BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Walaupun mutu atas suatu produk dinyatakan oleh konsumen.Produsen menetapkan dimensi untuk menghasilkan suatu produk. Keinginan pembeli berbeda-beda dengan keinginan produsen, dan selera antara pembeli juga berbedabeda, karena perbedaan sifat daerah asal atau tingkat sosialnya.Namun dilain pihak mutu dapat diartikan dari beberapa batasan yang dikemukakan oleh para ahli.Menurut Drs. Sofjan Assauri dalam suatu perusahaan pabrik istilah mutu diartikan sebagai “factor-faktor yang terdapat dalam suatu barang hasil produksi yang menyebabkan barang tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang itu dimaksudkan atau dibutuhkan”. Sedangkan menurut A.V Feigenbaum
dalam merancang mutu
menjelaskan bahwa pengertian mutu adalah
“Keseluruhan gabungan
karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan, pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan untuk memenuhi harapan-harapan konsumen”.
9
Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dinyatakan bahwa batasan mutu suatu produk adalah meliputi kumpulan dari sejumlah sifat-sifat atau karakteristik produk dan jasa yang saling berhubungan dengan yang lainnya dan membedakan suatu hal dengan hal yang lainnya. Dengan demikian definisi mutu dapat disimpulkan sebagai suatu ukuran standard suatu produk yang dihasilkan perusahaan dan sesuai dengan kebutuhan atau kerugian konsumen / masyarakat. 2.2 Ruang Lingkup Mutu Mutu harus mempunyai sifat menyeluruh, baik produk maupun prosesnya. Mutu produk meliputi kualitas bahan bahan baku dan barang jadi, sedangkan mutu proses meliputi mutu segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan manufaktur dan proses penyediaan jasa atau pelayanan bagi perusahaan jasa. Mutu harus dibangun sejak awal, dari penerimaan input hingga perusahaan menghasilkan output.bagi pelangganya. Setiap tahapan proses produksi maupun proses penyediaan jasa dan pelayanan juga harus berorientasi pada mutu. 2.3 Pengertian Pengendalian Mutu Pengendalian dapat mengandung arti pengawasan, penganalisa maupun penginspeksian terhadap suatu objek (barang/jasa). Sedangkan arti pengendalian menurut
A.V.Fegenbaum
”
Kendali
adalah
suatu
proses
untuk
mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk kegiatan manajeman sambil
tetap
menggunakan
cara-cara untuk
memuaskan”.
10
menjamin
hasil
yang
Didalam suatuperusahaan industri pengendalian mutu merupakan salah satu pelengkap produksi disamping bagian lain yang saling berhubungan satu sama lain. Apabila dalam suatu perusahaan tidak terdapat pengendalian mutu, maka perusahaan tersebut tidak mempunyai jaminan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan arti pengendalian mutu menurut Sofyan Assuari “ Pengendalian mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu standard dapat tercemin dalam hasil akhir atau dengan perkataaan lain pengendalian mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu dari produk yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang diterapkan berdasarkan kebjaksanaan perusahaan.” Dengan demikian definisi perngendalaian mutu adalah suatu proses yang memeriksa suatu barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, apakah sudah sesuai dengan standar mutu yang telah direncanakan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. 2.4 Maksud dan Tujuan Pengendalian Mutu Seperti yang telah dikatakan bahwa maksud dari pengendalian mutu adalah agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercemin dalam produk atau hasil akhir. Secara terperinci dapat dikatakn bahwa tujuan dari pengendalian mutu adalah sebagai berikut :
11
1.
Agar produk dari hasil produksi dapat mncapai mutu yang telah ditetapkan sesuai atau tidaknya mutu yang dihasilkan dengan standard yang telah ditetapkan salah satu indikatornya tercemin dari tingkat keberhasilan penjualan produk dipasaran.
2.
Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. Dengan anya pengendalian mutu, maka kerusakan atau penyimpangan yang terjadi akan diketahui sedini mungkin dan dapat dikurangi sehingga dapat menekan biaya perbaikan yang dikeluarkan.
3.
Mengsahakan agar biaya desain produksi dan proses untuk mndapatkan tingkat mutu tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. Apabila standar mutu telah ditetapkan perusahaan dan hasil produksinya dapat diterima oleh konsumen / pasar maka untuk proses selanjutnya perusahaan dapat menekan biaya produksi karena tidak diperlukan lagi untuk mendesain produk dan juga proses produksi tidak mengalami perubahaan.
4.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi sekecil mungkin. Salah satu keuntungan adanya pengendalian mutu adlah dapat mengurangi hasil produksi yang tidak sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan sehingga hal tersebut dapat mengurangi biaya produksi.
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Mutu Penilain atas mutu suatu produk tidak diputuskan oleh teknisi atau spesialisasi perusahaan, melainkan diputuskan oleh konsumen sebagai pemakai produk tersebut.Penilain tersebut didasarkan pada pengalaman actual konsumen terhadap pemakaian suatu produk yang semuanya diukur berdasarkan persyaratan dan tingkat kepuasanya. Namun dipihak lain, penilaian mutu tersebut berbeda-
12
beda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan mutu produk yang dihasilkan oleh setiap perusahaan, bahwa suatu barang atau jasa hasil produksi dengan mutu yang baik, seperti barang hasil bentuk dan warna dari pencetakan, hanyalah dapat diciptakan melalui kegiatan “ Pengendalian Mutu” yang baik dan terjamin. Dari pembahasan diatas penulis uraikan bahwa suatu pengendalian mutu dilakukan atas dasar pertimbangan dari beberapa factor, yaitu : 1. Faktor-Faktor Produksi Bahwa yang dimaksud dengan factor-faktor produksi tersebut meliputi : bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, mesin beserta peralatanya, metode atu teknologi dan modal atau uang. Faktor-faktor produksi tersebut merupakan unsur satu kesatuan dalam kegiatan produksi untuk menciptakan suatu barang atau jasa yang bermutu baik, karena factor-faktor tersebut mempengaruhi pembentukan mutu suatu barang atau jasa hasil produksi, bila factor-faktor produksi tersebut bermutu rendah, maka pasti akan dihasilkan suatu barang atau jasa yang bermutu rendah pula, namun sebaliknya apabila factor-faktor produksi tersebut bermutu baik, maka akan dihasilkan suatu barang atau jasa yang bemutu baik pula Disamping itu pula harus kita sadari bahwa factor-faktor produksi tersebut selalu labil atau berubah-ubah, sebagai contoh : a. bahan baku Pemilihan bahan baku dengan batasan yang lebih ketat disertai pengawasannya menjadi sangat penting guna menghasilkan produk akhir yang
13
berkualitas tinggi, karena disebabkan biaya produksi dan peryaratan mutu yang ada. b. Tenaga Kerja Dimana suatu perusahaan dalam bentuk apapun selalu mempunyai tenaga kerja dari berbagai tingkat pendidikan, keahlian, dan pengalaman, sehingga hal ini mempengaruhi
gerak
langkah
kegiatan
produksi
yang
akhirnya
akan
menyebabkan suatu hasil produksi baik atau tidak c. Mesin dan Peralatan Mutu hasil produksi yang baik menjadi factor yang kritis dalam memelihara waktu kerja mesin atau umur mesin agar dapat terus dimanfaatkan sepenuhnya guna meningkatkan penjualan produk. Mutu produk yang rendah bias disebabkan kurang lengkapnya mesin dan peralatan yang berkualitas termasuk juga biaya corrective maintenance agar umur teknis mesin lebih tinggi atau besar dari pada umur ekonomisnya. d. Metode dan Teknologi Apabila hal-hal tersebut diatas tidak dapat diatasi, karena tidak didukung suatu metode atau teknologi yang baik, misalnya dalam hal bagaimana cara mengolah dan penggabungan factor-faktor produksi diatas, maka sia-sia jadinya usaha yang dilakukan itu, dengan teknologi yang dimiliki pun harus dilakukan pula suatu pemilihan yang tepat dan sesuai.
14
2. Proses pembuatan Baik tidaknya suatu mutu barang atau jasa hasil produksi tegantung atas kegiatan proses pembuatan barang atau jasa tersebut. Karena walaupun factorfaktor produksi tersebut telah mempunyai mutu yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan, namun kegiatan jalanya proses pembuatan tersebut harus diawasi sehingga hasil-hasil produksi yang akan diperoleh bermutu serta memenuhi selera dan permintaan konsumen atau pemesan. Untuk mendapatkan suatu tingkatan dalam mutu barang dan jasa yang akan dihasilkan, ditentukan oleh proses pembuatan atau pengerjaannya, apakah barang yang dihasilkan itu pada batas-batas toleransi kerusakan (defect) yang diperbolehkan, karena sebaik-baiknya suatu proses pembuatan tidak mungkin selalu dihasilkan barang yang seluruhnya bermutu baik oleh karena itu suatu pengendalian proses pembuatan harus dilakukan. 3. Permintaan konsumen Telah dijelaskan bahwa salah satu tujuan utama setiap perusahaan adalah ingin menciptakan barang atau jasa yang bemutu tinggi, sesuai dengan selera dan permintaan konsumen. Karena harus kita pahami setiap perusahaan sebagai produsen itu merupakan pelayan bagi konsumen dan pemesan., perusahaan tersebut harus menciptakan barang atau jasa yang bermutu baik. Dengan memperhatikan permintaan dan selera konsumen terhadap mutu barang dan jasa hasil produksi, maka setiap perusahaan berusaha menetapkan kebijaksanaan “Pengendalian Mutu” terhadapbarang dan jasa hasil produksinya dengan baik, tepat, dan terencana.
15
4. Penetapan standar produksi Untuk memberikan arahan gerak yang pasti atau untuk meberikan pedoman dasar didalam pelaksanaan kegiatan mutu yang baik dan terjamin, diterapkan atau ditetapkan suatu standar ( mutu ) produksi, dilakukan kebijaksanaan “pengendalian mutu terhadap barang hasil produksi”, terlebih lagi terhadap barng atau jasa yang didasrkan order, seperti yang dihasilkan PT. XXX. Spesifikasi – spesifikasi produk sebagai suatu standar produksi diajukan pemesan kepada perusahaan yang harus dipenuhinya itu, disamping untuk memberikan suatu keputusan pelayanan agar pemesan tersebut menjadi langganannya, dan dimaksudkan pula untuk menjaga nama baik perusahaan dimata pemesan tersebut. Untuk itu, PT XXX selalu berusaha melakukan pengendalian mutu terhadap barang dengan sebaik-baiknya. 2.6 Pengertian Produksi Organisasi industry merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa). Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu. Sedangkan pengertian produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang.Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa.
16
2.7 Pengertian Sistem Produksi Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang paling dalam,spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional seperti keuangan, personalia dan lain-lain (Gaspersz, 2002). Sistem produksi merupakan kata yang sudah tidak asing lagidi dunia industri.Sistem produksi terdiri dari dua kata yaitu system dan produksi.Definisi kata sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan definisi kata produksi adalah aktivitas untuk menghasilkan barang dan/atau jasa. Sistem produksi memiliki komponen struktural dan fungsional yang berperan penting dalam menunjang kontinuitas operasional sistem produksi. Komponen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari bahan baku (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, informasi, dan lain-lain. Sedangkan komponen fungsional terdiri dari : perencanaan, pengendalian, koordinasi, yang kesemuanya berkait dengan manajemen dan organisasi. Kesimpulan yang didapat adalah system produksi merupakan keseluruhan proses atau kegiatan operasional yang dimulai ketika muncul order dari bagian marketing, kemudian perencanaan produksi disusun oleh bagian PPIC sampai dengan selesainya order tersebut.dibagian produksi dan siap untuk di kirim ke customer. Adapun elemen-elemen utama dalam sistem produksi adalah input, proses, output, serta adanya mekanisme umpan balik untuk pengendalian sistem produksi itu agar mampu melakukan continous improvement.
17
2.8 Pengendalian Dengan Statistik Pengendalian dengan metode statistic merupakan teknik penyelesaian masalah yang diguanakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisa, mengelola, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian dengan metode statistic dapat dibagi menjadi 2 golongan menurut jenis datanya yaitu data variable dan data atribut. Cara menggambarkan ukuran kualitas 1. Variabel : karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur (besaran kontinue). Seperti : panjang, berat, temperatur, dll. 2. Attribut :
karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan apakah
produk tersebut memenuhi kondisi/persyaratan tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik dan buruk. Seperti produk reject atau produk baik, dll. Pada kesempatan ini penulis hanya menjelaskan pengendalian dengan statistic untuk data attribut sesuai dengan data-data yang diperoleh penulis. 2.8.1 Manfaat Pengendalian dengan Statistik, yaitu : 1. Memberikan informasi mengenai perbaikan kualitas. 2. Menentukan kemampuann proses setelah perbaikan kualitas tercapai. 3. Membuat keputusan yang berkaitan dengan spesifikasi produk. 4. Membuat keputusan yang berkaitan dengan proses produksi. 5. Membuat keputusan terbaru berkaitandengan produk yang dihasilkan. 2.9 Seven Tools Kualitas. The 7 QC tools banyak dikenal luas dalam lingkup masyarakat mutu, hal ini tidakdapat dipungkiri karena memang alat-alat bantu ini berkembang
18
penggunaannya didalam proses kegiatan peningkatan mutu atau pemecahan masalah yang biasadilakukan dalam konteks QC Circle atau Quality Improvement Team, dan lainsebagainya. 2.9.1 Apakah The 7 QC Tools bisa bermanfaat pada disiplin ilmu lain ? Sesungguhnya keampuhan alat-alat bantu ini, tidak hanya terbatas dalam lingkupQMS (Quality Management System) saja. Karena, kalau saja para pakar yangmenekuni disiplin ilmu lainnya, seperti misalnya : ahli politik, ahli ekonomi, ahlipemasaran dan lain sebagainya, berkenan untuk mempelajari secara massifpenggunaan alat-alat bantu ini dan memahaminya secara baik, mereka dapatmemanfaatkannya untuk melengkapi keilmuan dan kemampuan analisisnya. Sebagaicontoh, bila Anda adalah seorang politikus yang sedang menghadapi perpecahananggota organisasinya, atau sedang menghadapi krisis kepercayaan dari parakonstituen, dan bila Anda menguasai dengan baik “ 7 QC Tools”, maka dalammenghadapi persoalan ini, Anda akan berusaha mengumpulkan data dengan metodesurvey dan menggunakan alat bantu Checksheet, kemudian “raw data” yangdiperoleh dianalisa kembali melalui alat bantu lainnya, misalnya dengan Paretodiagram, untuk mengetahui prioritas persoalan, kemudian dengan Fishbone diagramditelusuri faktor-faktor penyebab yang berpeluang dominan sebagai akar persoalan,untuk kemudian dibuatkan solusinya. Demikianlah sebuah persoalan politik sekalipun dapat ditelusuri, dianalisa dan dibuat kesimpulan serta keputusannya melaluipenggunaan alat bantu kendali mutu (The 7 QC tools). 2.9.2 Apakah kegunaan QC Tools ? The 7 QC tools adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkuppersoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah
19
untukdipahami, menelusuri berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelaskenyataan
atau
fenomena
yang
otentik
dalam
suatu
persoalan.Kemampuan 7 QC tools yang dahsyat dalam mengemukakan fakta/fenomena inilahyang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantungpada alat-alat bantu ini. Meskipun demikian, keberhasilan dalam menggunakan 7 QCtools sangat dipengaruhi oleh seberapa massif pengetahuan si pengguna akan alatbantu yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin tepatdalam memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal pokokyang perlu menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu : EFISIEN(tepat) dan EFEKTIF (benar).EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengankarakteristik persoalan yang akan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan2alat bantu tersebut dilakukan dengan “benar”, sehingga persoalan menjadi lebih jelas,mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki. Kedua butir pokokinilah yang akan dibahas dalam skripsi ini.Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya bila terlebih dulu melihat kembali,jenis-jenis alat bantu yang tergabung dalam ”The 7 QC Tools” dan carapenggunaannya, sebagai berikut 1. Checksheet Alat bantu ini sangat tepat digunakan sebagai alat PENGUMPUL DATA, tetapitidak cukup memenuhi syarat bila digunakan untuk menganalisa data, karenasemua data yang dikumpulkan adalah data fenomena/fakta yang sedang terjadi(berlangsung). Itulah sebabnya dikatakan bahwa Checksheet adalah alat bantuyang digunakan pada saat suatu proses/kegiatan berlangsung. Macammacambentuk Checksheet, tetapi yang paling populer digunakan adalah bentuk
20
”Tally”.Contoh penggunaan Checksheet : Pengumpulan score pada pertandingan bulutangkis.Mengingat
bahwa
Checksheet
digunakan
pada
saat
proses
berlangsung, maka halterpenting yang harus menjadi perhatian adalah BAGAN (kerangka) formuliruntuk pengisian data. Hendaknya bagan disiapkan sedemikian rupa, agarpengisian data dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, tetapi juga mampumemuat seluruh data yang diperlukan. 2. Pareto Diagram Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dariItalia, bernama ”Vilvredo Pareto”, pada tahun 1897 dan kemudian digunakanoleh Dr. M. Juran dalam bidang pengendalian mutu. Alat bantu ini biasadigunakan untuk menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal-hal yangprioritas dari fenomena tersebut. Maka istilah PARETO biasanya identik denganPRIORITY.Pada suatu diagram Pareto akan dapat diketahui, suatu faktor merupakan factor yang paling prioritas dibandingkan faktor-faktor (minimal 4 faktor) lainnya,karena faktor tersebut berada pada urutan terdepan, terbanyak atau pun tertinggipada deretan sejumlah faktor yang dianalisa.Melalui dua diagram Pareto yang diperbandingkan, akan dapat dilihatperubahan seluruh/sebagian faktor-faktor yang sedang diteliti, pada kondisi yangberbeda.Diagram Pareto juga biasa digunakan untuk dapat menentukan”pangkalpersoalan”, berdasarkan analisa yang massif, dengan mempertimbangkanbeberapa sudut pandang. Misalnya : Ada 4 persoalan yang dihadapi, yaitu A, B,C, D. Bila ditinjau dari frekuensi kejadian, ternyata persoalan C yang palingsering terjadi, tetapi bila ditinjau dari akibatnya secara finansial, ternyatapersoalan A yang paling merugikan bila tidak segera diatasi, tetapi bila dilihatdari segi enerji yang terbuang, mungkin malah persoalan
21
B yang palingmenonjol. Berdasarkan tinjauan-tinjauan inilah, kemudian dapat disimpulkan,manakah dari ke-empat faktor itu, yang akan menjadi prioritas persoalan untukditindaklanjuti ? 3. Histogram Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batangyang digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi),dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusiatau penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yangsama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, makadapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurangbermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilaitengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekatispect yang telah ditetapkan.Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasilproduksi, perlu dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari pengumpulan data, tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggapdapat memenuhi populasi yang akan diamati.Pengolahan data pada Histogram menjadi sangat penting, terutama dalammenentu-kan besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelasdata yang akan menggambarkan penyebaran data yang tercipta.Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-halsebagai berikut : a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggiberbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan
22
konsisten,artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yangditentukan. b. Bila Histogram
berbentuk
sisir, kemungkinan
yang terjadi
adalah
ketidaktepatandalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga berpengaruhpada penetapan batas-batas kelas. c.
Bila
sebaran
data
melampaui
batas-batas
spesifikasi,
maka
dapat
dikatakanbahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu.Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada di dalam batasbatasspesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu yangditetapkan.Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau pengembanganproduk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru, memprediksikondisi pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lainsebagainya. 4. Scatter Diagram Alat bantu ini sangat berguna untuk mendeteksi korelasi (hubungan) antara duavariable (faktor), sekaligus juga memperlihatkan tingkat hubungan tersebut (kuatatau lemah). Pada pemanfaatannya, scatter diagram membutuhkan data berpasangan sebagaibahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x sebagai faktor yang independenberpasangan dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor dependen. Artinya, bahwasetiap nilai x yang didapatkan memberi dampak pada nilai y. Contohnya :Diperoleh data bahwa ada hubungan antara banyaknya komplain (x) dengan jumlah retur barang (y) : x = 5 �y = 50 eks.
23
x = 10 �y = 120 eks. x = 12 �y = 150 eks. dst. Melalui penggambaran data tersebut dalam scatter diagram, akan dapatdilakukan analisa lebih lanjut, sejauhmana antara faktor x dan y memilikikorelasi, yang dalam hal ini direpresentasikan sebagai nilai r (rho), yaitu nilaiyang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antar faktor tersebut. Dikatakankedua faktor itu berhubungan sangat erat bila nilai rho mendekati angka + 1. Disamping itu, juga akan dapat disimpulkan kecenderungan arah korelasi tersebut(positif atau negatif).Korelasi memiliki kecenderungan positif bila setiap pertambahan
faktor
xmenyebab-kan
pertambahan
faktor
y,
sebaliknya
kecenderungan negatif bilasetiap pertam- bahan menyebabkan pengurangan faktor y. 5. Control Chart Ini adalah sebuah alat bantu berupa grafik yang akan menggambarkan stabilitassuatu proses kerja. Melalui gambaran tersebut akan dapat dideteksi apakahproses tersebut berjalan baik (stabil) atau tidak ?Alat bantu ini pertama kali diperkenalkan oleh W.A. Shewhart di LaboratoriumBell Telephone. Karakteristik pokok pada alat bantu ini adalah adanya sepasangbatas kendali (Upper dan Lower Limit), sehingga dari data yang dikumpulkanakan dapat terdeteksi kecenderungan kondisi proses yang sesungguhnya. Padadasarnya alat bantu ini adalah berupa rekaman data suatu proses yang sudahberjalan. Bila data yang terkumpul sebagian besar berada dalam bataspengendalian, maka dapat disimpulkan bahwa proses berjalan dalam kondisistabil. Tetapi sebaliknya, bila sebagian besar data menunjukkan deviasi di luarbatas kendali, maka bisa dikatakan proses berjalan
24
tidak normal, yang bias berdampak pada penurunan Mutu produk.Mutu produk yang diciptakan melalui suatu proses panjang, sesungguhnya tidakpernah bisa terlepas dari variasi, yang dalam hal ini bisa dibedakan menjadi 2kategori, yaitu : (1) ”Chance Cause”, yaitu variasi yang timbul secara tidakterduga dan sukar dikendalikan, dan (2) ”Assignable Cause”, yaitu variasi yangbisa diperkirakan penyebabnya dan memungkinkan untuk dilakukan pencegahan. Control Chart sangat bermanfaat untuk memonitor proses operasional atauproduksi
agar
bila
terjadi
suatu
penyimpangan
dapat
segera
ditindaklanjuti.Menggunakan alat bantu ini secara kontinyu, akan bisa mencegah persoalanmutu yang berlarut-larut dan reject produk yang berlebihan. Tiga macam control chart : a. Control Chart Shewart Peta ini disebut peta untuk variabel atau peta untuk x dan R (mean dan range) dan peta untuk x dan σ (mean dan deviasi standard). b. Peta kontrol untuk proporsi atau perbandingan antara banyaknya produk yang reject dengan seluruh produksi, disebut peta-p (p-chart). c. Peta kontrol untuk jumlah reject per unit, disebut peta-c (c-chart).
Peta Kendali Variabel (Shewart)
Peta kendali untuk data variabel : Peta X dan R, Peta X dan S, dll.
25
Peta X dan R Peta kendal X : Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal dalam hal lokasinya (pemusatannya). Apakah proses masih berada dalam batas-batas pengendalian atau tidak. Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Peta kendali R : Memantau perubahan dalam hal spread-nya (penyebarannya). Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil. Peta Kendali Attribut Peta kendali untuk data atribut : Peta-P, Peta-C dan peta-U, dll.
Peta kendali – p Perbandingan antara banyaknya reject dengan semua pengamatan, yaitu
setiap produk yang diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak” (yang diperhatikan banyaknya produk reject).
26
Peta Kendali – c Suatu produk dikatakan reject (defective) jika produk tersebut tidak
memenuhi suatu syarat atau lebih. Setiap kekurangan disebut defec. Setiap produk yang reject biasa saja terdapat lebih dari satu defec. (yang diperhatikan banyaknya defec).
Peta Kendali - u Peta kendali u relatif sama dengan peta kendali c. Perbedaanya hanya
terdapat pada peta kendali u spesifikasi tempat dan waktu yang dipergunakan idak harus selalu sama, yang membedakan dengan peta kendai c adalah besarnya unit inspeksi perlu diidentifikasikan. 6. Graphs (Block diagram, Pie Chart, Sun Chart etc.) Grafik biasa digunakan sebagai alat bantu untuk menerangkan suatu kondisi,menggambarkan trend, memprediksi situasi secara lebih jelas, melalui sejumlahdata yang digambarkan, baik dalam bentuk balok (block), lingkaran (Pie Chart),garis (Line chart) dan lain sebagainya.Penggambaran grafik yang tepat akan memberikan kemudahan dalam membacadata yang ditampilkan, sehingga memungkinkan untuk penelitian atau analisalebih lanjut. 7. Ishikawa Diagram Ini adalah satu-satunya alat bantu yang menggunakan data verbal (nonnumerical)atau
data
kualitatif
dalam
penyajiannya.Alat
bantu
ini
menggambarkan tentang suatu kondisi ”penyimpangan mutu” yangdipengaruhi oleh bermacam-macam penyebab yang saling berhubungan.Berbeda dengan alatalat bantu lainnya, karena penggunaannya akan lebih efektifbila dilakukan dalam kelompok. Sehingga alat bantu ini seringkali identik dengankegiatan kelompok.
27
Di samping itu, manfaat optimum diperoleh bila IshikawaDiagram mampu menampilkan akar-akar penyebab yang sesungguhnya darisuatu penyimpangan (ketidakbermutuan). 2.10Peta Kendali Peta kendali ( control chart ) merupakan suatu alat dalam pengendalian proses secara statistik. Peta kendali ini merupakan suatu diagaram yang menggambarkan suatu pengukuran dimana terrdapat batas-batas yang didalamnya dapat terlihat hasil pengamatan, sehingga didalamnya dapat terlihat apakah produk yang dihasilkan dalam keadaan terkendali atau tidak. 2.10.1 Maksud dari Penggunaan Peta Kendali Proporsi Cacat a. Untuk menemukan proporsi reject rata-rata dalam pemeriksaan dalam satu periode. b. Untuk meminta perhatian manajemen bagi setiap perubahan dalam rata-rata tingkatan mutu. c. Untuk menemukan titik-titik tinggi yang berada di luar kendali yang memerlukan tindakan untuk mengidentifikasi dan mengoreksi penyebab mutu yang buruk. 2.10.2 Penggunaan Rumus pada Peta Kendali Proporsi Cacat Rumus-rumus yang digunakan dalam memulai peta kendali proporsi cacat adalah: a.
Menghitung Proporsi Cacat Setiap Sampel Dalam Setiap Kali Observasi Xi
Pi
= ni 28
b.
Menghitung Proporsi Cacat Rata-rata
∑Xi P
= ∑ni
c.
Menghitung Batas-batas Kendali
Perhitungan batas-batas kendali ini menggunakan pendekatan 3-sigma. 1)
Batas Kendali Atas (BKA)
P (1 – P ) BKApi = P + 3 ni 2)
Batas Kendali Bawah (BKB)
P (1 – P ) BKBpi = P - 3 ni d.
Menghitung Revisi Proporsi Cacat Rata-rata ∑Xi - ∑Xi tidak terkendali P revisi = ∑ni - ∑ni tidak terkendali
29
e.
Keterangan Notasi Rumus :
Pi
= Proporsi cacat setiap sampel setiap kali observasi
Xi
= Jumlah cacat dalam sampel yang diperiksa
ni
= Jumlah sampel yang diperiksa setiap kali observasi
P
= Proporsi cacat rata-rata dalam satu periode observasi
∑Xi
= Total jumlah cacat dalam satu periode observasi
∑ni
= Total jumlah sampel yang diperiksa dalam satu periode observasi
Contoh Format Grafik Peta Kendali Proporsi dengan Batas-batas Kendali :
Observasi
Gambar II.1 Format Grafik Peta Kendali Proporsi Cacat dengan Batas-batas Kendali
30