BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan Setiap keputusan maupun kebijaksanaan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan, sangat berkaitan dengan informasi – informasi yang ada. Salah satu informasi tersebut adalah laporan keuangan, yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Melalui laporan keuangan,kita dapat mengukur atau menilai keadaan keuangan suatu perusahaan di masa lalu dan sebagai dasar pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian
laporan
keuangan
menurut
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan ( PSAK) No. 1 tahun 2009 : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan . Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan pertumbuhan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
6
Definisi Laporan keuangan menurut www.sribd.com-Analisislaporan Keuangan .menurut Myer Laporan Keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan, kedua daftar itu adalah posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Untuk pengertian yang lebih sederhana laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan. Sementara untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : Aset, Liabilities, Ekuitas, Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, Kontribusi
2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008:8) beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
7
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini 3. Memberikan informasi tentang tentang perubahan – perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 4. Memberikan informasi tentang catatan –catatan atas laporan keuangan. Sedangkan manfaat dari laporan keuangan adalah untuk memberikan suatu gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan dan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan perusahaan tersebut dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak –pihak tersebut antara lain adalah pemilik perusahaan, para investor, manajemen, para kreditor atau banker, karyawan, masyarakat , dan pemerintah. 3. Bentuk dan Prinsip Laporan Keuangan Sebelum menganalisa suatu laporan keuangan, terlebih dahulu harus memahami bentuk – bentuk dan prinsip dari penyusunan laporan keuangan. Penyajian dan penyusunan laporan keuangan ini harus mengikuti dan berpedoman pada PSAK (Prinsip Dasar Akuntansi Keuangan) . Berikut akan diuraikan bentuk dan system penyajian masing – masing laporan keuangan. a. Neraca Pengertian Neraca menurut Kasmir (2008:8) adalah laporan yang menunjukkan posisis keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva
8
(harta) dan passive (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
Tidak ada keseragaman diantara perusahaan – perusahaan mengenai bentuk dan susunan neraca, tergantung pada tujuan – tujuan yang akan dicapai perusahaan tersebut, tetapi bentuk neraca yang umum digunakan adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Scontro (Account Form) yaitu neraca yang disusun secara sebelah – menyebelah, dimana sebelah kiri (debet) untuk aktiva, sedangkan sebelah kanan (kredit) untuk hutang dan modal. 2. Bentuk Stafel (Report Form) yaitu neraca yang disusun dari atas ke bawah, yaitu dengan urutan aktiva, hutang kemudian modal.
b. Laba Rugi Pengertian laba rugi menurut wordpress.com/2007/12/11/alk- Konsep Dasar Laporan Keuangan adalah laporan sistematis tentang penghasilan, biaya dan rugi – laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Bentuk laporan rugi – laba terdiri dari :
9
1. Bentuk Single Step yaitu penyusunan laporan rugi – laba yang dilakukandengan membandingkan total pendapatan dengan total biaya. 2. Bentuk Multiple Step yaitu penyusunan laporan rugi – laba yang dilakukan secara bertahap. Menurut PSAK No.1 tahun 2009 : Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi total beban, tidak termasuk komponen –komponen pendapatan komprehensif lain.
c. Laporan Pertumbuhan Ekuitas Menurut PSAK No.1 tahun 2009 adalah : Pertumbuhan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan pertumbuhan ekuitas menggunakan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan, kecuali untuk pertumbuhan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen.
d. Laporan Arus Kas
10
Pengertian Laporan Arus Kas menurut Kasmir (2008:9) adalah laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri dari kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran dan jenis – jenis pengeluarannya seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.
Pengertian Laporan Arus kas menurut PSAK No.2 tahun 2009 adalah :”Laporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut Aktivitas operasi, investasi , dan pendanaan.” Klasifikasi menurut aktivitas member informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas perusahaan terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas . e. Catatan atas laporan Keuangan Pengertian Catatan atas Laporan Keuangan menurut PSAK No.1 tahun 2009 :Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan pertumbuhan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup 11
informasi yang diharuskan atau dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta
pengungkapan
–
pengungkapan
lain
yang
diperlukan
untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
4. Keterbatasan Laporan Keuangan Dalam praktiknya hal – hal dan jumlah – jumlah yang dilaporkan dalam neraca belum tentu menunjukkan nilai yang realisasi (likuidasi),hal ini disebabkan karena penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pendapat pribadi, baik oleh manjemen maupun akuntan. Laporan keuangan juga bukan laporan final dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya hal –hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Sebagai contoh seperti adanya kontrak – kontrak penjualan atau pembelian yang telah disetujui, atau pesanan yang tidak dapat dipengaruhi, namun belum dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode tersebut. Kemudian ada hal – hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka –angka seperti reputasi, prestasi manajernya, dan lainnya.
Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu.Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.
12
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data – data yang diambil dari data masa lalu. 2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan untuk pihak tertentu saja. 3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran – taksiran dan pertimbangan – pertimbangan tertentu. 4. Laporan
keuangan
bersifat
konservatif
dalam
menghadapi
situasi
ketidakpastian 5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa – peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat normalnya. Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapar menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan. B. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk melakukan perencanaan keuangan perusahaan.Perencanaan tersebut dapat dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri. Dimana kekuatan perusahaan harus dapat dimengerti untuk bisa dimanfaatkan dan kelemahan harus diakui oleh manajemen dan dicarikan tindakan perbaikan. Salah satu analisis dalam membantu suatu 13
perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Sehingga analisa laporan keuangan akan membantu pihak manajemen dalam menentukan perencanaan dan pengendalian perusahaan secara tepat. 1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Analisis Laporan Keuangan adalah analisis terhadap neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan – keterangan yang dimuat dalam lampiran – lampirannya untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Dan yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yaitu mengidentifikasi adanya trend – trend tertentu dalam laporan keuangan. Perbandingan dengan standar – standar tertentu, informasi sekitar aktivitas perusahaan yang bisa mendukung analisis. Setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan : a. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. b. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. c. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
14
d. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. Atau dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan yang sejenis tentang hasil yang telah dicapai. 3. Jenis Laporan Keuangan Ada 2 jenis analisis laporan keuangan yang dapat digunakan menurut Kasmir (2008:69) yaitu : a. Analisis Vertikal (statis) Merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos – pos yang ada,dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui. b. Analisis Horizontal (Dinamis) Merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
C. Rasio Keuangan Bank Rasio keuangan yang digunakan oleh bank dengan perusahaan non bank sebenarnya relative tidak jauh berbeda. Perbedaannya terutama terletak pada jenis rasio yang digunakan untuk menilai suatu rasio yang jumlahnya lebih banyak. Sama 15
seperti perusahaan non bank, untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Laporan ini sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah dan masyarakat sebagai nasabah, guna mengetahui kondisi bank tersebut pada waktu tertentu. Setiap laporan yang disajikan haruslah dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
D. Jenis – Jenis Rasio Bank 1. Rasio Likuiditas Bank Rasio Likuiditas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposannya saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Makin besar rasio ini , makin likuid. Untuk melakukan pengukuran rasio ini ,terdapat beberapa jenis rasio yang masing – masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri, dua diantaranya adalah : a. Quick Ratio Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro,tabungan,dan deposito) dengan harta yang paling likuidyang dimiliki oleh bank.
Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut. 16
Quick Ratio = Cash Assets
x 100%
Total Deposit
b. Assets to Loan Ratio Assets to Loan Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank.Makin tinggi tingkat rasio, menunjukkan makin rendahnya tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio adalah sebagai berikut .
Assets to Loan Ratio =Total Loansx 100 % Total Assets
2. Rasio Solvabilitas Bank Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut. Rasio solvabilitas ini diantaranya adalah : a. Primary Ratio Primary ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital equity. 17
Rumus untuk mencari primary ratio adalah :
Primary Ratio = Equity Capital x 100 % Total Asset
b. Capital Ratio Capital ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih. Rumus untuk mencari capital ratio adalah :
Capital Ratio = Equity Capital + Reserve for Loan Loses x 100 % Total Loans
3. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas Bank Rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas usaha.Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Yang termasuk rasio rentabilitas bank diantaranya :
a. Net Profit Margin Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. 18
Rumus untuk mencari Net Profit Margin adalah : Net Profit Margin =
Net Income
x 100%
Operating Income b. Return On Invesment Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Rumus untuk mencari Return On Invesment adalah :
Return On Invesment (ROI) = Earning After Interest and Tax Total Assets
E. Pertumbuhan Laba 1. Definisi Laba Definisi Laba Rugi dalam PSAK 1 tahun 2009 adalah total pendapatan dikurangi
beban,
tidak
termasuk
komponen
–
komponen
pendapatan
komprehensif lain. Selain itu definisi dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan ,laba adalah Angka residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan,kalau ada) dikurangkan pada 19
penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan , maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih. Tujuan akhir dari perusahaan adalah memperoleh laba dan tingkat laba yang berhasil diraih sering dijadikan ukuran keberhasilannya, oleh karena itu laba selayaknya diperhatikan dengan baik karena berkaitan dengan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Hal ini sesuai dengan pengertian laba atau rugi pada periode berjalan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (per 1 April 2009: PSAK No.25 paragraf 7,8,9) Adapun pengertian laba adalah : 1. Laba kotor (bruto) adalah penjualan dikurangi laba pokok penjualan. 2. Laba operasi (operating income) adalah sama dengan penjualan dikurangi semua biaya termasuk harga pokok penjualan, dan lain sebagainya. Bisa juga didefinisikan sebagai laba bersih dikurangi biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan. 3. Laba sebelum pajak (net income) adalah jumlah pendapatan setelah ditambah sumber – sumber pendapatan lain-lain kemudian dikurangi semua biaya dan pajak dari jumlah pendapatan.
2. Elemen – elemen laba Elemen laba terdiri dari : a. Pendapatan (revenue) 20
Arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan. b. Beban (expense) Arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas penambahan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
c. Keuntungan (gains) Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dan transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
d. Kerugian (loss) Penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.
3. Kegunaan Laba
21
Laba dalam hal yang mendasar dan penting dari laporan keuangan dan memiliki banyak kegunaan dalam berbagai konteks (Ahmed Riahi,2007:226), antara lain sebagai berikut : a. Laba sebagai dasar untuk perpajakan dan retdistribusi kekayaan diantara individu – individu b. Laba dipandang sebagai suatu panduan bagi kebijakan dividend dan retensi perusahaan. c. Laba sebagai panduan umum investasi dan pengambilan keputusan. d. Laba dianggap sebagai suatu sarana prediktif yang membantu dan meramalkan laba dan peristiwa – peristiwa ekonomi di masa depan. 4. Pertumbuhan laba Pertumbuhan laba adalah “pertumbuhan laba dihitung dari selisih laba tahun t dengan laba tahun t-1”. Perhitungan tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kenaikan atau penurunan laba dari suatu periodeke periode lain. Dalam penelitian ini laba yang digunakan untuk menentukan laba di masa yang akan datang adalah laba usaha setelah pajak. Pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba relatif. Pertumbuhan laba relatif lebih presentatif dibandingkan pertumbuhan laba absolute karena penggunaan laba relatif akan mengurangi pengaruh ukuran perusahaan.
Pertumbuhan laba relatif dirumuskan sebagai berikut :
Pertumbuhan Laba = Laba tahun ini – Laba tahun lalu 22
Laba tahun lalu
E. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan mengobarkan berbagai sumber daya. Salah satu parameternya adalah laba. Laba sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperoleh laba,perusahaan harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional dapat terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber daya.Sumber daya perusahaan tercantum dalam neraca, dan hubungan antara yang membentuk neraca dapat ditunjukan oleh rasio keuangan. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik.Semakin tinggi laba yang dicapai mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Pengaruh rasio keuangan dengan pertumbuhan laba berdasarkan pandangan eksternal users yaitu digunakan dalam pengambilan keputusan menentukan pembelian saham perusahaan, peminjaman uang atau untuk memprediksi kekuatan financial perusahaan di masa yang akan datang. Pemegang saham potensial tertarik pada keuntungan dari pembelian atau penjualan saham. Dengan melihat laporan keuangan dapat diindikasikan seberapa optimal perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang tersedia. Pengaruh antar elemen – elemen pada laporan keuangan dijelaskan oleh rasio keuangan. Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan di masa yang akan datang. Rasio keuangan akan 23
menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan yang lain. Analisa rasio keuangan melibatkan dua jenis perbandingan . Pertama, analisis dapat membandingkan rasio saat ini dengan masa lalu dan akan datangdalam perusahaan yang sama. Misalnya rasio lancar untuk tahun sekarang dapat dibandingkan dengan rasio lancar tahun sebelumnya. Jika rasio keuangan diurutkan dalam beberapa periode tahun,analisis dapat mempelajari komposisi pertumbuhan dan menentukan apakah terdapat perbaikan atau penurunan dalam kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Metode perbandingan kedua melibatkan perbandingan rasio satu perusahaan dengan perusahaan – perusahaan sejenis atau dengan rata – rata industri pada waktu yang sama. Perbandingan ini memberikan pandangan mendalam tentang kondisi keuangan dan kinerja relative dari perusahaan. Pengaruh rasio likuiditas terhadap pertumbuhan laba , misalnya sebagai Current Ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya. Rasio ini sering disebut dengan rasio modal kerja yang menunjukkan jumlah aktiva lancar yang tersedia yang dimiliki oleh perusahaan untuk merespon kebutuhan – kebutuhan bisnis dan meneruskan kegiatan bisnis hariannya. Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba yang akan datang jika hasil penjualan, laba dan pertumbuhan kondisi operasi perusahaan diperhitungkan dalam rasio ini. Informasi ini dapat mempengaruhi kepercayaan para kreditur jangka pendek dalam memberikan pinjamannya kepada perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan usahanya untuk menghasilkan laba. Pengaruh rasio solvabilitas terhadap pertumbuhan laba yaitu menunjukan proporsi atas penggunaan uang sebagai modal untuk membiayai aktiva perusahaan yang berasal dari modal 24
pemilik atau modal pinjaman. Dilihat dari rasio modal pinjaman dengan total aktiva,semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan, jika rasio 75% berarti 25% aktiva perusahaan dibiayai modal sendiri. Dengan proporsi penggunaan hutang (modal pinjaman) yang tepat maka aktiva perusahaan dapat dibiayai secara efisien sehingga dapat memaksimalkan nilai laba perusahaan. Pengaruh rasio profitabilitas terhadap pertumbuhan laba, yaitu rasio ini mengukur keberhasilan manajemen sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi. Dengan tingkat profitabilitas yang tinggi berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat biaya yang rendah yang akan berpengaruh kepada laba yang tinggi. F.Penelitian Terdahulu Berbagai kegunaan obyek rasio keuangan telah banyak dilakukan, beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Evy Malinda Simarmata (2010) menguji secara empiris baik secara parsial dan simultan apakah laporan keuangan yang didasarkan pada rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Ada 4 rasio keuangan yang akan diuji di dalam mempengaruhi pertumbuhan laba. Empat rasio keuangan dalam hal ini adalah Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return On Equity. Design penelitian bersifat kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 yang berjumlah 35 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Data dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu F- Test dan t- test pada tingkat signifikan 5% (α = 0.005). Hasil 25
penelitian menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return On Equity berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh variabel regresor terhadap pertumbuhan laba sebesar 24% dan sisanya 76% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Putri Permata Sari (2011) menguji pengaruh rasio keuangan yaitu likuiditas ( current ratio), profitabilitas (return on equity), aktivitas (total asset turn over), dan solvabilitas (debt to asset ratio) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan dan energi yang terdaftar di bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2006 – 2009 yang menggunakan beberapa uji seperti Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, dan Uji Hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan rasio solvabilitas (debt to asset ratio),tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan rasio aktivitas (total asset turn over) dan rasio profitabilitas (return on equity) berpengaruh secara signifikanterhadap
pertumbuhan
laba.
Rasio
keuangan
memiliki
kontribusi
terhadap
pertumbuhan laba perusahaan sebesar 36.3%, pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh variabel (current ratio,return on equity,total asset turn over, dan debt asset to ratio). Sedangkan sisanya (100% - 36.3% = 63.6%) dijelaskan oleh sebab – sebab yang lain. G. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya karena laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan. Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam 26
menghasilkan laba maka dilakukan analisis rasio. Analisis rasio menunjukkan hubungan antara pos – pos yang terpilih dari data laporan keuangan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan secara finansial. Untuk dapat mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan , dan deposito) dapat menggunakan Quick ratio. Untuk mengukur jumlah kredit jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank dapat menggunakan Asset to loan ratio. Untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dapat diukur dengan primary ratio. Capital ratio dapat digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan. Untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya dapat menggunakan net profit margin. Return on invesment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan
27