BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa tidak terlepas dari peran pendidikan sebagai modal utama dalam mencerdaskan masyarakat suatu negara. Demikian juga bagi Indonesia yang melihat peran penting pendidikan dalam mengembangkan potensi diri dan kemudian mengaturnya dalam undang undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam undang-undang tesebut, pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan nonformal, didefinisikan sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Lebih lanjut oleh undang undang no 20 tahun 2003 pasal 26 dijelaskan tentang peran penting pendidikan nonformal, karena pendidikan nonformal berfungsi sebagai pelengkap pendidikan formal dan mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Demikian halnya peran penting pendidikan nonformal, lembaga kursus yang merupakan salah satu salah satu dari satuan pendidikan nonformal juga memainkan peran penting. Sayangnya dibalik keberadaannya yang penting, lembaga kursus juga menghadapi persaingan yang ketat akibat dari jumlah pendidikan nonformal di Indonesia sendiri yang banyak.
1
Menurut data dari direktorat pembinaan kursus dan pelatihan, jumlah lembaga kursus yang merupakan salah satu dari satuan pendidikan nonformal, mencapai 28.353 lembaga kursus pada tingkat nasional. Pada provinsi DI Yogyakarta jumlah lembaga kursus mencapai 440 lembaga dengan 50 jenis lembaga kursus, mulai dari kursus menjahit sampai photografi. Jumlah, jenis dan biaya kursus yang beragam akan membuat konsumen memiliki pilihan dan tentu saja akan membuat persaingan dalam bisnis ini semakin ketat. Persaingan ini juga didukung dengan prosedur pengurusan izin yang relatif mudah yaitu cukup dengan mengajukan izin untuk setiap jenis kursus yang akan diselenggarakan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan melampirkan persyaratan yang ditentukan. Selain itu mayoritas bisnis kursus merupakan perusahaan kecil dimana penggunaan strategi pada perusahaan kecil bukanlah sesuatu yang umum dilakukan sehingga perusahaan kecil tidak memiliki perencanaan strategi yang tertulis (Kelliher dan Reinl, 2009). Ketiga alasan tersebut yang kemudian memaksa setiap bisnis memiliki keunikan yang membuat bisnis tersebut berbeda dengan pesaing lain sehingga bisnis tersebut mampu bersaing dan menghasilkan keuntungan untuk keberlangsungan bisnis. Salah satu keunikan yang dapat ditawarkan oleh bisnis kursus adalah pengembangan otak kanan melalui aspek seni pada usia dini (1-6 tahun). Terdapat dampak positif dari pengembangan otak kanan melalui seni (Rolina, 2010a), yaitu: 1. menjadikan anak cerdas, kreatif, dan berkarakter, 2. menyalurkan emosi secara sehat dan tidak menyakiti orang lain, 2
3. menyeimbangkan fungsi otak kiri yang diperoleh dari sekolah formal dengan fungsi otak kanan yang diperoleh dari lembaga kursus seni, 4. meningkatkan
kepercayaan
diri,
kepandaian
berekspresi
anak,
pemahaman sisi-sisi kemanusiaan, kepekaan dan konsentrasi yang tinggi, serta kreativitas, dan 5. mengasah kepekaan dan rasa kepedulian sosial anak. . Nilai lebih tersebut yang kemudian menjadi ide dasar dari Eko Nugroho Art Class yaitu pendidikan seni yang diharapkan akan membantu pengembangan otak kanan. Selain itu, pengembangan tersebut juga harus didukung dengan suasana mengajar yang menawarkan kebebasan sehingga anak tidak merasa terbebani dalam mengikuti kursus. Namun kedua ide dasar tersebut harus dikemas dengan suatu konsep bisnis agar dapat menciptakan sebuah nilai yang unik dan berbeda dengan kondisi pasar yang ada. Terdapat dua cara dalam menciptakan nilai yang unik tersebut, yaitu dengan menyusun strategi yang mengacu pada sumber daya atau menentukan model bisnis yang tepat. Strategi didefinisikan sebagai sebuah teori tentang bagaimana untuk mencapai level kinerja yang tinggi dalam pasar dan industri sampai bagaimana hal tersebut beroperasi (Barney, 2007). Definisi lain dari strategi adalah rencana aksi dari perusahaan untuk mengalahkan pesaing dan mencapai keuntungan yang lebih besar (Thompson et al., 2014a). Dengan kata lain strategi hanya berbicara tentang memenangkan pasar tanpa memberi gambaran yang jelas. 3
Hal tersebut oleh penulis dirasa abstrak sehingga sulit untuk diterapkan atau dipahami oleh pihak manajemen. Selain itu tanpa mengetahui siapa konsumen yang mau dituju dan dilayani maka memenangkan pasar dirasa sulit untuk dicapai. Oleh karena itu diperlukan pendekatan kedua yang lebih dapat menggambarkan dengan jelas, yaitu model bisnis. Berbeda dengan strategi yang mengidentifikasi bagaimana mengalahkan kompetitor, model bisnis menjelaskan siapa konsumen dari usaha yang sedang dijalankan dan membuat profit dengan menyediakan mereka sebuah nilai (Abraham, 2013). Dengan kata lain penentuan model bisnis memainkan peran penting dalam bagaimana sebuah nilai bagi konsumen dapat dikirim oleh perusahaan kepada konsumen, bagaimana mengelolanya (Teece, 2010a). Selain itu model bisnis lebih umum dari pada strategi bisnis (Teece, 2010b), sehingga diyakini lebih cocok digunakan dalam menggambarkan keunikan dalam bisnis Eko Nugroho art class. Dalam penelitian ini akan digunakan business model canvas yang merupakan integrasi dari sembilan blok bangunan. Penggunaan konsep business model canvas didasarkan pada konsep yang ditawarkan cukup untuk memberi gambaran tentang cara berpikir sebuah organisasi dapat menciptakan sebuah nilai lalu mengemasnya dan menyampaikan nilai tersebut kepada konsumen (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan dengan ketatnya persaingan dalam industri nonformal dan belum terdapat konsep bisnis tertulis yang menciptakan nilai yang unik maka penulis akan menentukan business model canvas yang sesuai bagi Eko Nugroho Art Class. 4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah ditengah persaingan dalam dunia bisnis lembaga kursus yang semakin ketat, Eko Nugroho Art Class belum memiliki konsep bisnis tertulis yang mampu memberi gambaran tentang cara untuk menciptakan sebuah nilai yang unik lalu mengemasnya, menjelaskan siapa konsumen, memelihara hubungan dengan konsumen, aktivitas kunci untuk menyampaikan nilai tersebut kepada konsumen, dan pada akhirnya menciptakan aliran pendapatan bagi Eko Nugroho Art Class. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian ini memiliki kontribusi dalam membuat sebuah konsep bisnis yang tepat dengan menggunakan business model canvas yang mampu menjawab permasalahan Eko Nugroho Art Class.
1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan di atas maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah business model canvas apa yang tepat untuk Eko Nugroho Art Class?
1.4 Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini memiliki tujuan, yaitu menentukan sembilan hal berikut agar model bisnis dapat bekerja: 1. konsumen yang menjadi tujuan dan hendak dilayani, 2. nilai yang hendak ditawarkan, 5
3. saluran yang digunakan dalam berkomunikasi dan menjangkau konsumen 4. tipe hubungan dibangun dengan konsumen, 5. cara untuk memperoleh pendapatan, 6. aset terpenting yang dibutuhkan, 7. hal terpenting yang dibutuhkan, 8. jaringan dan rekan, dan 9. seluruh biaya untuk menjalankan model bisnis.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi, manajemen Eko Nugroho Art Class dan akademisi, sebagai berikut: 1. bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan menjadi bahan pertimbangan bagi praktisi menentukan model bisnis yang tepat dalam bisnis jasa pendidikan, 2. bagi manajemen Eko Nugroho Art Class, penelitian ini diharapkan dapat menjawab dilema manajemen dalam penentuan model bisnis yang tepat ditengah persaingan bisnis yang ketat, dan 3. bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, terutama untuk penelitian yang berkaitan dengan model bisnis pada bisnis jasa pendidikan.
6
1.6 Batasan penelitian Batasan yang ada pada penelitian ini adalah: 1. tidak terdapat laporan keuangan tahunan, karena Eko Nugroho Art Class beroperasi pada bulan Juli 2015, sehingga tidak dimungkinkan melakukan perhitungan untuk menentukan nilai dari struktur biaya 2. model bisnis dari hasil penelitian ini bersifat subyektif dari peneliti sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada semua bisnis jasa pendidikan, dan 3. penelitian ini berfokus pada penentuan business model canvas, sehingga jika dalam wawancara ditemukan permasalahan maka tidak dibahas dalam penelitian ini.
1.7 Sistematika penulisan Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pemilihan topik penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian dan manfaat dari penelitian ini Bab II Tinjauan pustaka. Berisi tentang rangkuman bahan literatur yang digunakan dalam penelitian ini, yang terdiri dari kerangka analisis ekternal, definisi dan peran penting sebuah model bisnis bagi perusahaan yang diperoleh dari berbagai artikel dalam jurnal, buku refrensi dan berbagai sumber dari internet.
7
Bab III Metode penelitian. Berisi pembahasan mengenai profil bisnis yang menjadi objek penelitian, desain penelitian yang digunakan, populasi dan informan, instrumen penelitian, sumber dan metode pengumpulan data, dan teknik analisa data. Bab IV Hasil Penelitian. Berisi hasil analisis faktor eksternal, pengolahan data wawancara dan menyusun model bisnis berdasarkan hasil pengolahan data tersebut. Bab V Kesimpulan dan Saran. Berisi kesimpulan yang menjadi jawaban rumusan permasalahan dan saran bagi manajemen Eko Nugroho Art Class.
8