BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Kebijakan Dividen Beberapa faktor yang penting yang mempengaruhi kebijakan deviden adalah kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternative, dan preferensi pemengang saham untuk menerima pendapataan saat ini atau dimasa akan datang. Adapun teori kebijakan deviden tersebut antara lain ( Agnes Sawir 2010 :145) a. Dividen Tidak Relevan Menurut Mondiglinni dan Miller (MM), nilai mata perusahaan tidak ditentukan oleh pembayaran dividen. MM berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh carning power dari asset perusahaan. Keputusan apakah laba yang diperoleh dibagikan dalam bentuk deviden atau ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM membuktikan membuktikan pendapatnya secara matematika dengan asumsi sebagai berikut : 1) Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional 2) Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru 3) Tidak ada pajak 4) Kebijakan investasi tidak berubah
8
9
5) Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri Hal terpenting dari pendapatan MM adalah pengaruh kenaikan pembayaran dividen terhadap kekayaan pemegang saham akan diimbangi dengan penurunan kekayaan pemegang saham, kerana menejeman perusahaan menggunakan cara pendanaan yang lain. Jika
kebijakan
investasi
tidak
berubah
dan
perusahaan
membagikan dividen, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan dimbangi degan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Beberapa
ahli
menentang
pendapatan
MM,
karena
prakteknya pasar modal yang sempurna sulit ditemui, biaya emisi pasti ada, pajak pasti ada, dan kebijkan investasi perusahaan tidak mungkin berubah. a. Bird In Hand Theory Myron Gordon dan John Litner tidak sependapat dengan asumsi MM bahwa kebijkan dividen tidak mempengaruhi tingkat keuntungan yang disyratkan oleh investor. Menurut Gordon dan Litner, biaya modal sendiri perusahaan akan naik sebagai akibat penurunan pembayaran dividen. Investor
10
merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen yang lebih pasti beresiko. Pendapatan Gordon dan Lintner ini oleh MM di beri istilah “The Bird In The Hand Fallacy”. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa investor memandang satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung diudara. b. Teori Dividen Residual Pendanaan eksternal (penerbitan saham baru) lebih mahal dari pada pendanaan internal (pemanfaatan laba ditahan, karena adanya biaya-biaya emisi saham (flotation cost). Dengan adanya biaya emisi ini, perusahaan mengutamakan pendanan internal. Konsekuensinya, perusahaan baru akan membayar dividen setelah dana-dana kebutuhan investasi terpenuhi. Dengan kata lain, hanya jika ada pendapatan tersisa atau pendapatan residual, dividen akan dibagikan. Inilah teori dividen residual (Residual Dividen Theory). c. Teori Perbedaan pajak Teori ini diajukan Litzenberrger Ramaswarny yang mengatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividend dan capital gains. Investor lebih menyukai capital gains karena pajak atas capital gains harus dibayar setalah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Apalagi umumnya pajak atas
11
dividen lebih besar dari pada pajak atas capital gains. Sehingga investor dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan dari pajak ini. Karena adanya keuntungankeuntungan pajak ini, investor lebih suka bila manejeman perusahaan
menahan
sebagian
laba.
Investor
juga
mensyaratkan tingkat yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividen tinggi dan capital gains rendah dari pada saham dengan dividen rendah dan capital gains tinggi. d. Teori Signalling Hypotheses Ada bukti empiris bahwa kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham, dan sebaliknya situasi ini setidaknya memperlihatkan bahwa investor lebih menyukai dividen daripada capital gains. MM berpendapat bahwa kenaikan dividen ini merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manejeman perusahaan meramalkan suatu penghasilkan yang baik di masa datang. Sebaliknya suatu penurunan dividen atau kenaikan dibawah normal (biasanya) diyakini investor sebagai sinyal bahwa perusahaan akan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang. Perubahan dividen memang mengandung beberapa informasi, tetapi sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-semata disebabkan oleh efek sinyal atau preferensi terhadap dividen.
12
e. Teori Clientele Effect Teori
ini
menyatakan
bahwa
kelompok
(clientele)
pemegang saham yang berbeda akan memiliki presentasi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan saat ini menyukai dividen penyusul rasio tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian laba bersihnya. Bukti empiris menunjukan adanya efek clientele ini. Tetapi menurut MM, efek clientele ini tidak menunjukan bahwa dividen besar lebih baik dari pada dividen kecil atau sebaliknya. Efek clientele ini hanya memperlihatkan bahwa bagi sekelompok pemegang saham kebijkan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka.
B. Dividen 1. Pengertian Dividen Definisi dividen menurut Tjiptono dan Hendry (2006) adalah sebagei berikut : Dividen adalah pembagian laba bersih perusahaan yang diditribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan rapat umum pemegang saham”.
13
Definisi menurut Weston dan Copeland dalam bukunya Ahmad Rodoni dan Herli Ali (2010) yaitu : Dividen adalah keuangan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada pemegang saham. Besarnya dividend yang diberikan ditentukan dalam rapat pemegang saham dan dinyatakan dalam mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal. Karena adanya keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian, para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang membagikan dividen rendah dari pada untuk perusahaan sejenis yang membagikan dividen tinggi. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden Kebijakan deviden merupakan keputusan yang diambil perusahaan dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap haga saham perusahaan dipasar modal, sehingga kebijakan deviden merupakan sebagian dari keputusan membagikan dividen sebagei realisai dan harapan akan hasil yang didambakan oleh seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk membeli saham itu.
14
Dalam menentukan kebijakan dividen yang sesuai terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan antara lain : a. Kesempatan investasi Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan semakin dikit. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai perusahaan akan tergantung pada laba yang dihasilkan oleh aktiva-aktivanya, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi antara dividen laba ditahan. b. Bird in the hand theory Menurut MM teori ini menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan akan dapat dimaksimalkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi . c. Tax Preference Theory Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan
bahawa
investor
pemabyaran
deviden
yang
mungkin
rendah
akan
menyukai
ketimbang
menerima
pembayaran yang tinggi. 1) Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan haraga saham, dan akibatanya keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2) Pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut dijual.
15
3) Jika sebuah saham dimiliki oleh seorang sampai dia meninggal dunia, keuntungan modal saham tersebut tidak akan dikenakan pajak sama sekali, ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagei dasar biaya suatu jumlah atau presentasi (%) tertentu atas nilai nominal saham bukan atas nilai pasar nya. Istilah deviden biasa nya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik per lembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan banyaknya jumlah saham yang dimilikinya. Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar deviden kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan formal oleh dewan redaksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa perusahaan mampu membayar deviden. Dana kas perlu pula tersedia dengan jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal. Dewan redaksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahwa walaupun terdapat saldo kas yang cukup unutuk membagi dividen. Kurangnya dana ataupun posisi kas yang sangat ketat dapat memaksa direksi perusahaan untuk
mengurangi atau bahkan
meniadakan pembayaran dividen. Keputusan distribusi itu haruslah
16
diperkirakan secara masak-masak karena dividen sering menjadi elemen kunci dalam imbalan yang diharapkan oleh para pemodal dari saham yang dimilikinya. Harga pasar saham kerap jatuh secara dramatis pada saat deklarasi dividen ternyata lebih kecil dari pada yang diprediksi
sebelumnya.
Sebagian
besar
perusahaan
coba
mempertahankan catatan pembayaran dividen yang stabil dalam upaya membuat saham mereka kelihatan memikat bagi para pemodal. Dividen dapat dibayarkan sekali setahun atau setiap semesteran.
3. Jenis-jenis Dividen Bentuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham menurut Sugiono (2009) sebagai berikut : a. Dividen tunai (cash dividend) Deviden tunai adalah bentuk pembagian dividen tunai bisa dilakukan secara berkala seperti per semester, per tahun, per kuartal. b.Dividen properti (property dividen) Dividen properti adalah utang dividen yang ditukar atau ditransfer dalam bentuk aktiva perusahaan selaian kas. Dividen properti dapat berupa barang dagang, real estate, atau bentuk lainnya dirancang oleh dewan redaksi. c. Deviden skrip (skrip dividend) Hutang dividen dalam bentuk skrip berarti perusahaan tidak membayar dividen tetapi memilih membayarnya pada suatu tanggal
17
dimasa depan. Skrip dividend merupakan bentuk khusus dari wesel bayar. d.Dividen Likuiditas Dividen yang tidak didasarkan pada
laba di tahan yang
mengisyaratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan bagian dari laba. e. Dividen saham (stock dividen) Dividen saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk saham baru perusahaan yang bersangkutan. Pembagian dividen saham biasanya berasal dari kapitalisasi laba. Pembagian ditentukan dengan rasio tertentu terhadap jumlah yang di miliknya oleh investor. 4. Prosedur Pembayaran Dividen Berdasarkan prosedur, urutan pembayaran dividen (Sugiono, 2009) adalah sebagai berikut : a. Tanggal Pengumuman (Declaration-date) Declaration date adalah tanggal yang ditentuka untuk saatnya dewan direksi mengumumkan dividen. Dengan ditentukannya tanggal tersebut,
perusahaan
mempunyei
kewajipan
untuk
melakukan pembayaran. b. Tanggal pencatatan Pemegang saham (Holder Of Record date) Recording date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya pemegang saham berhak mendapatkan dividen. c. Tanggal Pemisahan Dividen (Ex Dividen Date)
18
Ex dividen date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya dividen lepas dari pemegang saham. Keterlambatan pemberitahuan kepada perusahaan tentang suatu transaksi jual beli akan menjadi masalah dalam menentukan hak penerima dividen. Untuk menghindari konflik, badan keagenan telah menetapkan suatu perjanjian yang akan menyatakan bahwa hak untuk memperoleh dividen akan meneptakan pada saham sampai 4 hari sebelum pencatatan pemegang saham. Pada hari ke 4 tanggal pencatatan hak dividen tidak lagi melekat pada saham. d. Tanggal Pembayaran (payment Date) Payment date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perusahaan membayar dividen. Pada umumnya dividen dibayarkan secara tunai termasuk untuk saham preferen yang dinyatakan sabagei persentasi dari nilai buku. e. Cum dividend Cum dividend adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perdagangan
terakhir
yang
masih
dimiliki
kesempatan
mendapatkan dividen, biasanya berlaku untuk perusahaan yang sudah masuk bursa (go public). C. Kebijakan Dividen 1. Pengertian Kebijakan Deviden Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan apakah laba yang di peroleh perusahaan selama
19
satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk deviden dan sebagian laba tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai deviden berarti akan mngurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya akan mengurangi sumber dana intern yang akan di gunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedangkan apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagei deviden akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. (Sutrisno, 2000, 303) Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Ada dua jenis deviden, yaitu deviden saham preferen yang dibayarkan secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa dibayarkan kepada pemegang saham apabila mendapatkan laba. Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dividen. Besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham. Namun semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kempuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya juga memperkecil pertumbuhaan dividen. Dari keterangan di atas ternyata kebijakan
20
deviden tersebut mengakibatkan dua akibat yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya deviden yang dibagikan kepada pemegang saham sangat penting dan merupakan dan merupakan tugas menejar keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal. Rasio pembayaran deviden (dividend yield) menentukan jumah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba yang ditahan semakin dikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.
2. Teori Kebijakan Dividen Ada beberapa teori mengenei kebijakan deviden. Jenis kebijakan dividen menurut Eugene Brighman &Joel F. Houston (2006) a. Dividend Irrelevance Theory Teori ini dikemukan oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliane yang berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan kemampuan dasar untuk menentukan laba dan resiko bisnisnya. b. Profitabilitas dan Likuiditas c. Aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Sebaliknya atau aliran kas tidak baik, alasan lain adalah untuk menghindari akuisisi perusahaan lain. Perusahaan mempunyai kas yang berkelebihan sering kali menjadi target dalam akuisisi. Akses kepasar keuangan Jika perusahaan mempunyei akses kepasar keuangan yang baik, perusahaan perusahaan bisa membayar dividen yang lebih tinggi.
21
D. Saham 1. Pengertian saham Menurut Widoatmodjo (2008:43) adalah : ”Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumental financial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis saham”.
2. Jenis-jenis Saham Menurut Kieso (2005), saham secara umum dapat dibedakan menjadi dua, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Common stock atau saham biasa, yang didefinisikan sebagai berikut: “Common stock is the residual corporate interest that bears the ultimate risk of loss and receives the benefit of succes. It is guaranteed neither dividends nor assets upon dissolution. But common stockholders generally control the management of the corporation and tend to profit most if the company is successful. In the event that a corporation has only one authorized issues of capital stock” (p.726). b. Preferred stock atau saham istimewa, yang didefinisikan sebagai berikut, “Preferred stock is a special class of shares that is designated preferred because it possesses certain preferences or features not possessed by the common stock” (p.736).
3. Konsep –konsep penting dalam saham Menurut Widoatmodjo (2008: 62) konsep penting dalam saham terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah. a. Emiten, adalah perusahaan yang menerbitkan saham. b. Investor, adalah setiap orang yang melakukan pembelian saham uang dikeluarkan. c. Harga nominal, adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk, menilai setiap lembar saham yang dikeluarnya. d. Deviden, adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham.
22
e. Earning per share (EPS), adalah keuntungan setelah dipotong pajak sebelum dibayarkan sebagei deviden. f. Return On Equity (ROE), adalah salah satu bagian dari rasio penilain laporan keuangan yang berguna untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.
E. Harga Saham Menurut ( Martono 2007,h.13) harga saham merupakan reflesi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan pengolongan aset Fungsi utama dari pasar modal adalah untuk menciptakan harga pasar dan tingkat keuntungan yang wajar secara kontinyu. Tanpa pasar modal investor harus menahan obligasi sampai saat jatuh tempo atau saham selama jangka waktu tidak terbatas, kondisi semacam ini sangat tidak memungkinkan untuk pertumbuhan investasi, kontinuitas pasar modal juga mengurangi fluktuasi harga surat berharga. Untuk mengukur harga saham dapat pada hari ke sepuluh dari tanggal penerbitan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan agar perubahan harga saham lebih terlihat jelas dan dapat terlihat perkembangannya.
F. Pendekatan Harga Saham Analisis yang digunakan dalam penilaian harga saham adalah : 1. Analisis fundamental Menurut Sunariah (2008), ada dua pendekatan fundamental yang umunya digunakan dalam melakukan penelitian saham yaitu : 1. Pendekatan laba (price earning ratio).
23
Pendekatan ini banyak digunakan oleh para pemodal dan analisis sekuritas. Pendekatan ini didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan laba perusahaan dimasa akan datang. Sehingga dapat diketahui berapa lama investor saham akan kembali. 2. Pendekatan nilai sekarang (present value) Dalam pendekataan ini nilai suatu saham diestimasi dengan mengkapitalisasi pendapatan, oleh karena itu disebut capitalization income method. Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas di mana yang akan datang yang pemodal harapkan diterima dari investasi pada saham tersebut. 2. Analisis Teknikal Analisis penentuan harga saham (aset keuangan) sebuah perusahaan publik yang didasarkan atas relasi penawaran – permintaan terhadap saham. Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor dan biasanya data yang digunakan dalam analisis berupa grafik atau program komputer (Donna,2009) Dalam membuat model peramalan harga saham tersebut, langkah yang penting adalah mengidentifikasikan faktor-faktor fundamental (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya kebijakan deviden, dan sebagainya) yang di perkirakan akan mempengaruhi harga saham. Analis teknikal merupakan upaya untuk mempekirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan haraga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lalu. Berlainan dengan pendekatan
fundamental,
analisa
teknikal tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental (seperti kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
24
penjualan perusahaan, pertumbuhan laba, perkebangan tingkat bunga, dan sebagainya) yang mungkin mempengaruhi harga saham (kondisi pasar). Pemikiran yang mendasari analisa tersebut adalah : a. Bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan. b. Bahwa informasi tersebut di tunjukan oleh perubahan harga saham diwaktu yang lalu. c. Karena perubahan harga saham akan mempunyei pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang. Analisa teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual
saham
(keluar
saham)
dengan
memanfaatkan
indikator-indikator yang bersangkutan. G. Penilaian Harga Saham Penilaian harga saham merupakan suatu indikator suatu mekanisme untuk menambahkan serangkaian variabel atau variabel perusahaan yang di ramalkan (yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Secara konseptual nilai dari saham merupakan harga saham itu sendiri yang dinyatakan dalam uang tertentu. Harga saham bisa meningkat dan bisa menurun tergantung dari perubahan satu atau lebih faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada saat kondisi perusahaan menurun maka harga saham juga akan ikut turun demikian pula sebliknya jika kondisi perusahaan membaik harga saham juga
25
akan mengalami kenaikan. Besarnya nilai saham tersebut sama dengan nilai sekarang diseluruh arus kas yang di harapkan akan diterima. Penilaian saham bertujuan untuk menaksir nilai interistik (intrinsic value) atau harga teoritis suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Nilai intrinsik atau harga teoritis suatu saham adalah harga yang wajar atau layak yang seharusnya dijadikan sebagai dasar penelitian suatu saham. Menurut Suad Husnan (2001:288) pedoman yang digunakan adalah berikut : a. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut di nilai undervalue (harga terlalu rendah), dan untuk itu seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. b. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut di nilai overvalue (harga terlalu mahal), untuk itu seharusnya di jual. c. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tesebut di nilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
H. Faktor-taktor yang Mempengaruhi Harga Saham Harga pasar saham berubah setiap saat, dengan demikian pada saaat kondisi perusahaan meneurun maka harga saham juga akan turun. Demikian pula sebaliknya bila kondisi perusahaan membaik harga saham akan naik.
26
Sedangkan faktor-faktor yang dapat menjadi sumber harga saham sewaktu dinilai, menurut Jeff Madura (2007,144) antara lain : a. Faktor –faktor yang dapat diukur dengan angka –angka : 1. Laba yang diperoleh selama beberapa tahun terakhir 2. Bagian laba yang ditahan 3. Peningkatan nilai laba harga tetap perusahaan b. Faktor –faktor yang tidak dapat diukur dengan angka –angka : 1. Prospek usaha perusahaan dimana yang akan datang 2. Trade mark, goodwiil 3. Kualitas manajeman yang mempengaruhi suku bunga dan pajak.
Pengukuran faktor –faktor dengan tidak mempergunkan angka –angka lebih sulit dilakukan,tetapi dapat dilaksanakan dengan cara membandingkan dengan perusahaan yang sejenis dan dengan mengenal perusahaan tersebut dengan baik.
I. Hubungan Dividen dengan Harga Saham Kebijakan dividend akan selalu berhubungan dengan keputusan pembagian earning perusahaan, dimana perusahaan harus mengambil keputusan pembagian pendapatan tersebut yang akan dibagikan sebagai deviden para pemegang saham dan seberapa besar pendapatan yang harus ditahan untuk reinvestasi.
27
Kebijakan dividend memperhitungkan kandungan informasi dari dividend, (pengisyaratan) dan pengaruh clientele. Kanungan informasi atau pengisyaratan, berkaitan dengan kenyataan bahwa investor mengnggap bahwa perubahan dividend yang tidak diharapkan sebagai suatu isyarat dari pemikiran majeman atas laba dimasa yang aka mendatang. Pengaruh clientele menyatakan bahwa suata perusahaan akan menarik bagi investor yang menyukai kebijakan dividen perusahaan tersebut. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan perusahaan dalam kebijakan dividennya (Brigham dan Houston:2001:104) Dalam
prakteknya,
kebanyakan
perusahaan
mencoba
mengikuti kebijakan untuk membayar dividen yang naik secara mantap. Kebijakan ini memberi investor suatu pendapatan yang stabil dan dapat diandalkan, juga memberikan isyarat kepada investor tentang harapan manajemen akan laba dimasa yang akan datang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Idris (2005) dimana pengumuman kenaikan dividend merupakan “kabar baik” bagi investor dan implikasinya akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan. Sebaliknya, pengumuman penurunan dividen merupakan “kabar buruk” bagi investor dan akan menyebabkan penurunan harga saham, hal itu tidak terbukti. Sedangkan menurut Agnes (2004:137), ada bukti empiris bahwa kenaikan dividend sering diikuti dengan penurunan harga saham (teori signaling hypothesis). Fenomena ini setidaknya memperlihatkan bahwa investor lebih menyukai dividend dari pada capital again. Sementara Mondigliani dan Miller berpendapat bahwa kenaikan ini merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividend atau kenaikan dividen dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini oleh para investor sebagei sinyal bahwa perusahaan akan menghadapi masa sulit di masa akan datang. Berbagai penelitian sebelumnya menunjukan pengaruh positif atas pembagian dividend. Penelitian Fuller dan Godstein (2003) menunjukan bahwa pembagian dividen mempengaruhi harga saham.
28
Penelitian lain juga menunjukan bahwa secara rata-rata terjadi kenaikan volume perdagangan pada sekitar tanggal penggumuman dividend (Schleicher dkk,2003). Penelitian ini akan mencoba melihat apakah keputusan suatu perusahaan membagikan dividen tunai berhubugan dengan keputusan investor dalam melakukan investasi yang dilihat dari besaran membagikan dividen yang menghasilkan harga saham yang lebih tinggi. Hal yang paling sulit yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu apabila perusahaan suatu perusahaan sudah menaikan pembagian dividend dengan tinggkat yang cukup tinggi, maka perusahaan tersebut harus mampu menjaga agar pembagian dividen pada waktu berikutnya harus tetap tinggi, karena jiga tidak maka perusahaan akan turun.
J. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini adalah IKA PURWANTI (2008) dengan judul penelitian “pengaruh Pengumuman Pembagian Dividen Terhadap Harga Saham Pada industry Asuransi”. INDARTI (2008) dengan judul penelitian “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham Pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2007”. Ivan soraya (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh Pengumuman Pembagian Dividen Terhadap Harga Saham Pada Sector Perbankan di Bursa Efek Indonesia perode 2009”. Tinjuan penelitian terdahulu dapat di lihat pada tabel 2.2 sebagai berikut :
29
Nama Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil penelitian
( Tahun Penelitian) IKA PURWANTI
Dividen dan Harga Pengumuman dividen
(2008)
Saham
berpengaruh terhadap harga saham di industri Asuransi ini dikarenakan hasil hipotesinya membuktikan bahwa Ho ditolak yang artinya ada perbedaan antara rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen sehingga member pengaruh kenaikan atau penurunan harga saham
30
INDARTI
Harga saham harian, Pengumuman
(2008)
tiga puluh hari kerja pembagian dividen sebelum
berpengaruh terhadap
pengumuman
harga saham Bank
dividen
dengan Bukopin Tbk, Bank
menguakan
skala Bumiputra Tbk, Bank
pengukuran
ratio Danamon Tbk, Bank
Harga saham harian, internasional Indonesia tiga puluh hari kerja TBk, Bank Nigia Tbk, sesudah
Bank Negara
pengumuman
Indonesia Tbk, Bank
pembagian
dividen Rakyat Indonesia Tbk,
dengan mengunakan ini karena hasil skala ratio
hipotesisnya membuktikan bahwa Ho ditolak yang artinya ada perbedaan antara rata-rataharga saham pengumuman pembagian dividen sehingga memberikan pengaruh terhadap kenaikan ataupun
31
penurunan harga saham. Pengumuman pembagian dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham, Bank Bumi Artha Tbk, Bank Central Asia Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank mayapada Tbk, Bank UOB Buana Tbk, ini dikarenakan hasil hipotesisnya membuktikan bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen sehingga tidak memberikan
32
pergerakan harga saham
IVAN SORAYA
Harga saham harian,
Penguman pembagian
(2010)
tiga puluh hari kerja
dividen berpengaruh
sebelum
terhadap harga saham
pengumuman
Bank Bumiputra,Bank
dividen dengan
Danamon, Bank Bumi
menggunakan skala
Arta, Bank CIMB
ratio. Harga saham
Niaga, Bank Mandiri,
harian, tiga puluh
dan Bank Mega, ini di
hari kerja sesudah
karenakan hasil hasil
pengumuman
hipotesisnya Ho
dividen dengan
ditolak yang artinya
mengunakan skala
ada perbedaan antra
ratio. Harga saham
rata-rata harga saham
harian, tiga puluh
sebelum dan sesudah
hari kerja sesudah
pengumuman
pengumuman
pembagian dividen,
dividen dengan
sehingga memberikan
menggunakan skala
pengaruh terhadap
ratio
kenaikan atau penurunan harga
33
saham, pengumuman pembagian dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham Bank BCA, Bank Bukopin, Bank BNI, Bank Mayapada, dan Bank BII, ini di karenakan hasil hipotesisnya mebuktikan Ho ditolak yang atinya tidak ada perbedaan antara ratarata harga saham sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen, sehingga memberikan pengaruh terhadap kenaikan atau penurunanterhadap harga saham.
34
A. Kerangka Konseptual kerangka konseptual merupakan sintetis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu diatas, kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dividen Per Share (DPS) X
Harga Saham Y