BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masa anak-anak merupakan suatu masa di mana terjadi berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Proses perkembangan ini tidak hanya dialami oleh anak normal saja. Namun proses perkembangan juga dialami oleh anak tunagrahita, untuk itu masa anak- anak ini disebut sebagai golden age. Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata- rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah- istilah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective dan lain- lain.1 Tunagrahita berasal dari kata tuna dan grahita, tuna yang berarti luka, rusak, atau ketiadaan dan grahita dari kata grahito yang berarti akal. Tunagrahita ditandai dengan ciri umumnya adalah kelemahan dalam berfikir atau ketidak mampuan dalam berperilaku adaptif. Menurut Moh. Amin mengemukakan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan
dibawah
rata-
rata,
mengalami
keterbelakangan
dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.2
1
Somantri, T. Sutjihati. 2007. Psikologi anak luar biasa.Bandung : PT. Refika Aditama Moh. Amin (1995: 11) (dalam jurnal permainan Bocce terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar anak tunagrahita sedang. 2012) 2
1
2
Kirk & Gallagher melalui AAMD (American Association on Mental Defeciency) mendefinisikan tunagrahita adalah mental retardation refers to significantly
subaverege
general
intellectual
functioning
existing
concurrently with deficits in adaptif behavior and manifested during the development period, definisi tersebut menekankan bahwa anak tunagrahita mengacu pada fungsi intelektual umum yang nyata berada dibawah rata- rata bersamaan dengan kekurangan dalam adaptif tingkah laku dan berlangsung dalam masa perkembangan.3 Bratanata mendefinisikan tunagrahita adalah jika seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (dibawah normal), sehingga untuk meneliti tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara sepesifik, termasuk dalam program pendidikannya.4 Seseorang dikategorikan sebagai tunagrahita apabila memiliki dua hal, yaitu perkembangan intelektual yang rendah dan kesulitan dalam perilaku adaptif. Ketrampilan perilaku adaptif mencakup area perkembangan ketrampilan fisik, komunikasi, menolong diri, ketrampilan sosial, fungsi kognitif, memelihara kesehatan dan keselamatan diri, ketrampilan berbelanja, orientasi lingkungan, serta ketrampilan vokasional.5 Secara umum anak tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh dibawah rata- rata, sehingga anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam 3
Krik & Gallagher (dalam Amin, 1995:16) Bratanata, 1979 (dalam Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT.Bumi Aksara) 5 Dalam jurnal permainan Bocce terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar anak tunagrahita sedang. 2012: UPI 4
3
tugas- tugas akademik, dan anak tungrahita memerlukan layanan kusus untuk melakukan tugas- tugas akademik tersebut. 6 Biasanya anak tunagrahita mengalami kesusahan dalam pengembangan motoriknya salah satunya adalah motorik kasar sehingga hal ini perlu dilakukan latihan untuk mengembangkan dan mengasah kemampuan motorik kasar anak tunagrahita. Perkembangan motorik pada anak memang merupakan suatu hal yang sangat penting, pada tahapan perkembangan terutama
sebagai
penunjang
perkembangan
pada
anak
usia
dini.
Perkembangan motorik merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh orangtua, baik itu perkembangan motorik halus maupun perkembangan motorik kasar anak. Berdasarkan observasi dilapangan serta penuturan dari salah satu guru di SLB River Kids Malang “ bu Diana”. Mengatakan bahwa anak tunagrahita rata- rata mengalami kemunduran dalam hal perkembangannya yang dilalui sesuai dengan usia yang sebenarnya. Anak tunagrahita mengalami kemunduran dua tahun dari usia yang sebenarnya, untuk itu anak tunagrahita perkembangannya lebih lambat dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Anak Tunagrahita pada umumnya tidak hanya memiliki satu gangguan tunagrahita saja, namun biasanya juga memliki gangguan- gangguan yang lain yang menyertai gangguan tunagrahita. Gangguan yang paling sering menyertai gangguan tunagrahita yakni gangguan hiperaktif, cerebral palsy
6
Somantri, Sujihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama
4
atau CP, dan gangguan keterlambatan berbicara, oleh karenanya anak penyandang tunagrahita ini mengalami gangguan dan kendala dalam proses perkembangannya. Gangguan perkembangan tersebut diantaranya adalah perkembangan yang paling dasar yang harus dilewati oleh anak yakni perkembangan motorik tutur “Bu Iin” dari salah satu guru SLB River Kids Malang. Perkembangan motorik juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan anak usia dini, tidak terkecuali pada anak tunagrahita. Jika dalam perkembangan motorik anak normal. Perkembangan motorik kasarnya berkembang sesuai dengan usia mereka secara otomatis, merupakan anggapan yang keliru karena perkembangan
motorik kasar anak juga
memerlukan bantuan dari para pendidik, orangtua ataupun guru begitu pula perkembangan motorik anak tunagrahita.7 Menurut sujiono, motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan Yudha dan Rudiyanto mengatakan bahwa motorik adalah berbagai bentuk perilaku gerak manusia.8 Cuts dan Hurlock, mengungkapkan bahwa ketrampilan motorik dibagi menjadi dua jenis yaitu ketrampilan gerak kasar dan ketrampilan motorik halus.9 Ketrampilan motorik kasar inilah yang sering mangalami kendala dalam perkembangan motorik anak tunagrahita, sebelum anak tunagrahita diberikan pelajaran untuk mengembangkan motorik halus mereka, maka 7
Rini Sukamti, Endang. 2012. Perkembangan Motorik Kasar anak Usia Dini sebagai Dasar Menuju Prestasi Olah raga. Yokyakarta: FIK.UNY 8 Agustina, Ai Sari. 2012. Pengaruh permainan Raba Rasa (Tactile Play) terhadap peningkatan kemampuan Motorik Halus). Jakarta: Respository. Upi.edu 9 Curtis dan Hurlock (dalam Yusuf, 2002: 104)
5
perkembangan motorik kasar inilah yang harus diberikan dan diajarkan terlebih dahulu supaya lebih muda dalam mengasah perkembangan yang lain seperti perkembangan bahasa, kognitif, psikomotor. Ketrampilan dalam perkembangan motorik kasar (gross motor skill) adalah meliputi ketrampilan otot- otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh seperti berjalan dan melompat.10 Pada umumnya anak tunagrahita keadaan fisiknya kurang adanya keseimbangan kurang koordinasi gerak, sehingga ada diantara mereka yang mengalami keterbatasan dalam segi gerak dan gangguan koordinasi otot. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Delphine bahwa yang menjadi hambatan dalam perkembangan gerak anak tunagrahita adalah keseimbangan, koordinasi gerak tubuh, reaksi gerak, kesehatan fisiknya dan ketrampilan lokomotor.11 Motorik Kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot- otot besar, sebagian besar atau seluruh bagian tubuh dan diperlukan agar anak dapat memfungsikan otot- otot tubuhnya dengan benar seperti duduk, berlari, menendang, naik turun tangga, berjalan, melompat, merangkak, berguling, menangkap, melempar, dan gerak lainnya. Gerak itu disebut sebagai gerak dasar.12 Perbedaan perkembangan motorik anak normal sangatlah berbeda dengan perkembangan anak tunagrahita yang memiliki kecenderungan yang 10
Desmita 2009: 98 Delphine, 1996: 6 (dalam Skripsi Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Tunagrahita Sedang) 12 Saputra, 2005: 18 ((dalam Skripsi Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Tunagrahita Sedang) 11
6
sulit untuk menyelesaikan tugas pada perkembangan motorik pada usia yang telah dilewatinya. Keterlambatan perkembangan motorik ini yang mengakibatkan kecenderungan anak tunagrahita mengalami keterlambatan dan kesusahan dalam pengembangan motorik kasarnya sehingga dalam proses belajarnya mengalami kesulitan. Anak
tunagrahita
memiliki
gangguan
keterlambatan
pada
perkembangan motorik kasarnya. Anak tunagrahita tidak hanya satu gangguan saja yang dihadapinya, mereka memiliki gangguan penyertaan yang mengiringinya sehingga kemungkinan besar dari gangguan penyertaan ini akan mempengaruhi proses perkembangan motorik kasar anak- anak tunagrahita ini. untuk itu diperlukan pelatihan dan perhatian yang khusus untuk anak- anak tunagrahita ini. Salah satunya dengan terapi. Berdasarkan farkta yang sudah ada, penanganan untuk mengatasi perubahan perkembangan motorik kasar anak tunagrahita ini sangat diperlukan sekali. Sebagai penunjang keterlambatan dalam mengasah kemampuan motorik kasar anak tunagrahita, karena kemampuan motorik kasar merupakan dasar sebelum mengasah kemampuan yang lain pada anak tunagrahita. Penanganan permasalahan keterlambatan pada anak tunagrahita ini salah satunya bisa dilakukan dengan menggunakan terapi bermain. Penggunaan terapi bermain ini dikarenakan bahwa, terapi bermain adalah usaha untuk mengubah tingka laku yang bermasalah dengan menempatkan
7
anak dalam situasi bermain. Dengan demikian dapat diketahui permasalahan yang dialami oleh anak dan mengetahui bagaimana cara mengatasinya. 13 Terapi bermain ini tidak dilakukan dengan metode permainan yang membahayakan bagi anak. Namun disini akan dilakukan terapi bermain yang mendidik. Sehingga dapat mengasah kemampuan perkembangan motorik kasar maupun halus selain itu juga bisa mengasa kemampuan anak tunagrahita dari segi kemampuan bahasa, kognitif serta kemampuan adaptasi sosial anak terhadap lingkungan sekitarnya. Permainan adalah suatu kegitan yang menyenangkan yang dilakukan dengan sukarela dan menggunakan aktivitas motorik, sensorik, emosi, komunikasi, dan fikiran. Permainan menurut Elizabeth Hurlock adalah setiap kegitan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.14 Berdasakan pada hasil penelitian sebelumnya juga diketahui bahwa terapi bermain berpengaruh terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah selama tindakan keperawatan, adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan anak usia prasekolah selama tindakan keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain.15 Berdasarkan penelitian- penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu menyatakan bahwa kemampuan motorik kasar anak dapat di asah 13
Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medika 14 Jurnal, Permainan tebak gambar dalam mengembangkan kemampuan berbicara pada anak tuna rungu. 15
pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak nusia prasekolah selama tindakan keperawatan di ruang lukman rumah sakit RoemaniSemarang:Dera Alfiyani dan Amin samiasih. Http://Jurnal.uinimus.ac.id
8
dengan menggunakan suatu teknik permainan. Permainan yang digunakan adalah suatu permainan yang dapat mengasah kemampuan fisik dan kemampuan motorik kasar anak, serta dapat mendidik anak untuk mengubah perilaku yang lebih baik lagi. Kemampuan motorik kasar perlu untuk diasah dikarenakan
motorik
kasar
seorang
anak
merupakan
dasar
suatu
perkembangan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus serta kemampuan- kemampuan yang lain yang dimiliki oleh seorang anak. Terapi bermain itu sendiri merupakan hubungan interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis yang terlatih dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi. Perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya mengekspresikan dan mengeksplorasi dirinya (perasaan, pikiran, pengalaman, dan perilakunya) melalui media bermain.16 Oleh sebab itu terapi bermain ini sangatlah tepat jika digunakan sebagai salah satu alat bantu pemahaman dan pengembangan perkembangan motorik kasar anak tunagrahita. Berdasarkan penelitian terdahulu menyatakan bahwa terapi bermain bola terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada tunagrahita ringan kelas 1 SMPLB. Terapi bermain bola tersebut memiliki sig= 0,041< = 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh yang
16
Landreth(2001)(dalam peran terapi bermain terhadap penyandang autism dan down syndrome.post August 30, 2007. Lusi Nuryanti. http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermainbagi-penyandang-autisme-1/)
9
signifikan terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan.17 Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak pada subjek dan jenis permainan yang digunakan. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak tunagrahita yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar serta yang mengalami gangguan hiperaktif dan cerebral palsy. Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah anak yang masih duduk dibangku taman kanak- kanaka atau (TK) yang bersekolah di SLB River Kids Joyo Grand Malang yang memiliki kriteria gangguan yang sama yakni gangguan tunagrahita, namun gangguan penyertaannya berbeda. Berdasarkan paparan data diatas. Peneliti ingin mengetahui peranan terapi bermain bagi perkembangan motorik kasar anak tunagrahita, karena walaupun seorang anak yang memiliki kelainan dalam segi mentalnya. Anak tunagrahita masih bisa berkembang walaupun tahap demi tahap tidak langsung cepat seperti halnya anak yang normal pada umumnya terlebih khusus pada perkembangan motorik kasar anak tnagrahita. Penggunaan Terapi bermain atau play therapy ini, peneliti ingin mengetahui perubahan perkembangan motorik kasar anak tunagrahita. Setelah melakukan terapi dan sebelum melakukan terapi bermain. Diharapkan dari perlakuan terapi bermain ini. Subjek bisa mengasah kemampuan motorik kasar dengan baik dan maksimal. Sehingga dapat juga mengembangkan kemampuan motorik halus, kognitif, bahasa, kemandirian, sosialnya dengan 17
Putri Haryani, Anggraeni. 2011. Efektivitas Penerapan Terapi Bermain Bola Untuk meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Pada Tunagrahita Ringan Kelas 1 SMPLB. Surabaya: UNESA
10
tepat.
Perkembangan
motorik
kasar
anak
merupakan
dasar
suatu
perkembangan untuk mengasah kemampuan lain yang dimiliki oleh anak. Penggunaan perkembangan
terapi
bermain
psikomotorik
anak
ini
tidak
saja,
hanya
namun
monoton
bisa
juga
pada untuk
mengembangkan kemampuan- kemampuan yang lain. Penelitian ini akan lebih mengkhususkan bahwa yang akan menjadi tolak ukurnya adalah perkambangan motorik kasar anak tunagrahita setelah melakukan terapi bermain.
1.2 Rumusan Masalah 1.
Bagaimanakah peran terapi bermain pada perkembangan motorik kasar anak tunagrahita ?
2.
Permainan apakah yang berperan dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita?
3.
Bagaimanakah efisiensi terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita ?
1.3
Tujuan Penelitian 1.
Untuk mendiskripsikan peran terapi bermain pada perkembangan motorik kasar anak tunagrahita.
2.
Untuk
mendiskripsikan
permainan
yang
perkembangan motorik kasar anak tunagrahita.
berperan
dalam
11
3.
Untuk melihat efisiensi terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tungrahita.
1.4
Manfaat Penelitian Besar harapan pada hasil yang diperoleh dari tulisan ini, sehingga dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah: 1.
Aspek Teoritis Hasil ini menjadi tambahan literatur baru terhadap keilmuan psikologi pada khususnya, dan keilmuan integratif pada umumnya, sehingga dapat menambah pengetahuan akan semakin bertambah dalam dimensi kajian materi, baik sisi materi teori, materi fakta atau kolaborasinya.
2. Aspek Praktis 1. Bagi Lokasi Penelitian Sebagai media rekomendasi pelaksanaan peningkatan mutu kesejahteraan masyarakat dalam menangani anak-anak tunagrahita dengan menggunakan terapi bermain pada pengembangan motorik kasarnya. 2.
Bagi Peneliti Menambah pengalaman, pengetahuan, wawasan, dan keberagaman pola fikir dalam prosedur pelaksanaan sebuah kegiatan yang berdasarkan profesi, pengabdian masyarakat sekaligus penelitian.