengandung sel -sel yang dirancang untuk mencegah infeksi, menghentikan pendarahan, dan mengangkat hormon. Darah juga memungkinkan tubuh memberi makanan dan menyembuhkan dirinya serta melakukan komunikasi antara bagian-bagian tubuh. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah pada darah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan CO2 di dalam darah yang banyak mengandung CO2 warna dari darah itu merah tua. Adanya O2 di dalam darah diambil dengan jalan bernapas. Dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran metabolisme dalam tubuh. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung dan selama darah dalam pembuluh maka akan tetap encer, tapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka darah akan beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan kedalam wadah tersebut sedikit obat anti pembekuan sitras narikus. Keadaan ini sangat berguna apabila darah tersebut digunakan untuk transfusi darah. 6
7
Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi di dalam tubuh manusia. Darah adalah jaringan yang cair, beredar dalam tubuh melalui jantung, pembuluh-pembuluh darah, kapiler dan pembuluh darah vena. Di dalamnya terdapat benda-benda padat yang melayang, dinamakan sel-sel darah. Darah mengalir keseluruh tubuh melalui pipa-pipa yang dinamai pembuluh darah. Pembuluh darah ini tidak sama besarnya, makin dekat ke jantung semakin besar, makin jauh letaknya dari jantung makin kecil dan pembuluhpembuluh darah yang terkecil disebut pembuluh darah rambut (kapiler). Kapiler ini hampir terdapat di seluruh tubuh bagian yang hidup dan meliputi seluruh selsel. Peredaran darah dalam tubuh manusia ada dua macam. Peredaran darah kecil (pendek) yaitu peredaran darah dari jantung ke paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung. Peredaran darah kecil ini berguna untuk membersihkan darah. Darah yang datang melalui pembuluh vena ke paru-paru masih kotor dan setelah dibersihkan dibawa lagi ke jantung, dan oleh jantung dipompakan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah nadi. Dan Peredaran darah besar (panjang), yang di namakan peredaran darah besar adalah peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh dan kemudian kembali lagi ke jantung. Peredaran darah panjang ini gunanya untuk membawa zat-zat makanan, oksigen keseluruh tubuh untuk dipergunakan dalam berbagai keperluan. Pembuluh arteri dari jantung membawa darah bersih yang telah mengandung oksigen. Sedangkan pembuluh darah balik membawa darah kotor, artinya yang mengandung CO2 dan zat-zat lain sebagai hasil metabolisme. Lain halnya dengan pembuluh darah arteri ke paru-paru, dia membawa darah kotor, sebaliknya pembuluh venanya membawa darah bersih.
8
2.1.1 Fungsi darah secara umum Sebagai bagian penting pada sistem transportasi di dalam tubuh, darah memiliki fungsi di antaranya : membawa O2 dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan dari jaringan dibawa CO2 ke paru-paru untuk dibersihkan. Sebagian besar pengangkutan ini dilakukan oleh zat warna darah (hemoglobin), membagikan zat-zat makanan (oleh plasma) seperti protein, lemak, glukose, garam-garam, air dan sebagainya, dari usus ke jaringan-jaringan tubuh, ampasampas yang tidak berguna sebagai hasil metabolisme, kreatin, C02 dan sebagainya, dibawa ke alat-alat pembuangan yaitu: paru-paru, ginjal, hati, kulit, usus. Selain itu, darah juga berfungsi untuk melindungi kesehatan tubuh dari serangan penyakit, seperti sel-sel darah putih dan pembentukan badan-badan penangkis dalam serum, mengatur supaya temperatur badan tetap, mengatur pH darah, tekanan osmose dan kadar air supaya tetap dan membawa hormon-hormon, enzym-enzym ke jaringan-jaringan tubuh.
2.1.2 Transfusi Darah Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
9
2.1.3 Tujuan Transfusi Darah Tujuan dalam pemberian tindakan transfusi darah di antaranya untuk meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi darah dapat meningkatkan kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut oksigen), memperbaiki volume darah tubuh, memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah mempunyai komponen leukosit yang berperan sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat asing). Selain itu, tindakan ini juga berguna untuk memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan fungsi trombosit yang berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah terjadinya pendarahan.
2.1.4 Prosedur Transfusi Darah Transfusi darah harus melalui prosedur yang ketat untuk mencegah efek samping ( reaksi transfusi ) yang dapat timbul. Prosedur itu adalah: a.
Penentuan golongan darah ABO dan Rh. Baik donor maupun resipien harus mempunyai golongan darah yang sama.
b.
Pemeriksaan untuk donor terdiri atas: a) penapisan (screening) terhadap antibodi dalam serum donor dengan tes antiglobulin indirek (tes Coombs indirek) b) tes serologik untuk hepatitis (B&C), HIV, sifilis (VDRL) dan CMV.
c.
Pemeriksaan untuk resipien: a) major side cross match: serum resipien diinkubasikan dengan RBC donor untuk mencari antibodi dalam serum resipien.
10
b) minor side cross match: mencari antibodi dalam serum donor. d.
Pemeriksaan klerikal (identifikasi): Memeriksa dengan teliti dan mencocokkan label darah resipien dan donor. Reaksi transfusi berat sebagian besar timbul akibat kesalahan identifikasi (klerikal).
e.
Prosedur pemberian darah, yaitu: a) hangatkan darah perlahan-lahan b) catat nadi, tensi, suhu dan respirasi sebelum transfusi c) pasang infus dengan infus set darah (memakai alat penyaring) d) pertama diberi larutan NaCl fisiologik e) pada 5 menit pertama pemberian darah beri tetesan pelan-pelan---awasi adanya urtikaria, bronkhospasme, rasa tidak enak, menggigil. Selanjutnya awasi tensi, nadi, suhu, dan respirasi.
f.
Kecepatan transfusi, yaitu: a) untuk syok hipovolemik---beri tetesan cepat. b) normovolemi---beri 500 ml/6jam; c) pada anemia kronik, penyakit jantung dan paru beri tetesan perlahanlahan 500 ml/24 jam atau beri diuretika (furosemid) sebelum transfusi.
2.1.5 Reaksi Transfusi Reaksi transfusi adalah pengrusakan Immunologik sel-sel darah merah yang inkopatible yang diperoleh melalui transfusi terhadap pemberian sel-sel darah putih lebih sering terjadi , tetapi biasanya ringan. Walaupun antigen penjamu dan donor selalu diidentifikasi (ditentukan golongannya) untuk
11
kecocokan ABO dan Rh sebelum dilakukan transfusi, dapat terjadi kecelakaan berupa kesalahan dalam penentuan jenis sel darah merah atau percampuran darah yang diberikan. Tergantung kepada alasan dilakukannya transfuse, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faltor pembekuan,plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih) jika memungkinkan, akan lebih baik jika transfuse yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah. Yang diperluan oleh respien. Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros.
2.1.6 Aliran Darah Aliran Darah berlangsung melalui Bulk Flow. Bulk Flow adalah pergerakan suatu cairan akibat gradient tekanan dari tinggi kerendah. Perbedaan tekanan antara suatu ujung saluran dan saluran yang lain, dibagi oleh resistansi yang ditimbulkan oleh saluran. Menentukan aliran darah melalui system vascular, cairan mengalir keluar masuk antara kapiler dan cairan interstisium. Cairan Interstisium adalah filtrat mirip plasma yang melingkupi
semua sel. apabila
volume plasma tinggi atau menyuplai system vascular apabila terjadi kekurangan plasma. Terdapat gaya yang mempengaruhi Bluk Flow cairan menembus kapiler kedalam
ruangan interstesium. Keempatnya adalah Tekanan Kapiler,Tekanan
Hidrostatik Interstesium, Tekanan Osmotik koloid plasma, dan Tekanan osmotik koloid cairan Interstesium.
12
2.1.7 Anti Pembekuan Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja dengan trombosit untuk membantu membekunya darah. Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu cedera tidak akan berhenti. Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada penderita kelainan perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand. Anti pembekuan atau anti koogulan sering diperlukan untuk mencegah darah yang diambil menjadi beku, misalnya untuk pemeriksaan darah tertenu di laboratorium dan darah yang di donorkan untuk ditransfusi.
2.2. Gambaran Umum Alat Blood Warmer Blood Warmer adalah alat yang berfungsi untuk menghangatkan darah sesuai suhu tubuh manusia. Alat ini digunakan untuk transfusi darah, dimana sebelumnya kantong darah ini disimpan dalam Blood Bank dengan suhu 2 – 6 ° C, agar tidak terjadi pembekuan darah yang terlalu lama maka pasien memerlukan alat ini untuk proses transfusi. Pemanasan pada selang darah berfungsi untuk memberikan suhu seperti suhu tubuh manusia, kemudian pemanasan pada selang darah berguna mempertahankan suhu yang lewat hingga sampai ke pasien. Sebagai referensi dari alat yang dibuat, penulis mengambil referensi dari alat Blood/Infusion Warmer Animec type AM-2S. Satuan temperatur yang digunakan pada alat Blood Warmer AM-2S menggunakan satuan derajat celcius (°C).
13
Adapun contoh blood warmer ditunjukkan pada gambar 2.1.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.1 Contoh blood warmer (a) blood warmer merk Animec type AM-2S, (b) blood warmer merk upreal (c) blood warmer merk bieggler
2.3. IC LM35 IC LM35 adalah rangkaian sensor suhu dalam derajat celcius (°C). LM35 merupakan sebuah tranduser yang digunakan untuk merubah besaran suhu menjadi besaran listrik. Dimana IC ini mampu mendeteksi keadaan suhu di sekitarnya dengan perubahan kenaikan 1°C akan menaikkan tegangan yang linier yaitu keluaran sebesar 10 mV/°C.
Gambar 2.2 Bentuk fisik IC LM35
14
Keunggulan lain dari IC LM35 adalah dapat digunakan dengan catu daya tunggal atau tegangan catu daya ganda. Dengan komsumsi arus yang sangat kecil (60µA) menyebabkan panas yang dihasilkan rendah (±0,10C). Kecermatan LM35 adalah lumrahnya 0.4 °C pada suhu 25°C. IC LM35 berisikan dioda zener yang tegangan breakdownnya akan bertambah seiring dengan perubahan suhu antara 55 °C sampai +150 °C.
Gambar 2.3 IC LM35
IC LM35 mempunyai karakteristik dan kelebihan sebagai berikut : a. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. b. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC. c. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. d. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. e. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA. f. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
15
g. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. h. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC. i. Harganya cukup murah.
Gambar 2.4 Grafik IC LM35
Sensor suhu tipe LM35 merupakan IC sensor temperatur yang akurat yang tegangan keluarannya linear dalam satuan celcius. Jadi LM35 memilik kelebihan dibandingkan sensor temperatur linear dalam satuan kelvin, karena tidak memerlukan pembagian dengan konstanta tegangan yang besar dan keluarannya untuk mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat. LM35 memiliki impedansi keluaran yang rendah, keluaran yang linear, dan sifat ketepatan dalam pengujian membuat proses interface untuk membaca atau mengotrol sirkuit lebuh mudah. Pin V+ dari LM35 dihubungkan kecatu daya, pin GND dihubungkan ke Ground dan pin Vout- yang menghasilkan tegangan analog hasil pengindera suhu dihubungkan ke vin (+) dan ADC 0840.
16
2.4. Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroller AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock atau dikenal dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing adalah kapasitas memori, peripheral dan fungsinya (Heryanto, dkk, 2008:1). Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Berikut ini gambar Mikrokontroler Atmega8535.
Gambar 2.5 Mikrokontroler ATMega8535
2.4.1 Arsitektur ATMega8535 Mikrokontroler ATMega8535 memiliki arsitektur sebagai berikut : 1.
Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A,Port B,Port C dan Port D.
2.
ADC 8 channel 10 bit.
3.
Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembanding.
17
4.
CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5.
Watchdog timer dengan osilator internal.
6.
SRAM sebesar 512 byte.
7.
Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.
8.
Interrupt internal dan eksternal
9.
Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11. Antarmuka komparator analog. 12. Port USART untuk komunikasi serial
2.4.2 Fitur AVR ATMega 8535 Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki fitur sebagai berikut: 1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 2. 2 Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memori) sebesar 512 byte. 3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel. 4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 5. Enam pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.
18
2.4.3 Blok Diagram ATMega 8535 Blok diagram fungsional mikrokontroler ATMega8535 ditunjukan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Blok diagram fungsional ATMega8535
19
2.4.4 Konfigurasi Pin AVR ATMega 8535 Konfigurasi pin dari mikrokontroler ATMega8535 sebanyak 40 pin dapat dilihat pada Gambar 2.7. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 sebagai berikut: 1.
VCC Input sumber tegangan (+)
2.
GND Ground (-)
3.
Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.
4.
Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
5.
Port C (PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk apnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
6.
Port D (PD7 … PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
7.
RESET Input reset.
8.
XTAL1 Input ke amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal.
9.
XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator.
10. AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC.
20
11. AREF Tegangan referensi untuk ADC.
\
Gambar 2.7 Konfigurasi Pin ATMega8535
2.5. Relay Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.
Gambar 2.8 Relay
21
Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Relay terdiri dari
Coil & Contact. Coil adalah gulungan kawat yang
mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik dicoil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana berikut ini prinsip kerja darir elay : ketika Coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.
2.6. Heater Heater element adalah peralatan yang fungsinya untuk menghasilkan panas dari sumber listrik. Heater atau pemanas sekarang ini sudah sangat umum dipakai dalam kehidupan sehari hari. Berikut ini diuraikan beberapa aplikasi dari elemen pemanas (heater) sesuai dengan jenis dan bentuknya.
22
2.6. 1 Coil Heater Bentuknya yang telanjang (tidak tertutup isolator ataupun pipa selongsong) cocok untuk memanaskan udara, panas yang dihasilkan langsung di transfer keudara sekitarnya, pemasangan heater ini menggunakan support (pegangan) dengan bahan isolator listrik yang baik dan tahan panas tinggi seperti : keramik, mika, asbes, fibrothal, castable dll.
Gambar 2.9 Coil Heater Cocok untuk digunakan pada kompor listrik dan oven dan furnace (tungku) dimana media yang akan dipanaskan tidak langsung mengenai gulungan heater ini.
2.6. 2 Infra red heater Coil (gulungan) niklin dicor bersama –sama bahan
eramic. Pada Heater
type ini digunakan sebagai sumber panas radiasi, dimana permukaan keramik pelapisnya berfungsi sebagai reflector. Heater jenis ini banyak digunakan untuk memanaskan benda – benda yang hasil permukaan nya mengkilap seperti pada pengeringan hasil pengecatan atau pewarnaan, pembuatan foam, pengeringan hasil sablon dll.
23
Gambar 2.10 Infra red heater
2.6. 3 Silica & Infra fara Heater Coil atau gulungan niklin dimasukan kedalam tabung (pipa) dari bahan silica atau black body ceramik yang dikedua ujung nya di beri terminal baut sebagai input power listrik dan kemudian ditutup oleh dop keramik.
Gambar 2.11 Silica & Infra fara Heater
Fungsi kedua type heater ini hampir sama dengan infra red heater, pemasangannya dilengkapi dengan reflector yang terbuat dari bahan stainless stell ataupun alumunium.
24
2.6. 4 Quartz heater Heater jenis ini elemen pemanasnya di gulung diatas batangan keramik , sehingga kedua terminalnya ada pada satu sisi, kemudian gulungan ini dimasukan ke dalam tube berbahan Quartz (silica) dengan warna putih susu dan tube tadi di beri lapisan pipa pvc / teflon berlubang yang berfungsi sebagai pelindung quartz dari benturan dengan benda lain saat di celup ke cairan yg akan dipanaskan.
Gambar 2.12 Quartz heater
Penggunaan quartz heater ini untuk memanaskan cairan kimia dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. seperti pada pengerjaan electroplating, hardcrome dan lain - lain .
2.6. 5
Tubular heater Tubular Heater ini paling banyak bentuknya, namun bisa di golongkan
menurut pemakainnya yaitu : a. Tubular heater standar Berbentuk lurus, U form, W form multyform ataupun over the side heater digunakan untuk memanaskan udara atau cairan.
25
Gambar 2.13 Tubular heater standar
b. Tubular Heater with water proof terminals Dipasaran heater jenis ini disebut juga deffrost heater, merupakan bentuk lanjut dari tubular heater hanya pada kedua terminal nya disambung kabel dan titutup dengan resin khusus dimaksudkan agar tidak kemasukan cairan. Heater jenis ini banyak digunakan pada mesin - mesin pendingin dan pintu-pintu ruang pendingin agar tidak membeku sehingga mudah di buka.
Gambar 2.14 Tubular Heater with water proof terminals
c. Finned heater Banyak digunakan pada blower heater, dryer dengan fan motor yang menghembuskan udara ke permukaan sirip atau finned.
26
Gambar 2.15 Finned Heater
d. Immersion heater Adalah pemanas yang digunakan untuk memanaskan cairan, baik air ataupun bahan kimia. terdiri dari 1 atau lebih tubular heater berbentuk u form yang dipasang pada flans ataupun nipple screw. ada beberapa jenis flans yaitu flans bulat dan persegi empat.
Gambar 2.16 Immersion heater
e. Water heater Sesuai dengan namanya heater jenis ini digunakan untuk memanaskan cairan.
27
Gambar 2.17 Water heater
2.6. 6 Stripe, nozzle dan band heater Stripe heater digunakan untuk memanaskan permukaan benda yang rata, seperti pada hot plate dsb.
Gambar 2.18 Stripe heater
Band heater digunakan untuk memanaskan tabung atau pipa, band heater ini dilengkapi dengan baut pengunci pada bagian plat sabuknya. Seperti band heater, nozzle heater juga dipergunakan untuk memanaskan tabung, perbedaan nya diameter nozzle heater lebih kecil dari 50 mm. Nozzle heater dan band heater paling banyak dipergunakan untuk barrel mesin extruder dan injection plastik, pada barrelnya dipasang band heater dan pada ujung keluaran cairan platik (nozzle) di pasang nozzle heater.
28
2.6. 7 Cast - in heater Bentuk dan fungsinya sama dengan stripe, nozzle dan band heater, karena heater awalnya berbentuk tubular heater yang kemudian dicor dengan bahan alumunium atau kuningan, maka ketebalan heater ini minimum 18 mm dan kekuatannya jauh diatas stripe, nozzle dan band heater.
Gambar 2.19 Cast - in heater
2.6. 8 Catridge heater Heater jenis ini banyak digunakan untuk memanaskan cetakan cetakan (muould) ataupun die block dengan cara memasukannya kedalam lubang (hole) cetakan cetakan atau die Block tersebut dimana diameter lubang sama dengan diameter Pipa Catridge dengan toleransi tidak lebih dari 0.127 mm.
Gambar 2.20 Catridge heater
29
2.7. LCD (Liquid Crystal Display) LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi untuk menampilkan karakter angka, huruf ataupun simbol dengan lebih baik dan dengan konsumsi arus yang rendah. LCD (Liquid Cristal Display) dot matrik M1632 merupakan modul LCD buatan hitachi. Modul LCD (Liquid Cristal Display) dot matrik M1632 terdiri dari bagian penampil karakter (LCD) yang berfungsi menampilkan karakter dan bagian sistem prosesor LCD dalam bentuk modul dengan mikrokontroler yang diletakan dibagian belakan LCD tersebut yang berfungsi untuk mengatur tampilan LCD serta mengatur komunikasi antara LCD dengan mikrokontroler yang menggunakan modul LCD tersebut. Modul prosesor M1632 pada LCD tersebut memiliki memori tersendiri sebagai berikut. CGROM (Character Generator Read Only Memory) CGRAM (Character Generator Random Access Memory) DDRAM (Display Data Random Access Memory).
Gambar 2.21 LCD
30
2.7. 1 Kaki-kaki Modul M1632 Untuk
keperluan
antarmuka
suatu
komponen
elektronik
dengan
mikrokontroler, perlu diketahui fungsi dari setiap kaki yang ada pada komponen tersebut. 1. Kaki 1 (GND) Kaki ini berhubungan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah VCC). 2. Kaki 2 (VCC) Kaki ini berhubungan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD (khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah GND). 3. Kaki 3 (VEE/VLCD) Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt. 4. Kaki 4 (RS) Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah, logika dari kaki ini adalah 0. 5. Kaki 5 (R/W) Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground.
31
6. Kaki 6 (E) Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data. 7. Kaki 7-14 (D0-D7) Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan data. 8. Kaki 15 (Anoda) Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5 volt (hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight). 9. Kaki 16 (Katoda) Tegangan negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt (hanya untuk M1632 yang memiliki backlight).