BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan sudah pasti berbeda satu dengan yang lainnya, identitas perusahaan merupakan pembeda satu perusahaan dengan yang lainnya, walaupun beberapa perusahaan menawarkan hal yang sama. Identitas sebuah perusahaan juga menjadi ciri khas perusahaan tersebut, terutama identitas visualnya. Menurut Landa (2011) identitas visual (visual identity) merupakan hubungan hal yang bersifat visual dan verbal pada sebuah brand, termasuk segala aplikasi yang berhubungan dengan desain, seperti logo, kartu nama, dan aplikasi lainnya, yang sering pula disebut sebagai brand identity, branding, dan corporate identity (Hal. 240). Logo sebagai salah satu bentuk identitas visual merupakan kata atau lambang yang merepresentasikan sebuah perusahaan atau produk, baik material maupun imaterial. Logo adalah simbol unik yang mengidentifikasikan sesuatu, serta merupakan perwujudan segala sesuatu yang ingin ditampilkan oleh sebuah brand, kelompok, maupun individu. Brewphobia Coffee merupakan sebuah kafe yang didirikan oleh tiga orang entrepreneur, yakni Mirza Luqman Effendy, Pinardi Setiawan, serta Stefanus Rusli. Kafe ini diberi nama Brewphobia Coffee karena menurut pendapat pendirinya, banyak orang yang masih takut membuat kesaahan saat menyeduh
1
kopi. Pemilik kafe ini menginginkan masyarakat luas dari semua kalangan dapat merasakan kopi yang baik. Brewphobia Coffee kini memiliki dua store yang terletak di Bluegreen Office Kembangan dan di Lotte Mart Kuningan City. Brewphobia Coffee masih akan membuka beberapa cabang lagi. Brewphobia Coffee memiliki visi menjadikan bisnis kopi specialty menjadi bisnis yang dikenal lebih luas ke semua lapisan masyarakat melalui program edukasi kopi dan produk sejenisnya kepada para konsumen Brewphobia Coffee. Citra yang ditampilkan oleh Brewphobia Coffee sekarang adalah bahwa Brewphobia Coffee merupakan kafe yang menyajikan kopi yang berkualitas baik bagi semua kalangan. Ke depannya, Brewphobia Coffee ingin menunjukkan citra baru, bahwa kafe ini ingin menyajikan kopi yang berkualitas baik, khususnya kopi dari Indonesia. Menurut pemilik, kopi Indonesia memiliki kualitas yang baik, namun masih belum diketahui oleh masyarakat Indonesia sendiri. Pemilik juga ingin menyempitkan target pasarnya menjadi pekerja kantoran, dan dengan status ekonomi menengah ke atas. Mengacu pada penjelasan di atas, yakni perubahan citra dan target yang ingin dilakukan pemilik inilah, yang kemudian mendasari penulis melakukan penelitian perancangan identitas visual Brewphobia Coffee.
2
1.2. Rumusan Masalah Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1. Bagaimana merancang logo yang dapat mencerminkan citra Brewphobia Coffee? 1.2.2. Bagaimana merancang graphic standard manual (GSM) yang mengatur konsistensi identitas visual Brewphobia Coffee? 1.3. Batasan Masalah Agar tetap terfokus, permasalahan yang dibahas dibatasi hanya pada pembuatan identitas visual Brewphobia Coffee, berupa logo dan pembuatan GSM, yang mencitrakan Brewphobia Coffee sebagai kafe dengan spesialisasi kopi Indonesia. 1.4. Tujuan Tugas Akhir Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1. Merancang logo yang dapat mencerminkan citra Brewphobia Coffee. 1.4.2. Merancang graphic standard manual (GSM) yang mengatur konsistensi identitas visual Brewphobia Coffee. 1.5. Manfaat Tugas Akhir Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah membuat logo yang konsisten dan dapat mencerminkan citra Brewphobia Coffee, serta aplikasi logo tersebut yang diatur dalam GSM. 1.6. Metode Pengumpulan Data Penelitian yang dilakukan penulis membutuhkan data yang bersifat kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2010:4), metode kualitatif
3
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dari orang dan perilaku yang diamati. Metode pengumpulan data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: 1.6.1. Wawancara, dilakukan untuk mengetahui latar belakang, konsep, target pasar, serta informasi lainnya mengenai Brewphobia Coffee. 1.6.2. Studi literatur, dilakukan untuk memelajari mengenai identitas visual, serta bagaimana membuat identitas visual yang ideal. 1.6.3. Observasi, dilakukan untuk mengetahui masalah yang ada pada logo Brewphobia Coffee, sesuai dengan landasan teori. 1.7. Metode Perancangan Berikut ini merupakan tahapan proses perancangan identitas visual bagi perusahaan Brewphobia Coffee: 1.7.1. Tahap awal Penulis melakukan wawancara dengan pihak Brewphobia Coffee. Tujuan dilakukan wawancara ini adalah untuk memeroleh data mengenai perusahaan, seperti latar belakang perusahaan, visi dan misi, sejarah, serta informasi lainnya yang diperlukan. 1.7.2. Tahap penelitian Pada tahap ini, penulis awalnya melakukan studi literatur untuk mengetahui informasi mengenai identitas visual. Dari hasil studi literatur tersebut, penulis mengimplementasikan hasil wawancara dengan pihak Brewphobia Coffee ke dalamnya.
4
1.7.3. Tahap perancangan Setelah memeroleh hasil penelitian, penulis melanjutkan ke tahap perancangan. Penulis kemudian masuk ke tahap sketsa logo. Setelah pembuatan sketsa, penulis masuk ke tahap digitalisasi logo. Berikutnya penulis membuat ketetapan penggunaan logo dalam sebuah GSM. Tahap berikutnya adalah pengaplikasian logo, yaitu dengan membuat identitas visual lainnya bagi perusahaan ini, seperti kartu nama dan kop surat.
5
1.8. Skematika Perancangan
6