BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan sumber daya manusia dan permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan pembangunan industri merupakan salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi negara berkembang, peranan sektor pertanian masih lebih unggul dan mendominasi pada kegiatan sektor ekonomi. Peranan sektor industri belum mampu mengungguli sektor pertanian yang hampir memberikan sumbangan lebih dari separuh pendapatan nasional. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan yang kurang dari sumber daya manusia tentang perkembangan sektor industri di Indonesia. Saat ini kemajuan di bidang industri sangat pesat. Industri nata de coco merupakan salah satu industri pangan yang mengolah hasil pertanian berupa air kelapa menjadi industri pangan yang memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat tersebut adalah untuk melancarkan pencernaan. Saat ini industri nata de coco mulai berkembang di Indonesia. Nata de coco merupakan minuman hasil fermentasi air kelapa yang dibantu oleh bakteri Acetobakter xylinum. Kemajuan di bidang industri ini selain memberikan
1
manfaat bagi perkembangan ekonomi juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup. Pada proses produksi nata de coco ini, disamping menghasilkan produk utama juga menghasilkan berbagai jenis limbah seperti limbah cair, limbah padat, limbah gas serta kebisingan. Menurut Gintings (2007) sistem produksi menghasilkan limbah yang mengandung bahan-bahan yang dapat menimbulkan efek kerusakan pada lingkungan. Limbah cair dapat berfungsi sebagai sumber pencemaran. Sifat fisik dari limbah cair meliputi warna, bau, temperatur, padatan, minyak dan lemak. Sifat kimia air ditandai dengan adanya zat anorganik dalam limbah dan ukuran yang paling sering digunakan adalah pengukuran kandungan Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), pH, Nitrogen Amoniak (NH3-N), Hidrogen Sulfida (H2S), alkalinitas, hardness, logamlogam berat, nitrogen dan phospor. Kemajuan industri dan teknologi seringkali berdampak pula terhadap keadaan air lingkungan, baik air sungai, air laut, air danau maupun air tanah. Dampak ini disebabkan oleh adanya pencemaran air. Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah. Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah atau mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai dengan bau busuk). Pencemaran akibat limbah cair industri dapat mengakibatkan efek buruk tidak saja bagi manusia tetapi juga lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan adanya
2
kandungan bahan kimia dalam air limbah berupa senyawa organik maupun anorganik yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Dalam kasus-kasus pencemaran perairan yang disebabkan karena limbah cair industri, sering kali nilai BOD dan COD dari limbah cair tersebut telah melebihi baku mutu.Selain itu timbulnya bau yang tidak sedap pada sekitar industri, bahan organik terlarut menghabiskan oksigen dalam limbah, media pembawa penyakit kolera, radang usus, juga mengandung bakteri patogen penyebab penyakit seperti salmonella, entamoeba dan lain-lain. Pencemaran tersebut harus segera ditanggulangi dengan pengolahan limbah cair industri dengan benar. Untuk mengukur kualitas limbah yang boleh dibuang di perairan dapat dilakukan dengan mengetahui nilai dari parameter limbah cair yang meliputi BOD, COD, TSS, dan pH. Pengukuran kualitas limbah tersebut harus disesuaikan dengan baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Apabila nilai dari parameter limbah cair tersebut dalam jumlah besar dengan konsentrasi tinggi dan melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah maka limbah tersebut apabila dibuang diperairan akan membahayakan kehidupan biota perairan maupun manusia di sekitarnya. Oleh karena itu, penanganan dan pengolahan limbah secara tepat sangat diperlukan untuk mengurangi efek negatif yang timbul setelah limbah dibuang ke lingkungan. Pada proses pengolahan air limbah diharapkan nantinya zat-zat atau senyawa-senyawa beracun yang terkandung di dalam air limbah tersebut konsentrasinya dapat diturunkan sehingga memenuhi baku
3
mutu dan aman apabila dibuang ke perairan. Tingginya kadar parameter pencemar seperti BOD, COD, TSS, pH, Amoniak dan H2S dapat mengganggu kehidupan perairan, untuk itu diperlukan pengolahan dan pengendalian limbah cair industri. Salah satu pengolahan limbah cair industri adalah dengan pemberian biuret pada Instalasi Pengolahan Air Limbah.
B. Rumusan Masalah Proses produksi yang berlangsung di CV. Agrindo Suprafood sebagian besar menghasilkan limbah cair yang diperoleh dari beberapa stasiun kerja yang menggunakan air untuk proses produksinya. Limbah cair yang dihasilkan tersebut memiliki nilai parameter yang berbeda-beda. Bau yang ditimbulkan dari limbah cair nata de coco tersebut sangat menyengat sehingga mengganggu aktifitas masyarakat di sekitar industri, adanya bau tersebut menimbulkan protes dari warga sekitar agar bau tersebut dapat segera diatasi. Dari uraian tersebut maka dapat dirumuskan masalah yang ada pada CV. Agrindo Suprafood adalah belum bisa mengatasi bau yang ditimbulkan dari limbah cair nata de coco. C. Batasan Masalah 1.
Pengamatan dilakukan di bak influent, bak pemberian biuret dan bak exfluent.
2.
Pengukuran nilai parameter limbah cair BOD, COD, Amoniak, H2S, TSS dan pH dilakukan dengan uji laboratorium.
4
3.
Pengujian laboratorium menggunakan sampel limbah cair nata de coco dari sebelum penambahan biuret (bak influent), sampel limbah cair nata de coco yang telah diberi cairan biuret (bak 2) dan sampel limbah cair di bak sebelum dibuang ke lingkungan (bak exfluent).
D. Tujuan 1. Mengetahui sumber limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi nata de coco. 2. Mengetahui kadar BOD, COD, TSS, Nitrogen Amoniak, H2S dan pH dari limbah cair nata de coco. 3. Mengidentifikasi pengaruh pemberian biuret terhadap kadar BOD, COD, TSS, Nitrogen Amoniak, H2S dan pH. E. Manfaat 1. Memberikan sumbangan alternatif kepada industri kecil khususnya industri nata de coco dalam mengatasi permasalahan limbah cair. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti penting dalam menjaga lingkungan. 3. Meningkatkan pengembangan tepat guna terutama pada industri skala menengah dan kecil.
5