BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sistem Menurut Hall (2001:5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan (inter-related) atau subsistemsubsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Sementara Mulyadi (2001:2) menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang mempunyai hubungan erat antara satu dengan yang lainnya, berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa sistem terdiri dari beberapa elemen-elemen yang merupakan bagian terpadu dari sistem tersebut. Elemen-elemen sistem tersebut berhubungan erat satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri, mereka saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran suatu sistem dapat tercapai. Pada dasarnya sesuatu dapat dikatakan sistem , apabila memenuhi dua syarat. Pertama adalah memeliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, kedua adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. 2.1.2 Informasi Informasi merupakan salah satu komponen yang penting kehadirannya untuk menunjang faktor lainnya seperti modal, sumber daya manusia, dan lainnya. Menurut Bodnar dan William S. Hopwood (2000:15) mendefinisikan informasi
10
sebagai data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Menurut Jogiyanto (2000:24) kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu: 1.
akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dimana informasi tersebut harus menggambarkan keadaan sebenarnya
2.
tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi organisasi.
3.
relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Salah satu alat penyaji informasi adalah akuntansi, akuntansi merupakan alat untuk menginformasikan keadaan suatu perusahaan atau organisasi. Akuntansi sebagai alat informasi mempunyai aktivitas-sktivitas yang terdiri dari pencatatan, pengolahan data, penganalisaan data, penyusunan laporan-laporan tertentu, dan pemahaman data untuk pengawasan efisiensi. Bodnar dan Hoopwood (2000:1) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi, sedangkan Widjajanto (2001:4) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan, termasuk komputer, alat komunikasi, tenaga pelaksananya,
dan
laporan
terkoordinasi
11
secara
erat
didesain
untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi
informasi
yang dibutuhkan
manajemen. Pendapat lain mengenai Sistem Informasi Akuntansi dinyatakan Mulyadi (2001:30) yaitu sub sistem dari sistem akuntansi manajemen yang terdapat dalam suatu organisasi yang mengolah data keuanngan menjadi informasi keuangan untuk memenuhi pemakai intern dan ekstern. 2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Saat ini untuk mengolah data telah digunakan alat-alat elektronik seperti : komputer. Nugroho Widjajanto (2001:207) menyatakan komputer adalah suatu alat pengolah data yang dapat melaksanakan perhitungan substansial, termasuk operasi hitung menghitung dan operasi logika, tanpa campur tangan manusia. Kecepatan pemrosesan data pada sistem yang terkomputerisasi pasti lebih cepat daripada sistem manual dan keluaran yang ada lebih rinci. Sangat sedikit aspek-aspek perusahaan yang tidak terpengaruh oleh munculnya komputer. Selain mempengaruhi cara pemrosesan dan penyimpanan data, komputer juga mempengaruhi cara pengorganisasian perusahaan, cara pengambilan keputusan, serta pemanfaatan fungsi akuntansi perusahaan. Komputer juga mampu memproses data secara lebih efektif daripada manusia. Komputer tidak saja mampu menghitung dengan kecepatan yang sangat mengagumkan, melainkan juga sangat akurat dan ekspansif. Komputer juga mampu memproses ratusan transaksi alam waktu yang sama, dimana hal ini tidak bisa dilakukan oleh manusia. Selain itu komputer jga mampu memproses data tanpa istirahat, transaksi-transaksi atau persoalan-persoalan kompleks yang meliputi ratusan angka dan simbol-simbol lain.
12
Metode pemrosesan data pada sistem yang terkomputerisasi dapat dibagi menjadi beberapa metode. Metode tersebut antara lain: 1.
Batch Sistem Prinsip dari sistem ini adalah menyimpan dan menumpuk semua data transaksi untuk diproses pada waktu yang telah ditentukan. Cara kerja sistem ini secara garis besar antara lain: (1) Semua dokumen dikumpulkan kemudian diserahkan ke komputer sentral. (2) Dokumen kemudian diubah menjadi bentuk dokumen yang dapat dibaca oleh mesin (3) Program untuk pemrosesan data dijalankan sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk memproses dokumen-dokumen tersebut (4) Hasilnya diberikan kepada pemakai. Ini terjadi karena data yang diperlukan tidak berada dalam komputer pemakai, melainkan di pusat komputer, sehingga pemakai tidak dapat memperoleh informasi melalui komputernya.
2.
Real Time Sistem Sistem ini berupa perbaikan dari batch yaitu berusaha memperbaiki informasi yang kurang up-to-date. Sistem ini memungkinkan setiap pemakai fasilitas komputer dapat menginterogasi mesin setiap saat untuk memperoleh data yang paling aktual. Untuk menjelaskan sistem ini dibutuhkan perantara yang lebih banyak dan semua program serta data harus selalu tersedia dalam jalur komnikasi komputer. Sistem batch dan real time menyimpan data dalam bentuk file. Pada umumnya departemen-departemen memiliki file tersendiri
13
yang dianggap sebagai milik departemen masing-masing, sehingga dapat menimbulkan adanya duplikasi data 3.
Data Base Sistem Konsep dasar dari sistem data base ini adalah data dipusatkan pada suatu departemen dimana departemen lain dapat mengakses datanya. Dengan demikian, departemen-departemen tidak lagi menyimpan datanya tersendiri dan semua pemakai komputer akan bekerja pada suatu perangkat yang terpusat. Widjajanto (2001:73) menyatakan sistem akuntansi berbasis komputer
memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain: 1.
Dapat meningkatkan troughput dan efisiensi, khususnya jika data yang diolah cukup besar. Troughput adalah ukuran kapasitas sistem mulai input sampai output dalam suatu periode tertentu. Dengan menggunakan komputer, troughput akan semakin besar sehingga jika volume data yang diolah cukup besar, biaya pertransakasi akan semakin rendah.
2.
Pengolahan data dengan menggunakan komputer juga menjanjikan kemudahan karena komputer bisa melakukan perhitungan secara otomatis. Selain itu komputer juaga mampu melakukan verifikasi kecermatan angkaangka data transaksi input dan membandingkan data tersebut dengan data yang sah. Komputer juga mampu membuat ikhtisar sesuai dengan acuan yang digunakan.
3.
Komputer juga mampu menyajikan informasi secara cepat. Selain cepat, komputer juga mampu menyajikannya dengan kecermatan yang tinggi.
14
Walaupun komputer memiliki banyak kelebihan , tetapi tetap saja komputer memilki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain: 1.
Komputer hanyalah alat Secepat apapun proses yang dikerjakan komputer, jika manusia yang merupakan komponen brainware bagi komputer tidak berperan didalamnya, maka komputer hanyalah sebagai alat mati yang tidak berfungsi apa-apa
2.
Komputer memerlukan program aplikasi Untuk menjalankan dan memproses sesuatu, komputer membutuhkan program aplikasi. Setiap pekerjaan yang berbeda memerlukan aplikasi-aplikasi yang berbeda pula. Jika belum terdapat program-program tersebut, maka komputer belum dapat digunakan sebagai alat bantu siap pakai
3.
Komputer terbatas pada kemampuan alogaritma Komputer bekerja berdasarkan suatu alogaritma. Alogaritma yang dimaksud adalah suatu urutan langkah untuk melakukan proses dlam mendapatkan hasil pekerjaan. Komputer tidak bisa melakukan suatu pengambilan keputusan di luar alogaritma yang telah diberikan.
2.1.5 Perangkat Pengolah Data Agar proses pengolahan data menjadi informasi dapat berjalan dengan baik, maka harus diketahui perangkat-perangkat komputer yang terlibat didalamnya. Menurut (Bodnar dan Hopwood, 2000:71) secara garis besar perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Meskipun demikian masih ada satu
15
bagian yang tidak bisa dilupakan yaitu manusia yang menjalankan komputer tersebut (brainware). 1.
Perangkat keras (hardware) Perangkat keras komputer adalah peralatan fisik komputer yang melaksanakan tugas pengolahan data pada sistem komputer. Perangkat keras komputer dapat dikelompokkan menjadi lima komponen utama yaitu: a. Central Processing Unit (CPU) CPU merupakan pusat dari komputer yang mempunyai fungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan
arithmetic atau logic dan mengawasi
kegiatan seluruh sistem pengolahan data elektrolis. Untuk dapat melakukan fungsi ini, CPU dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan fungsinya yaitu: (1) Main memory unit atau unit penyimpan utama Bagian ini merupakan bagian untuk menyimpan data yang akan diproses, yang sudah diproses, dan instruksi-instruksi untuk bagian yang lain dari CPU. Data yang diterima dari peralatan masukkan (input device) dan instruksi program untuk sementara dikumpulkan bersama di penyimpanan primer sebelum di eksekusi. (2) Arithmetic-logic atau unit aritmatik-logik Bagian
ini
berfungsi
untuk
melakukan
kecepatan-kecpatan
perhitungan, unit ini juga melaksanakan operasi-operasi logik seperti 16
membandingkan dua bilangan, apakah sama besar, yang satu lebih besar, dan lebih kecil dari yang lain. (3) Control unit atau unit pengendali Bagian ini berfungsi untuk mengkoordinasikan dan mengatur semua kegiatan dalam sistem pengolahan data elektrolis. Koordinasi dan pengaturan ini dilakukan agar dapat keserasian kerja antara setiap alat dalam sistem pengolahan data elektrolis. Fungsi bagian ini dilakukan dengan cara menentukan progran komputer mana yang akan dikerjakan lebih dulu, mengatur alat-alat input atau output, memasukkan
data,
dan
mengeluarkan
dat
dari
tempat
penyimpanannya. b. Input Equipment Data yang akan diproses dalam komputer harus dimasukkan ke komputer. Pekerjaan memasukkan data dapat menggunakan berbagai macam alat (equipment), alat ini disebut pure input equipment atau sering disebut juga sebagai input device. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk memasukkan data ke komputer seperti: (1) Point of sales terminals (POS) Terminal ini digunakan dalam check-out counter pada toko-toko supermarket
untuk
mencatat
barang
yang
dijual.
Penjual
memasukkan data persediaan dan harga dengan terminal ini secara
17
langsung, diteruskan ke komputer untuk diproses sebagai penjualan, penerimaan kas, dan berkurangnya persediaan. (2) Automatic tag readers Alat ini fungsinya sama dengan pos terminal, perbedaanya adalah dalam pos terminal data dimasukkan ke terminal oleh penjual dengan menggunakan tangan, sedangkan automatic tag readers membawa data secara otomatis dan langsung masuk ke komputer lewat terminal. (3) Magnetic ink character recognition (MICR) Dokumen (bukti transaksi) dapat dicetak dengan tinta khusus yang mempunyai sifat magnetis. Huruf atau angka yang menggunakan tinta magnetis ini bentuknya standar, merupakan bentuk yang dapat dibaca oleh komputer tanpa diubah dulu bentuknya. (4) Terminal Terminal merupakan alat yang digunakan untuk memasukkan data ke komputer dengan menggunakan keyboard seperti dalam mesin tik. Terminal ini dapat diletakkan di dekat komputer atau di tempat yang tidak dekat komputer, sehingga disebut juga dengan remote control. Dengan adanya remote control ini, data dapat dimasukkan ke komputer dari tempat asalnya data. c. Output equipment Alat keluaran (output equipment) adalah alat yang menerima informasi dari komputer (CPU) dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat
18
dibaca. Informasi yang dihasilkan dapat berbentuk huruf, angka, gambar, maupun grafik. Output equipment dapat dikelompokkan menjadi: (1) Soft copy device Soft copy device ini merupakan alat yang berfungsi untuk menampilkan informasi di layar monitor, sehingga dapat dibaca oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Contohnya adalah visual display terminal (2) Hard copy device Hard
copy
device
merupakan
alat
yang
berfungsi
untuk
menghasilkan informasi dalam bentuk catatan. Contohnya adalah primer dan plotter. d. Komputer communication equipment atau alat komunikasi Alat komunikasi dengan komputer merupakan alat yang menghubungkan seseorang langsung dengan CPU atau dengan komputer file yang on-line. Dengan digunakannya alat-alat komunikasi komputer ini, proses memasukkan dan mengeluarkan data ke dan dari komputer dapat dilakukan jarak jauh. Dengan demikian, data akuntansi dapat dimasukkan ke komputer langsung dari tempat dimana data itu terjadi tanpa perlu membawa bukti fisik (dokumen sumber) ke tempat dimana komputer tersebut berada. Begitu pula output informasi yang diinginkan oleh pihakpihak yang berkepentingan dapat dihasilkan tanpa perlu datang ke
19
komputer. Contohnya adalah terminal, key-entry devices, dan komputer consoles e. Secondary storage atau kombinasi input output (I/O) Kombinasi input output (I/O) atau secondary storage merupakan alat-alat yang digunakan untuk menyimpan data input maupun output dari komputer. Karena terbatasnya kapasitas memory dari CPU dan harganya yang mahal, sedangkan data atau informasi yang harus disimpan jumlahnya banyak, maka digunakanlah secondary storage. Alat-alat tersebut antara lain: (1) Pita magnetis (magnetic tape) Ukurannya sebesar tape recorder. Mesin pembacaan data ke dan dari pita disebut tape drive (2) Cakram magnetis (magnetic disk) Bentuknya seperti piringan hitam. Permukaannya terdapat track-track berbentuk lingkaran yang berdiri sendiri (3) Drum magnetis (magnetic drum) Berbentuk silinder. Permukaanya digunakan untuk mencatat data (4) Real tape Berbentuk gulungan pita kaset. Panjang pita 6250 CPI. (5) Tape data Berbentuk seperti kaset tape. Kapasitasnya 2 GB dan 1,3 GB dengan panjang pita 90 m dan 60 m
20
2.
Perangkat lunak (software) Perangkat lunak atau softeware merupakan suatu komponen non fisik dari sistem komputer yang memungkinkan komputer tersebut dapat berfungsi. Dalam pengertian sempit software ini berupa program komputer tersebut bekerja sesuai dengan kemauan kita. Software dapat digolongkan menjadi: a
Program aplikasi Program aplikasi merupakan kumpulan dari instruksi-instruksi untuk menjalankan aktivitas yang diinginkan guna mencegah masalah-masalah tertentu. Program aplikasi dibuat oleh user atau membeli dari perusahaan software komputer.
b
Sistem operasi Sistem operasi adalah software yang mengatur dan mengkoordinasikan interaksi (proses) antar pemakai dan sumber daya (resources) satu dengan lainnya. Sumber daya (resources) tersebut terdiri dari hardware, memory, paket data, dan layanan lainnya.
c
Bahasa komputer Untuk dapat berkomunikasi dengan komputer, perlu digunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer. Pada dasarnya komputer hanya mengetahui bahasa yang disebut bahasa mesin, yaitu bahasa yang menggunakan kode binary. Apabila program ditulis dengan menggunakan selain bahasa mesin, maka sebelum dipahami dengan komputer, bahasa tersebut harus diterjemahkan dulu ke bahasa lain yang dapat digunakan untuk penulisan program yaitu:
21
(1) Assembler language Bahasa ini merupakan bahasa yang menggunakan singkatansingkatan huruf untuk menunjukkan instruksi-instruksi yang diperlukan. (2) High level language High level language adalah bahasa yang berorientasi pada prosedur atau problem dan merupakan bahasa yang berdiri sendiri, terlepas dari mesin-mesin komputer. 3.
Pemakai (brainware) Agar komputer dapat dipergunakan, maka harus ada manusia yang berfungsi untuk mengoperasikan komputer tersebut. Brainware terdiri dari: a. Sistem analisis (sistem analysist) (1) Menganalisis ketentuan-ketentuan informasi (2) Mengevaluasi sistem aplikasi yang digunakan dan merencanakan prosedur proses data yang baru atau yang diperbaiki (3) Membuat kerangka sistem aplikasi yang baru dan menyusun spesifikasi untuk mengarahkan para programmer. (4) Membuat rencana implementasi dan buku pedoman prosedur. b. Pemrograman sistem (programmer sistem) (1) Menyediakan petunujuk teknis yang berhubungan dengan operating sistem untuk untuk seluruh staf data processing.
22
(2) Menyediakan penghubung diantara kebutuhan sistem aplikasi dan ketentuan dari operating sistem. (3) Mengubah, mengetes, dan memelihara semua software non aplikasi yang dibeli dari penjual software. c. Pemrograman aplikasi (programmer) (1) Menentukan logika dari program komputer yang diperlukan untuk seluruh sistem rancangan sistem analyst. (2) Menyususn logika untuk menjadi program komputer. (3) Megngoreksi kesalahan dala program yang dibuat dan menyiapkan dokumentasi. d. Operator komputer (1) Mengoperasikan komputer sesuai dengan prosedur operasi untuk instalasi dan prosedur detail untuk setiap program e. Operator pemasukkan data (data entry opearator) (1) Menyiapkan data untuk diproses oleh mesin dengan memasukkanya melalui keyboard ke suatu alat yang akan mencatat data itu dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin (kartu, pita, atau disk) atau memasukkannya langsung ke komputer untuk diproses. 4.
Local area network (LAN) Perkembangan penggunaan komputer dalam suatu jaringan mendorong kebutuhan kerja sama antar sistem komputer PC dan juga dengan sistem komputer yang lebih besar (mini dan mainframe). Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya local area network (LAN)
23
2.1.6 Efektivitas Efektif memiliki konotasi atau berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit (2003:14) efektivitas adalah suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya adalah pada keluaran (output) yang dihasilkan. Handoko (1999:7) mendefinisikan efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu kondisi yang menyatakan tingkat keberhasilan suatu pelaksanaan aktuvitas atau kegiatan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.1.7 Efektivitas Sistem Informasi akuntansi Berbasis Komputer Perancangan sistem merupakan aktivitas kreatif. Jarang terjadi dua tim perancangan akan menghasilkan penyelesaian masalah yang sama untuk masalah tertentu. Adapun pertimbangan perancangan untuk elemen sistem dapat dilihat pada Tabel 2 halaman 23.
24
Tabel 2.1 Pertimbangan-Pertimbangan Perancangan Untuk Elemen Sistem Elemen Sistem
Pertimbangan Perancangan
Masukan Data
Akurasi Waktu
Pemrosesan Data
Akurasi Waktu
Penyimpanan Data
Keamanan Akurasi
Keluaran
Relevansi Variansi laporan Ketepatwaktuan
Sumber:Bodnar dan Hopwood, 2000
Terdapat enam ukuran efektivitas penerapan Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer. Ukuran tersebut antara lain: 1.
Keamanan data Pertimbangan
ini
berhubungan
dengan
kemampuan
sistem
untuk
mengantisipasi akses data dari orang yang tidak berhak dan kemampuan sistem untuk melakukan proses back-up untuk mengantisipasi adanya kejadian-kejadian buruk yang tidak terduga seperti kebakaran, bencana alam, gangguan listrik, adanya binatang pengganggu, kesalahan manusian yang tidak disengaja, dan lain-lain.
25
2.
Waktu Pertimbangan ini menunjukkan kecepatan dan ketepatan yang diperlukan sistem untuk mencari suatu data, melakukan input data, menangani berbagai transaksi, melakukan analisis dan proses data, dan lain-lain dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai.
3.
Ketelitian Pertimbangan ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan dalam menginput data, dalam melakukan perhitungan angka, dalam menangani transaksi, pencarian data, analisis dan proses data, dalam menyajikan data, dan lain-lain.
4.
Relevansi Pertimbangan ini menunjukkan kesesuaian dari manfaat produk yang dihasilkan baik itu dalam hal analisis data, pelayanan, pengolahan dan penyimpanan data, penyajian data, dan lain-lain.
5.
Variasi laporan Pertimbangan ini menunjukkan kemampuan sistem untuk membuat suatu laporan yang dapat berguna bagi pengguna informasi. Laporan dapat divariasikan dengan modifikasi dan pengembangan perhitungan sesuai dengan yang dibutuhkan.
6.
Kenyamanan fisik Pertimbangan yang berhubungan dengan tingkat spesifikasi kemampuan hardware maupun lingkungan dalam mendukung proses penerapan Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer.
26
2.1.8 Franchise Dikutip dari www.majalahfranchise.com franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategsinya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan managemen, keculai kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee
Masing-masing negara memiliki definisi sendiri tentang waralaba. Amerika melalui International Franchise Association (IFA) mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.
Sedangkan menurut British Franchise Association sebagai garansi lisensi kontraktual oleh satu orang (franchisor) ke pihak lain (franchisee) dengan:
1) Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode tertentu pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor.
27
2) Mengharuskan franchisor untuk melatih kontrol secara kontinyu selama periode perjanjian. 3) Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap franchisee pada subjek bisnis yang dijalankan—di dalam hubungan terhadap organisasi usaha franchisee seperti training terhadap staf, merchandising, manajemen atau yang lainnya. 4) Meminta kepada franchise secara periodik selama masa kerjasama waralaba untuk membayarkan sejumlah fee franchisee atau royalti untuk produk atau service yang disediakan oleh franchisor kepada franchisee.
Sejumlah pakar juga ikut memberikan definisi terhadap waralaba. Campbell Black dalam bukunya Black’s Law Dict menjelaskan franchise sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk menjual produk atau service atas nama merek tersebut.
David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.
Sedangkan menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.
28
Selain definisi menurut kacamata asing, di Indonesia juga berkembang definisi franchise. Salah satunya seperti yang diberikan oleh LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen), yang mengadopsi dari terjemahan kata franchise. IPPM mengartikannya sebagai usaha yang memberikan laba atau keuntungan sangat istimewa sesuai dengan kata tersebut yang berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan.
Sementara itu, menurut PP No.16/1997 waralaba diartikan sebagai perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Definisi inilah yang berlaku baku secara yuridis formal di Indonesia.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian terhadap Sistem Informasi Akuntansi dengan pengolahan data elektronik sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh: Yogi
Raymond
Indrayanto
(2002)
melakukan
penelitian
yang
menganngkat masalah bagaimana Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer sebagai pengolah data untuk menghasilkan laporan yang dapat diandalkan dan disajikan tepat waktunya. Penelitian tersebut dilakukan pada PT. Tour East Indonesia Denpasar yang bergerak dalam bidang pariwisata yaitu travel agent dan
29
objek penelitian tersebut adalah pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer sebagai pengolah data
perusahaan. Variabel yang diteliti dalam
penelitian tersebut antara lain perangkat dalam EDP dan dokumen-dokumen yang digunakan sebagai bahan input dan outputnya, sedangkan teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis kualitatif deskriptif. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sistem pengolahan data dari PT. Tour East Indonesia Denpasar adalah multiuser sistem, dan Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer pada PT. Tour East Indonesia Denpasar telah didukung dengan fasilitas dan prosedur yang memadai, sehingga menghasilkan laporan yang dapat diandalkan dan dapat disajikan tepat pada waktunya. Adapun persamaan dari penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengangkat masalah tentang Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer. Perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya adalah mengambil tempat pada PT. Tour East Indonesia Denpasar, yaitu perusahaan jasa pariwisata, sedangkan penelitian ini dilakukan pada Circle K di Denpasar. Variabel yang digunakan dalam penmelitian ini adalah keamanan data, waktu, ketelitian, variasi laporan atau output, relevansi, dan kenyamanan fisisk. Sedangkan penelitian sebelumnya hanya berkisar pada perangkat dalam EDP dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitaif dengan menggunakan kuisioner, sedangkan penelitian sebelumnya teknik analisis kualitatif deskriptif. Made Rismarini (2004) mengadakan penelitian tentang penilaian efektivitas penerapan electronic data processing pada sistem akuntansi penjualan. Penelitian tersebut dilakukan PT. Halus Ciptanadi yang bergerak dalam bidang
30
jasa distribusi food dan non food, dan objek penelitian tersebut adalah efektivitas penerapan electronic data processing pada sistem akuntansi penjualan perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah keamanan data, ketelitian, waktu, variasi output, kenyamanan fisik dan relevansi penerapan EDP dengan teknik analisis data yaitu teknik analisis kuantitaif dengan menggunakan kuisioner. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan electronic data processing pada sistem akuntansi penjualan secara keseluruhan dinilai telah efektif dengan nilai sebesar 83% dengan efektivitas terbesar pada aspek variasi output. Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya samasama menggunakan teknik analisis kuantitatif yaitu dengan mengunakan kuisioner, variabel yang digunakan sama antara lain keamanan data, waktu (kecepatan dan ketepatan), ketelitian, relavansi, kenyamanan fisik dan variansi laporan. Perbedaan penelitian sebelumnya antara lain penelitian yang dilakukan sebalumnya mengambil tempat pada PT. Halus Ciptanadi yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi produk food dan non food, sedangkan penelitian ini dilakukan pada Circle K di Denpasar. Ni Gusti Ayu Made Sri Evarini (2006) meneliti tentang efektivitas penerapan Electronic Data Processing (EDP) pada sistem penjualan kamar di Hotel The Oberoi Bali. Efektivitas penerapan EDP pada Hotel The Oberoi Bali ini diukur dengan mengguakan teknik analisis deskriptif Kuantitatif, yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan cara menjelaskan melalui perhitungan-perhitungan tertentu. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel keamanan data,
31
waktu ketelitian, relevansi dan variansi laporan. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah bahwa tingkat efektivitas penerapan EDP pada sistem penjualan kamar di Hotel The Oberoi Bali termasuk dalam kriteria sangat efektif. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan sama antara lain keamanan data, waktu, ketelitian, relevansi, dan variansi laporan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain penelitian yang dilakukan sebelumnya mengambil tempat pada Hotel The Oberoi Bali, sedangkan penelitian ini dilakukan pada Circle K di Denpasar.
32