BAB II LANDASAN TEORI
Dalam melakukan pembuatan aplikasi desktop “Penentuan Harga Per Unit (Price) Menggunakan Cost Volume Profit” diperlukan pemahan terhadap analisa dari Cost Volume Profit dan Beberapa hal penjualan.
2.1 Analisa Cost Volume Profit 2.1.1 Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) ”Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan”. Sedangkan menurut Garrison, dkk (2006:322) ”Analisis biaya-volume-laba adalah satu dari beberapa alat yang berguna bagi manajer dalam memberikan perintah”. Alat ini membantu manajemen suatu perusahaan untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume dan laba organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antarlima lima elemen berikut: harga jual produk, volume atau tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan bauran produk yang dijual. Menurut Garrison, dkk (2006:350), ada beberapa asumsi yang mendasari analisis cost volume profit yaitu: 1. Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah. 11
12
2. Biaya adalah linear dan dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variable dan tetap. Elemen variable adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara total dalam rentang yang relevan. 3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan. 4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit terjual. Analisis cost volume profit memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manajemen suatu perusahaan. Manfaat dari penggunaan analisis ini adalah untuk membuat kalkulasi perencanaan laba dan anggaran penjualan dari suatu perusahaan menjadi akurat. Dengan mengunakan analisis cost volume profit akan dapat diketahui berapa jumlah penjualan impas agar perusahaan tidak mengalami kerugian maupun untung, untuk mengetahui berapa jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba tertentu, Analisis cost volume profit juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar penjualan yang dapat membuat penurunan sebelum mengalami kerugian, serta dapat digunakan untuk menentukan kombinasi penjualan dari setiap jenis ukuran yang diproduksi untuk mencapai target laba yang telah ditetapkan.
2.1.2 Margin Kontribusi Margin kontribusi menurut Garrison, dkk (2006:324) adalah “jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel”. Margin kontribusi merupakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya tetap dan memberikan keuntungan. Margin
13
kontribusi juga dapat disajikan dalam bentuk persentase. Hansen & Mowen (2005:280) menyatakan bahwa rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Adapun rumus rasio margin kontribusi adalah:
2.1.3 Analisis Titik Impas Menurut Garrison, dkk (2006:325) ”Titik impas adalah tingkat penjualan dimana laba adalah nol”. Jadi dapat dikatakan bahwa titik impas merupakan titik di mana biaya dan pendapatan sama besarnnya sehingga tidak terjadi laba maupun rugi. Analisa terhadap titik impas ini digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi. Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method) dan metode margin kontribusi (contribution method). 1.
Metode Persamaan
Metode persamaan menggunakan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi. Format laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut:
14
Laba = (Penjualan – Beban Variabel) - Beban Tetap Persamaan tersebut dapat diubah menjadi: Harga Jual Per Unit = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba (Garrison, Noreen, Brewer, 2006:334) Berdasarkan contoh sebelumnya, maka titik impas dapat dihitung sebagai berikut: Harga Jual Per Unit = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba X = 0,6X + Rp 35.000 + Rp 0 0,4X = Rp 35.000 X = Rp 87.500 di mana: X = Total penjualan 0,6 = Rasio beban variabel (beban variabel + penjualan) Rp 35.000 = Total beban tetap Titik impas dalam unit yang terjual adalah sebagai berikut: Rp 87.500/Rp 250 per unit = 350 unit. 2. Metode Margin Kontribusi Metode margin kontribusi pada dasarnya hanyalah versi jalan pintas dari metode persamaan yang telah dijelaskan. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, total biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit.
15
Dalam contoh di atas, perhitungan titik impas dengan mengguanakan metode margin kontribusi adalah sebagai berikut:
2.1.4 Analisis Target Laba Target laba juga dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method) dan metode margin kontribusi (contribution method). 1. Metode Persamaan Harga Jual Per Unit = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba 2. Metode Margin Kontribusi
16
Berdasarkan contoh sebelumnya, misalkan target laba yang ingin dicapai perusahaan adalah Rp 40.000. Maka jumlah penjualan total yang harus dicapai adalah:
Jadi target laba dapat dicapai dengan menjual 750 unit per bulan, yang berarti dalam total penjualan berjumlah Rp 187.500 (Rp 250 per unit x 750 unit).
2.2
Analisis Perilaku Biaya
2.2.1 Pengertian Biaya
Hansen dan Mowen (2006:40) menyatakan biaya adalah ”kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang untuk organisasi”. Dalam penggunaan analisis cost volume profit untuk menyusun dan menetapkan anggaran penjualan, sangat diperlukan pemahaman yang baik tentang pola prilaku biaya. Menurut Garrison, dkk (2006:256) ”Perilaku biaya (cost behavior) adalah bagaimana biaya akan bereaksi atau berubah dengan adanya perubahan tingkat aktivitas bisnis”. Secara umum pola perilaku biaya ada 3 yaitu biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan biaya semivariabel (mixed cost).
17
2.2.2 Biaya Tetap Carter dan Usry (2006:58) mendefinisikan ”biaya tetap sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat dan menurun”. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan bertambahnya aktivitas dalam rentang relevan. Biaya tetap akan konstan dan jumlah totalnya akan berubah bila produksi berubah atau produksi bertambah dan sebaliknya bila produksi turun maka biaya tetap per unitnya akan naik. Contoh biaya tetap adalah biaya depresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, biaya sewa, gaji manajer pabrik, pajak properti, dan biaya tetap lainnya.
Biaya tetap dapat dibagi menjadi dua bagian. Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang telah ditentukan (committed) dan biaya yang dikeluarkan berdasarkan kebijakan manajemen (disretionary). Biaya tetap yang telah ditentukan (committed fixed cost) berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung dan peralatan, pajak bangunan, asuransi, gaji manajemen puncak dan karyawan operasional. Terdapat dua faktor yang berkaitan dengan biaya tetap yang telah ditentukan yaitu: 1. Biaya ini sifatnya jangka panjang. Biaya-biaya ini merupakan committed fixed costs karena keputusan manajemen dalam jangka pendek tidak sanggup mengubah kembali biaya-biaya tersebut.
18
2. Biaya ini tidak dapat dikurangi menjadi nol meskipun pada jangka pendek tanpa mengganggu tungkat profitabilitas atau tujuan jangka panjang organisasi. Meskipun kegiatan operasi dihentikan, biaya ini tetap akan terjadi.
2.2.3 Biaya Variabel Carter dan Usry (2006:59) mendefinisikan ”biaya variabel sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan aktivitas”. Biaya variabel per unit jumlahnya akan tetap pada saat terjadi perubahan tingkat aktivitas. Aktivitas tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk, seperti unit yang dihasilkan, unit yang dijual, jam mesin yang dioperasikan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan komisi penjualan. Beberapa biaya variabel berperilaku sebagai biaya variabel sejati (true variable) atau varibel proporsional (proportionately variable) dan memiliki pola bertahap (step-variable). 1. Biaya variabel sejati (true variable) Bahan langsung dianggap sebagai biaya variabel sejati karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi. Lebih jauh lagi, bahan langsung yang dibeli tetapi tidak digunakan dapat disimpan di gudang dan digunakan lagi pada periode mendatang.
19
2. Biaya variabel bertahap (step-variable) Upah tenaga kerja pemeliharaan biasanya dianggap variabel tetapi biaya tenaga kerja ini tidak memiliki perilaku yang sama dengan biaya bahan langsung. Tidak seperti biaya bahan langsung, waktu kerja bagi tenaga pemeliharaan biasanya ditentukan dalam bentuk borongan tidak dapat disimpan dan digunakan .
2.3
Analisis Biaya Semivariabel
2.3.1 Pengertian Biaya Semivariabel
Carter dan Usry (2006:60) mendefinisikan ”biaya semivariabel sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel”. Biaya semivariabel merupakan biaya yang mengandung unsur biaya variabel dan juga unsur biaya tetap. Biaya semivariabel terjadi karena hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas atau fungsi biaya memiliki unsur yang tetap dan unsur yang variabel terhadap perubahan volume aktivitas. Sebagian dari biaya semivariabel berubah seiring dengan volume aktivitas dan sebagian lagi berperilaku tetap selama periode tertentu. Contoh biaya semivariabel adalah biaya listrik, air, telepon, dan biaya pemeliharaan. Dalam penerapan analisis cost volume profit, biaya semivariabel harus dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini menjadi asumsi utama yang harus dipenuhi dalam penerapan analisis cost volume profit.
20
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semivariabel ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel adalah High-low Method, Scattergraph Method, Least Squares Regression Method, Stand by Cost Method.
2.3.2 High-low Method Garrison, dkk (2006:279) Analisis biaya semivariabel dengan menggunakan metode tinggi rendah (high-low method) dimulai dengan mengidentifikasikan periode dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan yang paling tinggi. Perbedaan biaya pada kedua biaya tersebut dibagi dengan perubahan aktivitas antara kedua periode ekstrem tersebut untuk memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas.
2.3.3 Scattergraph Method Carter dan Usry (2006:65) mengatakan bahwa metode scattergraph dapat digunakan untuk menganalisis perilaku biaya. Dalam metode ini, biaya yang dianalisis disebut biaya variabel dependen dan diplot di garis vertikal atau yang disebut sumbu y. Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan high-low method karena metode ini memperhitungkan semua data biaya yang tersedia, bukan hanya dua titik data. Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu dan apakah hubungannya mendekati linear.
21
2.3.4 Least Squares Regression Method Menurut Garrison, dkk (2006:282) ”Metode regresi kuadrat terkecil (leastsquares regression) adalah metode yang memisahkan biaya semivariabel menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan seluruh data”. Metode ini merupakan metode yang paling akurat dibandingkan dengan metode lainnya karena metode ini menggunakan perhitungan matematis. Metode leastsquares regression untuk membuat estimasi hubungan linier didasarkan pada persamaan linier: Y = a + bX Rumus berikut ini digunakan untuk menghitung nilai titik potong pada sumbu x (a) dan kemiringan (b) yang meminimkan kuadrat residual. di mana : X = Tingkat aktivitas (variabel independen) Y = Total biaya semivariabel (variabel dependen) a = Total biaya tetap (titik potong pada sumbu vertikal ) b = Biaya variabel per unit aktivitas (kemiringan) n = Jumlah pengamatan Σ = Jumlah seluruh n
Selain dengan metode manual, metode least-squares regression juga dapat dihitung dengan dengan program komputer seperti Microsoft Excel. Dengan menggunakan
contoh
sebelumnya,
pemisahan
biaya
semivariabel
dengan
menggunakan least-squares regression method dapat dihitung dengan menggunakan
22
program Microsoft Excel pada komputer. Titik potong atau nilai a dapat dihitung dengan mengguanakan fungsi INTERCEPT, kemiringan atau nilai b dihitung dengan menggunakan fungsi SLOPE, dan nilai R2 dihitung dengan fungsi RSQ.
2.3.5 Stand by Cost Method Metode biaya bersiap (stand by cost method) atau metode biaya berjaga adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menghitung besarnya biaya pada keadaan perusahaan atau pabrik ditutup untuk sementara tetapi dalam keadaan siap berproduksi. Besarnya biaya pada keadaan perusahaan ditutup untuk sementara disebut biaya bersiap dan dianggap sebagai total biaya tetap. Setelah total biaya tetap diketahui, langkah berikutnya adalah menentukan besarnya biaya variabel.
2.4
Anggaran Penjualan
2.4.1 Pengertian Anggaran Penjualan
Menurut Hansen & Mowen (2006:358) “Anggaran penjualan (sales budget) adalah projeksi yang disetujui oleh komite anggaran, yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang”. Oleh karena anggaran penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional lainnya dan sebagian besar dari anggaran keuangan, maka anggaran penjualan yang seakurat mungkin sangatlah penting.
23
Pada dasarnya anggaran penjualan ini akhirnya akan menggambarkan berapa revenue yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjualan pada periode yang akan datang. Anggaran penjualan ini meliputi data: a. Jenis produk yang dijual b. Volume produk yang dijual c. Harga produk per satuan d. Wilayah pemasaran Anggaran penjualan akan menjadi dasar untuk penyusunan anggarananggaran lainnya. Dengan kata lain anggaran-anggaran lainnya disusun dengan terlebih dahulu memperhatikan rencana kegiatan penjualan. Perusahaan tidak boleh begitu saja menyusun rencana produksinya. Apabila tidak diperhitungkan, maka kemungkinan sebagian besar produk tidak dapat terjual. Dalam pelaksanaannya, penyusunan anggaran penjualan ini agak sulit dilakukan, karena harus mempertimbangkan beberapa faktor pembatas, seperti kemampuan menjual yang dimiliki perusahaan. Akibatnya penyusunan anggaran penjualan memerlukan teknik forecasting (peramalan) yang tepat, yang membuat estimasi kegiatan masa depan, dengan mendasarkan diri pada pengamalan-pengamalan masa lalu. Tentu saja perlu diperhatikan pula kemungkinan terjadinya perubahanperubahan di masa yang akan datang seperti: a. Perubahan selera konsumen b. Perubahan tingkat harga c. Penemuan-penemuan baru (kemajuan teknologi)
24
Kesalahan penyusunan anggaran penjualan akan berakibat anggaran-anggaran lain juga ikut mengalami kesalahan-kesalahan yang akhirnya merugikan perusahaan. Oleh karena itu anggaran penjualan harus disusun oleh manajemen perusahaan dengan akurat. Anggaran penjualan juga dapat disusun dengan menggunakan alat bantu analisis cost volume profit. Analisis cost volume profit akan menguraikan parameter analisis impas (break even point), target laba, dan margin keamanan (margin of safety). Dengan analisis ini anggaran penjualan dapat disusun dengan mengetahui berapa jumlah penjualan pada titik impas atau jumlah penjualan dimana perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan, jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi, dan berapa jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba yang telah ditetapkan manajemen perusahaan. Dengan demikian anggaran penjualan dapat disusun secara akurat dan terperinci.
Contoh : Seorang klien menyewa fasilitas pabrik untuk memproduksi sebuah produk baru. Berdasarkan survey diketahui bahwa besarnya taksiran biaya untuk penjualan 24.000 unit, adalah : Taksiran biaya : Bahan baku
Jumlah 9.600.000
Tenaga kerja langsung 1.440.000 Overhead pabrik
2.400.000
per unit Rp.400 60 100
25
Administrasi
2.880.000
Jumlah
16.320.000
120 680
Biaya penjualan diperkirakan sebesar 15% dari penjualan dan laba perunit Rp.102 — Diminta : — Hitunglah harga jual per unit ? — Proyeksikan laporan rugi laba selama periode setahun ?
jawab — Dengan P berarti price ( harga jual )maka P – 0,15P – 680 = 102 0,85P =102 + 680 0,85P =782 .. Sehingga P = 782 : 0 = 920 —
Harga jual yang ditentukan sebesar Rp.920,- per unit.
— Penjualan = 24.000@ 920 =22.080.000 — Biaya Variabel : Bahan baku
= 9.600.000
Tenaga kerja
= 1.440.000
Biaya penjualan = 3.312.000 14.352.000
26
Margin kontribusi
7.728.000
Biaya Tetap : Overhead
2.400.000
Administrasi
2.880.000 5.280.000
laba netto
2.448.000
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dijelaskan mengenai rancangan sistem untuk pembuatan aplikasi desktop “Penentuan Harga Jual per Unit (price) menggunakan cost volume profit”. Perancangan sistem pada bab ini akan dibagi kedalam dua pokok bahasan yaitu: analisa sistem dan perancangan sistem.
3.1
Analisa Sistem Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai analisa dan perancangan sistem
yang terdapat pada “Penentuan Harga Jual per Unit (price) menggunakan cost volume profit”. Pada sistem ini tidak hanya memberikan informasi terhadap user, melainkan juga memberikan tampilan yang bersahabat sehingga user
lebih mudah untuk
menggunakan dan memahami dari aplikasi ini. Dalam perancangan sistem aplikasi ini, penulis menekankan pada analisa cost volume profit dalam perhitungan hasil data akhir. Pada rancangan awal terdapat beberapa hak akses untuk membedakan admin dan user lain, masing-masing memiliki hak yang berbeda. Pada admin diberikan hak akses yang lebih luas dibandingkan dengan user lain, pada hak akses user lain diberikan hak akses yang dibatasi, hanya bias mengakses data penjualan, input data. Dan untuk selebihnya hak akses dipegang oleh Admin. 27
28
3.2
Perancangan Sistem Pada bab perancangan sistem ini dibahas mengenai rancangan sistem aplikasi
penjualan yang akan dibuat, mulai dari hardware dan software yang dibutuhkan, alur sistem, flowchart dan penjelasan, sampai dengan desain sistem yang akan dibuat. Semua itu merupakan tahap awal dalam pembuatan aplikasi penjualan menggunakan cost volume profit. suatu tampilan berdasarkan permintaan yang up to date, misalnya penulis bisa menampilkan isi database ke dalam form aplikasi.
3.3
Flowchart Alur Sistem Berikut ini adalah gambar flow alur perjalanan sistem aplikasi penjualan yang
menggambarkan suatu proses interaksi antar pemegang hak akses (admin, pimpinan dan mahasiswa). Dari penggambaran tersebut adalah supaya alur perjalanan interaksi menjadi jelas dan dapat dimengerti oleh para pemegang hak akses. Penggambarannya dapat dilihat pada Flowchart di bawah ini:
29
3.3.1 Flowchart Pada Sistem
Gambar 3.1 Flowchart Pada Sistem User/pengguna melakukan proses input data,. Yang di dalam sistem sebagai input data produksi dalam proses input data yang ddimulai dengan cek data tanggal suntuk memastikan sudah pernah input apa belum untuk tanggal yang telah dicek.
30
3.3.2 Flowchart Penambahan User admin pada Sistem
Gambar 3.2 Flowchart Alur Penambahan User Pada Sistem Aplikasi ini bisa melakukan penambahan user yang berfungsi sebagai kasir, disini admin memberikan pembatasan terhadap hak akses dari seorang kasir. Sehingga kasir hanya bisa melakukan aktivitas penjualan barang saja dan tidak bisa melakukan halhal lain yang memungkinkan pemalsuan data laporan seperti menghapus backup hasil penjualan.
31
3.4. Conteks Diagram Context Diagram merupakan pendekatan terstruktur yang mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci. Context diagram ini menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan kesatuan luar.
Gambar 3.3 Context Diagram Penerapan dalam sistem penjualan menggunakan cost volume profit Pada gambar diatas dijelaskan bahwa entinity sistem ini terdiri dari penjualan dan admin. Admin
nantinya dapat mengakses semua sistem. Admin disini sebagai
pengolah data yang akan diproses oleh sistem dan akan digunakan oleh user dalam proses penjualan.
3.5. DFD (Data Flow Diagram) Data flow diagram atau biasa disebut dengan DFD adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur
32
dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan sistem yang sedang berjalan logis. Data flow diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. Berikut ini Data Flow Diagram yang menjelaskan proses yang ada pada sistem penjualan menggunakan analisa cost volume profit adalah sebagai berikut :
3.5.1. DFD Level 1 1 Admin
login admin
Proses Login Admin
verifikasi admin user
+
verifikasi login admin
data user 2
Admin
verifikasi user Proses Input Master User
input master user
+
Admin
4 3
Proses Login User
Proses Hitung Analisis Laba
analisis laba
+
Admin
+
verifikasi login user data produksi login user
User produksi
User
input produksi 5 Proses Input Produksi
produksi User
+
Gambar 3.4 Data Flow Diagram (DFD) level 1 Dari gambar 3.4 menjelaskan tentang alur proses kerja dari admin dan user, dimana admin login menuju proses login trus input data login setelah itu di simpan di stored login terus menvefikasi data login user atau admin. Kemudian admin sebagai
33
input data untuk user kemudian disimpan dan diteruskan mengkonfirmasi user tentang input data yang sudah dilakukan admin. User sebagai input data produksi dalam proses input data produksi kemudian disimpan dalam dua bentuk yaitu produksi dan detail dari produksi tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan proses penghitungan analisa data.
Gambar 3.5 Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses Login Proses diatas yaitu olah data dari admin yaitu admin login terus masuk ke proses login dimana admin harus memasukkan username dan password kemudian proses pengecekan username dan password dari login tersebut dan kemudian admin memberikan level hak akses dari admin tersebut dan berakhir dengan verifikasi login.
34
Gambar 3.6 Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses Input User Proses input user yang dilakukan oleh admin yang masuk ke proses input dan memasukan id user baru yang dilanjutkan dengan proses cek dari data user kemudian proses simpan dari data yang sudah valid tersebut, dan memverifikasi proses cek dari data tersebut. Input tanggal
1 Proses Input Data Yang Diinginkan
Admin
2 tanggal
Proses Cek Data Produksi
Bulan
analisis laba
data produksi harian 3
data produksi
produksi
Proses Hitung Laba data rugi laba
+
rugilaba
Gambar 3.7 Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses Input data Proses input data oleh admin yang dimulai dengan input tanggal pada proses input data, dan masukkan data yang ada setelah itu proses hitung laba, semua data yang
35
diambildari proses produksi, data detail produksi dankemudian berahkir di hasil laba dan rugi dan konfirmasi data ke admin.
Gambar 3.8 Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses Login user Proses user login. User input data login dan dilanjutkan proses pengecekan data login jika benar dan cocok maka user akan mendapatkan verifikasi kebenaran data login tersebut. 1 input produksi User
Proses Input Tanggal produksi
tanggal produksi
Input Data Produksi
2 Proses Cek Tanggal
3 Proses Simpan Data Produksi
verifikasi tanggal produksi
produksi
Gambar 3.9 Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses input data user User disini sebagai input data produksi untuk dua proses yaitu sebagai input data dari tanggal produksi dan sebagai data jumlah dari produksi yang dihasilkan.
36
3.6 Entity Relationship Diagram(ERD) Entity Relationship Diagram di gunakan untuk menginterpretasikan, menentukan,
dan
mendokumentasikan
kebutuhan-kebutuhan
untuk
sistem
pemrosesan database. ERD menyediakan bentuk untuk menunjukan struktur keseluruhan kebutuhan data dari pemakai. Dalam ERD data tersebut digambarkan dengan simbol entitas. Dalam perancangan sistem ini, ada entinitas yang saling terkait untuk menyediakan data yang dibutuhkan oleh sistem yang disajikan dalam bentuk conceptual data model (CDM) dan Physical data model (PDM). ERD dalam bentuk CDM dapat dilihat pada gambar 3.10
# o o o o o
master_user Characters (15) userid nama Characters (30) passwd Characters (15) nip Characters (15) aktif Characters (1) jabatan/group Characters (15) ...
mempunyai
data_groups # groups Characters (15) o nama_groups Characters (30) o levels Float ...
memiliki
master_groups o nama_menu Characters (15) o akses Characters (1)
input
produksi # o o o o o o o
tanggal produksiunit bahanbaku biayatenagakerja overheadpabrik baiayapenjualan labaperunit administrasi ...
Date & Time Float Float Float Float Float Float Float
menghasilkan
labanetto # tanggallaba Date & Time o laba Float o hargasatuan Float ...
Gambar 3.10 CDM dari proses cost volume profit PDM (Physical Data Model). PDM merupakan gambaran secara detail basis data dalam bentuk fisik. Penggambaran rancangan PDM memperlihatkan struktur
37
penyimpanan data yang benar pada basis data yang digunakan sesungguhnya. Dan terdapat pada gambar dibawah ini.
master_user userid groups nama passwd nip aktif jabatan/group ...
char(15)
char(15) char(30) char(15) char(15) char(1) char(15)
data_groups FK_MEMPUNYAI
groups char(15) nama_groups char(30) levels float ...
FK_MEMILIKI
master_groups groups char(15) nama_menu char(15) akses char(1) ...
FK_INPUT
produksi tanggal userid produksiunit bahanbaku biayatenagakerja overheadpabrik baiayapenjualan labaperunit administrasi ...
datetime char(15) float float float float float float Float
FK_DIHASILKAN FK_MENGHASILKAN
labanetto tanggallaba datetime laba float hargasatuan float ...
Gambar 3.11 PDM proses dari cost volume profit
3.7 Structur Database Berikut ini adalah rancangan seluruh tabel dalam tabel estimasi berikut ini. a. Tabel Master User Pada Tabel ini berisikan data para user agar mudah digunakan untuk menyimpan barang.
38
Tabel 3.1 Struktur Tabel master User Name userid Jabatan/group nama passwd nip aktif
Code USERID JABATAN_GROUPS NAMA PASSWD NIP AKTIF
Tabel 3.2 Data groups Name groups Nama_groups level
Code GROUPS NAMA_GROUPS LEVEL
Table 3.3 Master Groups Name groups Nama_menu akses
Code GROUPS NAMA_MENU AKSES
Tabel 3.4 Produksi Name tanggal userid tanggallaba Produksiunit Bahanbaku Biayatenagakerja Overheadpabrik Biayapenjualan Labaperunit Administrasi
Code TANGGAL USERID TANGGALLABA PASSWORD BAHANBAKU BIAYATENAGAKERJA OVERHEADPABRIK BIAYAPENJUALAN LABAPERUNIT ADMINISTRASI
39
Tabel 3.5 Labanetto Name tanggallaba laba hargasatuan
Code TANGGALLABA LABA HARGASATUAN
BAB IV IMPLEMENTASI APLIKASI
Pada bab ini akan membahas tentang implementasi program dari hasil analisa dan perancangan sistem pada bab III, serta bagaimana cara sistem tersebut dijalankan. Dalam implementasi ini berisi langkah-langkah untuk membuat aplikasi menghitung harga per unit dan laba dengan metode Cost Volume Profit secara terstruktur sehingga memberikan gambaran kepada pengguna bagaimana kinerja dan alur dalam menjalankan program agar menghasilkan data yang diinginkan.
4.1
Lingkungan Pemrograman
4.1.1 Kebutuhan Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan pada saat pembuatan aplikasi ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: -
Processor AMD Turion X2 M520
-
RAM 1Gb DDR2
-
Hard Disk 320Gb
-
Monitor LED LCD
-
VGA ATI Radeon HD4200 Graphics 256mb
40
41
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan pada aplikasi ini sebagai berikut: a. Delphi 7. b. MySQL 5.0.19 c. Power Designer 15 sebagai perancangan database
4.2
Implementasi Proses Pada bagian bab ini membahas mengenai implementasi bagian dari
program, form aplikasi, tampilan serta layout yang digunakan.
4.2.1 Implementasi Template Layout Aplikasi Pada Implementasi Layout ini, terdapat beberapa desain diantara layout utama. Berikut adalah beberapa screenshot pembuatan layout. 1. Menu Utama.
Gambar 4.1 Form Layout Utama Tampilan form utama menu yang berisikan file, master, laporan, utility dan help
42
Gambar 4.2 form menu yang menampilkan isi dari menu file berisi Login, Logout, Exit Menu tersebut berfungsi sebagai tombol untuk melakukan login yaitu dengan cara memasukkan username dan password. Logout berfungsi sebagai tombol untuk keluar dari username yang telah dimasukkan tadi dan tanpa harus keluar dari aplikasi ini. Tombol exit berfungsi untuk menutup aplikasi tetapi user harus melakukan logout dahulu baaru bisa melakaukan proses exit
Gambar 4.3 form menu yang menampilkan isi dari menu master berisi groups, user, produksi Groups digunakan untuk menambah kan group pengguna yang didalamnya berisikan pembatasan dari kinerja para user dari masih-masing group, User digunakan untuk menambah dan menghapus data user yang ada. Produksi sebagai menambahkan data produksi yang ada.
43
2. Menu Login
Gambar 4. 4 Form Layout Login Tampilan form login, user/admin harus melakukan input username dan password untuk masuk ke program ini sehingga dapat mengakses semua menu. Menu login berfungsi untuk login setiap pengguna aplikasi, hanya user yang terdaftar saja yang bisa menjalankan aplikasi. 3. Menu Master Group
Gambar 4.5 Form Layout Master Group Menu ini berfungsi untuk input master group yang diinginkan, setiap master group akan mendapatkan hak akses sesuai dengan kewenangannya.
44
Gambar 4.6 Form Layout Auntentifikasi Group Menu ini berfungsi untuk mengatur autentifikasi group, group tertentu hanya bisa mengakses menu tertentu diatur didalam menu ini. 4. Menu Karyawan
Gambar 4.7 Form Layout Karyawan Menu karyawan atau user ini berfungsi untuk input user yang dapat mengakses aplikasi. Sehingga tidak semua orang bisa akses aplikasi. Setiap user atau karyawan memiliki group sendiri – sendiri.
45
Gambar 4.8 Form Layout Input Karyawan Form insert user berfungsi sebagai memasukkan data dari pengguna sehingga akan tersimpan didatabase.
Gambar 4.9 Form Layout Edit Karyawan Form message box ini berfungsi sebagai peringatan jika salah satu label bertanda * tidak diisi, Sehingga akan muncul peringatan yang berisi “nip tidak boleh kosong”
46
Gambar 4.10 Form Layout Hapus Karyawan Menampilkan pesan konfirmasi ya/tidak untuk meneruskan proses hapus salah satu data dari database karyawan. 5. Menu Produksi
Gambar 4.11 Form Layout Produksi Form insert data produksi, Form berguna sebagai memasukan, menghapus dan merubah isi data dari proses produksi.
47
Gambar 4.12 Form Layout Input Produksi Form input data produksi, berguna sebagai input data biaya dari proses produksi.
Gambar 4.13Form Layout Edit Produksi
48
Digunakan untuk edit data dari database, sehingga lebih memudahkan dalam proses produksi dan menggurangi tikat kesalahan dalm penghitungan.
Gambar 4.14 Form Layout Hapus Produksi Menghapus data dari database produksi dan akan muncul pesan peringatan untuk konfirmasi ya/tidak untuk merneruskan proses dari penghapusan data tersebut. Inti dari aplikasi ini berada di menu ini. Di menu ini produksi diinputkan dan setelah di simpan maka penghitungan laba dengan metode cost volume profit dilakukan.
49
6. .Menu Laporan Menu ini menampilkan rekap laporan laba dari produksi selama periode yang diinginkan.
Gambar 4.15 Form Layout Laporan laba produksi Form ini berisi tentang data hasil input dari form master produksi yang isinya berupa rekap data dari hasil input dan suda terdapat hasil dari harga pokok penjualan dan laba netto. Form ini berisi tentang data hasil input dari form master produksi yang isinya berupa rekap data dari hasil input dan suda terdapat hasil dari harga pokok penjualan dan laba netto.
Gambar 4.16 Form Layout Preview Laporan laba produksi
50
Form diatas berupa isi laporan dan print preview dari hasil input data dari master produksi dansudah terdapat total dari laba netto.
4.2.2. Implementasi Database Yang Digunakan a. Tabel Data Group Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data group yang digunakan pada aplikasi ini.
Gambar 4.17 Implementasi Tabel Data Group
51
b. Tabel Master Group Tabel ini berfungsi untuk menyimpan hak akses setiap group. Karena setiap group mempunyai hak akses sendiri-sendiri.
Gambar 4.18 Implementasi Tabel Master Group c. Tabel Master User Tabel ini berfungsi menyimpan data user yang bisa menggunakan aplikasi atau yang hanya bisa mengakses aplikasi ini.
Gambar 4.19 Implementasi Tabel Master User
52
d. Tabel produksi Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data produksi yang akan dihitung laba nettonya.
Gambar 4.20 Implementasi Tabel Produksi e. Tabel Laba Netto Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data penghitungan laba netto dari produksi.
Gambar 4.21 Implementasi Tabel Laba Netto
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI
Pada bab ini membahas tentang ujicoba dan evaluasi program yang menerangkan bagaimana jalannya program secara detail dan akan dijelaskan pada sub bab dibawah ini:
5.1
Uji Coba Sistem Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai proses uji coba dari aplikasi
yang telah dibuat berdasarkan dari desain sistem yang telah dijelaskan sebelumnya. Uji coba ini dilakukan untuk melihat dari aplikasi yang telah dibuat sesuai dengan yang diharapkan, mulai dari awal proses input (masukan) data yang dilakukan oleh administrator sampai dengan hasil output (keluaran).
5.2
Uji Coba Penginputan Sample Data Sebelum menguji metode yang dijalankan pada proses ini, maka akan
dilakukan pengisian data terlebih dahulu, data yang diisi adalah semua data pada tabel yang diperlukan, ada beberapa data yang harus diisikan yakni: a. Data Master user, user berfungsi untuk menjalankan program. b. Data Master Produksi yang berfungsi untuk mengetahui laba yang dihasilkan setiap melakukan produksi.
53
54
Dalam pengisian data tersebut nantinya digunakan sebagai bahan untuk mengetahui hasil dari laba yang diperoleh dari setiap produksi barang. Untuk lebih detail tentang proses pengisian data, akan dijelaskan pada sub bab berikut:
5.2.1. Proses Pengisian Data Master Ada beberapa tabel yang berkaitan didalam aplikasi ini,berikut pengisian data tabel: a. Tabel Master Group Dalam tabel Master Group diisikan 2 user yaitu IT/admin dan user, berikut hasil dari proses penginputan ke dalam tabel Master Group:
Gambar 5.1 Master Group
b. Tabel Master Penjualan Dalam Tabel Master Penjualan didalamnya terdapat banyak kolom antara lain tanggal, produksi unit, bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik, biaya penjualan, laba/unit, administrasi. Kolum tersebut
55
berfungsi sebagai input data untuk memperoleh nilai dari laba netto yang dicari.
c.
Gambar 5.2 Tabel Master Produksi
5.2.2 Uji Coba Transaksi Dan Validasai Transaksi Dalam uji coba ini, adalah menguji bagaimana program berjalan, berikut adalah langkah-langkah pengujian melakukan input Master group: a. Login User
Gambar 5.3 Login
56
Dalam percobaan login ini, di-input-kan username “IT” dengan password “IT”. Setelah login akan muncul keberhasilan login sebagai berikut:
Gambar 5.4 Menu Utama Login yang berhasil akan dimasuk pada halaman utama, dimana akan ditambahkan akan ada tambahan menu Master dan Laporan. b. Master Group Dalam Form Master Master Group ini mencakup 3 yaitu simpan, edit dan hapus. 1. Tambah Master Group
Gambar 5.5 Input User
57
Jika semua data sudah diinput dan tekan tombol simpan maka data akan tersimpan. 2. Edit Data Group.
Gambar 5.6 Edit Data Group
Jika ingin mengedit data isikan user data group pada inputan nama setelah itu save kembali. c. Menambah Master User 1. Tabel Master User
Gambar 5.7 Tambah User
Tabel diatas adalah form yang digunakan untuk insert, update dan delete dari master user. Berfungsi sebagai penambahan pengguna dari edit data sampai dengan hapus data yang ada.
58
2. Tambah User
Gambar 5.8 Menambah data User Form diatas berfungsi untuk menambah data karyawan. Pengisian data tersebut harus sesuai dan pengguna harus mengisikan data dengan benar sesuai kolom yang ada. Jika kolom yang bertanda “*” atau bintang tidak diisi maka akan muncul messagebox yang berisikan peringatan untuk harus mengisi data tersebut. Seperti gambar dibawah ini.
Gambar 5.9 Tampilan peringatan
59
3. Edit Data User
Gambar 5.10 Tampilan Edit User Proses untuk mengedit data arah ke data yang akan diedit kemudian masukan data yang baru tekan save. maka data akan otomatis terupdate 4. Hapus Data User Proses Hapus hampir sama dengan proses edit namun tombol yang dipilih adalah hapus. Setelah ditekan tombol hapus makan akan muncul konfirmasi sebagai berikut :
Gambar 5.11 Tampilan Konfirmasi hapus data
60
d. Master Produksi Dalam Form Master data produksi ini mencakup 3 yaitu tambah , edit dan hapus. 1. Input data produksi
Gambar 5.12 Input data produksi Jika semua data sudah diinput dan tekan tombol simpan maka data akan tersimpan. Proses penghitungannya seperti jawaban dibawah ini : — Dengan P berarti price ( harga jual )maka P – 0,15P – 680 = 102 0,85P =102 + 680 0,85P =782 .. Sehingga P = 782 : 0 = 920 —
Harga jual yang ditentukan sebesar Rp.920,- per unit.
61
n Penjualan = 24.000@ 920 =22.080.000 n Biaya Variabel : Bahan baku
= 9.600.000
Tenaga kerja
= 1.440.000
Biaya penjualan = 3.312.000 14.352.000 Margin kontribusi
7.728.000
Biaya Tetap : Overhead
2.400.000
Administrasi
2.880.000 5.280.000
laba netto
2.448.000
2. Edit data produksi
Gambar 5.13 Edit Data Produksi
Proses mengedit data ini yaitu dengan cara tekan button edit kemudian edit data yang ada kecuali tanggal tidak bias diedit. Setelah prose edit selesai lalu tekan tombol Update maka data akan tersimpan.
62
3. Hapus Data Produksi
Gambar 5.14 Hapus Data Produksi Proses Hapus hampir sama dengan proses edit namun tombol yang dipilih adalah hapus. Setelah ditekan tombol hapus maka akan muncul konfirmasi .Jika kita pilih ok maka data akan terhapus dan jika dipilih cancel maka data tidak jadi dihapus. e. Tampilan penghitung Harga per unit dan Labanetto Tampilan penghitungan harga per unit dan labanetto bisa menampilkan data yang sudah dinput dari data produksi sehingga form labanetto ini bisa menampilkan hasil dan laba dari setiap proses produksi. Di form ini dilengkapi dengan tanggal input data sehingga pengguna bisa mengetahui data yang ada. Dengan memasukan tanggal input misal dari 1-10-2012 sampai dengan 30-10-2012. Form ini juga dilengkapi dengan print preview dari data labanetto.
63
Gambar 5.15 Penghitung Harga per Unit Labanetto Form diatas menampilkan hasil data setelah menginput data produksi maka akan keluar hasil dari hara per unit dan labba netto. Seperti yang ada dalam kotak merah tersebut. e. Tampilan Laporan Form laporan ini berfungsi untuk menampilkan labanetto dari proses yang telah dilakukan dari proses input data produksi. Menghasil kan data laporan seperti dibawah ini.
Gambar 5.16 Tampilan Laporan
BAB VI PENUTUP
Pada bab terakhir ini, beberapa kesimpulan dan saran yang bisa diberikan berdasarkan Penerapan Metode Cost Volume Profit sebagai penentu harga per unit dan laba.
6.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penerapan dan uji coba metode Cost volume Profit, bahwa metode ini memberikan informasi data yang cukup membantu dalam penganalisaan laba dalam proses penjualan. Metode yang digunakan dalam pembuatan Penerapan Metode Cost volume Profit dengan hasil yang cukup mudah untuk mencari hasil laba dari penjualan, hal ini dapat dilihat pada penggunaan dalam melakukan perhitungan laba, sehingga dapat mempermudah penggunanya untuk mengetahui hasil laba dari proses penjualan yang dilakukan.
6.2 Saran •
Program ini dapat di kembangkan untuk proses jual beli dan stock barang.
•
Program ini dapat dikembangkan untuk menentukan laba rugi dari hasil penjualan dalam kurun waktu tertentu.
64
DAFTAR PUSTAKA
Carter, W. K., dan Usry. (2009). Cost Accounting, 14th edition. South-Western Cengage Learning.
Gudono. 1993. Akuntans Dan Manajemen. Gramedia utama. Jakarta Hansen, Don. R. dan M. Mowen, Mayane. Manajemen Biasa Akuntansi dan Pengendalian. Buku Dua. Edisi Kesatu. Salemba Empat. Jakarta. 2001. Hansen dan Mowen. 2005. Management Accounting. Buku 2. Edisi ke 7. Salemba Empat. Jakarta. Hammer, L. H. dan M. F. Usry. (1999). Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Edisi ke-10. Diterjemahkan oleh: Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen,konsep, manfaat dan rekayasa. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Simamora, H. (1999). Akuntansi Manajemen. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
65