8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Struktur Modal Seorang pimpinan harus dapat menyediakan modal yang cukup ketika aktifitas perusahaan meningkat dan sekaligus dapat mengatasi agar tidak terjadi kelebihan modal dalam bentuk kas pada saat aktifitas perusahaan sedang menurun. Modal dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan maupun dari luar. Menurut Neil Seitz (1999) struktur modal merupakan gabungan dari sumber hutang jangka panjang yang meliputi hutang, saham biasa dan saham umum dengan sekuritas yang dipakai perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Sedangkan menurut Wild et al (2005) struktur modal merupakan komposisi pendanaan antara ekuitas dan utang pada perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam menciptakan nilai bagi perusahaan. Salah satu langkah yang diambil perusahaan adalah dengan memiliki manajemen keuangan B. Sumber-Sumber Pendanaan Berikut ini merupakan sumber utama dari dana yang dapat dipakai untuk melaksanakan kegiatan perusahaan : 8
9
a. Dari dalam perusahaan (Sumber dana internal) Dana yang berasal dari dalam perusahaan adalah dana yang dihasilkan di dalam perusahaan. Dana yang berasal dari dalam perusahaan terdiri dari berbagai jenis antara lain : -
Keuntungan yang ditahan
-
Penyusutan
-
Saham pemilik
-
Dan lain-lain
b. Dana dari luar perusahaan (sumber dana eksternal) -
Sumber Dana Jangka Pendek Diperoleh dari kredit dagang, kredit bank, surat-surat berharga, dan lain-lain
-
Sumber Dana Jangka Panjang Diperoleh dari berbagai sumber antara lain, pinjaman obligasi dan pinjaman hipotek. 1. Pinjaman Obligasi Pinjaman
jangka
waktu
yang
panjang.
Jadi,
debitor
mengeluarkan surat paengkuan hutang yang mempunyai nilai nominal tertentu.
10
2. Pinjaman Hipotek Adalah pinjaman jangka panjang, disini kreditor diberi hak hipotek terhadap suatu barang tidak bergerak dan apabila debitor tidak memenuhi kewajibannya maka barang tersebut dapat dijual dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk menutup tagihannya. Menurut Riyanto (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu : a. Tingkat Bunga Tingkat bunga yang berlaku saat manajemen akan menentukan struktur modal akan mempengaruhi jenis modal yang apakah memakai saham atau obligasi. b. Stabilitas earning Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan akan menentukan apakah perusahaan dibenarkan menggunakan utang tetap atau tidak. c. Susunan aktiva Pada kebanyakan industri atau manufaktur dimana sebagian besar modalnya
tertanam
dalam
aktiva
tetap
akan
cenderung
menggunakan modal asing atau hutang hanya sebagai pelengkap.
11
d. Keadaan pasar modal Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu dalam rangka memperoleh dana melalui penjualan sekuritas perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar modal. C. Teori-teori Struktur Modal Menurut William L. Megginson (1996) dalam ilmu keuangan di kenal beberapa teori-teori struktur modal yang dikenal oleh perusahaan dalam menetapkan struktur modal yaitu ;Teori Miller dan Modigliani, Teori Pecking Order Hypothesis dan Teori Signaling. 1
Teori Miller dan Modigliani (M&M) Propositions Teori Miller dan Modigliani (1958) atau yang dikenal dengan teori M&M merupakan dasar dari teori keuangan modern. Teori ini memberikan sebuah definisi operasional dari biaya modal dasar teori investasi “an operational definition of the cost of capital and workable theory of investment” yang secara eksplisit mengakui ketidakpastian dan memberikan dukungan sebagai dasar dari maksimilasi nilai pasar. Dengan kata lain teori MM ini mecoba menjelaskan bagaimana hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan. Menurut Modigliani dan Miller (1958) dan Fama dan Miller (1972) kebijakan investasi diasumsikan tetap. Selama jumlah aliran kas perusahaan tetap, maka nilai dari perusahaan tidak akan berubah dengan ada atau tidak adanya perjanjian yang
12
protective dengan aliran kas yang tetap, keuntungan yang dimiliki bondholder akan hilang ke pemegang saham dan sebaliknya. 2. Pecking Order Hypothesis Teori Pecking Order yang sederhana menganggap ada pengaruh yang buruk dan ketidaksempurnaan pasar (biaya transaksi tinggi, investor yang tidak memilki informasi dan manajer yang sangat tidak sensitif terhadap valuasi pasar atas saham perusahaan) yang menerima sebagai gambaran akurat dari pasar modal yang modern. 3. Teori Signaling Merupakan kegiatan pendanaan manajer yang dipercaya dapat merefleksikan nilai dari saham perusahaan. Pada umumnya pendanaan dengan hutang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa saham “undervalued”. Teori ini dikembangkan oleh Ross”(1979), menyarankan perusahaan dengan leverage yang besar dapat dipakai manajer sebagai signal yang optimis akan masa depan perusahaan. Teori signaling ini muncul karena adanya permasalahan asimetris informasi. Karena kondisi asimetris informasi ada dari waktu ke waktu perusahaan harus menjaga kapasitas cadangan pinjaman dengan menjaga tingkat pinjaman yang rendah. Adanya cadangan ini memungkinkan manajer untuk mengambil keuntungan dari kesempatan investasi tanpa harus menjual saham pada harga rendah. Dengan demikian akan mengirimkan signal yang sangat mempengaruhi harga saham.
13
D. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang adalah “Semua keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atas modal perusahaan yang berasal dari kreditor” (Munawir 2004 ; 18). Jusup (2001 ; 23) menyatakan bahwa hutang adalah “Kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu lalu dan harus dibayar dengan kas,barang atau jasa diwaktu yang akan datang”. 2. Kebijakan Hutang Kebijakan hutang menjadi topik riset dominan dalam ilmu ekonomi financial. Kebijakan hutang dapat dipengaruhi oleh karekteristik khusus perusahaan yang mempengaruhi kurva penawaran hutang pada perusahaan atau permintaan perusahaan atas hutang. Determinan kebijakan hutang terdiri dari manajerial ownership, risk, dividend, institutioanal ownership, ROA, dan growth (Tarjo, 2005). Level hutang yang tinggi akan menyebabkan perusahaan untuk memilih pada proyek-proyek investasi berisiko secara berlebihan. Masalah kerugian juga dapat memberikan konstitusi atas kebijakan pendanaan
melalui
hutang.
Jika
manajer-manajer
mempunyai
informasi khusus mengenai proyek-proyek investasinya, mereka mungkin harus memperoleh pendanaan dari pihak luar untuk mengganti investor atas kemungkinan menemukan perusahaan yang
14
“bad” pada proyek-proyek yang mempunyai net present value value negative. Hubungan negative antara leverage dan pertumbuhan pada masa mendatang untuk perusahaan yang hanya memilki kesempatan pertumbuhan yang terbatas (Tarjo, 2005). E. Dividen 1. Pengertian Dividen Menurut Bambang (1999: 202) menyatakan bahwa pengertian dividen adalah sebagai berikut ; “ Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada pemegang saham atau equity investor setelah dikurangi bungan dan pajak”. Pembagian laba (dividen) kepada para pemegang saham dalam suatu perseroan dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris. Biasanya dividen dibayarkan dalam bentuk kas, tetapi kadang-kadang perseroan memutuskan untuk memberikan dividen dalam bentuk kekayaan lainnya atau berupa tambahan saham. Pada saat dividen diumumkan, maka secara yuridis perseroan telah berhutang kepada pemegang saham sejumlah dividen yang akan dibayarkan. 2. Jenis-jenis Dividen Pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba, yaitu laba ditahan atau laba atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Harapan umum dari setiap pemegang saham
15
yang menerima dividen adalah bahwa perusahaan telah beroperasi secara sukses dan ia menerima bagian dari laba tersebut. Berikut ini adalah jenis-jenis dividen menurut Kieso et al. “(2001 :358) a. Dividen tunai Dewan direksi melakukan pemungutan suara untuk mengumumkan dividen tunai (cash dividen), dan jika hasilnya disetujui maka dividen diumumkan. Sebelum dividen dibayarkan daftar pemegang saham terakhir harus disiapkan. Karena biasanya terdapat tenggang waktu antara saat pengumuman dan pembayaran. Pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban karena pembayaran biasanya disebut kewajiban lancar. b. Dividen Properti Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas disebut sebagai dividen property. Dividen property dapat berupa barang dagang, real estat, atau investasi atau bentuk lainnya dirancang oleh dewan direksi. Ketika dividen property diumumkan, perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar property yang akan dibagikan, dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku property pada tanggal pengumuman.
16
c. Dividen Skrip Dividen skrip adalah hutang dividen dalam bentuk skrip hal ini berarti bahwa perusahaan tidak membayarnya pada suatu tanggal dimasa depan. Skrip dividen hanya merupakan bentuk khusus dari wesel bayar. d. Dividen Likuidasi Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan kadang-kadang disebut sebagai dividen likuidasi, yang menyiratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari laba. e. Dividen Saham Dividen saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk saham baru perusahaan yang bersangkutan. Pembagian dividen saham biasanya berasal dari kapitalisasi laba. Pembagian ditentukan dengan rasio tertentu terhadap jumlah yang dimilikinya oleh investor. 3. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga saham perusahaan di pasar modal, sehingga kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan membagikan dividen sebagai realisasi dan harapan akan hasil yang
17
didambakan oleh seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk membeli saham itu. Dalam menentukan kebijakan dividen yang sesuai terdapat beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan antara lain: a. Kesempatan Investasi Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang positif. b. Profitabilitas dan Likuiditas Aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Sebaliknya jika aliran kas tidak baik, alasan lain adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berkelebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. c. Akses ke Pasar Keuangan Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik, perusahaan bisa membayar dividen lebih tinggi.
18
Ada 3 konsep dalam dividen yaitu : 1. Irrelevance theory Menurut Modigliani dan Miller nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas resiko perusahaan. 2. Bird-in the hand theory Teori ini sesuai dengan Gordo dan Lintner, menyatakan bahwa biaya modal (cost capital) sendiri perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains. 3. Tax Preference theory Teori ini diajukan oleh Litzerberger dan Ramaswany mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividend an capital gains para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividen yield tinggi dan capital gains yield rendah pajak atas dividen lebih besar daripada pajak atas capital gains maka perbedaan ini akan makin terasa.
19
F. Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Fajar (2007) mengenai pengaruh kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, dengan menggunakan sampel 25 perusahaan consumenr goods industry yang terfatar di BEJ antara tahun 2004 sampai 2007. Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang dan kebijakan dividen, dan variabel dependentnya adalah kebijakan dividen, serta variabel controlnya adalah size dan profit. Hasil penelitian menunjukan secara parsial hanya kebijakan hutang, size, dan profitability yang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan secara simultan kebijakan dividen, kebijakan hutang, size dan profit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Yulius (2005) mengenai pengaruh kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan perusahaan kepemilikan manajerial yang terdaftar di BEJ, dengan menggunakan sampel 45 perusahaan antara tahun 2001 samapai 2004. Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang dan kebijakan dividen, variabel dependentnya adalah nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial dan simultan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan atas penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Walaupun demikian penelitian ini memiliki perbedaan , meliputi tahun penelitian yang diambil tahun 2008 sampai 2009, dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 perusahaan manufaktur per tahun.