BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tengah terjadi suatu degradasi terhadap lingkungan sebagai salah satu dampak langsung perkembangan teknologi transportasi. Emisi gas buang yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar 70% dari seluruh penyebab pencemaran udara di perkotaan. Studi di beberapa kota besar antara lain Serang, Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya termasuk Denpasar serta kota-kota lain sepanjang pantai utara Pulau Jawa telah menunjukkan bahwa pencemaran udara yang terjadi sudah dan/atau hampir melampaui standar kualitas udara ambien khususnya untuk parameter oksida nitrogen (NOx), partikel (SPM10) dan hidrokarbon (HC). Bila dilakukan evaluasi dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997, kondisinya sudah termasuk kategori ”sedang” dengan penjelasan bahwa tingkat kualitas udara tersebut tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan sensitif dan nilai estetika (Kusminingrum, dan Gunawan, 2008). Dampak lain yang disebabkan oleh transportasi adalah kebisingan. Kendaraan bermotor seringkali dimodifikasi sehingga menghasilkan suara yang melebihi batas kebisingan yang diijinkan sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan sekitarnya. Kebisingan ini lebih menyebabkan gangguan secara psikologis seperti perasaan tidak tenang dan terganggu karena adanya suara-suara
1
2
yang tidak nyaman didengar sehingga dapat berpengaruh pada efektivitas kerja dan kinerja seseorang (Asmaningprojo, 1995). Saat ini, suatu terobosan baru telah dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan yaitu dengan memberlakukan “Car Free Day” atau “Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB)”. Program ini melibatkan peran serta masyarakat dengan lebih aktif dalam upaya menciptakan suasana yang lebih bersih, bebas dari polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan dan kebisingan akibat suara mesin kendaraan. Pada prinsipnya, program ini sangat sederhana yaitu dengan menutup satu ruas jalan dan hanya mengijinkan kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki untuk menikmati udara segar dengan bebas. Gerakan ini telah dilaksanakan di seluruh dunia dan setiap tanggal 22 September telah ditetapkan sebagai “World Car Free Day”. Pemerintah Kota Denpasar juga telah ikut berpartisipasi dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan di Kota Denpasar dengan mencanangkan Car Free Day Kota Denpasar pada tanggal 15 Agustus 2009 dan pelaksanaan Car Free Day pertama di Kota Denpasar dilaksanakan pada keesokan harinya yaitu pada tanggal 16 Agustus 2009 yang dilaksanakan di Lapangan Puputan Badung di depan Museum Bali. Namun, untuk selanjutnya dilaksanakan di seputar Lapangan Puputan Margarana Renon Denpasar. Pelaksanaaan Car Free Day ini dimulai pukul 06.00 WITA sampai 10.00 WITA. Masyarakat cukup antusias dengan program ini, apalagi pemerintah juga mengadakan acara-acara menarik bagi para peserta antara lain demo memasak, pertunjukan band pelajar dan lain sebagainya. Sebelum program Car Free Day ini
3
dilaksanakan, kawasan Lapangan Puputan Margarana Renon memang sudah menjadi tempat untuk melakukan aktivitas olah raga pada setiap paginya dan akan bertambah ramai setiap minggu pagi seiring dengan dilaksanakannya Car Free Day. Melalui program ini, masyarakat menjadi lebih tertarik untuk melakukan olah raga pagi baik itu lari, bersepeda ataupun hanya berjalan-jalan santai bersama keluarga sambil menikmati suasana alam bebas asap kendaraan bermotor di tengah hiruk pikuk Kota Denpasar. Di kawasan Lapangan Puputan Margarana Renon terdapat beberapa ruas jalan dimana ruas jalan terpadat adalah Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon. Sejauh ini belum diketahui berapa besar tingkat kebisingan yang terjadi akibat arus lalu lintas. Dalam kaitannya dengan ini, maka diperlukan pula suatu perhitungan terhadap kinerja ruas Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar sebagai tempat dilaksanakannya Car Free Day pada setiap hari minggunya. Selain itu, ada program lain yang telah dilaksanakan secara rutin oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar yaitu uji petik (spot check) gas buang kendaraan bermotor. Uji petik ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kandungan gas CO dan HC yang dihasilkan oleh setiap kendaraan, apakah masih dalam batas yang diijinkan atau tidak. Belum ada suatu ukuran pasti seberapa besar pelaksanaan Car Free Day ini dapat menurunkan tingkat pencemaran udara dan kebisingan yang terjadi di seputaran Renon. Jika pelaksanaan Car Free Day memang mampu menurunkan tingkat pencemaran udara dan kebisingan, maka berapa besar perbedaan pencemaran udara maupun kebisingan yang terjadi antara saat pelaksanaan Car
4
Free Day maupun pada hari biasa. Jika memang cukup signifikan maka program ini harus terus dikembangkan semaksimal mungkin dan bahkan harus disebarluaskan pelaksanaannya di seluruh wilayah di Kota Denpasar atau bahkan di seluruh Provinsi Bali. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan pencemaran udara dan kebisingan yang terjadi di kota Denpasar, yaitu: 1. Bagaimanakah kinerja ruas Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon pada saat ini (meliputi kapasitas ruas jalan, derajat kejenuhan, dan tingkat pelayanan jalan)? 2. Bagaimanakah tingkat polusi udara dan kebisingan pada ruas jalan tersebut serta berapa besar perbedaan tingkat polusi udara dan tingkat kebisingan antara saat pelaksanaan Car Free Day maupun hari biasa? 3. Bagaimanakah model hubungan kebisingan dengan volume lalu lintas dan model hubungan kebisingan dengan kecepatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disusun tujuan penulisan tesis ini, meliputi: 1. Menghitung kinerja ruas Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar sebagai tempat pelaksanaan Car Free Day
5
2. Mengukur tingkat pencemaran udara dan kebisingan akibat lalu lintas pada hari kerja dan pada waktu pelaksanaan Car Free Day serta berapa besar perbedaan tingkat pencemaran udara dan kebisingan yang terjadi pada saat Car Free Day maupun pada hari biasa 3. Membuat suatu model hubungan kebisingan dengan volume lalu lintas dan model hubungan kebisingan dengan kecepatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang seluasluasnya pada pemerintah selaku pemegang kebijakan, institusi terkait, mahasiswa maupun masyarakat umum. Manfaat yang diharapkan dapat diambil antara lain: 1. Institusi terkait diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menciptakan suatu lingkungan yang lebih bersih demi kepentingan semua misalnya bagi Dinas Perhubungan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar pelaksanaan bagi pelaksanaan Car Free Day di tempat lain 2. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai suatu referensi tentang kinerja ruas jalan dan tingkat pencemaran udara maupun kebisingan yang terjadi di Kota Denpasar untuk kepentingan penelitian selanjutnya 3. Sedangkan bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai kinerja ruas jalan dan tingkat pencemaran udara maupun kebisingan yang telah terjadi di Kota Denpasar
6
1.5 Batasan Penelitian Dalam tesis ini, untuk memperdalam pembahasan maka dilakukan pembatasan penelitian yang akan dibahas antara lain: 1. Pengujian kualitas udara dan kebisingan dilakukan di 1 (satu) titik sepanjang ruas jalan pelaksanaan program Car Free Day yaitu di Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar. Pemilihan lokasi survei yang hanya di lakukan pada satu titik adalah untuk efisiensi dalam pendanaan khususnya untuk pengambilan dan pengolahan sampel pencemaran udara. 2. Pengujian pencemaran udara dan kebisingan dilakukan pada hari minggu selama pelaksanaan program Car Free Day (4 jam) dan pada satu hari saat tidak diberlakukan Car Free Day atau hari biasa (12 jam) 3. Pengujian kinerja ruas jalan dilakukan dengan survei volume lalu lintas dan kecepatan lalu lintas (kecepatan rata-rata ruang) 4. Fluktuasi tingkat pencemaran udara dan suara akibat variasi harian maupun mingguan diabaikan 5. Dampak pelaksanaan program Car Free Day di luar jaringan jalan tempat diberlakukannya program ini tidak ditinjau 6. Survei akan dilaksanakan pada hari minggu dimana pada saat pelaksanaan Car Free Day ini tidak ada kegiatan musik ataupun kegiatan lain yang akan menimbulkan kebisingan tinggi yaitu pada Tanggal 8 Mei 2011 dan untuk survei hari biasa dilakukan pada Tanggal 9 Mei 2011.