BAB II LANDASAN TEORI II.1
Anggaran
II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan oleh para ahli diantaranya: Menurut Garrison, Norren, dan Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2006) menyatakan pengertian anggaran sebagai berikut: “Anggaran (budget) adalah rencana terperinci tentang pemrolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu” (h.4). Menurut M. Nafarin (2000) menyatakan pengertian anggaran sebagai berikut: “Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu” (h.9). Sedangkan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2005) menyatakan pengertian anggaran sebagai berikut:
7
“Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan dalam istilah-istilah keuangan dan kuantitatif”(h.4). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli maka penulis menyimpulkan anggaran adalah suatu rencana yang terinci dan sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan rencana tersebut merupakan rencana masa depan. II.1.2 Fungsi Anggaran Menurut M. Nafarin (2000) sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Hal ini disebabkan anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya. Mengacu pada hal diatas, maka terdapat tiga fungsi anggaran yaitu: 1. Fungsi perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang diteliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata atau jelas dalam unit atau uang. 2. Fungsi pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam pencapaian tujuan. Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti: Bagian Pemasaran, Bagian Umum, Bagian Produksi, dan Bagian 8
Keuangan. Bila salah satu bagian (departemen) saja tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan, maka bagian lain juga tidak dapat melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah, terkoordinir sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran. 3. Fungsi pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: a. memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) b. melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan.) II.1.3 Karakteristik Anggaran Menurut Anthony dan Govindarajan yang diterjemahkan oleh F.X. Kurniawan Tjakrawala dan Krista (2005) anggaran memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut: 1.
Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut.
2.
Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter (contoh: unit yang terjual atau diproduksi).
3.
Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis-bisnis yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman, mungkin ada dua anggaran per tahun misalnya, perusahaan busana biasanya memiliki anggaran musim gugur dan anggaran musim semi. 9
4.
Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
5.
Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.
6.
Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.
7.
Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan.
II.1.4 Manfaat Anggaran Anggaran dihasilkan dari suatu proses penyusunan rencana-rencana yang telah ditetapkan. Dari penggunaan anggaran memberikan beberapa manfaat pada organisasi atau unit organisasi yang memakainya. Menurut R.A Supriyono (2001) menyatakan bahwa terdapat manfaat yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik, antara lain: a. Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam jangka pendek Anggaran sebagai alat perencanaan jangka pendek dan merupakan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program atau bagian dari program jangka pendek, umumnya satu tahun. Dalam penyusunan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban harus
10
mempertimbangkan pengaruh lingkungan luar dan kondisi-kondisi perusahaan. b. Membantu mengkoordinasi rencana jangka pendek Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasi rencana dan tindakan berbagai unit dalam atau segmen yang ada di dalam organisasinya. Agar dapat bekerja selaras kearah pencapaian tujuan, koordinasi harus dilakukan, jadi tidak dapat diharapkan berjalan secara otomatis karena tiap individu di dalam organisasi mempunyai kepentingan dan persepsi yang berbeda terhadap tujuan organisasi. c. Alat
komunikasi
rencana
kepada
berbagai
manajer
pusat
pertanggungjawaban Jika organisasi diinginkan berfungsi secara efisien, maka organisasi tersebut harus menentukan saluran komunikasi melalui berbagai unit dalam
organisasi
tersebut.
Komunikasi
meliputi
penyampaian-
penyampaian informasi yang berhubungan dengan tujuan, strategi, kebijakan, rencana, pelaksanaan dan penyimpangan yang timbul. Dalam menyusun
anggaran,
berbagai
unit
dan
tingkatan
organisasi
berkomunikasi dan berperan serta dalam proses anggaran. d. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Anggaran dalam penyusunannya mengikutsertakan peran para pelaksana sehingga dapat digunakan untuk memotivasi mereka dalam melaksanakan rencana, mencapai tujuan sekaligus untuk mengukur prestasi mereka. 11
Memotivasi para pelaksana dapat dilakukan dengan memberikan insentif dalam bentuk uang, penghargaan, dan sebagainya kepada mereka yang mencapai prestasi. e. Alat
pengendalian
kegiatan
dan
penilaian
prestasi
pusat-pusat
pertanggungjawaban dan para manajernya Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengedalian kegiatan karena anggaran yang sudah disetujui merupakan komitmen dari pelaksana yang ikut berperan di dalam penyusunan anggaran tersebut. Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan antara rencana dan pelaksanaan sehingga dapat ditentukan apakah penyimpangan yang timbul sudah menjadi hal yang dapat merugikan perusahaan. Penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan di masa yang akan datang. f. Alat pendidikan para manajer. Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai
bagaimana
bekerja
secara
terinci
pada
pusat
pertanggungjawaban yang dia pimpin sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain yang ada dalam organisasi tersebut (h. 83) II.1.5 Keterbatasan Anggaran Dari uraian diatas dapat pula disimpulkan bahwa anggaran mempunyai manfaat yang sangat berarti bagi manajemen, namun perlu disadari anggaran
12
tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan seperti yang dikemukakan oleh R.A Supriyono (2001), adalah sebagai berikut: a. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi yang ketepatannya tergantung pada kemampuan pengetimasian dan proyeksi. b. Anggaran didasarkan pada kondisi tertentu dan asumsi tertentu, sehingga jika kondisi atau asumsi yang mendasarinya berubah maka anggaran harus dikoreksi. c. Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen hanya jika semua pihak, terutama manajer terus bekerja sama secara terkoordinasi dan berusaha mencapai tujuan. d. Anggaran tidak dapat menggantikan fungsi manajemen dan pertimbangan manajemen. Karena anggaran hanyalah sebagai alat manajemen, maka meskipun suatu anggaran telah disusun secara baik, namun kehadiran manajemen masih mutlak diperlukan. Anggaran yang baik tidak dapat menjamin bahwa pelaksanaan serta realisasinya akan baik juga tanpa dikelola oleh tangantangan manajemen. sehingga dalam pelaksanaannya anggaran sangat tergantung pada manusia-manusia yang menjalankannya. Oleh karena itu, bagi para manajer keterbatasan-keterbatasan anggaran ini harus selalu diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran.
13
II.1.6
Jenis-jenis Anggaran Menurut
M.Nafarin
(2000)
menyatakan
bahwa
anggaran
dapat
dikelompokkan dari beberapa sudut pandangan berikut: 1.
Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. b. Anggaran tetap, yaitu anggaran
yang disusun berdasarkan suatu
tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan 1000 unit, dengan demikian anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1000 unit. Anggaran tetap disebut juga anggaran statis. 2.
Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinu, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 14
3.
Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4.
Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini “
anggaran
induk
(master
budget)”.
bila dipadukan disebut Anggaran
induk
yang
mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran operasional antara lain terdiri dari: 1) Anggaran penjualan 2) Anggaran biaya pabrik; a) Anggaran biaya bahan baku 15
b) Anggaran biaya tenaga kerja langsung c) Anggaran biaya overhead pabrik 3) Anggaran beban usaha 4) Anggaran laporan rugi laba b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari: 1) Anggaran kas 2) Anggaran piutang 3) Anggaran persediaan 4) Anggaran utang 5) Anggaran neraca II.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran dapat berfungsi dengan baik, bilamana taksirantaksiran yang termuat di dalamnya cukup akurat sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat diperlukan beberapa data, informasi, dan pengalaman yang merupakan faktorfaktor yag harus dipertimbangkan di dalam penyusunan suatu anggaran. Menurut Haruman dan Rahayu (2007) faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran terdiri dari: 1.
Faktor intern Faktor-faktor intern (controlable) antara lain berupa a. Data penjualan pada tahun-tahun yang lalu; 16
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, promosinya, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya; c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan; d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya; e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan; f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan; g. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perusahaan,
baik
dibidang
pemasaran,
produksi,
pembelanjaan, administrasi maupun di bidang pesonalia. 2. Faktor ekstern Faktor-faktor ekstern (uncontrolable) antara lain berupa: a. Keadaan persaingan b. Tingkat pertumbuhan penduduk c. Tingkat penghasilan masyarakat d. Tingkat penyebaran penduduk e. Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat f. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan g. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya.
17
II.1.8 Proses Penganggaran Menurut Blocher, Chen dan Lin yang diterjemahkan oleh A.Susty Ambarriani (2000) Proses penganggaran biasanya meliputi: 1. Komite anggaran; 2. Periode anggaran; 3. Pedoman anggaran; 4. Usulan “Initial Budget” 5. Negosiasi anggaran 6. Review dan persetujuan 7. Revisi II.1.9 Metode Penyusunan Anggaran Menurut Mulyadi (2001) agar anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan
sekaligus
pengendalian,
maka
partisipasi
dari
pusat
pertanggungjawaban sangatlah dibutuhkan dalam penyusunan anggaran. Selain itu dibutuhkan juga organisasi anggaran dimana terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara penyusun anggaran, penelaah (reviewer) dan pengesah (approval). Dalam proses penyusunan anggaran, terdapat tiga metode pendekatan yaitu sebagai berikut: 1.
Top-Down-Approach Proses penyusunan anggaran dari manajer puncak sebagai pemegang keputusan utama, kemudian rencana anggaran tersebut didistribusikan kepada tingkatan manajer di bawahnya yang berperan sebagai pelaksana anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajer tingkat bawah hanya sedikit 18
berperan dalam penyusunan anggaran dan bahkan terkadang tidak berperan sama sekali. 2.
Bottom-Up-Approach Proses penyusunan anggaran dengan cara masing-masing kepala bagian membuat perencanaan anggarannya masing-masing, kemudian rencana anggaran yang telah disusun tersebut disampaikan kepada manajer yang lebih tinggi tingkatannya untuk disetujui dan disahkan.
3.
Combination Top-Down dan Bottom-Up Approach Metode ini merupakan kombinasi antara top down dan bottom up, dimana keduanya ikut terlibat dan saling mempengaruhi dalam penyusunan anggaran perusahaan.
II.2
Anggaran Penjualan
II.2.1 Pengertian Anggaran Penjualan Untuk mendapatkan pengertian anggaran penjualan yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran penjualan yang dinyatakan oleh para ahli diantaranya: Menurut Haruman dan Rahayu (2007) menyatakan: “ Anggaran penjualan (sales budget) ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat / daerah penjualannya”(h.45). 19
Menurut Garrison, Norren dan Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Handuan (2006) menyatakan: “Sales budget (anggaran penjualan) adalah skedul detail yang menunjukkan perkiraan penjualan untuk periode mendatang; penjualan ini biasanya disajikan dalam unit maupun nilai mata uang penjualan”(h.42). Sedangkan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2005) menyatakan: “Anggaran penjualan adalah suatu estimasi yang realistis atas penjualan berdasarkan analisis dari penjualan di masa lampau dan kondisi pasar saat ini”(h.550). Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan pengertian anggaran penjualan adalah suatu estimasi yang biasanya berisi jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat / daerah penjualannya dan disusun berdasarkan analisis dari penjualan di masa lampau dan kondisi pasar saat ini II.2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan Tujuan dari penyusunan anggaran penjualan sesuai yang dinyatakan oleh Welsch, Hilton, dan Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Moudy Warouw (2000) adalah sebagai berikut: 1.
Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses perencanaan (misalnya dalam rencana pemasaran).
2.
Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan di masa datang 20
3.
Untuk memberikan informasi penting bagi pembentukan elemen lain dari rencana laba yang menyeluruh, dan
4.
Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang dilakukan.(h. 147 – 148) Dari tujuan anggaran penjualan tersebut dapat disimpulkan bahwa
anggaran penjualan diharapkan dapat memberikan gambaran ,mengenai pendapatan di masa yang akan datang dan bagaimana manajemen mencapainya melalui kegiatan perencanaan dan pengendalian penjualan. II.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yan harus dipertimbangkan di dalam menyusun suatu anggaran. Menurut M. Munandar (2000), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: 1.
Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa: a. Penjualan tahun-tahun yan lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu maupun tempat (daerah) penjualannya. b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti misalnya tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan mediamedia promosi, metode penetapan harga jual dan sebagainya. 21
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang. d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya (kuantitatif), maupun keterampilan
dan
keahliannya
(kualitatif)
serta
kemungkinan
serta
kemungkinan
pengembangannya di waktu yang akan datang. e. Modal
kerja
yang
dimiliki
perusahaan,
penambahannya di waktu yang akan datang. f. Fasilitas-fasilitas
yang
dimiliki
perusahaan,
serta
kemugkinan
perluasannya di waktu yang akan datang. Sebagaimana telah diutarakan di atas, sampai batas-batas tertentu perusahaan masih dapat mengatur dan menyesuaikan faktor-faktor intern ini dengan apa yang diinginkan untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu faktorfaktor intren ini sering disebut sebagai faktor yang controllable (dapat dikendalikan dan diawasi). 2.
Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi disana mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa: a. Keadaan persaingan di pasar b. Posisi perusahaan dalam persaingan c. Tingkat pertumbuhan penduduk d. Tingkat penghasilan masyarakat
22
e. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan (demand
elasticity),
yang
terutama
akan
mempengaruhi
dalam
merencanakan harga jual dalam budget penjualan yang akan disusun. f. Agama, adat-istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. g. Berbagai kebijakan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun keamanan. h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional. i. Kemajuan
teknologi,
barang-barang
subtitusi,
selera
konsumen,
kemungkinan perubahannya, dan sebagainya. Sebagaimana telah diutarakan, terhadap faktor-faktor ekstern ini perusahaan tidak mampu untuk mengendalikannya sesuai dengan apa yang diinginkan untuk masa yang akan datang, sehingga perusahaanlah yang harus menyesuaikan diri dengan faktor-faktor ekstern tersebut. Oleh karena itu faktorfaktor ekstern ini sering disebut sebagai faktor uncontrollable (tidak dapat dikendalikan dan diawasi).(h.11)
23