BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam membentuk siswa menjadi manusia yang penuh optimis, berani, tampil, berperilaku kooperatif, dan kecakapan personal dan akademik. Sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan atau keberhasilan pendidikan tertentu biasanya dapat dilihat dari beberapa variabel yang mempengaruhinya seperti perolehan nilai dan kondisi fisik, akan tetapi kurang memperhatikan hal lain yang tidak tampak yang justru lebih berpengaruh terhadap kinerja individu dan organisasi itu sendiri yang mencakup nilai-nilai (values), keyakinan (beliefs), budaya, dan norma perilaku yang disebut sebagai the human side of organization (sisi/aspek manusia dan organisasi). Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang terkait termasuk pengawas, dan pengelola/pembina pendidikan perlu dibekali pemahaman konsep yang benar tentang budaya organisasi, budaya mutu sekolah dan pengembangannya, serta konsep sekolah yang baik atau unggul. Pemahaman konsep yang dimiliki para kepala sekolah dan guru selaku pelaksana penyelenggara pendidikan yang didukung oleh warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang terkait lainnya akan dapat mengembangkan budaya mutu sekolah dalam rangka pengembangan sekolah yang unggul, termasuk pengawas,
1
2
dan pengelola/pembina pendidikan akan dapat membinanya dengan efektif dan efisien. Berbagai inovasi dan program pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan telah dilaksanakan, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar, fasilitas, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan, baik melalui pelatihan maupun peningkatan kualifikasi pendidikan, tetapi usaha tersebut tampaknya belum berdampak secara berarti terhadap peningkatan mutu pendidikan. Perlunya suatu upaya peningkatan mutu pendidikan yang tidak hanya diarahkan pada peningkatan kemampuan guru, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, tetapai perlu dikembangkan pendekatan atau upaya lain. Salah satu pendekatan yang perlu mendapat perhatian saat ini adalah pendekatan kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan guru, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana serta prasarana.
Betapapun
sempurnanya atau baiknya
kurikulum, terserdianya fasilitas pengajaran yang memadai, tetapi jika kepala sekolah hanya merasa sebagai pelaksana saja, tidak mampu melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin pendidikan, maka keberhasilan peningkatan mutu pendidikan
pada level
sekolah akan
sulit untuk terwujud.
Upaya untuk
menjalankan fungsinya secara maksimal tentunya kepala sekolah harus memiliki keterampilan manajerial yang memadai, sehingga potensi yang dimiliki sekolah dapat diberdayakan kearah peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan.
3
B. Fokus Masalah Mutu pendidikan merupakan isu yang sangat penting dan kompleks karena melibatkan berbagai komponen dan dimensi yang saling berkaitan satu sama lainnya, mencakup konteks dan proses yang terus berkembang, dalam konteks pendidikan di sekolah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa kunci mutu pendidikan nasional terletak pada mutu sekolah dan kunci mutu sekolah terletak pada mutu kegiatan belajar mengajar di kelas. Mutu kegiatan belajar mengajar pada akhirnya diukur dari mutu hasil belajar yang dicapai siswa. Pada hakekatnya sekolah sebagai sebuah sistem yang harus dikembangkan secara terus menerus dan menjadi sistem yang utuh dan mandiri dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sistem sekolah itu tidak dapat dipisahkan dari komponenkomponen yang lainnya yang berada dalam sekolah harus memahami bagaimana kinerjanya akan berpengaruh pada kinerja orang lain dan yang paling penting bahwa setiap individu harus mampu bekerjasama untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan khususnya hasil belajar. Peningkatan kualitas belajar siswa merupakan sebuah upaya kolektif dan tanggung jawab bersama dari semua komponen yang ada di sekolah dimana dalam pencapaiannya diperlukan kemampuan, kemauan, dan komitmen yang tinggi. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi dan penuh, secara langsung dalam membangun komitmen dan bekerja sama dengan semua komponen-komponen di sekolah dalam upaya pengembangan mutu pendidikan tersebut. Tanpa adanya suatu upaya untuk membangun komitmen yang tinggi diantara komponen-komponen tersebut, terutama oleh
4
kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi disekolah maka upaya pengembangan mutu pendidikan hanya sebagai hayalan belaka. Secara empirik peranan kepala sekolah perlu dioptimalkan karena di lapangan menunjukkan kenyataan-kenyataan bahwa masih banyak kepala sekolah sebagai figur pemimpin tertinggi di sekolah, tidak dibekali dengan kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan manajerial yang baik. Hal tersebut tentunya akan memberikan dampak besar terhadap kualitas kepemimpinanya. Kondisi tersebut pula terjadi karena diidentifikasi kurangnya pelatihan yang terkait dengan kepemimpinan kepala sekolah dan kecenderungan pengangkatan kepala sekolah yang terlalu menekankan pada pertimbangan urutan jenjang kepangkatan yang mengabaikan faktor-faktor penting lainnya seperti wawasan dan kemampuan dalam memimpin lembaga.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena permasalahan yang tertuang pada fokus masalah, maka penulis menetapkan rumusan masalah penelitian ini secara umum sebagai berikut:
“Bagaimana
peranan
kepemimpinan
kepala
sekolah
dalam
pengembangan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri di Kota Bandung?“ Sementara rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi sub masalah yang meliputi: 1. Bagaimanakah gambaran kepemimpinan kepala sekolah di sekolah dasar negeri di Kota Bandung ?
5
2. Bagaimanakah strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan mutu pendidikan sekolah dasar negeri di Kota Bandung ? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri di Kota Bandung ?
D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi deskriptif tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah dasar negeri dalam pengembangan mutu pendidikan di kota Bandung. Sementara itu tujuan khusus yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut , 1. Memperoleh gambaran mengenai kepemimpinan kepala sekolah di sekolah dasar negeri di Kota Bandung. 2. Memperoleh gambaran mengenai strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan mutu pendidikan sekolah dasar negeri di Kota Bandung. 3. Memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri di Kota Bandung.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bersifat analisis deskriptif, sasarannya adalah implikasi peranan kepemimpinan kepala sekolah dasar negeri di kota Bandung. Peranan kepemimpinan secara realistis akan memunculkan konsekuensi di lapangan,
6
karena secara konseptual tuntutan terhadap profesi kepala sekolah ini semakin berat dibandingkan
dengan sebelumnya.
Oleh karena itu dipandang perlu
dilakukan penelitian dengan menekankan pentingnya penelitian ditinjau dari dua aspek, yakni : 1. Aspek Teoritis Hasil Penelitan
ini dapat memberikan mamfaat bagi upaya
pengembangan ilmu adninistrasi pendidikan, khususnya pengelolaan sumber daya pendidikan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penelitian lebih lanjut, terutama yang berkenaan dengan pengembangan suber daya pendidikan pada jenjang sekolah dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Koata Bandung. 2. Aspek Praktis Operasional Dipandang dari aspek ini, penelitian ini dapat memberikan informasi serta diharapkan memberikan alternatif solusi terhadap masalah yang berkenaan dengan pengembangan mutu pendidikan sebagai implikasi dari peranan kepemimpinan khususnya kepala sekolah dasar negeri di Kota Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan sumber daya kepala sekolah dimasa yang akan datang, khususnya para pembina struktural administrasi pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan pemberdayaan kepala sekolah.
7
F. Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik melalui pendekatan kualitatif. Metode dan pendekatan ini digunakan sebagai hasil pertimbangan dan didasarkan kepada berbagai rumusan yang ada dalam penelitian ini yang menuntut peneliti untuk melakukan berbagai aktivitas eksplorasi dalam rangka menggali, memahami dan menjelaskan berbagai permasalahan yang telah menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu melalui teknik-teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan kajian kepustakaan terhadap sumber-sumber yang dianggap dapat memberikan data dan informasi yang baik dan lengkap
G. Anggapan Dasar Landasan berpijak yang dijadikan titik tolak penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar tidak bisa dilakukan secara parsial dan sesaat. Upaya perbaikan pada bagian atau komponen dalam sistem pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar perlu dilakukan secara terus menerus, bertahap, berkelanjutan dan dilakukan oleh semua bagian sesuai dengan prinsip “Cotinuous dalam
“Total
Quality
Circle
Improvement
Management “ ( Manap Somantri, 1999 ).
Hal tersebut sejalan dengan pemikiran yang disampaikan oleh Ahmad Sanusi (1998:45), bahwa “tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah dibidang pendidikan dasar tidak lepas dari hierarki struktur birokrasi, metode berfikir dan perilaku administratif para pengelola, teknologi informasi dan telekomunikasi, proses mengajar oleh guru, dan kegiatan belajar siswa”.
8
Peningkatan kualitas pendidikan dasar itu sendiri dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu kualitas proses dan kualitas produk atau hasil. Suatu pendidikan dikatakan berkualitas dari segi proses bila proses pembelajaran berlangsung efektif dan bermakna serta ditunjang dengan sumber daya yang memadai. Proses pendidikan yang berkualitas memberikan jaminan mengenai kualitas produk yang dihasilkan. Agar proses pendidikan berkualitas, diperlukan pemimpin yang pasti mempunyai sejumlah harapan-harapan dan untuk merealisasikan dibuat suatu struktur kewenangan supaya dapat dijadikan sautu acuan para pelaku didalamnya dalam berprilaku. Sejumlah harapan itu biasanya berorientasi kearah masa depan ,dan dikenal dengan sebutan visi. Pimpinan yang mempunyai visi dan mengembangkan unsur-unsurnya sebagaimana dikatakan Quiqley (1993:6) yaitu “basic values, mission, objectives”. Bassic values adalah nilai-nilai dasar atau falsafah yang dianut oleh seseorang, mission adalah operasionalisasi dari visi merupakan pemikiran tentang organisasi yang meliputi pertanyaan mau menjadi apa organisasi, dan akan berperan seperti apa organisasi tersebut?, sedangkan objectives atau tujuan- tujuan merupakan arah kemana organisasi dibawa yang meliputi pertanyaan mau menghasilkan apa lembaga, untuk siapa dan mutu yang seperti apa yang akan
dihasilkannya ?
Sejalan dengan Sallis (1993:96) menjelaskan bahwa “ pernyataan visi mengkomunikasikan pokok-pokok
tujuan lembaga dan untuk apa lembaga
tersebut berdiri .“ Oleh sebab itu kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai potensi menciptakan visi dan menterjemahkannya kedalam kenyataan serta
9
berperan sebagai kekuatan sentral dalam menggerakkan kehidupan sekolah, juga memahami tugas dan fungsi dalam mengembangkan mutu pendididkan. Melalui tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin, “Kepala sekolah akan mampu mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujua-tujuan tertentu” (Nurdin, 2001:23). Sedangkan Harsey & Blanchard (1977 : 83) mengemukakan definisi kepemimpinan “ Is the process of influencing in the activities of an individual or group in efforts toward goal achivement in a given situation “. Hal senada juga diungkapkan bahwa “ leadership is the process of influencing group of activities toward goal setting and goal achivement “. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa studi tentang kepemimpinan bukanlah terletak pada orangnya, melainkan bagaimana proses orang tersebut dalam mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun kelompok dalam situasi tertentu, sehingga orang yang dipengaruhinya dapat melakukukan apa-apa yang diinginkan oleh yang mempengaruhinya. Upaya untuk mewujudkan kepala sekolah yang handal dan berkualitas, seyogyanya dapat dilakukan pengelolaan tenaga kependidikan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen sumber daya manusia (Human Resource Management).
10
H. Paradigma Penelitian Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian sebagaimana telah dikemukakan, digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut. • •
•
Landasan Pendidikan Undang-Undang dan Peraturan
•
Tantangan Masa Depan Nilai dan Harapan Masyarakat
Visi dan Misi Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Strategi Kepemimpinan Peningkatan Mutu
Tujuan Sekolah
Hasil
Tantangan Nyata dan Output Sekolah
Konstruk Teori Strategi Kepemimpinan
• • •
Manajemen Kepemimpinan Budaya Mutu
Gambar 1.1 Paradigma Penelitian Kepala sekolah merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam pengembangan mutu pendidikan. Kepala sekolah memiliki peran yang kuat
11
dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumberdaya pendidikan yang tersedia guna menunjang peningkatan mutu pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan tujuan sekolahnya melalui programprogram yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Kepala sekolah dalam menetapkan tujuan program disesuaikan dengan visi dan misi sekolah yang didalamnya merupakan fundamental sekolah berlandaskan landasan pendidikan, undang-undang dan peraturan, tantangan masa depan, nilai dan harapan masyarakat. Kemudian juga kepala sekolah memperhatikan tantangan-tantangan nyata dan output sekolah dalam menetapkan tujuan sekolah. Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan
yang
tangguh
agar
mampu
mengambil
keputusan
dan
inisiatif/prakarsa menuangkan tujuan sekolah dalam stretagi kepemimpinan pengembangan mutu sekolah. Tentunya juga dalam realisasi pembentukan program, kepala sekolah berlandaskan nilai-nilai idealisme yang diterapkan dalam strategi kepemimpinannya dimana tertuang dalam kontruk teori, baik terkait konsep manajemen, kepemimpinan, maupun budaya mutu. Keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan mutu akan ditunjukkan oleh sejauhmana sekolah tersebut memungkinkan dalam mencapai suatu keberhasilan pendidikan.