BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini terjadi persaingan di dalam dunia bisnis yang semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk selalu dapat menggunakan strateginya, mengembangkan eksistensi dan meningkatkan peluang usaha serta memperbaiki kinerja keuangan perusahaan agar kinerja perusahaan dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Di dalam studi kasus ini peneliti menemukan permasalahan yang terdapat di dalam sebuah perusahaan alas kaki PT Surya Intrindo Makmur Tbk. PT Surya Intrindo Makmur Tbk merupakan perusahaan go public yang listed di BEJ. Pokok permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut mengenai adanya lonjakan penjualan yang dialami oleh PT Surya Intrindo Makmur Tbk pada tahun 2006 yang disebabkan oleh limpahan pesanan dari China dan Vietnam. Hal tersebut terjadi karena diberlakukannya penerapan program anti dumping bagi China dan Vietnam dari Komisi Eropa. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam memperbaiki kinerja keuangan PT Surya Intrindo Makmur Tbk. Penerapan program anti dumping yang dimaksud adalah penerapan politik yang anti terhadap tindakan yang menjual produk ke luar negeri dengan harga yang lebih murah daripada harga dinegara sendiri. Berdasarkan kasus ini yang terkena penerapan politik anti dumping dari Komisi Eropa adalah negara China dan Vietnam pada tahun 2006.
1
2
Perusahaan alas kaki yang berpusat di Sidoarjo, Jawa Timur ini mencatat penjualan pada tahun 2005 sebesar Rp76,19 miliar sedangkan penjualan pada tahun 2006 sebesar Rp137,62 miliar. Penjualan yang dialami PT Surya Intrindo Makmur Tbk dari tahun 2005 menuju tahun 2006 naik sebesar 80,63%. Namun, karena tingginya beban usaha dan beban operasional akibat dari bahan baku yang digunakan untuk impor seluruhnya dan tingginya upah tenaga kerja serta tarif listrik sehingga pada tahun 2006 PT Surya Intrindo Makmur Tbk masih mengalami kerugian. Kerugian yang dialami perusahaan pada tahun 2006, baik rugi usaha maupun rugi bersih masing-masing sebesar Rp1,73 miliar dan Rp10,52 miliar. Kerugian tersebut jauh menurun dibandingkan pada tahun 2005, dalam hal ini pada tahun 2005 PT Surya Intrindo Makmur Tbk mencatat rugi usaha sebesar Rp 9,94 miliar dan rugi bersih sebesar Rp 14,77 miliar. Penurunan kerugian tersebut disebabkan karena peningkatan penjualan akibat dari pelimpahan pesanan dari China dan Vietnam yang terkena penerapan program anti dumping dari Komisi Eropa. Penurunan kerugian tersebut juga disebabkan karena penghapusan persediaan bahan baku yang rusak dari pembatalan pesanan dua tahun yang lalu dari pembeli. Pembatalan pesanan dari pembeli tersebut disebabkan karena dipicu oleh kekhawatiran atas keterlambatan pengiriman barang pasca maraknya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh buruh. Dengan demikian persediaan tersebut tidak layak pakai dan harus dimusnahkan serta dihitung sebagai pengurang kerugian. Melihat kondisi yang terjadi, maka penjualan perusahaan alas kaki tersebut mengalami penurunan dari tahun 2004 sebesar Rp93,13 miliar turun menjadi sebesar Rp76,19 miliar pada tahun 2005. Hal ini menimbulkan kenaikan kerugian yang
3
diakibatkan dari merosotnya penjualan dari tahun 2004 ke tahun 2005 tersebut. Melihat kerugian yang dialami tahun 2005, maka perusahaan berusaha meningkatkan penjualan dengan cara melakukan perbaikan produk sehingga biaya operasional perusahaan meningkat. Pada tahun 2005 tersebut, terjadi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh buruh, dengan demikian perusahaan akan menaikkan upah tenaga kerja sehingga biaya untuk tenaga kerja menjadi tinggi. Hal ini berakibat pada tahun 2006, PT Surya Intrindo Makmur Tbk masih mengalami kerugian. PT Surya Intrindo Makmur Tbk menanggapi unjuk rasa mengenai kenaikan upah tenaga kerja ini karena perusahaan tidak ingin mengambil risiko akan mogoknya tenaga kerja karena kurangnya upah yang diterima. Hal ini merupakan salah satu strategi perusahaan agar tetap dapat memenuhi pesanan pembeli dan meningkatkan penjualan agar dapat memperbaiki kinerja perusahaan. Pada tahun 2006, PT Surya Intrindo Makmur Tbk mengalami peningkatan penjualan hingga 80,63% namun masih menderita kerugian. Kenaikkan penjualan tersebut disebabkan karena lonjakan permintaan pesanan dari China dan Vietnam yang terkena penerapan program anti dumping dari Komisi Eropa. Melihat kondisi tersebut maka, dampak baik dari penerapan program anti dumping tersebut mulai dapat dirasakan pada tahun 2007. Pada akhir tahun 2007 perusahaan diproyeksikan dapat membukukan penjualan bersih atau pendapatan usaha sebesar Rp192 miliar dengan memperoleh laba bersih sebesar Rp2,8 miliar dan laba operasi sebesar Rp7,6 miliar. Dengan adanya penerapan program anti dumping dari Komisi Eropa ini maka, kondisi tersebut dapat menunjukkan iklim yang baik bagi perusahaan dan perusahaan
4
berharap kondisi ini tetap dapat dipertahankan. Melihat kondisi ini, perusahaan semakin yakin prospek usaha alas kaki ini dapat jauh lebih baik terkait dengan berlanjutnya penerapan anti dumping dari Komisi Eropa yang diperpanjang dalam tempo dua tahun ke depan. Dengan pertumbuhan usaha yang semakin berkembang ini, perusahaan PT Surya Intrindo Makmur Tbk berharap produksi alas kaki ini dapat ditingkatkan pada tahuntahun selanjutnya. Perusahaan ingin produksi alas kaki ini meningkat menjadi 2.400.000 pasang dari tahun 2006 yang hanya dapat menghasilkan 1.000.000 pasang dan pada tahun 2005 yang hanya menghasilkan sebanyak 700.000 pasang. Harapan untuk ke depan, PT Surya Intrindo Makmur Tbk akan membidik pasar Australia dan Selandia Baru karena selama ini yang menjadi sasaran pemasaran sepatu PT Surya Intrindo Makmur Tbk adalah pasar Eropa dan Amerika Serikat.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimana dampak penjualan terhadap laba (rugi) bersih dan laba (rugi) operasi perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya penerapan program anti dumping bagi China dan Vietnam dari Komisi Eropa?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menemukan fakta-fakta yang dapat menunjukkan dampak penjualan terhadap laba (rugi) bersih dan laba (rugi) operasi perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya penerapan program anti dumping dari Komisi Eropa.
5
1.4. Kontribusi Penelitian Kontribusi didalam penelitian ini adalah: • Memberikan pengetahuan dan penjelasan mengenai dampak penjualan terhadap laba (rugi) bersih dan laba (rugi) operasi perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya penerapan program anti dumping dari Komisi Eropa.
1.5. Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah: • Penelitian ini hanya sebatas mengetahui dampak penjualan terhadap laba (rugi) bersih dan laba (rugi) operasi perusahaan dengan adanya penerapan program anti dumping. • Tahun yang digunakan peneliti di dalam melakukan penelitian ini hanya sebanyak 4 tahun yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 karena menyangkut keterbatasan data perusahaan yang berhasil dikumpulkan. • Penelitian yang dilakukan peneliti hanya menggambarkan studi kasus pada satu buah perusahaan saja sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat digenaralisasikan.