1
BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang Pada saat ini, koperasi tengah menghadapi lingkungan yang cepat perubahannya dan sisa-sisa reruntuhan akibat krisis ekonomi yang masih tampak dimana-mana. Seharusnya perubahan cepat ini menjadi momentum bagi koperasi untuk memulai lagi mengembangkan dirinyadengan cara dan strategi yang tepat, bahkan jika diperlukan dengan strategi dan cara berbeda dari masa sebelumnya. Sampai saat ini koperasi masih tetap diharapkan membentengi masyarakat dari kesulitan yang timbul oleh globalisasi ekonomi. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini koperasi tetap dipandang sebagai saka guru perekonomian Nasional. Hal ini tidak terlepas dari jati diri koperasi itu sendiri yang dalam gerakan dan cara kerjanya selalu mengandung unsur-unsur
yang
terdapat
dalam
asas-asas
pembangunan
Nasional
(Sitio,2001:130) . Koperasi diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia dengan nilai-nilai kerjasama (gotong royong), menolong diri sendiri, kejujuran, keterbukaan mengutamakan kebersamaan dan keadilan serta beberapa esensi moral positif lainnya, hal ini dapat dilihat pada UUD 1945 dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi , produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau
2
pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakanbukan orang seorang. Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang koperasi, pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah : Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Berperan secara aktif mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Memperkokoh perekonomian Nasional dengan koperasi
sebagai
soko
gurunya,
dan
berusaha
mewujudkan
serta
mengembangkan perekonomian Nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Untuk mewujudkan perannya, koperasi sebagai organisasi usaha dapat menjalankan kesiapan usaha disegala bidang kehidupan ekonomi. Oleh karena itu koperasi membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan untuk mengelola unit-unit usaha yang dijalankan. Berkaitan dengan hal ini maka pengurus koperasi, karyawan, pengawas koperasi merupakan team yang paling bertanggung jawab dalam koperasi untuk dapat mewujudkan tujuannya. Dalam organisasi perkoperasian, beberarapa faktor yang penting dalam pengembangan dan pemberdayaan koperasi yaitu (Hudiyanto :2002) a. Pemahaman pengurus dan anggota tentang jadi diri koperasi, yaitu tentang pengertian koperasi dan nilai-nilai koperasi. Pemahaman akan jati
3
diri koperasi merupakan entry point dan sekaligus crucial point dalam mengimplementasikan jati diri pada segala aktivitas koperasi. b. Pengurus dalam menjalankan usahannya harus bisa mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. c. Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi, disamping mau bekerja keras, sosok pengurus hendaknya dipilih orang yang bisa dipercaya, jujur, dan transparan. d. Kegiatan koperasi (usaha) bersinergi dengan aktivitas anggotanya. e. Adanya efektivitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggota sehingga biaya tersebut lebih kecil dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga bukan koperasi. Agar koperasi dapat terus eksis, maka koperasi dituntut untuk selalu dapat meningkatkan efektivitas kinerja koperasi yang harus dilakukan oleh pengurus, karyawan dan pengawas koperasi secara optimal dengan melihat peluang-peluang yang dimiliki oleh koperasi yang dapat mewujudkan tujuannya yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Begitu pula Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang, sebagai koperasi fungsional, Pusat Koperasi Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang mempunyai
tugas
pokok
membina,
mendukung,
dan
mewujudkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang memiliki peluang-peluang yang dapat mewujudkan tujuannya yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Peluang tersebut diantaranya adalah dalam usaha memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari anggotanya.
4
Untuk mendorong koperasi agar mampu mewujudkan dirinya sebagai badan usaha yang sehat, maju dan budaya saing tinggi, diperlukan langkah pemberdayaan secara terencana, terpadu, dan terkoordinasikan dengan berbagai pihak baik dipusat maupun didaerah, seperti upaya keberpihakan pertumbuhan iklim usaha yang kondusif kerjasama yang sinergis. Namun demikian, untuk mewujudkan koperasi agar lebih memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendukung ketahanan ekonomi keluarga masih dihadapkan pada berbagai hambatan yang menyangkut faktor internal maupun eksternal koperasi. Pemberdayaan koperasi dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga sangat dipengaruhi oleh bagaimana koperasi menghasilkan keuntungan dalam hal ini SHU (Sisa Hasil Usaha) secara maksimal. Untuk menghasilkan SHU yang maksimal sangat dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari partisipasi anggota dan manajemen pengelolaan. Faktor eksternal yang terkait dengan kondisi ekonomi wilayah, kebijaksanaan pimpinan/pejabat yang berwenang, dan kebijaksanaan pemerintah. Partisipasi anggota, dipengaruhi oleh peran aktif anggota dan kedisiplinan anggota serta pengetahuan anggota terhadap dasar-dasar manajemen koperasi. Faktor manajemen pengelolaan, dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola dan pengurus, pengetahuan pengelola dan pengurus terhadap manajemen koperasi, cara pengelola dan pengurus menghimpun permodalan dan cara pengelola dan pengurus memasarkan produknya. Kondisi wilayah operasi koperasi akan berpengaruh terhadap kerjasama
5
koperasi dengan koperasi lain dan dengan lembaga keuangan serta dengan pemerintah daerah, dan kebijakan pemerintah akan sangat menentukan terhadap peran serta koperasi dalam mengakses potensi sumber daya ekonomi wilayah. Namun demikian, fenomena menunjukkan bahwa efektivitas kinerja koperasi saat ini dianggap masih rendah sehingga tujuan koperasi yang telah ditetapkan tidak sepenuhnya berhasil dicapai. Hal ini terindikasi dari beberapa hambatan yang terjadi dalam koperasi, sebagai berikut: a. Adanya program kerja tahunan yang telah diputuskan dalam forum rapat anggota, tidak terlaksana. b. Upaya untuk mendorong kerjasama dan kemitraan bisnis dalam mengembang usaha baru, tidak dapat dilaksanakan secara baik sehingga cenderung mengalami kegagalan. c. Kegitan dalam bidang pemasaran tidak terlaksana dengan baik. d. Pendapatan sisa hasil usaha yang telah ditetapkan tidak bisa dicapai secara optimal. Hambatan-hambatan ini banyak terjadi pada banyak koperasi di Indonesia, termasuk Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang. Bertolak dari fenomena yang ada tersebut, sangat menarik untuk dilakukan penelitian tentang bagaimana strategi pemberdayaan koperasi dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga anggota koperasi dengan judul penelitian yaitu “Strategi Pemberdayaan Koperasi Dalam Mendukung Ketahanan Ekonomi Keluarga” (Studi di Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang)
6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam tesis ini sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran umum dan kinerja Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang? 3. Bagaimana strategi pemberdayaan Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelangdalam mendukung Ketahanan Ekonomi Keluarga?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran umum dan kinerja Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang. 3. Mengetahui strategi pemberdayaan Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelangdalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga.
1.4 Keaslian Penelitian Sejauh Penelusuran peneliti belum ada penelitian yang membahas tentang Pusat Kopersi Kartika Tidar Magelang. Penelitian yang meletakkan objek formal ketahanan ekonomi keluarga, telah banyak diteliti, terutama di
7
lingkungan Universitas Gadjah Mada program studi Ketahanan Nasional. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Nyoman Oka Astawa (2005)yang mengkaji tentang manfaat Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Eka Praja di Kantor Bupati Bangli mengatakan bahwa manfaat KPN Eka Praja dirasakan baik oleh anggotanya dari segi ekonomi maupun dari segi sosial; studi kasus Rosita (2009) yang mengkaji manfaat koperasi terhadap ketahanan ekonomi keluarga, mengatakan bahwa manfaat-manfaat koperasi berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi keluarga dengan menggunakan indikator pendapatan dan pengeluaran rumah tangga
untuk mengukur
ketahanan ekonomi keluarga. Penelitian ini tetap penulis lakukan karena belum pernah ada penelitian pada Pusat Kopersi Kartika Tidar Magelang oleh peneliti yang lain. Selain itu untuk menambah wawasan penulis tentang faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan
koperasi serta strategi pemberdayaan koperasi
dalam
mendukung ketahanan ekonomi keluarga, dengan menggunakan indikator pengeluaran rumah tangga untuk mengukur ketahanan ekonomi keluarga.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian tesis, yaitu: 1.5.1
Manfaat teoritis Penelitian ini menjadi bahan masukan, memperkaya dunia kepustakaan ilmu ketahanan nasional terutama yang berkaitan dengan koperasi dan peningkatan ketahanan ekonomi keluarga.
8
1.5.2
Manfaat praktis a) Bagi anggota Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang untuk mengetahui
prospek
perkembangan
koperasi
untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota. b) Bagi Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang untuk membantu membangun strategi pemberdayaan Pusat Koperasi Kartika Tidar Magelang dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga. c) Bagi peneliti menambah wawasan pengetahuan peneliti tentang tema yang bersangkutan.