BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Perawatan (Maintenance) Perawatan adalah sebuah operasi atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk melakukan pergantian kerusakan peralatan dengan resources yang ada. Perawatan juga ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, memperpanjang usia kegunaan mesin, dan menekan failure sekecil mungkin. Manajemen perawatan dapat digunakan untuk membuat sebuah kebijakan mengenai aktivitas perawatan, dengan melibatkan aspek teknis dan pengendalian manajemen ke dalam sebuah program perawatan. Pada umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem,
5
6
kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di perawatan menjadi semakin penting. Berikut adalah sembilan pendekatan untuk membuat sebuah program perawatan yang efektif:
Mengidentifikasi kekurangan eksisting.
Membuat tujuan akhir dari program.
Menetapkan skala prioritas.
Menetapkan parameter untuk pengukuran performansi.
Menetapkan rencana jangka pendek dan juga jangka panjang.
Sosialisasi perencanaan terhadap bagian-bagian yang terkait.
Implementasi perencanaan.
Laporan berkala.
Pemeriksaan kemajuan secara rutin.
2.1.1. Preventive Maintenance Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting dalam aktivitas perawatan (Maintenance). Preventive Maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya. Beberapa tujuan dari preventive Maintenance adalah mendeteksi lebih awal terjadinya kegagalan/kerusakan, meminimalisasi terjadinya kegagalan dan meminimalkan kegagalan produk yang disebabkan oleh kerusakan sistem.
7
Ada empat faktor dasar dalam memutuskan penerapan preventive Maintenance:
Mencegah terjadinya kegagalan.
Mendeteksi kegagalan.
Mengungkap kegagalan tersembunyi (hidden failure).
Tidak melakukan apapun karena lebih efektif daripada dilakukan pergantian.
Dengan mengidentifikasi keempat faktor dalam melaksanakan preventive Maintenance, terdapat empat kategori dalam mengspesifikasikan preventive Maintenance. Keempat ketegori tersebut adalah sebagai berikut:
Time-Directed (TD) adalah perawatan yang diarahkan secara langsung pada pencegahan kegagalan atau kerusakan.
Condition-Directed (CD) adalah perawatan yang diarahkan pada deteksi kegagalan atau gejala-gejala kerusakan.
Failure-Finding (FF) adalah perawatan yang diarahkan pada penemuan kegagalan tersembunyi.
Run-to-Failure (RTF) adalah perawatan yang didasarkan pada pertimbangan untuk menjalankan komponen hingga rusak karena pilihan lain tidak memungkinkan atau tidak menguntungkan dari segi ekonomi.
2.1.2. Predictive Maintenance Predictive Maintenance didefinisikan sebagai pengukuran yang dapat mendeteksi degradasi sistem, sehingga penyebabnya dapat dieliminasi atau
8
dikendalikan tergantung pada kondisi fisik komponen. Hasilnya menjadi indikasi kapabilitas fungsi sekarang dan masa depan. Pada dasarnya, predictive Maintenance berbeda dengan preventive Maintenance dengan berdasarkan kebutuhan perawatan pada kondisi actual mesin dari pada jadwal yang telah ditentukan. Dapat dikatakan bahwa preventive Maintenance bersifat time-based, seperti pergantian oli setiap 3000 jam kerja. Hal ini tidak memperhatikan performa dan kondisi aktual mesin. Jika dilakukan pemeriksaan, mungkin penggantian oli dapat diperpanjang hingga 5000 jam kerja. Hal ini yang membedakan antara preventive Maintenance dengan predictive Maintenance dimana predictive Maintenance menekankan kegiatan perawatan pada kondisi aktual. 2.1.3. Time Directed Maintenance Time directed Maintenance dapat dilakukan apabila variabel waktu dari komponen atau sistem diketahui. Kebijakan perawatan yang sesuai untuk diterapkan pada time directed Maintenance adalah periodic Maintenance dan oncondition Maintenance. Periodic Maintenance (hard time Maintenance) adalah perawatan pencegahan yang dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk mengganti sebuah komponen atau system berdasarkan interval waktu tertentu. Oncondition
Maintenance
merupakan
kegiatan
perawatan
yang
dilakukan
berdasarkan kebijakan operator. 2.1.4. Condition Based Maintenance Condition Base Maintenance merupakan aktivitas perawatan pencegahan yang dilakukan berdasarkan kondisi tertentu dari suatu komponen atau sistem,
9
yang bertujuan untuk mengantisipasi sebuah komponen atau sistem agar tidak mengalami kerusakan. Karena variable waktunya tidak pasti diketahui, kebijakan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah predictive Maintenance. Predictive Maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilakukan dengan menggunakan sistem monitoring, misalnya analisis dan komposisi gas. 2.1.5. Failure Finding Failure Finding merupakan kegiatan perawatan pencegahan yang bertujuan untuk mendeteksi kegagalan yang tersembunyi, dilakukan dengan cara memeriksa fungsi tersembunyi (hcidden function) secara periodik untuk memastikan kapan suatu komponen mengalami kegagalan. 2.1.6. Run to Failure Run to Failure tergolong sebagai perawatan pencegahan karena faktor ketidaksengajaan yang bisa saja terjadi dalam beberapa peralatan. Disebut juga sebagai no schedule Maintenance karena dilakukan jika tidak ada tindakan pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan, jika dilakukan tindakan pencegahan terlalu mahal atau dampak kegagalan tidak terlalu esensial (tidak terlalu berpengaruh). 2.1.7. Corrective Maintenance Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu preventive Maintenance. Pada umumnya, corrective Maintenance bukanlah aktivitas perawatan yang terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen
10
mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula. 2.2. Pengertian Enterprise Resource Planning ( ERP) ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya,informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap. Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat lunak modular. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu system komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan. Syarat terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi. Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan. Rancangan perangkat lunak modular harus berarti bahwa sebuah bisnis dapat memilih modul-modul yang diperlukan, dikombinasikan dan disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat menambahkan modul baru untuk meningkatkan unjuk kerja bisnis.
11
2.2.1. Perkembangan Teknologi ERP
Tahun 1960an—komputer generasi awal, sistem titik pemesanan
ulang (ROP) dan perencanaan kebutuhan bahan awal (MRP).
Dalam tahun 1960an persaingan yang utama adalah biaya, yang menghasilkan strategi produksi yang berfokus pada produk yang didasarkan pada produksi dengan volume yang tinggi, pengurangan biaya, dan mengasumsikan kondisi ekonomi yang stabil. Pengenalan sistem titik pemesanan ulang (Re-Order Point) yang terkomputerisasi meliputi kuantitas pesanan ekonomis dan titik pemesanan ulang ekonomis, kebutuhan perencanaaan produksi dasar dan kontrol yang memuaskan dari perusahaan-perusahaan tersebut. MRP (Material Requirment Planning) menjadi pendahulu dan tulang punggung dari MRP II dan ERP yang muncul pada akhir 1960an melalui usaha bersama antara J.I Case, sebuah pabrikan traktor dan mesin-mesin konstruksi lainnya, yang bekerjasama dengan IBM.
Tahun 1970an—MRP serta perkembangan hardware dan software. Akhir 1970an persaingan utama beralih ke pemasaran, yang
mengakibatkan penerapan strategi target pasar dengan penekanan pada perencanaan dan integrasi produksi yang lebih besar. Sistem MRP untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik karena adanya integrasi
antara
forecasting
(peramalan),
penjadwalan
utama,
pembelian, ditambah pengontrolan di lantai produksi. Pertengahan
12
1970an mengalami kelahiran perusahaan software utama yang nantinya akan menjadi pabrikan ERP utama. Pada tahun 1972 lima insinyur di Manheim, Jerman, menciptakan SAP (systemanalyse und Programmentwicklung).
Tujuan
perusahaan
adalah
untuk
menghasilkan dan memasarkan software standar bagi solusi-solusi bisnis yang terintegrasi. Lawson Software didirikan pada tahun 1975 ketika Richard Lawson, Bill Lawson, dan rekan bisnisnya John Cerullo melihat kebutuhan untuk solusi teknologi perushaan sebagai sebuah alternatif untuk menyesuaikan aplikasi software bisnis. J.D. Edwards (yang didirikan oleh jack Thompson, Dan Gregory serta Ed McVaney) dan Oracle Corporation (oleh Larry Ellison) didirikan pada tahun 1977. Oracle menawarkan SQL (Structure Query Language) sistem manajemen database. Pada tahun 1975 IBM menawarkan Sistem Manajemen dan Akuntansi Pabrik yang oleh Bill Robinson dari IBM anggap sebagai pelopor ERP yang sesungguhnya. Sistem ini menciptakan pos general ledger (buku besar) dan penentuan biaya pekerjaan ditambah update peramalan (forecasting) yang keluar masuk dari inventori maupun transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari pesanan pelanggan yang menggunakan bill of material standar atau bill of material yang disertakan pada pesanan pelanggan. Aplikasi yang
terintegrasi
ini
menempatkan
MMAS
(Manufacturing
Management and Account System) ke level yang lebih baik karena
13
dapat mengakomodasi buku besar, account payable, pesanan masuk dan tagihan, account receivable, analisis penjualan, penggajian, penunjang sistem pengumpulan data, penentuan produk dan produksi (pemroses bill of material yang lama), kemampuan kontrol dan monitoring produksi. Pada tahap yang kedua, IBM menambahkan forecasting (peramalan), perencanaan kebutuhan kapasitas, pembelian, dan modul-modul perencanaan jadwal produksi berskala besar pada aplikasinya (Robinson, 2006). Tahun 1978 SAP merilis versi software-nya yang semakin lebih terintegrasi, yang disebut sistem SAP R/2. R/2 memanfaat secara penuh teknologi komputer mainframe saat itu, yang memungkinkan untuk interaktivitas antara modul-modul juga kemampuan tambahan seperti misalnya penelusuran pesanan.
Tahun 1980an—MRP II JD Edwards mulai berfokus pada software yang bisa digunakan
untuk menulis untuk sistem /38 IBM pada awal 1980an. Sistem ini menjadi alternatif yang jauh lebih murah dibandingkan komputer mainframe: sistem ini menyediakan disk drive yang fleksibel dengan kapasitas yang berguna untuk bisnis yang berskala kecil dan sedang. Istilah MRP mulai diterapkan pada fungsi-fungsi yang mencakup fungsi
yang
lebih
mengarah
pada
penggunaan
perencanaan
sumberdaya manufaktur ketimbang perencanaan kebutuhan bahan. Akhirnya MRP II digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan yang
14
dimiliki sistem yang lebih baru. Strategi manufaktur menekankan kontrol proses yang lebih besar, manufaktur kelas dunia, dan terfokus pada penurunan biaya overhead. Penjadwalan closed loop, pelaporan lantai produksi yang lebih tepat, dan hubungan yang saat bersamaan (due date) antara penjadwalan dengan pembelian, ditambah sifat pelaporan biaya secara terinci dari sistem MRP II yang berkembang terus, yang ditujukan untuk menunjang inovasi-inovasi baru. Pada awal 1980an, Ollie Wight mulai menyebut sistem baru ini” Perencanaan Kebutuhan Bisnis” hanya saja mendapati bahwa nama ini telah didaftarkan sebagai sebuah merek. Jadi dia menyebut sistem-sistem itu sebagai sistem ”MRP II”, yang sejak akhir 1980an,
”diterjemahkan”
sebagai
”Manufacturing
Resources
Planning”. Pada tahun 1981 perusahaan software yang masih baru Baan telah mulai menggunakan UNIX sebagai sistem operasi mereka yang utama pada komputer DEC generasi awal. Baan mengeluarkan produk software utamanya yang pertama pada tahun 1982 dan sejak 1984 berfokus mengembangkan software untuk manufaktur. Pada tahun 1983, DEC mengeluarkan komputer VAX-nya, sebuah upgrade besarbesaran melebihi komputer-komputer multiuser sebelumnya. Selain itu, sistem database SQL ditulis dengan bahasa pemrograman C yang bisa dipindah-pindahkan dan dikembangkan oleh Oracle pada akhir tahun 1970an yang dibuat secara luas. Hal tersebut menawarkan fleksibilitas
15
dalam kemampuan untuk menulis software yang bisa dijalankan pada komputer-komputer dari manufaktur yang berbeda. Perusahaan software peoplesoft didirikan oleh Dave Duffield dan Ken Morris pada tahun 1987. Perusahaan ini menawarkan Human Resource Management System (HRMS) yang inovatif pada tahun 1988. Dengan penambahan PeopleSoft, semua perusahaan software ERP utama kini semakin kokoh. Meskipun terdapat banyak perusahaan lain yang menawarkan software bisnis, SAP, IBM, JD Edwards, BAN, PeopleSoft dan Oracle bisa membuktikan memiliki dampak yang paling besar pada perkembangan software MRP di masa datang. Pada akhir tahun 1980an IBM keluar dengan update software COPICS mereka yang baru yang memperkenalkan singkatan kata baru CIM (Computer Integrated Manufacturing). Struktur CIM memiliki lapisan pendukung, yang meliputi pendukung administratif, pendukung pengembangan aplikasi dan pendukung keputusan. Lapisan terbawah merupakan serangkaian aplikasi inti yang meliputi, database, tools komunikasi dan presentasi. Dengan acuan pada ”seluruh perusahaan”, perpindahan dari MRP awal ke MRP II ke CIM ke ERP (IBM, 1989; Robinson, 2006).
Tahun 1990an—MRP II dan Sistem ERP awal Istilah ERP ditemukan pada awal 1990an oleh Gartner Group
(Wylie, 1990). Definisi mereka mengenai ERP meliputi kriteria untuk mengevaluasi tingkatan yang software benar-benar terintegrasi baik di
16
seluruh maupun di dalam berbagai bagian fungsional. Tahun 1999 dominasi IBM pada tahun 1980an telah menurun ketika JD Edwards, Oracle, PeopleSoft, Baan dan SAP semakin mengendalikan pasar software ERP. Berikut ini statistik industri dari tahun 1999: o JD Edwards memiliki lebih dari 4700 pelanggan dengan lokasi lebih dari 100 negara. o Oracle memiliki 41.000 pelanggan di seluruh dunia, dengan 16.000 di Amerika Serikat.
o Software peoplesoft digunakan oleh lebih dari 50% pada pasar Human Resources. o SAP adalah perusahaan software antar perusahaan yang terbesar di dunia dan secara keseluruhan pemasok software independen terbesar keempat di dunia. SAP mempekerjakan lebih dari 20.000 orang di lebih dari 50 negara. o Lebih dari 2800 dari sistem perusahaan dari Baan telah diimplementasikan pada kira-kira 4800 lokasi di seluruh dunia.
Tahun 2000an—konsolidasi pabrikan software Y2K sudah pasti merupakan ”peristiwa” tunggal yang
menandakan baik kematangan industri ERP maupun konsolidasi para pabrikan ERP kecil dan besar. Tahun 2002, dan menyusul meledaknya teknologi internet, perusahaan software sedang berupaya mencari cara-
17
cara untuk meningkatkan penawaran dan meningkatkan pangsa pasar. Antara tahun 2000 dan 2002 perusahaan software menghadapi tekanan untuk
memperkecil
ukuran
software
yang
menyusul
pada
perkembangan yang pesat. 2.2.2. Tujuan Dan Peranannya ERP Dalam Organisasi Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan. ERP merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan untuk:
Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
Menghasilkan informasi yang real-time
Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan. Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun. Wakil presiden bidang penjualan menjelaskan, "Kita berhasil menangkap bisnis dari saingan-saingan kita. Berkat ERP, kini kita dapat mengirim lebih cepat dari mereka dan tepat waktu. "Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan
18
keunggulan daya saing yang signifikan. Wakil presiden bidang logistik menyatakan, "ERP menyediakan kunci untuk menjadi perusahaan global. Keputusan dapat diambil dengan data yang akurat dan dengan proses yang menghubungkan demand dan supply di berbagai belahan dunia. Perubahan ini bernilai miliaran bagi kami dalam penjualan di seluruh dunia." 2.2.3. Konsep Dasar ERP Sistim ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto telah diberikan kepada software aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Sistim ERP dibagi atas beberapa sub-sistim yaitu sistim Financial, sistim Distribusi, sistim Manufaktur, sistim Maintenance dan sistim Human Resource. Pada prinsipnya, dengan sistim ERP sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving part, dll.), biaya kerugian akibat 'machine fault' dll. Di negara-negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk Maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory, dsb. 2.3. Logika Fuzzy
19
Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Sebagai contoh rumah kaca mengamati cuaca sekitar, kemudian mengatur suhu didalam ruangan agar sesuai dengan tanamannya. Salah satu contoh pemetaan suatu input-output dalam bentuk grafis seperti terlihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Contoh pemetaan input-output Antara input dan output terdapat satu kotak hitam yang harus memetakan input ke output yang sesuai. 2.3.1. Himpunan Fuzzy Pada Himpunan tegas (crisp), nilai keanggotan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan μA[x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu :
Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau
Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.
Kalau pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya ada 2 kemungkinan, yaitu 0 atau 1, pada himpunan Fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1.
20
Apabila x memiliki nilai keanggotaan Fuzzy μ A[x]=0 berarti x tidak menjadi anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki keanggotaan Fuzzy μA[x]=1 berarti x menjadi anggota penuh himpunan A. Terkadang kemiripan antara keanggotan Fuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval [0,1], namun interpretasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan Fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proposi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Himpunan Fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu :
Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti : lemah, parobaya, dingin.
Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variable seperti : 90, 35,20, dsb.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem Fuzzy, yaitu :
Variabel Fuzzy, merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem Fuzzy.
Himpunan Fuzzy, merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel Fuzzy.
Semesta pembicaraan,adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan
dalam
suatu
variabel
Fuzzy.
Semesta
21
pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.
Domain, himpunan Fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan Fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, Domain merupakan himpunan bilangan real
yang
senantiasa
naik
(bertambah ) secara monton dari kiri ke kanan. Nilai Domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. 2.3.2. Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan ) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan.
Representasi linear Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotannya digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas.
22
Ada 2 keadaan himpunan Fuzzy yang linear. Pertama, kenaikan himpunan dimulai pada nilai Domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai Domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi.
Gambar 2.2 Representasi linear naik Kedua , merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus dimulai dari nilai Domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai Domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah.
Gambar 2.3 Representasi linear turun
Representasi kurva segitiga Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linier) seperti terlihat pada Gambar 2.4.
23
Gambar 2.4 Kurva segitiga
Representasi kurva trapesium Kurva Trapesium pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1.
Gambar 2.5 Kurva trapesium
Representasi kurva bentuk bahu Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun. Tetapi terkadang salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perubahan.
24
Gambar 2.6 Daerah ‘bahu’ pada variabel temperatur
Representasi kurva-S Kurva pertumbuhan dan penyusutan merupakan kurva-S atau sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tidak linear. Kurva-S untuk pertumbuhan akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0)ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1). Fungsi
keanggotaannya
akan
bertumpu
pada
50%
nilai
keanggotaannya yang sering disebut dengan titik infleksi.
Gambar 2.7 Himpunan Fuzzy dengan kurva-S : pertumbuhan Kurva-S untuk penyusutan akan bergerak dari sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1)ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0).
25
Gambar 2.8 Himpunan Fuzzy dengan kurva-S: penyusutan
Representasi kurva bentuk lonceng (BellCurve) Untuk merepresentasikan bilangan Fuzzy, biasanya digunakan kurva berbentuk lonceng. Kurva berbentuk lonceng ini terbagi atas 3 kelas, yaitu : himpunan Fuzzy PI, beta, dan Gauss. Perbedaan ketiga kurva ini terletak pada gradiennya.
Gambar 2.9 Himpunan fuzzy dengan kurva bentuk lonceng (Bell Curve) 2.3.3. Sistem Inferensi Fuzzy Metode Tsukamoto Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan Fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton . Sebagai hasilnya,
26
output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crips) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasilnya akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot. Metode Mamdani Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode MaxMin. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Madani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan output, diperlukan 4 tahapan : o Pembentukan fungsi Fuzzy Pada Metode Mamdani, baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan Fuzzy. o Aplikasi fungsi implikasi (aturan) Pada Metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min. o Komposisi aturan Tidak seperti penalaran monton, apabila sistem terdiri-dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem Fuzzy, yaitu : max, additive dan probabilistik OR (probor). o Penegasan (deffuzy) Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan Fuzzy yang
diperoleh
dari
komposisi
aturan-aturan
Fuzzy,
sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan
27
pada Domain himpunan Fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan Fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai output.
Metode Sugeno Penalaran dengan Metode Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan Fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985.