BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan dengan asumsi bahwa pemilik perusahaan atau pemegang saham
akan makmur jika kekayaannya meningkat.
Meningkatnya kekayaan dapat dilihat dari semakin meningkatnya harga saham yang berarti juga nilai perusahaan meningkat (Sulistiono, 2010). Pada umumnya untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan dengan menggunakan current ratio sebagai alat ukurnya. Perhitungan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Dalam mengukur current ratio tidak mengambil jumlah aset seluruhnya didalam membandingkan dengan liabilitasnya, melainkan hanya mengambil beberapa elemen dari aktiva lancar yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi yaitu kas, efek, dan piutang (Riyanto, 2002). Perlu diketahui adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas suatu perusahaan. Pertama, investasi pada harta tetap dimana pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu penyebab utama dari keadaan likuiditas. Jika rasio likuiditas menurun, masalah tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup
1
2
kebutuhan harta tetap yang meningkat. Kedua, volume kegiatan perusahaan yang meningkat akan memudahkan kebutuhan dari dana untuk membiayai harta lancar, dan ketiga, pengendalian harta lancar (Sawir, 2001). Apabila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi dalam persediaan dan
piutang
akan
menyebabkan
adanya
investasi
berlebih
yang
memungkinkan menurunnya rasio likuiditas (Syamsudin, 2009). Selain faktor likuiditas, profit juga dijadikan fokus perhatian utama oleh para investor dalam menilai kemampuan suatu perusahaan. Alat ukur finansial yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat profit, yaitu dengan melakukan analisis terhadap rasio profitabilitas. Menurut Brigham dan Houston (2001) profitabilitas dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba maka semakin tinggi return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan harga saham menjadi lebih baik. Apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil meningkatkan penjualan sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode sebelumnya yang mengisyarakatkan keberhasilan. (Sartono, 2001). Hasil penelitian Kristianto (2010) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, struktur modal, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3
Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan harga saham akan meningkat Sujoko (2007). Menurut Utomo (2000) dan Sulistiono (2010) nilai perusahaan dapat didefinisikan dari harga sahamnya. Utomo (2000) menyatakan bahwa nilai pasar suatu saham dapat dipergunakan sebagai tolak ukur nilai perusahaan yang sebenernya. Hal tersebut disebabkan karena harga pasar saham yang mengandung harapan mengenai masa depan suatu perusahaan. Secara sederhana definisi saham yaitu surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.
Dimana
menurut
Utomo
(2000)
nilai
perusahaan
ini
menggunakan nilai pasar atau saham. Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang akan dicapai perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur
yang sering dipakai
adalah rasio atau indeks,
yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang
4
lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan (Fahlevi, 2013). Penelitian mengenai likuiditas dan harga saham dilakukan oleh Clarensia dkk. (2011) menemukan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Penelitian mengenai hubungan ukuran perusahaan dengan harga saham menunjukkan hasil yang hampir sama. Pambudi (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Temuan ini menunjukkan bahwa investor mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam membeli saham. Sulistiono (2010), menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai patokan kinerja yang bagus.Hasil penelitian Fahlevi (2013) menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Return in Asset andDebt to Equity Ratio secara statistik simultan berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan. Sedangkan secara statistik parsial variabel Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan di bursa efek. Sektor pertambangan khususnya pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah orde baru mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Awal orde baru, pemerintahan saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi tabungan pemerintah relatif kecil,
sehingga
untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut
pemerintah
mengundang investor-investor asing untuk membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya di Indonesia. Adanya kegiatan pertambangan ini mendorong
5
pemerintah untuk mengaturnya dalam undang-undang (UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU No. 11/1967 tentang pokokpokok perusahaan pertambangan. Dalam UU tersebut pemerintah memilih mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik investasi asing. Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang ditemukan investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan KK, investor berfungsi sebagai kontraktor. Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi secara strategis dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu adanya pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya. Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih daripada diluar pertambangan. Beberapa kondisi tersebut dapat menjadi pertimbangan investor untuk melakukan investasi pada sektor pertambangan.
6
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini “PENGARUH
LIKUIDITAS,
PROFITABILITAS,
DAN
berjudul: UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat adalah: Apakah terdapat pengaruh likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan pada harga saham ? C. Batasan Masalah Batasan penelitian ini mengacu pada pengaruh likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan pada harga saham. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan pada harga saham. E. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan mempunyai manfaat yaitu bagi perusahaan, dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dalam aktivitas investasi, sepatutnya perusahaan memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi harga saham. Bagi investor, untuk menganalisis seberapa jauh kinerja keuangan suatu perusahaan dan melihat kondisi perusahaan tersebut baik atau tidak dalam menginvestasikan sahamnya. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan atau acuan sehingga penelitian ini dapat berkembang.