BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki
tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh keuntungan (profit), meningkatkan nilai perusahaan dan untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Tercapainya tujuan tersebut ditentukan oleh kinerja yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Perkembangan industri manufaktur di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan perkembangan industri nasional, khususnya industri manukfaktur lebih sering terlihat merosot (Nurlela dkk, 2008).
1
2
Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan dalam industri manufaktur dengan kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan antar perusahaan manufaktur. Persaingan membuat setiap perusahaan manufaktur berusaha meningkatkan kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan seperti memperoleh laba yang tinggi. Upaya mengantisipasi kondisi tersebut, maka manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal perusahaan. Dengan adanya perencanaan yang matang dalam menentukan struktur modal, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan laba pada setiap periodenya dan dapat lebih unggul dalam menghadapi persaingan bisnis. Sumber dana perusahaan manufaktur dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Sumber dana eksternal perusahaan manufaktur berasal dari kreditur pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik perusahaan manufaktur merupakan modal sendiri. Tujuan perusahaan manufaktur dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimumkan biaya ekuitas perusahaan. Penggunaan kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari pertumbuhan perusahaan yang juga terkait dengan ukuran perusahaan, artinya perusahaan yang besar dan memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa
3
perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang jika menggunakan hutang untuk menjalankan operasional perusahaan tersebut (Sutrisno, 2012). Berikut adalah data empat tahun terakhir mengenai perolehan laba operasi perusahaan manufaktur, Garment & Textile yang terdaftar di BEI. Tabel 1.1. Perolehan laba bersih pada perusahaan garment & textile yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Laba bersih (Juta)
Nama Perusahaan
2011 2012 2013 PT. Polychem Indonesia, Tbk. 284,062 81,237 24,109 PT. Star Petrochem, Tbk. 2,589 921 569 PT. Ever Shine Tex, Tbk. 4,426 -45,126 -81,308 PT. Panasia Indo Resources, Tbk. 17,285 3,102 -218,654 PT. Indo Rama Synthetics, Tbk. 85,397 9,314 19,930 PT. Apac Citra Centertex, Tbk. -120,520 -126,172 -49,787 PT. Pan Brothers, Tbk. 72,120 90,413 127,368 PT. Asia Pacific Fibers, Tbk. -54,582 -310,589 -366,425 PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk. 12,209 5,256 8,720 PT. Sunson Textile Manufacturer, Tbk. -24,098 -14,137 -13,228 PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk. 298,861 78,188 -114,602 PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk. 2,332 353 831 PT. Argo Pantes Tbk -108,482 -118,970 81,749 PT. Eratex Djaja Tbk 84,605 5,196 8,751 Rata-rata 39,729 -24,287 -40,856 Maksimum 298,861 90,413 127,368 Minimum -120,520 -310,589 -366,425 Standar Deviasi 123,381 104,354 125,620 Sumber : ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dalam data diolah
2014 -307,358 349 -79,485 -105,481 50,241 -158,271 125,740 -994,406 15,111 -12,840 -57,461 396 -377,354 27,970 -133,775 125,740 -994,406 282,907
Rata-Rata
Gambar 1.1. Grafik rata-rata perolehan laba bersih pada perusahaan garment & textile yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2014
Rata-rata Lab a (Juta ) 39729
2011
-2 4 2 8 7
-4 0 8 5 4
2012
2013
-123031747 5
20,513 1,107 -50,373 -75,937 41,221 -113,688 103,910 -431,501 10,324 -16,076 51,247 978 -130,764 31,881 -39,797 160,596 -447,985 159,066
4
Pada tabel 1.1 dan gambar 1.1 dapat dijelaskan bahwa perolehan laba bersih pada kelompok usaha perusahaan garmen & tekstil yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2014 mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan pada setiap tahunnya. Data laba bersih, yang empat tahun terakhir ini mengalami penurunan yang signifikan, dimulai dari tahun 2011 laba bersih rata-rata perusahaan garmen & tekstil sebesar Rp39.729.000.000,-, dan mengalami kerugian pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2012 laba bersih rata-rata perusahaan garmen & tekstil hanya sebesar Rp24.287.000.000,- selanjutnya pada tahun 2013 rata-rata laba bersih perusahaan garmen & tekstil mengalami kerugian kembali sebesar Rp40.856.000.000,-. Dan pada akhir periode 2014 rata – rata laba bersih perusahaan garmen & tekstil masih mengalami kerugian yang semakin meningkat sebesar Rp133.775.000.000,-. Dengan adanya penurunan laba bersih pada perusahaan tekstil dan garmen tentu akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan tekstil dan garment tersebut. Penurunan laba bersih dari beberapa perusahaan tekstil dan garmen dipengaruhi oleh pendapatan dan total aktiva yang mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sampai tahun 2014. “Aktiva yang merupakan kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu”, menurut Harahap (2010 : 107). Salah satu faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah Perputaran Aktiva. Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset
5
yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang nilai profitabilitas tersebut. Sinaga (2011) menyatakan bahwa rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Perputaran total aktiva menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan bersih dengan total aktiva (Rai dan Kerstein, 2007). Perputaran aktiva mengukur intensitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Ukuran penggunaan aktiva paling relevan adalah penjualan, karena penjualan penting bagi laba. Perputaran aktiva, merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio ini merupakan ukuran sampai seberapa jauh aktiva telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukan suatu tren yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi penggunaan aktiva sehingga nilai perusahaan akan meningkat (Susanti dan Aryani, 2010).
6
Gambar 1.2 Grafik Penjualan pada perusahaan garmen & tekstil yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2014
Penjualan (Juta) 2,695,927 2,105,040 2011
2,148,628 2012
2013
2,602,527 2014
Dengan melihat grafik penjualan dari tahun 2011 – 2014 yang mengalami kenaikan meskipun pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan (Gambar 1.2) menggambarkan ketidak efektifan aktiva yang dimiliki perusahaan tekstil dan garmen dalam menunjang aktivitas perusahaan. Hal ini akan menyebabkan perolehan laba yang semakin menurun dikarenakan volume penjualan perusahaan yang mulai menurun, meskipun mengalami kenaikan tidak akan dapat mengalami kenaikan hingga tingkat yang seharusnya dicapai. Dengan ketidak efektifan aktiva tersebut, menunjukkan aktiva tersebut menganggur tidak terpakai dan menyebabkan penjualan yang sulit mengalami peningkatan yang berarti. Rendahnya kas dan setara kas yang merupakan aktiva yang paling likuid pada tahun 2011-2014 pada perusahaan tekstil dan garmen dapat menyebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
7
Gambar 1.3 Grafik Harga Pokok Penjualan (HPP)
Fenomena yang terjadi adalah rendahnya kas yang merupakan komponen modal kerja yang paling likuid pada beberapa perusahaan tekstil dan garmen pada rentang tahun 2011 – 2014 akibat dari HPP (Harga Pokok Penjualan) yang mengalami peningkatan dari tahun 2011-2013 dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014 (Gambar 1.3), hal ini tentu merupakan masalah bagi perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya jika suatu saat kewajiban tersebut jatuh tempo. Hal ini tentu mengindikasikan bahwa tingkat siklus konversi kas perusahaan tekstil dan garmen tinggi, yang tentu berdampak pada laba yang diperoleh semakin besar, karena modal kerja yang ada terus berputar dalam operasional perusahaan. Tetapi di dalam keadaan kas seperti ini tentu memperlihatkan keadaan perusahaan pada underinvesment cash. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Perputaran Aktiva dan Siklus Konversi Kas terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada perusahaan Garmen & Tekstil yang terdaftar di BEI Periode tahun 2011-2014”. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui
8
seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap Return On Asset (ROA) perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang harus diambil untuk kelangsungan usaha.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana pengaruh perputaran aktiva (asset turnover), dan siklus
konversi kas (cash conversion cycle) terhadap Profitabilitas Perusahaan pada perusahaan Garmen & Tekstil yang terdaftar di BEI tahun 20112014 secara parsial? 2. Bagaimana pengaruh perputaran aktiva (asset turnover), dan siklus
konversi kas (cash conversion cycle) terhadap Profitabilitas Perusahaan pada perusahaan Garmen & Tekstil yang terdaftar di BEI tahun 20112014 secara simultan?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan karya ilmiah sehingga diperoleh informasi mengenai pengaruh perputaran aktiva dan siklus konversi kas terhadap profitabilitas pada perusahaan Garmen & Tekstil yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
9
Konsisten dengan permasalahan penelitian (problem identifications) maka yang menjadi tujuan penulisan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh perputaran aktiva (asset turnover), dan siklus
konversi kas (cash conversion cycle) terhadap Profitabilitas Perusahaan pada perusahaan Garmen & Tekstil yang terdaftar di BEI tahun 20112014 secara parsial. 2. Mengetahui pengaruh perputaran aktiva (asset turnover), dan siklus
konversi kas (cash conversion cycle) terhadap Profitabilitas Perusahaan pada perusahaan Garmen & Tekstil yang terdaftar di BEI tahun 20112014 secara simultan.
1.4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan dapat dicapai adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dibidang keuangan pada
perusahaan manufaktur
khususnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi laba operasi, untuk memenuhi sebagian dari syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi, dan untuk mensiarkan nilai-nilai ajaran Islam pada masyarakat.
10
2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan sebagai input atau kontribusi bagi manajemen perusahaan manufaktur yang dijadikan objek dari penelitian ini. 3. Bagi masyarakat dan almamater, dapat menambah pengetahuan mengenai
operasionalisasi keuangan perusahaan manufaktur khususnya faktorfaktor
yang
mempengaruhi
laba
operasi,
sehingga
dapat
memanfaatkannya dengan baik. dan juga dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang lebih baik lagi bagi civitas Universitas Widyatama khususnya mahasiswa jurusan Akuntansi.
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs resmi www.idx.co.id dan Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) cabang Bandung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai selesai.