1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan.
Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. (Harjito dan Martono, 2005). Tujuan perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen keuangan dengan hati-hati dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lain yang berdampak terhadap nilai perusahaan (Jensen dan Smith, 1994; Fama dan French, 1998). Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan deviden. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan, dengan demikian keputusan-keputusan
2
tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya (Mbodja dan Mukhrejee, 1994; dan Qureshi, 2006).
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar
dividen. Dividen adalah proporsi laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang
dimiliknya (Sunariyah, 2004). Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh
perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividen tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah perusahaan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi. Dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005). Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Teori kebijakan dividen mengkaji tentang dampak penentuan besarnya alokasi laba pada dividen dan laba ditahan terhadap nilai pasar saham yang berlaku. Ini berarti investor dihadapkan pada dua pilihan apakah hasil pengembalian dividen diberikan dalam bentuk tunai (capital gain),
3
sehingga investor mendapatkan capital gain karena nilai saham meningkat. Teori Bird in The Hand menganggap bahwa pembayaran dividen yang dilakukan saat
ini adalah lebih baik daripada capital gain di masa yang akan datang. Sejalan
dengan teori Bird in The Hand, signaling theory menekankan bahwa pembayaran
dividen merupakan sinyal bagi pasar bahwa perusahaan memilki kesempatan tumbuh di masa yang akan datang, sehingga pembayaran dividen akan untuk apresiasi pasar terhadap saham perusahaan yang bersangkutan, meningkatkan
dengan demikian pembayaran dividen akan meningkatkan nilai perusahaan. Namun, toeri ini berbeda dengan Teori dividen tidak relevan dari Modigliani dan Miller. Menurut MM, nilai suatu perusahaan tidak di tentukan oleh besar kecilnya dividen, tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas resiko perusahaan. Selain kebijakan dividen, kebijakan utang berperan penting dalam menjelaskan nilai perusahaan, Menurut Brigham dan Gapenski (1996), nilai perusahaan dapat ditingkatkan melalui kebijakan utang. Besarnya utang digunakan oleh perusahaan adalah suatu kebijakan yang berhubungan dengan struktur modal. Kebijakan utang merupakan penentuan berapa besarnya utang akan digunakan perusahaan dalam mendanai aktivanya yang ditunjukan oleh rasio total hutang dengan total aktiva. Kebijakan utang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru. Menurut Babu dan
4
Jain (1998) terdapat empat alasan mengapa perusahaan lebih menyukai menggunakan utang daripada menerbitkan saham baru, yaitu (1) adanya manfaat
pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran utang lebih murah
daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) Lebih mudah mendapatkan
pendanaan hutang baru daripada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih adanya utang baru daipada saham baru. besar
Mogdiliani dan Miller (1963) menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi
utang semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hal ini berkaitan dengan adanya keuntungan dari pengurangan pajak karena adanya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan utang tersebut mengurangi penghasilan yang terkena pajak karena adanya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan utang tersebut mengurangi penghasilan yang terkena pajak. Nilai perusahaan akan maksimum apabila perusahaan semakin banyak menggunakan utang, yang disebut corner optimum debt decision. Pada kenyataanya, penggunaan utang 100% sekarang ini sulit dijumpai dan menurut trade off theory semakin tinggi utang maka semakin tinggi beban kebangkrutan
yang
ditanggung
perusahaan.
Penambahan
utang
akan
meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan perusahaan. Semakin besar utang, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya. Risiko kebangkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih tinggi daripada pengehematan pajak. Oleh karena itu perusahaan harus sangat hati-hati dalam
5
menentukan kebijakan utangnya karena peningkatan penggunaan utang akan menurunkan nilai perusahaanya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007) .
Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh variabel dividend payout
ratio dan debt to asset ratio terhadap price to book value menunjukkan hasil yang berbeda sebagaimana yang ditemukan oleh Taswan dan Soliha (2002) menguji
pengaruh kebijakan utang, kebijakan dividen dan firm size terhadap nilai
perusahaan, hasilnya kebijakan hutang dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan firm size terbukti mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005) yang menyatakan bahwa kebijakan investasi, kebijkan hutang dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya, Ningrum (2006) menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian dan perbedaaan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah dikemukakan, maka penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh kebijakaan dividen dan kebijakan utang terhadap nilai perusahaan. Hal ini menarik perhatian penulis untuk membuktikan pengaruh kedua faktor di atas terhadap nilai perusahaan sektor manufaktur melalui penulisan Tugas Akhir ini dengan judul “PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN DEBT TO ASSET
RATIO
TERHADAP
PRICE
TO
BOOK
VALUE
PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006 – 2010”
6
1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang diidentifikasikan penelitian ini adalah : dalam
1. Apakah Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap Price to
Book Value (PBV) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2006-2010 secara parsial? 2. Apakah Debt to Total Asset (DAR) berpengaruh terhadap Price to Book Value (PBV) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010 secara parsial? 3. Apakah
Dividend Payout Ratio dan Debt to Total Asset (DAR)
berpengaruh terhadap Price to Book Value (PBV)
pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006 - 2010 secara simultan?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR)
terhadap Price to Book Value (PBV) pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010 secara parsial 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Total Asset (DAR) terhadap Price to Book Value (PBV) pada perusahaan
7
manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010 secara
parsial
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dividend Payout Ratio
dan Debt to Total Asset (DAR) terhadap Price to Book Value (PBV)
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2006 - 2010 secara simultan
1.3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan mengenai kinerja keuangan perusahaan terutama tentang kebijakan utang, kebijakan dividen dan nilai perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Memberikan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan utang dan kebijakan dividen dalam mengelola utang mereka, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. 3. Bagi Pihak Investor Memberikan pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan.
8
4. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
1.4. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan analisis fundamental dalam penilaian saham di
pasar modal. Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitikberatkan pada rasio finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analsisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa : yaitu analisis ekonomi, analisis industri dan analisis perusahaan. Analisis fundamental tidak menaruh perhatian terhadap pola pergerakan saham di masa silam tetapi berusaha menentukan nilai yang tepat untuk suatu saham (Manurung, 2003). Analisis fundamental merupakananalisis yang seering dilakukan dalam penelitian investasi dan untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga atau mispriced (Chandra, 2010:10) Rasio yang digunakan dalam penelitian saham ialah price to book value. PBV dihubungkan dengan faktor fundamental karena rasio ini sangat tergantung pada data pasar keuangan emiten (Manurung, 2003). Hubungan tersebut diindikasikan
9
juga melalui pernyataan Brealey dan Myers bahwa PBV merupakan dari analisis laporan keuangan yang merupakan informasi kondisi keuangan emiten sebagai
faktor fundamental (Chandra,2010:11). Unsur-unsur keuangan fundamental antara
lain ialah laba, dividen, struktur modal, proyeksi dan risiko (Manurung,2003),
maka rasional apabila kinerja perusahaan yang diukur melalui Price to Book (PBV) sebagai cerminan dari Dividend Payout Ratio (DPR) dan Debt to Value Ratio (DAR) Asset
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dibuat skema dalam gambar dibawah ini : Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Dividend Payout Ratio Price to Book Value Debt to Total Asset
Sumber : diolah kembali 1.5. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan
10
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. (Sugiyono, 2008)
Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan
bentuk pengaruh antara variabel-variabel bebas dan terikat. Hipotesis nol (Ho)
menyatakan tidak adanya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan adanya pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Penelitian ini akan membahas pengaruh kebijakan dividen dan kebijakan utang terhadap nilai perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 1.5.1 Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Price to Book Value Perbedaan hasil penelitian terdapat pada pengaruh antara dividend payout ratio dengan price to book value. Penelitian yang dilakukan oleh Taswan dan Soliha (2002) menunjukan bahwa dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap price to book value. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005) menunjukan dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap price to book value Pembayaran dividen merupakan sinyal bagi pasar bahwa perusahaan memiliki kesempatan untuk tumbuh di masa yang akan datang, sehingga pembayaran dividen akan meningkatkan apresiasi pasar terhadap saham perusahaan yang bersangkutan, dengan demikian pembayaran dividen berimplikasi positif dengan nilai perusahaan.
11
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
H : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara DPR terhadap o
PBV
1.5.2
Ha1 : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara DPR terhadap PBV Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Price to Book Value Hasil penelitian Taswan dan Soliha (2002) menunjukan bahwa debt to
asset ratio tidak berpengaruh terhadap price to book value. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005) menunjukan bahwa debt to asset ratio berpengaruh positif terhadap price to book value. Utang dapat mengurangi atau menghilangkan agency problem karena dengan utang maka manager perusahaan akan diawasi ketat oleh kreditur. Manajer akan lebih berhati-hati dan lebih baik lagi dalam mengelola perusahaan sehingga nilai perusahaan akan semakin bagus. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara DAR terhadap PBV Ha2 : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara DAR terhadap PBV 1.5.3
Pengaruh Kebijakan Dividen dan Kebijakan Utang terhadap Nilai Perusahaan
12
Untuk menguji hubungan antara kebijakan dividen dan kebijakan utang
secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan, maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis Ketiga
Ho :
Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara DPR dan DAR terhadap PBV
Ha3 :
Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara DPR dan DAR terhadap PBV Untuk menghindari kekeliruan (risiko) atas pengambilan kesimpulan dari
pengujian hipotesis, maka penulis menetapkan taraf nyata (taraf signifikan) sebesar 0,05 untuk mengetahui batas–batas penentuan apakah akan menerima hipotesis atau alternatif. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan menerima Ha 1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
analisis
deskriptif.
Analisis
deskriptif
adalah
analisis
yang
menggunakan metode statistik untuk mengetahui pola sejumlah data penelitian, merangkum informasi yang terdapat dalam data penelitian dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang diinginkan. Tahap-tahap analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
13
a.
kebijakan utang, dan nilai perusahaan.
Mengidentifikasi variabel penelitian, yaitu kebijakan dividen,
b.
Melakukan pengolahan data penelitian dengan menggunakan
program SPSS 18.00 for windows untuk mengetahui bagaimana
pengaruh tingkat kebijkan dividen, kebijakan utang terhadap nilai
perusahaan.
Data Peneltian 1.6.2.
1.6.2.1.Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data numerik yang berupa angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan dan hasil perhitungan 1.6.2.2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Indonesian Directory Exhange (IDX) pada website www.idx.co.id serta Indonesian Capital Market Directory (ICMD), yaitu laporan keuangan dari perusahaan manufaktur pada periode 2006-2010. 1.6.2.3.Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang relevan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian akan digunakan beberapa teknik, yaitu : 1. Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literature-literature yang membuat pembahasan yang berkaitan dengan melakukan klasifikasi dan kategori bahan-bahan
14
tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian dengan
mempelajari dokumen-dokumen atau data yang diperlukan,
dilanjutkan dengan pencatatan dan perhitungan.
2. Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dari Indonesian
Capital Market Directory tahun 2006–2010, jurnal-jurnal, serta referensi pendukung lainnya.
Populasi dan Sampel Penelitian 1.6.3.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai dari tahun 2006-2010 sebanyak 15 perusahaan. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Dari populasi tersebut akan diambil sejumlah sampel yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang telah go public dan listing di BEI pada tahun 2006-2010. 2. Mempublikasikan laporan keuangan selama periode pengamatan 2006 – 2010 3. Perusahaan – perusahaan yang rutin membagikan dividen.
1.6.4. Variabel Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang
15
mempengaruhi timbulnya variabel dependen. Sedangkan variabel dependen
adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.
Debt to Asset Ratio (DAR) dan Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan
variabel independen dan Price to Book Value (PBV) merupakan variabel
dependen.
Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai definisi operasional
variabel yang digunakan dalam penelitian
Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel No
Variabel
Pengertian
Skala
1
DPR
Perbandingan
(X1)
Diveidend per Share dan
antara Rasio
Earning per Share 2
DAR
Perbandingan antara total Rasio
(X1)
utang
terhadap
total
aktiva 3
PBV
Perbandingan
(Y)
harga
saham
nilai buku Sumber : data diolah kembali 1.6.5. Metode Analisis Data
antara Rasio terhadap
Rumus
16
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan yaitu
menggunakan alat analisis korelasi dan regresi berganda.
Korelasi 1.6.5.1
Analisa korelasi yang ditujukan untuk mengukur pengaruh beberapa peristiwa yang berlainan atas suatu peristiwa tertentu maka analisa tersebut dinamakan multiple correlation. Sementara itu, partial correlation, yaitu analisa
korelasi pengaruh suatu peristiwa atas suatu peristiwa lainnya. Menurut Imam Ghozali (2011) analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukan hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis ini hanya mengukur derajat hubungan linier antara variabel dependen dengan variabel independen, dimana derajat hubungan tersebut dinyatakan dengan r (koefisien korelasi). Menurut Suliyanto (2011) suatu variabel dikatakan memiliki hubungan dengan variabel lain, jika perubahan satu variabel diikuti dengan perubahan variabel lain. Apabila perubahan variabel tidak diikuti oleh variabel lain maka dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut tidak berkorelasi. Selanjutnya, Suliyanto (2011:15) menyatakan bahwa besarnya korelasi berkisar -1 sampai dengan 1 (-1 ≤ r ≤ 1). Jika koefisien korelasi sebesar (mendekati) -1 berarti di kedua variabel tersebut memiliki hubungan negatif atau berlawanan arah. Artinya, semakin tinggi nilai variabel X maka akan semakin rendah nilai variabel Y.
17
Sebaliknya, jika koefisien korelasi sebesar (mendekati) +1 berarti di kedua variabel tersebut memiliki hubungan positif atau satu arah. Artinya, semakin
tinggi nilai variabel X maka akan semakin tinggi nilai variabel Y.
1.6.5.2 Regresi Berganda
Menurut
Suliyanto
(2011)
analisis
regresi
merupakan
analisis
ketergantungan dari satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel
tergantung, dengan tujuan untuk menduga atau memprediksi nilai rata-rata populasi berdasarkan nilai- nilai variabel bebasnya. Analisis regresi yang digunakan untuk memprediksi satu variabel tergantung (dependent variabel) berdasarkan pada satu variabel bebas (independent variabel) disebut dengan analisis regresi linier sederhana, sedangkan analisis regresi yang digunakan untuk memprediksi satu variabel tergantung berdasarkan dua atau lebih variabel bebas disebut dengan analisis regresi berganda. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk analisis pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi berganda linier untuk penelitian ini adalah : y = a + b1X1 + b2X2 + ....... + ԑ Keterangan : Y = Nilai yang diramalkan a = Konstanta (intercept) b = Koefisien regresi (slope) X = Variabel bebas ԑ = Nilai residu
18
Dalam mengolah data pada penelitian ini digunakan alat bantu software SPSS versi 18.0 for Windows.
1.6.5.3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik harus dilakukan untuk memastikan bahwa model regresi yang akan digunakan benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi, yaitu tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi autokorelasi, serta tidak
terjadi heterokedastisitas. a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independent mempunyai ditribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, uji grafik yaitu dengan melihat tampilan grafik Histogram maupun grafik normal plot (Gozali, 2007). Pada Uji Kolmogorov-Smirnov apabila nilai Asymp. Sig menyatakan lebih besar dari level of signifikan yang dipakai, berarti data residual terdistribusi normal.
b.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi yang digunakan terdapat korelasi antar variabel bebasnya (variabel independent). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan beberapa cara:
19
1.
Apabila nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak
yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2.
Menganalisis
matriks
korelasi
variabel-variabel
bebas
(independen).
3.
Dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas
manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang rendah atau sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Batasan yang umum dipakai adalah 0,1 untuk tolerance atau sama dengan 10 untuk VIF. Jadi jika hasil regresi memiliki nilai tolerance < 0,1 atau VIF > 10, maka dikatakan telah terjadi multikolinearitas diantara variabelvariabel bebasnya. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
20
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka
digunakan Durbin-Watson Significance Table.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu pengujian yang dapat dilakukan untuk menyelidiki masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar dari scatterplot yang dihasilkan oleh SPSS ver. 18.0. Apabila diagram pencar membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Namun apabila diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas
1.6.5.4.Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas. Koefisien ini dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (R2). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
21
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model. Oleh karena itu, dalam penelitian ini nilai R2 yang
digunakan adalah adjusted R2. Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara
0 dan 1. 1.6.5.5.Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan, perlu digunakan analisis regresi melalui uji t maupun uji F. Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun simultan serta mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. a. Uji Statistik F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y secara bersama-sama (simultan). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian menurut Ghozali (2006) yaitu dilakukan dengan bantuan program SPSS ver. 18.0, lalu untuk memperoleh kesimpulan uji F tersebut harus membandingkan hasil Fhitung dengan Ftabel, dengan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Bila Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima Bila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak
22
b. Uji Statistik t
Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel X mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel Y secara satu-satu (parsial). Langkahlangkah yang ditempuh dalam pengujian menurut Ghozali (2006) yaitu dilakukan dengan bantuan program SPSS ver. 18.0, lalu untuk memperoleh kesimpulan uji t tersebut harus membandingkan hasil thitung dengan ttabel, dengan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Bila thitung > ttabel maka Ho ditolak Bila thitung ≤ ttabel maka Ho diterima Sedangkan untuk mencari ttabel digunakan daftar distribusi t dengan kebebasan atau degree of freedom (n-k-1).
1.7.Tempat dan Waktu Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan media internet dan melakukan studi pustaka untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Waktu yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah selama 3 bulan, dimulai sejak bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012.