BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan Keseimbangan lintasan perakitan berhubungan erat dengan produksi massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan ke dalam beberapa pusat pekerjaan yang selanjutnya dinamakan sebagai stasiun kerja. Waktu yang diizinkan untuk menyelesaikan elemen pekerjaan ditentukan oleh kecepatan lintasan perakitan. Semua stasiun kerja sedapat mungkin memiliki kecepatan produksi yang sama. Jika suatu stasiun bekerja di bawah kecepatan lintasan maka stasiun tersebut akan memiliki waktu menganggur. Dengan memodifikasi lintasan awal maka diharapkan pengembangan keseimbangan lini dapat meningkatkan effisiensi lintasan pada produk matras dalam keseimbangan lintasan. Ketidakseimbangan lintasan perakitan dalam kegiatan produksi di lantai pabrik dapat dilihat dari menganggurnya beberapa stasiun kerja, sedangkan di stasiun kerja lainnya tetap bekerja secara penuh. Hal ini disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh suatu stasiun untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari kecepatan lintasan yang telah ditentukan. Kecepatan lintasan tersebut ditentukan dari tingkat kapasitas, permintaan, serta waktu operasi terpanjang (Kusuma, 2007).1 PT. Cahaya kawi Ultra Polyintraco adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi matras spring bed. Dalam melakukan kegiatan produksi bersifat 1
Kusuma, Hendra, Manajemen Produksi, Edisi ketiga, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007. Hal 109
make to stock. Perusahaan ini melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi 4 jenis produk matras spring bed yaitu platinum, golden, silver dan big line. Adapun perbedaan dari ke-4 jenis produk matras spring bed tersebut didasarkan pada jenis kain quilting, jumlah per bulat, dan busa yang digunakan. Proses pembuatan matras spring bed ini melibatkan seluruh tenaga manusia. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap kegiatan proses produksi terdapat salah satu stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu pada stasiun perakitan kawat lis. Kondisi bottleneck stasiun perakitan per memiliki kapasitas tersedia dengan rata-rata 32 menit/unit dimana terdapat satu unit peralatan yang digunakan, kapasitas stasiun kerja sesudahnya yaitu stasiun perekatan (terdiri dari dua unit peralatan) memiliki kapasitas tersedia dengan ratarata 14 menit/unit. Penentuan kapasitas stasiun kerja yang tersedia tersebut dilakukan dengan teknik pengukuran waktu. Tidak
seimbangnya
lintasan
produksi
di
departemen
assembly
menyebabkan tingginya balance delay yang secara otomatis juga menyebabkan rendahnya nilai efisiensi pada lintasan produksi di departemen tersebut. Rendahnya tingkat efisiensi pada departemen assembly menyebabkan kapasitas produksinya menjadi tidak optimal sehingga target produksinya tidak tercapai.
1.2. Rumusan Permasalahan Adapun permasalahan yang dihadapi PT. Cahaya kawi Ultra Polyntraco adalah terjadinya ketidakseimbangan lintasan produksi di lantai pabrik, hal ini
ditandai dengan adanya stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu stasiun kerja perakitan per yang memiliki kapasitas yang tersedia sebesar 24 menit/unit produk sehingga mengakibatkan terhambatnya kegiatan produksi pada beberapa stasiun kerja berikutnya.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan model keseimbangan lintasan produksi sehingga diperoleh utilitas kerja yang tinggi dalam lintasan produksi. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis keseimbangan lintasan produksi kondisi awal di lantai pabrik. 2. Menerapkan analisa keseimbangan lintasan pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dengan menggunakan metode Moodie Young 3. Merancang stasiun kerja yang lebih efisien dengan metode moodie young.
1.4. Manfaat penelitian 1. Bagi Perusahaan Sebagai masukan bagi pihak perusahaan dalam melakukan perbaikan sistem keseimbangan lintasan produksi dengan rancangan model keseimbangan lintasan yang telah dibuat untuk meningkatkan performansi sistem perusahaan. 2. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Sebagai bahan tambahan referensi bagi pihak Departemen Teknik Industri dan para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang keseimbangan lintasan produksi dan aplikasi metoda simulasi.
3. Bagi Mahasiswa Mendapatkan sebuah pengalaman dalam menggunakan metode-metode ilmiah pada penelitian tentang keseimbangan lintasan produksi dengan simulasi.
1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Produk yang di teliti adalah matras spring bed 2. Penelitian dilaksanakan di lantai pabrik PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco yang bertempat di Jalan Sidodadi Ling. XXII Kel. Gedung Johor, Deli Tua, Medan. 3. Penelitian dilakukan menggunakan instrumen stopwatch. 4. Metode yang digunakan adalah metode Moodie Young. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Metode kerja operator sudah baik. 2. Bahan mentah dan beberapa part tersedia untuk diproses/dirakit. 3. Tidak ada penambahan atau pengurangan fasilitas-fasilitas produksi selama penelitian dilakukan. 4. Tidak terjadi kerusakan mesin/peralatan dan material handling. 5. Proses produksi tidak mengalami perubahan.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika yang disajikan dalam bentuk bab, dan terdiri dari beberapa bab.
Bab I berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, asumsi serta sistematika penelitian. Pada Bab II dimuat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek studi penelitian seperti sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, organisasi dan
manajemen
perusahaan,
bahan
yang
digunakan,
proses
produksi,
ketenagakerjaan, serta mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Pada Bab III diuraikan tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian. Teori ini meliputi teori tentang pengukuran waktu, teori assembly line balancing, metode moodie young. Di dalam Bab IV dijelaskan tentang metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan penelitian, serta penjelasan dari setiap tahapan tersebut, disertai diagram alirannya. Dari tahapan tersebut dijelaskan bahwa data yang diolah berdasarkan pada beberapa data diantaranya, data job kualifikasi, data elemen kerja, dan waktu elemen kerja, yang selanjutnya dilakukan pengujian waktu. Setelah itu pembentukan precedence dengan metode moodie young yang selanjutnya akan disesuaikan berdasakan pada job kualifikasi yang dilapangan. Pada Bab V, dijelaskan jenis data yang dibutuhkan, darimana dan bagaimana data diperoleh. Juga dijelaskan teknik yang digunakan untuk mengolah data dalam memecahkan permasalahan.
Pada Bab VI dilakukan analisis sistem yang ada di lantai pabrik, hasil penelitian terkait rancangan perbaikan menggunakan metode moodie young dan analisis hasil moodie young. Pada Bab VII berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh tahapan penelitian yang dilakukan, serta saran-saran yang dapat diberikan peneliti bagi perusahaan dan penelitian lanjutan.