BAB II KAJIAN TEORI
2.1
Sintaksis Kata sintaksis (atau syntax dalam bahasa Inggris) berasal dari kata yunani sun
yang berarti ‘dengan’ dan tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, secara etimologi istilah itu berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. (Verhaar, 1999:70) Radford (1997:1): “Syntax is concerned with the ways in which words can be combined together to form phrases and sentences.” Dijelaskan sintaksis adalah ilmu yang berkaitan dengan penyusunan kata dimana kata-kata tersebut digabungkan secara bersama-sama untuk membentuk frase dan kalimat. Definisi Syntax menurut Hartman dan Strok (1972:231) “Syntax is the branch of grammar which is concerned with the study of the arrangement of words in sentences and of the means by which such relationship shown, e.g. word order or inflexion.” Berdasarkan teori di atas sintaksis adalah cabang ilmu tata bahasa yang berkaitan dengan studi pengaturan kata-kata di dalam kalimat dan makna seperti hubungan yang di tunjukan, contoh: urutan kata atau infleksi. Saeed (1997:3) mendefinisikan: “Syntax is the study of how words can be combined into sentences.”
17
Berdasarkan beberapa definisi sintaksis di atas penulis menarik kesimpulan bahwa sintaksis merupakan cabang ilmu tata bahasa yang membahas struktur-struktur kalimat, klausa, frasa dan kata, yaitu bagaimana kata membentuk frasa, frasa membentuk klausa, dan klausa membentuk kalimat, dan untaian kata yang disusun sekaligus membentuk suatu wacana menurut kaidah yang berlaku. Namun, dalam kaitanya dengan satuan sintaksis tersebut, penulis membatasi pembahasan hanya pada kata, frasa, klausa dan kalimat. sesuai dengan pembahasan dalam skripsi ini.
2.2
Struktur Sintaksis Berbicara tentang sintaksis maka kita akan membicarakan tentang fungsi
sintaktis, kategori sintaksis, dan peran sintaksis. Fungsi sintaksis berkaitan dengan istilah subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kategori sintaktis berkaitan dengan istilah nomina, verba, ajektiva, pronomina atau di sebut juga dengan kelas kata (part of speech). Sedangkan peran sintaksis berkaitan dengan istilah pelaku, penderita, pengalam, dan lain-lain. Verhar (1999:173) berpendapat bahwa”fungsi-fungsi sintaksis merupakan tempat-tempat kosong yang diisi oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peran tertentu”. Contoh: -
Jhon bought it in the market
18
Tabel Fungsi, Kategori, dan Peran Jhon
Bought
It
In the market
Fungsi
Subjek
Predikat
objek
keterangan
Kategori
Nomina
Verba
pronomina
frase
Peran
Pelaku
Aktif
pengalam
lokatif
Dari contoh di atas dapat dilihat perbedaan antara penggunaan fungsi, kategori, dan peran dalam sebuah kalimat. Dalam fungsi sintaksis mengenal adanya unsur-unsur yang dapat membentuk suatu kalimat seperti subjek, predikat, objek, komplemen, dan adverbial (keterangan). unsur-unsur tersebut disusun menurut urutan pada setiap jenis kalimat sebagai berikut:
2.2.1
Subjek (Subject) Definisi subjek menurut Quirk dan Greenbaum (1973:170): “Subject is normally a noun phrase or a clause with nominal function: occurs before the verb phrase in declarative clauses, and immediately after the operator in questions: has number and person concord, where applicable, with the verb phrase.” Untuk memperjelas pemahaman tentang subjek maka penulis mengambil
contoh kalimat dan penjelasan menurut: Elly Van Gerdelen (2002:62) -
The moon has risen in the sky
Berdasarkan contoh kalimat di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa subjek dari kalimat tersebut adalah “The moon”
19
2.2.2
Predikat (Predicate) Predikat adalah bagian dari kalimat yang menjelaskan suatu tindakan yang
dilakukan subjek, seperti yang dikemukakan oleh Van Gerdelen (2002: 61) “The predicate says something about subject.” Contoh: a. The girl skipped b. He left
2.2.3
Verba (Verb) Burton berpendapat bahwa “Verb is a word that denotes action or being.
Sedangkan verb menurut Ehrlich dan Murphy (1991:34), “a verb is the word or words that describe the action or state of being of the subject of a sentence or clause. Richard, et. al (1989:305) menyatakan, “Verb is a word which (a) occurs as part of the predicate of a sentence, (b) carries marker of grammatical categories such as tense, aspect, person, number, and mood, and (c) refers to an action or state. Contoh: sit, speak, see, sing, read, and write.
Menurut Zuhud (1998:4) secara fungsional verba terbagi menjadi tiga jenis, yakni: 1. Verba utama atau main verb Verba utama ialah verba yang dalam predikat dapat berdiri sendiri. Contoh: He wrote a lot of letter yesterday.
20
2. Verba bantu atau Auxialiary verb Verba bantu adalah verba yang dalam predikatanya dapat membantu verba utama. Menurut Jhon, Yates, dan Laney (1982:328) “Auxialiary verb are words that help other verbs express ideas of time and manner.” Selanjutnya House dan Harman (1950:96) berpendapat bahwa “Auxialiary verb is a verb form which assist in the fotmulation of voice, tense, mood, etc of other verbs. Contoh-contoh verba bantu seperti verba to be (is, am, are, was, were, been), verba to do (do, does, did), verba to have (have, has, had), dan modal auxialiary verba (can, may, might, dan lain-lain). Contoh verba Bantu atau Auxialiary verb: -
She can speak English
-
He is write a letter
-
They do not like reading long letters
-
He has bought a car
3. Verba kopula atau linking copula verb House dan Harman (1950:97) berpendapat bahwa “Linking verb, a verb which is incapable of predication without the help of noun or an adjective or some word or group of words used as a noun or as an adjective.” Menurut John, Yates, dan Laney (1982:328) “linking verb do not assert action: they link the subject to a subjective complement.” Contoh-contoh linking verbs diantaranya seem, appear, look, sound, smell, taste, feel, become, get. Contoh verba kopula atau linking copula verb: 21
2.2.4
-
That car looks fast
-
The stew smells good
-
I do feel a fool
-
It’s getting late
Objek (Object) Menurut Richards et al (1985: 198) bahwa, “Object is the noun, noun phrase
or clause or pronoun in sentences with transitive verbs, which traditionally described as being affected by the action of the verb.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa objek ditentukan oleh jenis kata kerja tertentu hanya memerlukan pelengkap atau keterangan. Sehingga dapat diartikan pula bahwa dalam kalimat tersebut merupakan kata benda yang melengkapi predikat dan menerima tindakan dari kata kerja dan biasa disebut juga direct object. Selain itu dikenal juga indirect object seperti contoh pada kalimat berikut ini: -
The student had given the lecturer a cake
Berdasarkan kalimat di atas the lecturer merupakan indirect object dan a cake sebagai direct object. Dapat diartikan juga bahwa kalimat tersebut menjelaskan kepada siapa objek langsung dimaksudkan dan ditujukan. Maka dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek mempunyai dua bagian yaitu direct object dan indirect object
22
2.2.5
Komplemen (Complement) Komplemen merupakan salah satu jenis modifier yang berfungsi sebagai
pelengkap dalam suatu kalimat, yang dikenal sebagai obligatory modifier dan optional modifiers yang dikenal sebagai tambahan (adjuncts). Berikut ini akan dijelaskan Pengertian komplemen menurut Quirk dan Greenbaum (1973:170): “Complement is a noun phrase, an adjective phrase, or a clause with a nominal function, having a co- referential with the subject (or object); follow the subject, verb phrase, and object; does not become subject through the passive transformation.” Komplemen digunakan untuk menjelaskan kata atau sususunan kata (biasanya menjelaskan ungkapan kata yang bersifat keterangan atau ajektif) yang mengikuti verba intransitif. Komplemen sangat penting sekali keberadaannya dalam kalimat. Seperti yang dikemukakan oleh Miller (2002:49),”… Complements ‘complete’ the meaning of the verb, giving it both syntactic and semantic completion,…” Contoh: Brown bread is good for you
2.2.6
Preposisi (Preposition) Menurut Manser (1991:325), Preposisi adalah kata. Contohnya in, from, atau
to, yang seringkali ditempatkan sebelum nomina atau kata ganti untuk menunjukan tempat, arah dan sebagainya. Sedangkan Schmidt (1995:336), berpendapat bahwa preposisi adalah, “Combination of preposition, determiners, adjectives, and nouns are called
23
prepositional phrases. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa frasa preposisional adalah kombinasi dari preposisi, determinator, ajektiva, dan nomina. Contoh: Tom’s father in his hospital (preposisi in muncul sebelum nomina hospital).
2.2.7
Adverbia (Adverb) Adverbia mempunyai fungsi sebagai keterangan dalam suatu kalimat ataupun
klausa, berikut ini akan dibahas secara spesifik teori-teori mengenai definisi adverbia menurut para ahli. Leech dan Startvik (1975:202) mengemukakan bahwa: “Most adverbs are formed from adjectives with the suffix-ly: frank/frankly, happy/happily, etc”. Selanjutnya Leech dan Startvik menjelaskan bahwa “Adverbia have two typical functions: as adverbial and as modifier of adjectives, adverbs, or a number of other constructions.” Misalnya dalam kalimat: He (S) always drives (V) carefully (A), kata carefully berfungsi sebagai keterangan. Mas’ud (1987:118) mengemukakan bahwa “adverbs adalah kata yang menjelaskan, bagaimana caranya, di mana tempatnya, kapan waktunya, berapa kali dan sebagainya, suatu pekerjaan atau suatu peristiwa terjadi”. Selanjutnya Mas’ud menjelaskan bahwa adverbs dapat menjelaskan atau memberi keterangan terhadap: verbs (kata kerja), adjectives, noun phrases, adverbs yang lain, atau seluruh kalimat. Karena fungsinya yang demikian itu, maka adverbs disebut juga modifier (penjelas/ pembatas).
24
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut penulis menyimpulkan adverbia merupakan kata keterangan (adverbs) yang berfungsi untuk menerangkan unsurunsur seperti verba, ajektiva, dan kata keterangan lainnya.
2.2.7.1 Klasifikasi Adverbia Thomson dan Martinet (1980:55) membagi adverbia menjadi delapan jenis sebagai berikut: 1. Adverb of Manner Adverb of Manner biasanya mendampingi verb of action dan menunjukkan cara dari tindakan itu dinyatakan pada verba. Selain itu adverbia ini menjawab pertanyaan ‘how?’ dan biasanya ditempatkan setelah direct object, atau setelah verba. Contoh: -
They walk quickly.
2. Adverb of place Adverb of place biasanya menerangkan verba-verba dan selain itu adverbia ini menjawab pertanyaan where? Atau in what direction?, atau from what direction? Sama seperti adverb of manner, adverbia ini biasanya ditempatkan setelah direct object atau setelah verba. Contoh : -
I looked everywhere.
Bila ada adverb of manner, adverb of place biasanya ditempatkan setelah adverbia tersebut. 25
3. Adverb of time Adverb of time menerangkan verba dan menjawab pertanyaan when? Atau how many times? Adverbia ini juga biasanya ditempatkan pada awal atau akhir suatu klausa atau kalimat. Adapun bentuknya seperti, eventually, lately, recently, yet, still, just, dan lain sebagainya. Contoh: -
Then he went home.
4. Adverb of frequency Adverbia ini mempunyai aturan posisi yang lebih rumit, di mana adverbia ini biasanya ditempatkan setelah verba to be, sebelum verba, atau ditempatkan setelah auxiliary verb yang pertama (bila dalam kalimat ada lebih dari satu verba). Selain itu, adverb of frequency ini menjawab pertanyaan how often? Adapun bentuknya seperti, often, once, twice, never, rarely, seldom, dan lain sebagainya. Contoh: -
He is always in time for meals.
5. Adverb of degree Adverbia ini menjawab pertanyaan dari “how much?” atau “how little?” Adverbia ini juga biasanya menerangkan ajektiva atau adverbia lainnya. Adverb of degree juga berposisi sebelum adverbia atau adjektiva. Contoh: -
John is very tall.
26
6. Interrogative adverb Interrogative adverb merupakan adverbia yang biasanya dipakai untuk mengajukan pertanyaan. Adverbia ini juga menerangkan verba, ajektiva, dan adverbia, dan mengenalkan pertanyaan-pertanyaan direct dan indirect. When, where, why, how, whence, dan whither adalah interrogative adverbs yang paling umum. Adapun contohnya seperti berikut. Direct Questions
Indirect Question
Where are you?
He asked where I was.
7. Relative Adverb Relative adverb ini dalam bentuk yang sama seperti interrogative adverb tetapi sebagai pengganti untuk mengajukan pertanyaan, kata-kata itu menghubungkan dua kalimat menjadi sebuah kalimat. Adverbia ini lebih kompleks dalam fungsinya dibandingkan dengan jenis adverbia-adverbia yang lainnya. Relative adverb menerangkan verba, ajektiva, dan adverbia, dan sebagai tambahan adverbia ini menghubungkan dan menggabungkan klausa-klausa. Contoh: -
I will go where you go.
8. Adverb of certainty Adverbia ini merupakan adverbia yang biasanya digunakan untuk mengatakan atau menyatakan seberapa yakin kita terhadap sesuatu. Adapun contohnya seperti probably, certainly, undoubtedly, obviously, definitely, dan lain sebagainya. Contoh: -
You are probably right 27
2.2.7.2 Posisi Adverbia Posisi adverb menurut Hailan (1990:271) diuraikan sebagai berikut: 1. Di awal kalimat (initial position) Jenis-jenis adverb yang dapat ditempatkan di awal kalimat Contoh: a) Adverb of time -
Yesterday the team played well
b) Adverb of place -
At the disco they played my favorite records
c) Adverb of frequency -
Every August they went on holiday
-
Sometimes I listen to the news
2. Di tengah kalimat (mid position) Letak adverb di tengah kalimat yakni: a) Sebelum kata kerja baik dalam bentuk simple tense (bentuk sederhana waktu kini) maupun dalam bentuk past tense (bentuk sederhana waktu lampau) Contoh: 1. Adverb of manner - He generously paid for us all - He kindly waited for me 2. Adverb of frequency
28
- They sometimes stay up all night b) Sesudah kata kata kerja bantu utama (primary auxialiaries): to be, to do, to have. Contoh: 1. Adverb of degree - The food was absolutely excellent 2. Adverb of time - We soon be there 3. Letak adverb di akhir kalimat (end position) a) Dalam kalimat transitif (kalimat dengan obyek langsung) maka adverb ditempatkan sesudah obyek. Contoh: Sesudah verb + direct objects -
Mr Frendy is going to have lunch here
b) Dalam kalimat intransitif (kalimat dengan obyek tak langsung) maka posisi adverb langsung setelah verb. Contoh: 1. Adverb of place -
He lives abroad
2. Adverb of time -
He came eventually
29
2.2.8
Adjuncts Di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi adjunct menurut para ahli
sebagai berikut. Definisi Adjunct menurut Leech (2006:7) adalah, “An adjunct is an element which is part of a clause or sentence in which it modifies the verb (or the verb plus other elements). Adjunct is another term of adverbial, but its use is often limited to adverbials which are closely integrated with the rest of the clause, for example adverbials of time, of place, of manner, of instrument and so on”. Example: They attacked me in the street Deterding dan Poedjosoedarmo (2001:60) berpendapat, “Adjuncts are adverbs that relate directly to the meaning of the verb, often describing time, place, or manner”. Misalnya dalam kalimat sebagai berikut: -
I will leave now
-
Durians are forbidden here
-
The people complained loudly
Sedangkan Kersti dan Kate (2001:103) berpendapat bahwa: “Adjuncts are your typical adverbials. They are optional and they provide circumcumstantial information to do with location, manner, attitude, time, instrument, degree, frequency and so on. The short of questions adjuncts answer are: how, where, why, when, what for, how long, and so on.”
Quirk dan Greenbaum (1973:207) mengemukakan pengertian adjuncts adalah, “Adverbials may be integrated to some extent into the structure of the clause or they may be peripheral to it. If integrated, they are termed adjuncts”. Dari pendapat-pendapat yang telah dipaparkan, dapat kita simpulkan bahwa adjuncts merupakan an adverbial atau sentence adverbs yang berhubungan langsung
30
dengan kata kerja, yang umumnya menjelaskan keterangan waktu, keterangan tempat dan cara yang berada dalam satu klausa atau kalimat. Dan pada umumnya adjuncts bisa berupa kata, frasa, atau klausa yang digabungkan dengan sebuah kata yang lain atau frasa untuk mengubah sebuah kata kerja.
2.2.8.1 Klasifikasi Adjuncts Klasifikasi adjuncts menurut Quirk dan Greenbaum (1973:210), yang mengemukakan bahwa adjuncts terdiri atas tujuh kelompok, yaitu Viewpoint Adjuncts, Focusing adjuncts (Additive, Limiter), intensifier (Emphasizer, Amplifier, Downtoner), Process Adjuncts (Manner, Means, Instrument), Subject (General, Volitional, Formulaic), Place (Position, direction), Time (When, Duration, Frequency, Other time Relationships). Secara lengkap Quirk dan Greenbaum (1973:210) menguraikan pembagian Adjuncts sebagai berikut: 1. Viewpoint Adjuncts Fungsi adverb sebagai viewpoint adjuncts pada umumnya berasal dari kata sifat yang ditambahkan dengan suffix-ly. Contohnya: Geographically, ethnically, linguistically, technically, dan politically. Contoh: -
To tap a private telephone line is not technically a very difficult operation.
31
2. Focusing Adjuncts Focusing adjuncts menunjukan apa yang disampaikan terbatas pada sebagian intinya atau pusatnya (limiter adjuncts) atau bagian yang difokuskan adalah tambahan (additive adjuncts). Pada umumnya focusing adjuncts merupakan adverbs. a) Limiter Adjuncts -
Exclusives, misalnya: alone, just, merely, only, purely, simply.
-
Particularizers, misalnya: chiefly, especially, mainly, mostly.
b) Additive adjuncts, misalnya: also, either, even, neither, nor, too, as well as, in addition.
3. Intensifiers Intensifiers tidak terbatas pada indikasi peningkatan dalam intensitas, tetapi menunjukan tinggi atau rendahnya skala intensitas. Intensifiers dapat dibagi menjadi tiga kelompok semantik yaitu: a) Emphasizers,
yaitu
kelompok
intensifiers
yang
mempunyai
efek
mempertinggi. Contoh-contoh yang termasuk dalam emphasizers: -
Actually, certainly, definitely, indeed, obviously, plainly, really, surely frankly, honestly, for certain, for sure, of course.
b) Amplifiers, yaitu kelompok intensifiers yang menunjukan skala tinggi. Amplifiers ini dapat dibagi menjadi dua bagian:
32
-
Maximizers, yaitu kelompok amplifiers yang menunjukan skala ekstrim. Contohnya: absolutely, altogether, completely, entirely, fully, quite, thoroughly.
-
Boosters, yaitu kelompok amplifiers yang menunjukan skala tinggi. Contohnya: badly, deeply, greatly, heartily, much, so, well, a great deal, a good deal, a lot, by far.
c) Down toners, kelompok intensifiers yang mempunyai efek lebih rendah. Down toners ini dibagi menjadi empat bagian: 1. Compromisers, yaitu kelompok down toners yang hanya memiliki efek sedikit menurun. Contoh: -
I kind of like him
-
I quite enjoyed the party, but I’ve been to better ones
2. Diminishers, yaitu kelompok down toners yang memiliki skala sangat menurun. Contoh: -
The incident somewhat influenced his actions in later life
-
We know them slightly
3. Minimizers, yaitu kelompok down toners yang memiliki skala sangat menurun. Contoh: -
I didn’t enjoy it in the least
-
Do you like her? A bit 33
4. Approximators, yaitu kelompok down toners yang menunjukan perkiraan pada penekanan kata kerja. Contohnya: I almost resigned
4. Process Adjuncts Process adjuncts ditetapkan dalam beberapa cara yang ditunjukan oleh kata kerja. Process Adjuncts dapat dibagi menjadi tiga kelompok semantik yaitu: a) Manner, yaitu kelompok process adjuncts yang pada umumnya didapat dari adverbs phrases, prepositional phrases, noun phrases dan clauses. Manner Adjuncts dibagi menjadi 3 jenis yaitu: 1. Manner with result and intensification: Contoh: The soldiers wounded him badly 2. Manner with time duration: Contoh: He was walking slowly 3. Manner with time “when”: Contoh: Put it together again b) Means and Instrument Adjuncts, yaitu kelompok process adjuncts yang pada umumnya berbentuk prepositional phrase, tetapi ada juga beberapa yang dapat berbentuk adverb phrases, dan yang lainya berbentuk noun phrases tanpa artikel. Contoh means adjuncts: -
He decided to treat the patient surgically
Contoh Instrument Adjuncts: -
You can cut the bread with the knife 34
-
He examined the specimen microscopically
Berbeda dengan pendapat Quirk, Greenbaum, leech, dan Svartvik (1985: 560) Process adjunct terbagi ke dalam empat jenis yaitu: 1) Process Adjuncts Manner Adjunct manner biasanya menyatakan cara untuk melakukan suatu tindakan atau aksi. Adjunct manner dapat berupa adverbial phrase yang berakhiran –ly dan prepositional phrase Contoh: -
She spoke to him coldly
-
They begun arguing loudly
-
They cook in the French style
2) Process Adjuncts Means Adjunct means menyatakan suatu aksi atau tindakan dilakukan dengan cara menggunakan alat dan biasanya menimbulkan pertanyaan how question. Bisa berupa adverbial phrase yang berakhiran –ly dan prepositional phrase. Contoh: -
He decided to threat patient surgically
-
I go to school by car
-
How are you flying to Europe? By British Airways
3) Process Adjuncts Instrument Adjuncts instrument menyatakan suatu tindakan atau aksi dilakukan dengan menggunakan alat bentuknya berupa prepositional phrase (PP). 35
Contoh: -
He was killed with a bullet
-
You can cut the bread with that knife
-
She disappear with the purse
4) Process Adjuncts Agent Kalimat Process adjuncst agent biasanya merupakan kalimat passive, bentuknya berupa prepositional phrase (PP) dan lebih menekankan pada subjek yang melakukan tindakan atau aksi. Contoh: -
He was killed by a terrosist
-
Their house was destroyed by a earthquake
-
Last year, 16 sheep were killed by wolverines here
5. Subject Adjuncts Subject adjuncts berhubungan dengan keterangan subjek dalam klausa aktif sebagaimana pada proses atau yang disebutkan oleh kata kerja. Subject adjuncts dapat dibagi menjadi tiga kelompok semantik yaitu: a) General Subject Adjuncts Contoh: - Resentfully, the workers have stood by their leaders (“The workers have stood by their leaders and were resentful about it”) b) Volitional Subject adjuncts Contoh: 36
- He left his proposals vague on purpose (‘it was his purpose to…’) c) Formulaic Subject Adjuncts Contoh: - He kindly offered me a ride (‘He was kind enough to…’)
6. Place Adjuncts Place adjuncts menunjukan static position, direction, movement, dan passage. Pada umumnya, place adjuncts berbentuk prepositional phrases. Place adjuncts dapat dibagi menjadi dua kelompok semantik yaitu: a) Position Place Adjuncts, misalnya: Contoh: - He lives in a small village b) Direction Place Adjuncts, misalnya: Contoh: - He ran past the sentry
7. Time Adjuncts Time Adjuncts dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu: 1. Time When Adjuncts Contoh: - I was in New York last year and am now living in Baltimore 2. Time Duration Adjuncts Contoh: 37
-
I’ll be California for the summer
3. Time Frequency Adjuncts Contoh: -
Committee meetings take place weekly
4. Other time Relationship Contoh: -
She broke her leg for the first time when she was ten
2.2.8.2 Posisi Adjuncts Adjuncts merupakan adverbial sentence adverb. Dengan demikian adjuncts mempunyai posisi yang sama dengan adverbia. Quirk dan Greenbaum (1973:241) mengemukakan, “Adjuncts that can occur initially are often put in that position for reasons of information focus, but also to avoid having too many adjuncts in final position.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adjuncts dapat muncul pada posisi manapun, di awal, di tengah (setelah subyek), dan di akhir kalimat atau klausa. Quirk dan Greenbaum (1973:210) menguraikan posisi Process adjuncts sebagai berikut: 1. Di awal kalimat (initial position) Letak process adjuncts di awal kalimat yakni terletak sebelum subjek. Contoh: a) By pressing this button you can stop the machine b) Suddenly I felt free again (it suddenly happen) 38
2. Di tengah kalimat (mid position) Letak process adjuncts di tengah kalimat (mid position) yakni setelah subjek dan sebelum main verb (kata kerja pertama). Contoh: a) They frugally live b) They badly treated his friend
3. Di akhir kalimat (end position) Letak process adjuncts di akhir kalimat (end position) yakni setelah objek atau verb (kata kerja). Contoh: a) They treated his friend badly b) They live frugally
2.3
Satuan Sintaksis
2.3.1
Kata Richards, Palatt dan weber (1985:311) mendefinisikan kata sebagai berikut: “Word is the smallest of linguistic units which can occur on its own in speech or writing. In writing, word boundaries are usually recognized by spaces between the words. In speech, word boundaries may be recognized by slight pauses.” Dari pengertian kata yang diberikan di atas, penulis menarik simpulan bahwa
kata adalah satuan unit terkecil dalam ilmu linguistik yang dapat berdiri sendiri dan memiliki arti.
39
2.3.2
Frasa Berikut ini penulis akan dijelaskan definisi frasa dan juga jenis-jenis frasa
yang dikemukakan oleh para ahli: Lyons (1966:171) mendefinisikan frasa sebagai berikut: “Any group of words which is grammatically equivalent to a single word and which does not have its own subject and predicate.”
Sementara itu, Kridalaksana (1993:59) mengartikan frasa sebagai: “Gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang; misalnya gunung: gunung tinggi adalah frase karena merupakan kontruksi non predikatif; kontruksi ini berbeda dengan gunung itu tinggi yang bukan frasa karena bersifat predikatif”. Menurut Richard, et al. (1985:39) mendefinisikan frasa sebagai berikut: “A phrase is a group of two or more words which can be used as a grammatical unit within a sentence.” frasa adalah sekelompok dari dua atau lebih kata-kata yang bisa digunakan sebagai unit gramatikal dalam sebuah kalimat. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa frasa adalah sekelompok kata dalam kalimat yang tidak memiliki subjek dan predikat. Contoh: −
Very happy.
−
Lucy's parents.
−
For coffee.
40
Berikut ini jenis-jenis frasa menurut Harman yaitu: 1.
Frasa Ajektiva Contoh: She was so very happy
2.
Frasa Nomina Contoh: I know all those good places in the country
3.
Frasa Preposisi Contoh: I came here at the end of the week
4.
Frasa Adverbia Contoh: I spoke to him quite often indeed
5.
Frasa Verba Contoh: Budi has spent all the money that you have earned
2.3.3
Klausa Definisi klausa menurut Richards, Platt dan Weber (1985:39), “Clause is a
group of words which form a grammatical unit and which contain a subject and a finite verb. a clause forms a sentence or part of a sentence and often function as a noun, adjective or adverb”. Selanjutnya Chaer (1994:231) mengemukakan bahwa “Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif”. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan”.
41
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa klausa adalah kelompok kata yang berpotensi untuk menjadi sebuah kalimat tunggal karena di dalamnya telah memiliki fungsi sintaksis wajib yaitu subjek dan predikat. Struktur kalusa dalam bahasa Inggris dibedakan ke dalam dua jenis yaitu main clause (independent clause) dan subordinate clause (dependent clause). Dalam bahasa Indonesia main clause disebut juga klausa bebas, sedangkan subordinate clause disebut klausa terikat.
2.3.4
Kalimat Kalimat menurut Richard (1985: 311),”... The largest unit of grammatical
organization within which parts of speech (e.g. noun, verb, adverbs, and grammatical classes (e.g. word, phrase, clause) are said to function”. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang mengandung kelas kata (seperti kata benda, kata kerja, keterangan) dan menggunakan kelas grammatikal (seperti kata, frase, dan klausa). Quirk (1983:47) juga menyatakan: “It is usually that sentence is the highest-ranking unit of grammar, and hence that the purpose of grammatical description of English is to define, by means of whatever descriptive apparatus maybe necessary (rules, category, etc), what counts as a grammatical sentence in English”. Kalimat adalah unit gramatikal teratas yang didalamnya terdapat peraturanperaturan dan kategori-kategori yang penting atau yang terdapat dalam sebuah kalimat gramatikal dalam bahasa Inggris.
42
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil, unit gramatikal teratas dan juga terbesar, dimana terdapat kelas kata dan kelas gramatikal yang berperan didalamya. Dengan kata lain, kalimat adalah satuan bahasa yang umumnya berdiri sendiri yang terdiri atas konstituen dasar yang berupa klausa, satu atau lebih klausa yang ditata dengan pola tertentu, dan dengan disertai dengan intonasi final pada kalimat tersebut. Sebuah kalimat yang memiliki struktur yang menempati posisinya secara benar. Kalimat dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: simple sentence (kalimat tunggal), compound sentence (kalimat majemuk setara), complex sentence (kalimat majemuk bertingkat), compound-complex sentence (kalimat majemuk setara bertingkat). Struktur kalimat menurut Murphy (2003:224) dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu:
1. Kalimat Tunggal (Simple Sentence) Kalimat tunggal merupakan klausa bebas. Dalam kalimat tunggal tidak terdapat klausa terikat. “A sentence which has only subject and predicate is called a simple sentence (Murphy, 2003:224).” Contoh: (1) Her decision did not prove helpful. (Murphy, 2003:224)
S
P
Pada contoh (1) merupakan kalimat tunggal yang terdiri dari satu subjek yaitu her decision dan satu predikat yaitu did not prove.
43
2. Kalimat Majemuk (Compound Sentence) Berbeda dengan kalimat tunggal, kalimat majemuk setara terdiri atas dua klausa bebas atau lebih yang dihubungkan oleh konjungsi koordinat. Dalam kalimat majemuk setara tidak terdapat klausa terikat. “A sentence which consists of two or more coordinate clause is called a compound sentence (Murphy, 2003:224).” Kalimat majemuk setara dalam bahasa Inggris ditandai dengan adanya konjungsi koordinat (coordinate conjunction) seperti and, but, or, nor, yet, for, so, not only…but also, either…or, neither…nor, dan lain-lain. Contoh: (2) We were tired and we stopped the work. (Murphy, 2003:224)
Main Clause
Main Clause
(3) Madhavi is not only beautiful but also smart. (Murphy, 2003:224) Main Clause
Main Clause
Pada contoh (2) dan (3) merupakan kalimat majemuk setara yang masing-masing kalimat terdiri dari dua klausa bebas yang dihubungkan dengan konjungsi koordinat. Klausa bebas pada contoh (2) adalah we were tired dan we stopped the work, sedangkan klausa bebas pada contoh (3) adalah Madhavi is beautiful dan he is smart. Pada contoh (2) konjungsi yang digunakan adalah and, sedangkan pada contoh (3) konjungsi yang digunakan adalah not only…but also.
3. Kalimat Bertingkat (Complex Sentence) Jenis klausa ini hampir sama dengan kalimat majemuk setara, tapi salah satunya menjadi anak kalimat dari yang lain. Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu 44
klausa bebas dan satu klausa terikat atau lebih. “A sentence which consists of main clause and one or more subordinate clause is called complex sentence (Murphy, 2003:224).” Kalimat majemuk bertingkat ditandai dengan adanya penggunaan konjungsi subordinat (subordinate conjunction) seperti although, because, if, as, as...as, however, if only, since, so that, unless, what, when, where, whenever, whereas, while, until, dan pronomina relatif (relative pronoun) seperti who, whom, whose, which, that. Contoh: (4) I saw a girl who is very beautiful. (Murphy, 2003:224)
Main Clause Subordinate Clause (5) I disliked what Madhavi proposed. (Murphy, 2003:224)
Main clause Subordinate Clause Pada contoh (4 dan 5) merupakan kalimat majemuk bertingkat yang masingmasing kalimat terdiri dari atas dua klausa yaitu satu klausa bebas dan satu klausa terikat. Pada contoh (4) pronomina relatif yang digunakan adalah who untuk menerangkan orang. Sedangkan pada contoh (5) konjungsi yang digunakan adalah what untuk menerangkan benda.
4. Kalimat Majemuk Bertingkat (Compound-Complex Sentence) Jenis kalimat ini adalah jenis yang paling kompleks (sulit) kerena selain memiliki dua kalimat yang setara juga memiliki minimal satu anak kalimat. Kalimat
45
majemuk setara bertingkat terdiri dari dua klausa bebas atau lebih dan sekurangkurangnya terdiri dari satu klausa terikat. “A sentence which consists of two or more main clause and at least subordinate clause is called compound-complex sentence (Murphy, 2003:224).” Contoh: (6) I know that Madhavi had loved me but I didn’t have any idea whether
Main Clause I Sub- Clause II
Main Clause III
Sub-Clause IV
he was interested in marriage. (Murphy, 2003:224)
Pada contoh (6) merupakan kalimat majemuk setara bertingkat yang terdiri dari empat klausa yaitu dua klausa bebas dan dua klausa terikat. Konjungsi yang digunakan adalah that untuk menerangkan orang atau benda, but untuk menerangkan sesuatu yang berlawanan, dan whether untuk menyatakan sesuatu. Klausa I dan klausa III adalah klausa bebas, sedangkan klausa II dan IV adalah klausa terikat.
2.4
Semantik Kata semantik dalam bahasa indonesia berasal dari kata semantics dalam
bahasa inggris, yang juga berasal dari bahasa yunani Sema (nomina), yang berarti ’tanda’ atau ’lambang’, dan Samaino (verba) ’menandai’ atau ’melambangkan’ (Djajasudarma, 1993:1). Hartman dan Stork (1999:13) menyatakan bahwa: “Semantics is the system and study of meaning in language”.
46
Menurut Hudford (1990:1), “Semantics is the study of meaning in language”. Pendapat ini juga sejalan dengan pendapat Saeed (1997:3) yang menyatakan bahwa “Semantics is the study of meaning of words and sentences or semantics is the study of meaning communicated though language”. Menurut Palmer (1994:2), “Semantics is the technical term used to refer to the study meaning, and since meaning is a part of language, Semantics is a part of linguistics”. Dari beberapa pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa semantik merupakan ilmu yang mempelajari makna dalam sebuah bahasa. Berikut ini akan diuraikan pengertian makna menurut Richards (1995:172), “Meaning is what a language expresses about the world we live in or any possible or imaginary world”. Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa makna merupakan salah satu penghubung bahasa dengan dunia luar berdasarkan kesepakatan para pemakai bahasa tersebut sehingga pembicara atau pemakai bahasa dapat memahami dan saling mengerti apa yang dibicarakan. Selain itu makna juga merupakan suatu pelengkap dalam sebuah bahasa untuk memudahkan seseorang memahami bahasa yang akan atau sedang digunakannya. Hal ini dapat dilihat dari bentuk keseluruhan yang ada di dalam sebuah bahasa atau bahasa secara umum seperti teks, unsur-unsur yang terdapat dalam teks, struktur, elemen-elemen struktur, kelas kata, istilah dalam sistem, atau bentuk-bentuk lain yang mungkin berbentuk sebagai sebuah makna.
47
2.4.1
Makna Leksikal Christopher Butler (2005: 245) menyatakan, “Lexical meaning is a matter of
listing standard meaning for simple lexical meaning properties for fixed expressions. Contoh: Snowman (a man who removes snow)
Makna leksikal (lexical meaning) adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dan lain lain. Semua makna (baik bentuk dasar maupun bentuk turunan) yang ada di dalam kamus adalah makna leksikal. Kata-kata tersebut memiliki makna dan dan dapat di baca pada kamus, maka demikian disebut juga makna kamus (dictionary meaning). Dalam makna leksikal terdapat makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna lugas, makna apa adanya. Menurut Chaer (1994:65) makna denotatif disebut juga makna dasar, makna asli, makna pusat, atau makna sebenarnya karena menyangkut informasi factual objektif. Makna denotatif merupakan makna yang sebenarnya bukan makna kiasan atau perumpamaan. Makna konotatif bersifat subjektif dalam pengertian bahwa ada makna lain dibalik makna umum, jadi makna konotatif merupakan makna lain atau bukan makna sebenarnya.
2.4.2
Makna Gramatikal Menurut Christopher Butler (2005: 245), “Grammatical meaning is the sum
total of the meanings of the constituent words in a complex expression and the result of the way the constituents are combined in the literal meaning”.
48
Artinya makna gramatikal merupakan jumlah keseluruhan makna dari setiap kata yang dikombinasikan dengan makna literal (harfiah). Contoh: Shark-safe bay (no swimmer falls victim to cruising sharks)
Menurut John Lyons (1995: 5) makna grammatical dari sebuah bahasa adalah, ”… Traditionally regarded as a system of rules which determines how words are put together to form phrases, how phrase are put together to form clauses, and how clauses are put together to form sentences”. Lebih lanjut John Lyons juga berpendapat bahwa,”Semantics and grammar is the degree of which grammatically is determined by meaning fullness”.
49