BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada era globalisasi dan informasi saat ini, entitas bisnis mengalami perubahan dan persaingan yang sangat ketat. Untuk itu, perusahaan dituntut untuk menjaga efektifitas dan efisiensinya sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, perusahaan sangat bergantung terhadap pendistribusian informasi dalam kegiatan setiap harinya agar dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, akurat, relevan dan tepat waktu sehingga keputusan yang tepat dapat diambil sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang ada (Tandean et al., 2012). Aktivitas pengadaan merupakan proses bisnis pemilihan sebuah sumber, pemesanan, dan mendapatkan barang atau jasa. Barang atau jasa bisa diperoleh secara internal maupun ekternal, secara internal ketika barang dihasilkan oleh entitas lain dalam perusahaan. Sedangkan eksternal berhubungan dengan pihak luar yaitu pemasok. Karena melibatkan beberapa fungsi lainnya dan pemasok, maka perusahaan harus memberikan perhatian khusus sehingga tidak terjadi masalah seperti pembengkakan biaya pembayaran, maupun kurangnya persediaan barang. Untuk itu, setiap jenis usaha memerlukan adanya sistem informasi yang baik, tidak terkecuali hotel (Bodnar George, 2003). Hotel adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang jasa untuk mencari keuntungan melalui suatu pelayanan kepada para tamunya yang 1
2
menginap. Dalam bisnis perhotelan ada banyak hal yang dapat ditawarkan kepada tamu, antara lain layanan makan dan minuman (restoran), rooms, dan fasilitas lainnya (Permana Budi, 2013). Berdasarkan hasil wawancara dan survei dengan kepala bagian logistik pada hari sabtu tanggal 27 Desember 2014 pukul 11.30, bisnis dalam hotel Kusuma Agrowisata ini memiliki berbagai fungsi yang terkait di dalamnya. Salah satu fungsi yang penting dalam perhotelan merupakan fungsi logistik atau fungsi pengadaan dan pengeluaran barang. Fungsi ini menyediakan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh fungsi-fungsi lain untuk mendukung kegiatan operasional. Fungsi ini bertugas untuk melakukan pengadaan dan pengeluaran berbagai macam barang atau jasa yang dibutuhkan oleh fungsi lain dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Fungsi pengadaan dan pengeluaran barang ini tentu tidak lepas dari adanya sistem informasi yang menghubungkan antara fungsi ini dengan fungsi yang lainnya maupun dengan pemasok, sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar. Nugroho (2010) menyatakan bahwa sistem wewenang dan prosedur pembukuan masih kurang dikarenakan tidak adaanya kartu hutang, kartu persediaan, dan lain-lain. Sedangkan Septema (2010) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi terhadap Hotel mutiara di Boyolali kurang memadai, dikarenakan kesalahan dalam pencatatan transaksi pembelian sehingga informasi pembayaran tidak akurat, tidak tersedianya informasi saat dibutuhkan dan banyaknya dokumen pendukung yang digunakan untuk membantu dalam pembayaran kepada supllier.
3
Tandean et al. (2012) menunjukkan bahwa kurangnya sistem pengadaan obat-obatan yang ada pada Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Islam di Rumah Sakit Islam Yarsi dan tidak adanya prosedur tertulis yang berlaku dalam pengadaan obat-obatan. Hal ini menyebabkan sistem yang ada belum lengkap menyebabkan terjadinya perangkapan tugas, tidak adanya batas wewenang. Tidak adanya prosedur tertulis untuk ditaati pada Instalasi Farmasi sehingga tidak ada peraturan untuk ditaati dan dikerjakan. Efektifitas sistem dan prosedur pengadaan obatobatan kurang efektif dikarenakan kurangnya kelengkapan dokumen dan catatan yang diperlukan di dalam pengadaan obat-obatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala fungsi logistik pada hari selasa tanggal 28 oktober 2014 pukul 10.30, pada Hotel Kusuma Agrowisata terdapat standar yang digunakan atau sebagai acuan oleh perusahaan yaitu standar operasional prosedur. Tetapi perusahaan masih belum optimal menggunakan sistem yang sudah berjalan dengan alasan fungsi logistik mengalami kendala dan tantangan terhadap sistem yang sudah berjalan. Karena dalam fungsi logistik mempunyai 3 gudang yang berisi bahan olahan atau bahan yang mudah busuk serta peralatan-peralatan yang mendukung operasional perusahaan. Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Sistem Informasi Akuntansi atas Pengadaan dan Pengeluaran Barang pada Hotel Kusuma Agrowisata Kota Batu (Studi Kasus pada Hotel Kusuma Agrowisata di Kota Batu Kabupaten Malang)”. Hotel Kusuma Agrowisata ini merupakan salah satu perusahaan jasa yang mempunyai tujuan umum yaitu meningkatkan pelayanan yang terbaik.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan sistem informasi akuntansi atas pengadaan dan pengeluaran barang pada Hotel Kusuma Agrowisata Kota Batu? C. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang dapat dikemukakan adalah sistem informasi akuntansi yang dilakukan oleh Hotel Kusuma Agrowisata Kota Batu. Khususnya yang berhubungan dengan fungsi-fungsi yang terkait dalam fungsi logistik (pengadaan dan pengeluaran barang) yang bertugas untuk pengadaan bahan olahan dan peralatan pada Kusuma Agrowisata Kota Batu. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan sistem informasi akuntansi atas pengadaan dan pengeluaran barang pada Hotel Kusuma Agrowisata Kota Batu. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaat, diantaranya : a. Dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
dan
pengevaluasian
dalam
penyempurnaan pelaksanaan sistem informasi akuntansi pengadaan dan pengeluaran barang yang sudah ada di Hotel Kusuma Agrowisata.
5
b. Dapat meningkatkan pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi pengadaan dan pengeluaran barang di Hotel Kusuma Agrowisata.