BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Shalat a. Pengertian shalat Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, sholat menurut Bahasa / Etimologi berarti Do‟a dan secara terminology/istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepadaNya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaranNya atau mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau keduaduanya.6 Sebagaimana perintah-Nya dalam surah al-Ankabut ayat 45:
6
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,(Sinar Baru Algensindo), hlm. 53
7
45. bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.7 Dari beberapa pengertaian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara‟.
b. Tujuan shalat Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan shalat. Adapuntujuan didirikan shalat menurut al- Qur‟an dalam surah al- Ankabut ayat 45
Artinya:… dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. … 7
8
Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra).
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur
batiniah
sehingga
banyak
mereka
yang
Islam
dan
melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan , maka mereka tidak akan berbuat jahat. c.
Syarat – syarat rukun wajib syahnya shalat
1.
Syarat Wajib Shalat
a). Islam b). Baligh Sebagaimana
dalam
sabda
Rasulullah
yang
artinya: “dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda, perintahkan anak- anakmu untuk shalat ketika mencapai usia 7 tahun dan pukullah mereka jika (belum mengerjakan shalat) ketika usia 10 tahun dan pisahkanlah tidurnya (HR. Ahmad dan Abu Dawud). c). Berakal Sebagai hadis yang artinya : “ telah diangkat pena itu dari tiga perkara, yaitu anak-anak sehingga dewasa (baligh), dari orang tidur sehingga ia bangun dan dari orang gila sehingga ia sehat kembali”. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah). d) Suci dari hadats dan najis, baik kecil maupun besar. 2.
Syarat Sah Shalat
a). Suci dari hadats, baik hadats kecil maupun besar. b). Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. c). Menutup aurat. Aurat laki-laki antar pusar sampai litut dan aurat perempuan adalah seluruh badannya kecuali muka dan telapak tangan
9
d).Telah masuk waktu shalat, artinya tidak sah bila dikerjakan belum masuk waktu shalat atau telah habis waktunya 8. Sebagaiman diterangkan dalam surah An- Nisa ayat 103
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. e). Menghadap kiblat 3. Rukun Shalat Rukun shalat bias juga disebut fardhu. Perbedaan antara syarat dan rukun shalat adalah bahwa syarat merupakan sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan amal ibadah itu dikerjakan , sedangkan pengertian rukun atau fardu adalah sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan/amal ibadah pada waktu pelaksanaan suatu pekerjaan /amal ibadah tersebut. 8
Buku siswa/Kementerian Agama, Jakarta: kementerian Agama 2015, hlm.17
10
Rukun Shalat ada 13 yaitu: a). Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan shalat karena Allah SWT b). .Berdiri bagi yang mampu. c). Takbirotul Ihram. d). Membaca Surah Al-fatihah. e). Ruku‟ dan Thuma‟ninah f). I‟tidal dengan Thum‟ninah. g). Sujud dua kali dengan thuma‟ninah. h). Duduk diantara dua sujud dengan thum‟ninah. i). Duduk yang terakhir. j). Membaca Tasyahud pada waktu duduk akhir. k). Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW 9 pada tasyahud akhir setelah membaca tasyahud. l). Mengucapkan Salam. m). Thuma‟ninah pada setiap gerakan. n). Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah shalat harus berurutan dari rukun yang pertama sampai yang terakhir. 4.
hal – hal yang membatalkan shalat
a). Meninggalkan salah satu rukun shalat atau memutuskan rukun sebelum sempurna dilakukan.
9
Buku siswa/Kementerian Agama, Jakarta: kementerian Agama 2015, hlm.19
11
b). Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat seperti berhadats, terbuka aurat. c). Berbicara dengan sengaja. “ Pernahkami berbicara pada waktu shalat, masingmasing dari kami berbicara dengan temannya yang ada di sampingnya, sehingga turun ayat : dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu)dengan khusyu‟”. (HR. Jamaah Ahli Hadits kecuali Ibnu Majah dari Zain bin Arqam). d). Banyak bergerak dengan sengaja. e). Makan dan minum. f). Menambah rukun fi‟li, seperti sujud tiga kali. g).
Tertawa.
Adapun
batuk,
bersin
tidaklah
membatalkan shalat. h). Mendahului imam sebanyak 2 kali, khusus bagi ma‟mum. d. Cara mengerjakan shalat 1. Menghadap ka‟bah. 2. Berdiri. 3. Kewajiban menghadap sutrah. 4. Niat. 5. Takbiratul Ihram. 6. Mengangkat kedua tangan 7. Bersedekap 8. Memandang tempat sujud 9. Membaca do‟a Iftitah 10. Membaca Ta‟awwudz 11. Membaca al- Fatihah 12. Membaca Amiin
12
13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud 17. Bangun dari sujud 18. Duduk antara dua sujud 19. Duduk Tasyahud Awal dan Tasyahud Akhir 20. Salam e. Macam – Macam Shalat Fardhu 1. Shalat Dhuhur 2. Shalat „Ashar 3. Shalat Maghrib 4. Shalat Isya‟ 5. Shalat Subuh
2. Pengertian Belajar Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman ( learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experience)10. Adapun belajar menurut Morgan, (dalam Agus Suprijono, 2009;3) Adalah perubahan perilaku yang
bersifat
permanen
sebagai
hasil
dari
pengalaman.11Sedangkan menurut Ngalim Purwanto 10
Oemar Hamalik, proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.27 11
Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.3
13
(2011;85) belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.12 Dalam modul PLPG (2010) dijelaskan bahwa belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan dan pemahaman sendiri.13 Maka kegiatan
pembelajaran
seharusnya
memberi
kesempatan pada peserta didik untuk melakukan proses
belajarnyasecara
mudah,
lancer
dan
termoyivasi. Dari
beberapa
pengertian
diatas
dapat
dipahami bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan
seseorang
untuk
memperoleh
suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 3. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Shalat Pembelajan adalah proses belajar mengajar yang terdiri dari dua kata belajar dan mengajar. Belajar menurut Fatah Syukur adalah proses penyampaian pesan dari saluran atau media tertentu ke 12
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), HLM.85 13
14
PSG LPTK, Modus PLPG, (Semarang: IAIN, 2010), hlm. 56
penerima pesan atau disebut proses komunikasi.14 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material fasilitas, pelengkap dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Shalat adalah suatu bentuk pengabdian seorang hamba kepada Allah yaitu dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Dan shalat ini adalah merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Orang yang selalu mendirikan shalat hatinya bersih (jernih) jauh dari kotoran – kotoran dosa serta jauh dari perbuaan maksiat serta segala perilakunya selalu memancarkan cahaya Ilahi. Sebagaimana dalam al-Qur‟an:
Artinya: apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 15
14
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: IAIN Press,2005),
hlm. 8 15
Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra).
15
Dalam pembelajaran salat fardu mempunyai dimensi kognitif dan psikomotor yang harus dicapai. Pada bab salat yang dibahas adalah masalah macam-macam salat fardu, gerakan salat fardu, dan bacaan salat. Apalagi salat adalah salah satu ibadah mahdoh yang diwajibkan oleh Allah untuk itu dalam pelaksanaannya seseorang diharuskan dapat mengerjakan secara praktek dengan baik dan benar. Untuk itu dalam proses pembelajaran salat fardu metode demonstrasi menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat mewujudkan tujuan tersebut.
2.
Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode Demontrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pelajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang sedang disajikan.16
Konsep pendidikan pada dasarnya membuat siswa memiliki kompetensi tamatan sesuai jenjang sekolah, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan untuk mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan kebutuhan daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan di negara kita 16
Jamal Makmur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif Kreatif dan Inovatif (Yogyakarta: Diva Press, 2009), hlm. 142.
16
dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran pendidikan dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik dan masyarakat yang cerdas (Djahiri, 1993) Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model metode pembelajaran demonstrasi. Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievalusi oleh guru. Setiap orang selalu punya kewajiban untuk melakukan tugas tertentu seperti halnya seorang guru di tuntut agar menjalankan kewajiban itu sepenuh tanggung jawab. Setiap kewajiban berisi tugas dan setiap tugas harus di laksanakan. Tugas yang di laksanakan akan dianggap selesai apabila tujuan yang hendak dicapai sudah terwujud. Seorang guru tersebut harus merasa yakin bahwa jalan yang harus ditempuhnya untuk sampai kepada tujuan dapat dilakukan dengan cara atau metode yang tepat dan cocok untuk diterapkan kepada peserta didiknya.
17
Adapun cara atau metode yang terbaik untuk diterapkan itu banyak sekali tergantung pada karakteristik peserta didik masing-masing, salah satunya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif dalam membantu anak didik untuk menjawab kebutuhan belajarnya dengan usaha sendiri berdasarkan fakta dan data yang jelas dan benar yang diperolehnya dari demonstrasi. b. Langkah-langkah Metode
dalam
Penerapan
Demonstrasi
dalam
Pembelajaran Salat Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam penerapan metode demonstrasi antara lain : 1. Usahakan demonstrasi dapat diikuti dan diamati oleh seluruh siswa. 2. Tetapkan tujuan demonstrasi sehingga siswa dapat memahami masalah yang akan didemonstrasikan. 3. Siapkan alat atau media yang akan digunakan dalam penerapan demonstrasi. 4. Selama demonstrasi berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu member saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya demonstrasi. 5. Setelah demonstrasi selesai guru harus mengumpulkan dan menganalisis hasil temuan atau masalah dari penerapan metode demonstrasi, mendiskusikannya di kelas dan mengevaluasi dengan tes dan tanya jawab
18
Agar penyampaian metode demonstrasi dalam pembelajaran salat fardu dapat mencapai tujuan yang diharapkan guru perlu memahami hal-hal berikut: a. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan belajar itu meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan, cara mengajar, dan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang diajarkan. Secara sederhana perencanaan pembelajaran itu memuat materi yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran.17 Perencanaan pembelajaran merupakan langkah penting untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Apabila rencana pembelajaran disusun secara baik akan menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, perencanaan pembelajaran memiliki beberapa manfaat. b. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran. Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
17
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 2.
19
1. untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran; 2. untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem; 3. perencanaan
desain
pembelajaran
diacukan
pada
bagaimana seseorang belajar; 4. untuk merancang suatu desain pembelajaran diacukan pada secara perorangan; 5. pembelajaran yang akan dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran; 6. sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar; 7. perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran; 8. inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penerapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan.18 Adapun pokok keterampilan yang hendak dicapai dalam pembelajaran salat fardu antara lain : 1) Siswa dapat memahami dan melaksanakan tata cara salat. 2) Dapat menyebutkan macam-macam salat fardu. 18
20
Suwardi, Op.Cit., hlm. 29.
3) Mampu melafalkan bacaan salat. 4) Mengetahui hal-hal yang membatalkan salat. 5) Mengetahui syarat sah dan rukun salat. 6) Mengetahui ketentuan waktu salat fardu. 1. Manfaat Mempelajari Salat Fardu Sebagai seorang muslim sejati, bila mendengarkan panggilan salat (adzan) setiap waktu salat merupakan sesuatu yang membahagiakan kita. Betapa tidak dengan menunaikan ibadah salat, amat banyak yang kita peroleh, dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka takbir rahasia salat sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah sehari-hari yang merupakan kewajiban bagi kita. 1) Menguatkan Jiwa Dalam hidup ini tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu mengikuti apapun yang menjadi keinginannyaa meskipun keinginannya itu merupakan suatu yang mungkar dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikan, bukan membunuh manusia yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia
21
yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt. Sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah
memerintahkan
kita
memperhatikan
masalah ini dalam firman-Nya yang artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu AlKitab (Al- Qur’an) dan didirikannya salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaan dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Ankabut : 45).19 Dengan ibadah salat, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya membuat jiwanya menjadi kuat,
bahkan
dengan
demikian,
manusia
akan
memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mengetuk dan membuka pintu-pintu langit sehingga dikabulkan oleh Allah SWT. 2) Mendidik Kemauan Salat kemauan
mendidik
yang
seseorang
sungguh-sungguh
untuk
memiliki
dalam
kebaikan,
meskipun untuk melaksanakannya terhalang berbagai kendala. Salat yang baik akan membuat seseorang terus
19
22
Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra) hlm. 635
mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpangnya begitu besar. Karena itu, Rasulullah SAW menyatakan: Salat itu tiang agama. Dalam kaitan ini, maka salat akan membuat kekuatan
rohani
seorang
muslim
semakin
prima.
Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak
akan
lupa
diri
meskipun
telah
mencapai
keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderita yang dialami sangat sulit. 3) Menyehatkan Badan Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, salat yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah SAW tetapi juga dibuktikan pada dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang tidak pernah meragukannya lagi. Mereka berkesempatan bahwa pada gerakan salat mengandung unsure senam jasmani, sehingga dapat menyehatkan tubuh, mencegah otot dan pada bangun pagi atau waktu melaksanakan salat subuh udara masih sejuk dan segar sehingga badan kita merasa ada yang fresh di dalam tubuh kita. Dan apabila kita melaksanakan salat secara berjamaah dapat kita rasakan
23
terjalinnya persaudaraan antara kaum muslim dengan muslimin yang lainnya. B. Kajian Pustaka Penelitian – peelitian sebelumnya yang menjadi rujukan, antara lain: 1. Zairuddin, Penerapan metode demonstrasi
dalam pembelajaran sholat fardhu dalam upaya
meningkatkan
ketrampilan ibadah
siswa pada kelas I MI Al- Watoniyyah 01 Pedurungan Semarang.20 2. Ana Rubaiah, Peningkatan hasil belajar Fiqh
materi sholat Fardhu menggunakan metode demontrasi di kelas 2 MI Sultan Fatah Bintoro Demak 2013.21 A. Hipotesa Tindakan 20
Zainuddin, Penerapan
metode demonstrasi dalam pembelajaran sholat fardhu dalam upaya meningkatkan ketrampilan ibadah siswa pada kelas I MI Al- Watoniyyah 01 Pedurungan Semarang2010. Salatiga: STAIN Salatiga,2010, hlm.79 21
Ana Rubaiah, Peningkatan hasil belajar Fiqh materi sholat Fardhu
menggunakan metode demontrasi di kelas 2 MI Sultan Fatah Bintoro Demak 2013. IAIN Walisongo, 2010, hlm 55
24
Hipotesis
tindakan
dalam
penelitian
ini
adalah
penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan ibadah salat fardu pada siswa kelas 2 SD Islam Sultan Agung 4 Semarang Tahun pelajaran 2015/2016. Dengan metode demontrasi peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran secara langsung, karena itu akan tercipta pembelajaran yang kondusif serta dapat memudahkan peserta didik
dalam
menerima
dan
memahami
pelajaran
yang
disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran maka hasil belajarpeserta didik dapat meningkat.
25